Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM KEGIATAN TIM PEMBINA (TP) USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

A.

Program

Pembinaan

Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan di tiap sekolah dengan pembinaan dari Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS). Sasaran program pembinaan adalah seluruh komunitas sekolah yaitu kepala Sekolah, peserta didik, guru, penjaga kantin, tenaga kebersihan. Dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya peserta didik, TP UKS Propinsi DKI Jakarta merasa perlu melibatkan seluruh lintas sektor dan program terkait. Kegiatan pembinaan yang dilaksanakan di sekolah dilakukan secara berjenjang, mulai tingkat Kecamatan sampai dengan tingkat Provinsi. Keterpaduan pembinaan yang dilakukan secara lintas program dan lintas sektor terkait sangat menentukan dalam kesuksesan Program UKS. Program Kerja TP UKS Propinsi DKI Jakarta tahun 2011 mengacu kepada Trias UKS, yaitu : 1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain dibidang kesehatan, peserta didik juga dibina dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi pembentuan pribadi peserta didik. Adanya proses kenaikan kelas bagi peserta didik maka TP UKS Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun, sehingga seluruh peserta didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan. Pendidikan Kesehatan selain dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler namun juga dilaksanakan dalam kegiatan kurikuler sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 dalam pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Adapun materi yang diajarkan disesuikan dengan tingkat pendidikan peserta didik antara lain sebagai berikut: a) kebersihan diri; b) penyakit menular Potensi Kejadian Luar Biasa (DBD, Flu Burung, Diare); c) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Sekolah; d) Gizi (makanan sehat); e) Kesehatan Reproduksi Remaja; f) Narkoba; g) HIV dan AIDS; h) Penyakit Menular Seksual; i) Program UKS; j) Kantin sehat; k) Kesehatan Lingkungan; l)Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Tujuan dari penyampaian materi selain meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang kesehatan juga untuk menanamkan nilai dan sikap positif terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga dapat mendorong peserta didik dalam melaksanakannya. Materi tersebut juga mengajarkan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip dalam rangka pencegahan penyakit dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Kesehatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui ceramah dan diskusi, lomba antar sekolah (kantin sehat, toilet sehat), bimbingan langsung dalam perilaku hidup bersih dan sehat dan pembentukan peer group counselor. 2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan di sekolah ditekankan pada upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan secara terpadu terhadap peserta didik dan komunitas sekolah pada umumnya dibawah kordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan dan pengawasan puskesmas, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan komunitas

sekolah

secara

optimal.

Untuk melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan maka di bentuk dokter cilik di tingkat SD/MI dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan di sekolah. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan adalah penjaringan kesehatan peserta didik kelas I yang bertujuan untuk mengetahui secara dini masalah kesehatan anak sekolah. Dalam Penjaringan Kesehatan yang periksa antara lain status gizi siswa (BB/TB), kesehatan indra penglihatan (visus). Di dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, diharapkan pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal, namun demikian untuk pelayanan kesehatan yang sifatnya spesifik daerah harus tetap diberikan. Sesuai Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta tahun 2007-2012 bahwa target penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 2011 adalah 70%. Selain penjaringan kesehatan dilakukan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tingkat SD/MI, dengan jadwal sebagai berikut:

Tujuan dari pemberian imunisasi anak sekolah adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus. 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap murid dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui konsep 6 K, yaitu: Keamanan, Keindahan, Kebersihan, Kekeluargaan, Ketertiban dan Kerindangan. Dalam Usaha Kesehatan Sekolah keterlibatan lintas program dan lintas sektor tidak hanya dalam hal penyuluhan namun juga dalam membina seluruh komunitas sekolah dalam penyelenggaraan lingkungan sekolah sehat, antara lain : a. 1. Badan Pengelola Kawasan Lingkungan Dilarang Hidup (BPLHD) Merokok

Untuk mewujudkan generasi muda yang sehat dengan produktifitas kerja yang optimal, maka Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Dalam Perda tersebut diatur juga kawasan dilarang merokok. Pada pasal 13 diatur bahwa Tempat Umum, Tempat Kerja, Tempat Pelayanan Kesehatan, Tempat Proses Belajar Mengajar, Arena Kegiatan Anak, Tempat Ibadah, dan Angkutan Umum adalah Kawasan Dilarang Merokok. Untuk implementasi Peraturan Daerah tersebut maka dikeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 75 tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok, dalam pergub tersebut diatur bahwa tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,tempat ibadah, arena kegiatan anak dan angkutan umum merupakan Kawasan Dilarang Merokok Total. Dalam Pergub tersebut diatur bahwa Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar, wajib melarang kepada peserta didik, mendidik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainya untuk tidak merokok di tempat proses belajar mengajar. 2. Program Adipura

Program Adipura bertujuan untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota dan membangun partisipasi aktif masyarakat melalui penghargaan Adipura untuk mewujudkan kota-kota yang berkelanjutan, baik secara ekologis, sosial, dan ekonomi melalui penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan demi terciptanya lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam program adipura penilaian dilakukan terhadap a) pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau; b) pengendalian pencemaran air dan; c) pengendalian pencemaran udara. Dalam penilaian adipura sekolah merupakan salah satu titik pantau penilaian. 3. Program Adiwiyata

Di dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 tahun 2009 didalam pasal 1 dikatakan bahwa Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Dalam penilaian sekolah Adiwiyata harus memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan, melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif dan memiliki sarana prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan. Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa program sekolah Adiwiyata sangat mendukung tercapainya lingkungan sekolah yang sehat. b. Dinas Kesehatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, salah satu yang merupakan persyaratan kesehatan lingkungan adalah bebas jentik nyamuk. Propinsi DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue. Ada 7 (tujuh) Tatanan dalam penanggulangan DBD yaitu 1) pemukiman; 2) institusi pendidikan; 3) tempat kerja; 4) tempat umum; 5) tempat pengelolaan makanan; 6) sarana olahraga; 7) sarana kesehatan. Dalam rangka pelaksanaan pengendalalian penyakit DBD strategi yang dilakukan adalah self jumantik, jumantik yang merupakan petugas berasal dari masyarakat dan korwil DBD (kordinator wilayah DBD).dalam rangka pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue. Untuk dapat mengimplementasi Perda tersebut di atas telah dikeluarkan pula Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue, dan dalam pasal 4 tercantum bahwa Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus di Institusi Pendidikan dilakukan

oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen dan karyawan dibawah tanggung jawab pimpinan istitusi pendidikan yang bersangkutan. c. Dinas Kebersihan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, masyarakat dan swasta wajib memilah sampah, sedangkan pemerintah wajib mengelola sampah. Pemilahan sampah dilakukan sesuai kebutuhan. Untuk sampah organik selain dapat dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori (LRB), juga dapat diolah menjadi kompos dengan menggunakan alat komposter. d. Dinas Pendidikan

Dalam pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, Dinas Pendidikan melaksanakan pembinaan wawasan wiyatamandala yang merupakan sikap menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Di dalam buku Pedoman Pembinaan Wawasan Wiyatamandala Sekolah Menengah Atas, penataan lingkungan sekolah perlu memperhatikan unsur keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Pendidikan harus melakukan pembinaan dan pengembangan sekolah dalam pemeliharaan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. e. f. g. h. B. Bidang Pengendalian Dinas Dinas Pertamanan Pertanian PMI PKK Program

Untuk mendapatkan umpan balik yang dapat dipergunakan sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan dan pengembangan UKS perlu dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan. Dalam kegiatan monitoring, apabila dijumpai adanya penyimpangan perlu dilakukan pengarahan dan bimbingan agar kegiatan berjalan sebagai mana mestinya. Selain monitoring perlu pula dilakukan evaluasi untuk mendapatkan gambaran dari keberhasilan pelaksanaan program UKS yang dilaksanakan dan sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan pembinaan dan pengelolaan program UKS. C. DATA DASAR (SELURUH SEKOLAH & MURID) PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2011

Sumber : Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai