Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Filtrasi merupakan proses penyaringan atau pemisahan partikel zat padat dari suatu fluida dengan jalan melewatkan fluida tersebut melalui suatu medium penyaring atau septum, dimana partikel padatan akan tertahan. Dalam filtrasi industri, kandungan zat padat dapat mencapai jumlah yang tinggi. Pada kesempatan ini, dalam proses filtrasi skala laboratorium, limbah dari jamu yang sudah kadaluarsa digunakan sebagai bahan baku untuk proses filtrasi. Limbah cair jamu mengandung bahan organik dan bahan cukup berbahaya karena berasal dari tanaman obat. Jika limbah ini berada di lingkungan secara berlebihan akan sangat berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk mengolah limbah tersebut, yang salah satunya dapat dilakukan dengan operasi dan proses filtrasi, sebelum akhirnya dapat dibuang ke lingkungan tanpa mengganggu organisme maupun biomassa khususnya yang berada lingkungan perairan. Adapun ambang batas limbah jamu yang diperbolehkan terbuang ke lingkungan menurut Perda Provinsi Jawa Tengah No.10 Tahun 2004 yaitu pH= 6-9; kadar COD= 150 mg/L; BOD= 75 mg/L; fenol= 0,2 mg/L; dan TSS= 75 mg/L.

1.2 Tujuan Praktikum


Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1.2.1 1.2.2 1.2.3

mempelajari proses filtrasi pada pengolahan air menghitung efisiensi penurunan konsentrasi pada proses filtrasi menentukan hubungan antara laju alir dengan efisiensi kekeruhan pada proses filtrasi

1.2.4

melakukan optimasi laju alir terhadap efisiensi kekeruhan pada proses filtrasi

1.3 Manfaat Praktikum Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 mahasiswa dapat melakukan praktikum filtrasi sehingga mengenal proses tersebut, yang dalam hal ini berada pada skala mikro 1.4.2 mahasiswa dapat menganalisis air hasil pengolahan filtrasi dari praktikum ini, sehingga terampil dalam mengolah hasil produk dan data hasil percobaan

Filtrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Limbah Jamu Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Jamu dibuat dari bahanbahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daun, kulit batang, dan buah. Jamu juga ada yang dibuat dari bagian tubuh hewan seperti empedu dan tangkur. Limbah cair jamu mengandung bahan organik serta kehadiran fenol dan turunannya pada badan air memiliki efek serius terhadap kehidupan mikroorganisme (Kibret et al, 2000; Chung et al, 2003; Kumar et al, 2005). Ambang batas limbah jamu yang diperbolehkan terbuang ke lingkungan menurut Perda Provinsi Jawa Tengah No.10 Tahun 2004 yaitu pH= 6-9; kadar COD= 150 mg/L; BOD= 75 mg/L; fenol= 0,2 mg/L; dan TSS= 75 mg/L. 2.2 Teknologi Filtrasi Filtrasi merupakan suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan umpan (padatan dan cairan) melalui medium penyaring atau filter. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya gaya dorong (driving force) berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau gaya hisap pompa. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya. Operasi filtrasi dengan alat filter media butiran secara luas digunakan untuk memindahkan padatan tersuspensi dari dalam air. Padatan dalam bentuk suspensi adalah faktor utama yang akan memberikan sifat keruh terhadap air. Untuk bentuk dan jenis medium filter atau penyaring pada operasi filtrasi ini dapat bermacam-macam. Penyaringan bahan padatan kasar menggunakan partikel filter berukuran sekitar 5-20 mm, sedangkan padatan yang halus (hyperfiltration) dapat menggunakan penyaring yang lebih halus lagi. Penyaringan untuk padatan yang halus dapat menggunakan kain polyester atau pun pasir silika. Sedangkan bahan untuk

Filtrasi

penyaringan kasar dapat terbuat dari logam tahan karat seperti stainless steel, kawat tembaga, batu kerikil, batu bara, dan karbon aktif. Adapun medium filter dikelompokan menjadi tiga, yaitu: 1. single medium: saringan untuk menyaring air yang mengandung padatan dengan ukuran seragam. 2. dual medium: saringan untuk menyaring air limbah yang didominasi oleh dua ukuran padat. 3. three medium: saringan untuk menyaring air limbah yang mengandung 3 ukuran padatan.

Gambar 1. Medium Filter

Adapun ukuran filter dapat dibagi menjadi: 1. pasir sangat kasar (very coarse sand): 2 1 mm 2. pasir kasar (coarse sand): 1 0,5 mm 3. pasir sedang (medium sand): 0,5 0,25 mm 4. pasir halus (fine sand): 0,25 0,1 mm 5. pasir sangat halus (very fine sand): 0,1 0,05 mm Adapun macam-macam model aliran filter tersaji pada gambar berikut:

Gambar 2. Model Aliran Filter Filtrasi 3

2.3 Tahapan dalam Operasi Filtrasi Operasi media butiran melibatkan 2 tahap yaitu: tahap filtrasi serta tahap pencucian balik. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap Filtrasi (Filtration Process) Terdapat 2 cara untuk melakukan operasi filtrasi media butiran, yaitu: a. Constant Head, merupakan operasi filtrasi dimana permukaan air di atas unggun media butiran (yang digunakan sebagai gaya dorong) selama operasi berlangsung hingga operasi pencucian balik harus dilakukan, dijaga konstan. b. Constant Flow, merupakan operasi filtrasi dimana laju alir umpan masuk unit filter selama operasi berlangsung hingga operasi pencucian balik harus dilakukan, dijaga konstan.

Untuk menjaga agar laju alir umpan atau laju alir filtrasi dapat konstan, maka harus diberikan suatu tambahan gaya dorong secara bertahap yang bertujuan untuk mengimbangi tumbuhnya hilang tekan yang ada selama operasi filtrasi akibat adanya penurunan porositas unggun media filter. Sebaliknya apabila digunakan besar gaya dorong konstan, maka laju filtrasi akan berkurang sebagaimana porositas unggun media filter juga berkurang. Berkaitan dengan kedua pedoman tersebut pada umumnya dalam pengoperasian unit filter media butiran maka operasi filtrasi akan diakhiri apabila padatan tersuspensi telah cukup banyak terakumulasi hingga pada kondisi: 1. penggunaan habis terhadap gaya dorong yang tersedia. 2. laju filtrasi telah menurun hingga di bawah tingkat yang telah ditentukan sebelumnya. 3. unggun media filter telah jenuh sehingga padatan tersuspensi mulai masuk terbawa aliran efluen operasi filtrasi menandakan titik breakthrough telah tercapai. Apabila salah satu kondisi di atas telah tercapai maka unit filter harus dilakukan pencucian balik.

Filtrasi

2. Tahap Pencucian Balik (Back Washing) Tahap pencucian balik bertujuan untuk membersihkan padatan tersuspensi yang telah terakumulasi pada media butiran. Pada umumnya dilakukan dengan mengalirkan air bersih dengan arah ke atas dengan laju alir tertentu sehingga media filter akan berada dalam kondisi terfluidisasi atau terekspansi minimal sebesar 50 %. Tahap pencucian balik ini diakhiri apabila efluen dari operasi pencucian balik ini telah jernih atau telah mencapai nilai kekeruhan pada tingkat yang telah ditentukan. Dengan demikian media filter akan menjadi bersih dan siap untuk dioperasikan kembali.

2.4 Mekanisme Filtrasi Pada tahap filtrasi, air umpan dialirkan melewati unggun media filter dengan laju alir pengumpanan tertentu sesuai dengan jenis operasi filtrasinya. Dengan adanya media butiran maka akan terjadi pemindahan padatan tersusensi yang terkandung dalam air umpan, di mana secara garis besar mekanisme pemindahan tersebut melibatkan proses sebagai berikut: Straining Padatan tersuspensi yang berukuran lebih besar dari pori-pori media filter akan tertahan secara mekanik, sedang padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dari media filter akan masuk dan terperangkap lebih jauh dalam pori-pori media filter. Sedimentasi Di sini padatan tersuspensi mengendap di atas media filter dalam unggun filter. Dalam alirannya sering terjadi penggabungan antar padatan tersuspensinya untuk membentuk partikel yang lebih besar sebelum terjadi pemindahan melalui mekanisme tersebut di atas. Penahanan padatan tersuspensi melalui sekali kontak dapat dikategorikan sebagai gaya elektrokimia, gaya Van Der Waals, dan adsorpsi fisis. Dengan melakukan pengkondisian awal secara kimia terhadap air sebelum diumpankan pada unit filter, maka padatan berukuran kecil hingga ukuran submikron akan dapat melalui operasi filtrasi media butiran. Mekanisme pemindahan padatan tersuspensi pada unggun filter dimulai dari bagian atas dari filter.

Filtrasi

Sebagaimana pori media filter terbuka maka akan terisi dengan padatan tersuspensi yang terfilter dan padatan akan terbawa lebih jauh masuk ke dalam unggun media filter. Apabila kapasitas unggun telah penuh dan menjadi jenuh maka filter harus segera dicuci.

2.5 Efisiensi Proses Filtrasi Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktorfaktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi, efisiensinya, 1. Debit Filtrasi Harus diperhatikan kecepatan aliran bahan baku. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan partikelpartikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos dari medium filter. 2. Konsentrasi Kekeruhan Konsentrasi kekeruhan yang terlampau tinggi akan merusak medium filter, sehingga harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, misalnya dilakukan proses koagulasi flokulasi dan ataupun sedimentasi. 3. Temperatur Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan densitas, viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perubahan drastis. 4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material Tebal atau tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. 5. Tinggi Muka Air di Atas Media dan Kehilangan Tekanan Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat, terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor. dan sebagainya. Faktorfaktor tersebut diantaranya:

Filtrasi

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan

Gambar 3. Alat Filtrasi yang ada di Laboratorium PLI

Adapun peralatan yang digunakan: 1. satu unit alat filtrasi lengkap dengan filter pasir silika 2. turbidimeter 3. TDS meter 4. pH meter

Adapun bahan yang digunakan: 1. limbah jamu kadaluarsa 10 liter 2. medium filter (pasir silika) 3. flokulant 4. bentonit

Filtrasi

3.2 Flowchart Percobaan

Air baku pada tangki penampung air

Ukur nilai kekeruhan (NTU) awal

Alirkan ke unit filtrasi (*)

Atur nilai laju alir efluen dan hitung waktu cairan melalui filter sampai keluar unit filtrasi

Air hasil proses filtrasi

Ukur volume filtrat dan nilai kekeruhan (NTU) akhir

Membuat hubungan kurva laju alir dengan efisiensi kekeruhan

Menentukan konsentrasi dan volume breaktrough secara grafik

Menghitung kapasitas media filter

Keterangan: (*) Melakukan percobaan dengan variasi laju alir efluen yang berbeda.

Filtrasi

DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto. 1987. Dasar dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.

Filtrasi

Anda mungkin juga menyukai