Anda di halaman 1dari 3

STANDART OPRASIONAL PROSEDUR FISIOTERAPI DADA

Pengertian Suatu tindakan pengeluaran secret agar tidak terjadi penumpukan secret yang mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas dan komplikasi penyakit pernafasan Tujuan 1. Mempertahankan ventilasi yang adequate 2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan kelacaran pernapasan 3. Mencegah kolaps dari paru-paru yang di sebabkan tersumbatnya secret yang tidak dapat keluar 1. Pasien tidak sadar 2. Pasien yang banyak ronkinya 3. Semua pasien yang terpasang ETT Persiapan alat : 1. Handuk/popok untuk mengalas 2. Perkusor dengan ukuran yang tepat 3. Stetoskope 4. Oksigen siap pakai 5. Seperangkat alat suction 6. Kanul kateter 7. Com berisi air 8. Tisu 9. Bengkok 10. Sarung tangan sesuai ukuran 11. Pinsat anatomi. 12. Nebulezer 13. NS 14. Pentolin 15. Disposibel spuit 3 cc Persiapan pasien: 1. Memberitahu kepada keluarga pasien, tindakan yang akan di lakukan 2. Mengatur lingkungan 3. Mengatur pasien Pelaksanaan pasien: Memberi nebulzer yang sudah terisi NS / pentolin dengan dosis 0,1mm/kg BB atau bila anak dengan berat badan lebih dari 25 Kg maka di beri 1 ampul. Cara pengeceran pentolin A A (1:1)

Indikasi

Prosedur

A. Melakukan perkusi/penepukan : 1. Petugas cuci tangan 2. Memasang sarung tangan 3. Memberi nebulzer yang sudah terisi NS/ pentolin dengan dosis 0,1mm/ kg BB atau bila anak dengan berat badan lebih dari 25 kg maka diberi 1 ampul. 4. Menutup daerah dada atau punggung penderita dengan kain popok yang tipis/ handuk bila pasien besar untuk melindungi kulit 5. Melakukan tepukan dada pada dinding thorak penderita dengan berirama menggunakan telapak tangan yang dicembungkan atau menggunakan perkusor dengan ukuran yang tepat, harus ditepuk selama 1-2 menit tiap lobusnya. 6. Melakukan tepukan tanpa menyebabkan rasa sakit bagi pasien 7. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien bila pasien kelihatan sianosis/ sesak napas dan tepukan dihentikan. B. Melakukan Vibrasi ( memberi suatu getaran ) 1. Melakukan vibrasi pada setiap daerah selama 1-2 menit . 2. Menyuruh anak untuk bernapas panjang dan petugas melakukan vibrasi pada waktu fase ekhalasi. 3. Melakukan vibrasi / memberi getaran dengan tangan dilakukan 6-7 kali pada setiap daerah. C. Melakukan pengisapan ( suction ) 1. Memilih kanul kateter penghisap yang tepat serta mengatur tekanan dan menghubungkan kateter penghisap kepipa penghubung suction. 2. Masukan kanul kateter dalam keadaan terbuka kedalam orofaring sampai belakang lidah dan tutup lubang kateter dengan ibu jari, dengan lembut tangan memutar kanul katheter ketika menarik waktunya tidak lebih dari 10 detik setiap kalinya, bersihkan kanul kateter dengan tisu lalu kanul kateter dibilas dengan air bersih. 3. Mengulang kegiatan tersebut 2 3 kali sampai saluran pernapasan bersih. 4. Memasukan kanul kateter dalam keadaan terbuka melalui lobang hidung sampai nosoparing lalu tutup lubang kanul kateter dengan ibu jari dengan lembut tangan memutar kanul kateter ketika menarik waktunya tidak boleh lebih dari 10 detik setiap kalinya bersihkan kanul kateter dengan tisu lalu kanul kateter dibilas dengan air bersih. 5. Mengulangi kegiatan tersebut 2 3 kali sampai saluran pernapasan bersih. 6. Merapikan pasien dan mengembalikan ketempatnya 7. Mengembaikan alat-alat ketempat semula 8. Melepas sarung tangan 9. Cuci tangan dengan tujuh langkah 10. Mencatat jumlah cairan yang keluar, warna dan bau serta keadaan pasien pada saat dilakukan prosedur f isioterapi dada kedalam buku catatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai