Anda di halaman 1dari 8

Belajar Yang Nyata dari IQ, EQ dan SQ SQ?

Kita baru saja bisa mengontrol EQ, dan sekarang ilmuwan memberikan SQ kepada kita. SQ dibuat untuk kecerdasan spiritual- kemampuan kreatif dan pengetahuan secara penuh. Alat baru untuk mengukur kemampuan otak pada bakat ini merupakan cara yang cukup berbeda daripada IQ dan EQ. Bisakah kita belajar SQ? Tentu saja! Tapi proses manajemen dan pendidikan kebanyakan terikat pada pemikiran IQ, sedikit EQ dan biasanya dengan aktif mengecilkan pemikiran SQ. Untuk mendapatkan tempat kerja yang paling produktif kita harus menghidupkan pemikiran IQ, EQ dan SQ. Tapi pertama lihat cara berfikir yang berbeda tersebut. Dengan kemampuan IQ, neuron di otak berbaris dalam rangkaian, seperti lampu Natal. Kita dapat berulangkali melakukan sesuatu yang logis seperti mengalikan angka yang besar bersamaan, demikian juga akun, menganalisa data atau mengerjakan program penelitian. Kita belajar merangkai sehingga mendapatkan yang logis, rasional, berharga dan mengetahui bahwa kita tahu. Hal besar tentang IQ yaitu bahwa IQ dapat diukur. Jadi kita dapat memenuhi kualifikasi universitas dengan bukti- IQ atau mengeluarkan prosedur organisasi yang cenderung memberikan hasil yang benar. Seperti contoh proses mengidentifikasi dan membenarkan penunjukan orang yang tepat atau keputusan banker pada investasi yang tepat dibentuk oleh kemampuan IQ. Sayangnya beresiko terlalu bersandar pada kemampuan IQ. IQ dibatasi oleh proses, melumpuhkan kreativitass dan inovasi, tidak ada memperhitungkan pengalaman pembuat keputusan, mengurangi motivasi hakiki, lambat, birokratis, tidak ada strategi dan mengurangi kepercayaan diri pegawai untuk menggunakan pendapat dan perasaan mereka untuk mengambil keputusan. Penelitian terkenal oleh Agor pada 1980 mengatakan bahwa CEO perusahaan yang bersaing bagaiman mereka memperoleh itu sangat buruk. Kebanyakan responden yang mengetahui keputusan mereka salah, tapi mereka harus menerima dengan analisa rasional daripada mengeluarkan pendapat mereka. Kita belajar skill seperti mengendarai sepeda. Kita juga menambah pengalaman dengan sedikit sadar akan pandangan emosi saat melewati wajah orang. EQ adalah bagaimana kita memperoleh keahlian, memahami diri kita sendiri dan mendengarkan orang lain. Beberapa usaha untuk mengukur kualitas ini diusulkan bahwa kemampuan EQ empat kali lebih penting daripada kemampuan IQ pada usia 40 untuk mencapai kesksesan dalam hidup. Master catur dan pemain catur biasa berpasangan dan bermain catur sampai selesai. Tidak mengejutkan jika Pemain yang sudah master menang dengan mudah. Tapi ketika pemain memberikan papan yang berbeda, kedua pemain sama-sama berjuang dengan hasil yang belum pasti. Pada situasi ini keduanyaharus menggunakan kemampuan logika IQ untuk mendapat solusi. Dengan permainan yang familiar pemain Master, yang telah sering bermain yang sama bisa menggunakan keahlian EQ pada pengalaman terdahulu sedangkan pemain baru menggunakan kemampuan IQ mereka.

Kita mengembangkan EQ dengan pengalaman yang banyak. Keterbatasan EQ yaitu dibatasi oleh pengalaman. SQ yaitu untuk mengatasi keterbatasan ini. Hal ini bisa dicapai ketika sel-sel otak bergerak bersama pada frekuensi yang lambat misalnya ketika kita akan tidur, bangun, merenung, meditasi, berpikir ringan di shower, atau joging. Ide ini kemudian disambungkan dengan reaksi 40 Hz di otak. Seumpama berkomunikasi dengan radio gelombang pendek. Pemikiran di bagian berbeda dari otak dapat berhubungaan bersama dan membentuk satu ide baru dengan lengkap. Dengan demikian kita bisa kreatif. Otak menyimpan milyaran ide, sebagaiman kemampuan IQ dan EQ telah dibentuk- kebanyakan terbentuk dengan tidak sadar. Kapasitas otak membuat pengertian dari semua data dengan kemampuan EQ melebihi komputer paling canggih. Tantangannya adalah EQ dan SQ susah untuk diukur sehingga lebih sedikit direspek dibanding IQ. Pepatah lama mengatakan kamu mendapatkan yang kamu ukur adalah hidup dan baik di organisasi dan pendidikan. Kita telah menjual ide pengaturan yang baik bersandar pada output yang terukur. Hal ini benar, tapi tidak berarti kita harus mengukur segalanya, tidak juga hasil yang paling mudah untuk diukur. Kita juga tidak meyakini bahwa ukuran hanya merupakan hasil yang dapat dicatat di kertas. Sebuah pengamatan dari seorang atasan atau rekan kerja mempunyai pengaruh yang sama sebagi ukuran yang formal. Di dunia pendidikan, kita memperlengkapi tanda untuk pertunjukan, meminta pada pengukuran hasil yang jelas untuk memastikan konsistensi, bagaimana menilai wawasan? Kreativitas? Pemecahan masalah? Kepemimpinan? Keahlian interpersonal? Kecuali jika kita menemukan cara untuk menilai, nilai dan gambaran kualitas ini akan diliputi oleh kemampuan IQ. Selama beberapa tahun saya telah mengajar sekitar 11.000 siswa hampir 2000 bersekolah di Asia. Siswa Asia ini sangat pintar dengan kemampuan IQ yang berdasar pada buku dan ujian. Api banyak berjuang dengan kemampuan EQ dan SQ. Membuat tugas supaya proye terealisasi, memimpin tim, solusi umum kreatif, atau menunjukkan opini mereka kalah. Banyak sekolah Asia memiliki standard ukuran dari umur muda. Untungnya sekolah New Zealand memimpin dunia dalam mengajari IQ, EQ, dam SQ sampai mencapai umur 15. Sayang sekali, universitas kita yang berkecukupan di dunia, kebanyakan fokus pada pengukuran kemampuan IQ. Tren di pelatihan bisnis adalah meminta hasil belajar yang jelas. Alasnya adalah bahwa manajer HR ingin memastikan bahwa mereka mengambil karyawan yang berguna. Tapi ini adalah asumsi yang salah bahwa mempercepat pengetahuan adalah dengan mempercepat belajar. Faktanya saya telah lama meratap siswa datang ke universitas dengan dua kakinya, kami memberikan mereka penopang berjalan pincang. Tantangan besar saya dengan siswa adalah

menyalakan kembali kepercayadirian mereka untuk berfikir dan berbuat tanpa mengalah dengan keinginan mereka untuk mengetahui segala sesuatunya dulu. Inilah peran pelatihan, tidak peran pengajaran. Seperti sebuah benih, siswa siap memiliki semua potensi dalam diri mereka. Ketika mereka membutuhkan pengetahuan mereka dapat dengan mudah mengaksesnya dengan beberapa kata kunci di Google. Tugaas saya adalah membantu mereka melihat dan meyakini mimpi mereka. Program teknik neuro linguistik penting untuk mencapai kesuksesan, membangun kepercayaan diri dari pengalaman terdahulu, dan belajar bahas untuk memotivasi daripada merusak mimpi. Pendekatan action tercapai melalui pengaturan deadline yang tetap, pengharapan yang tinggi dan pengar Uh yang tinggi. Menariknya kita lebih suka belajar dan melakukan masukan dari yang sebaya daripada ahli. Psikologi positif, cabang baru dari psikologi menunjukkan bahwa manusia belajar banyak ketika mereka mengaplikasikan kekuatan tanda tangan mereka lebih sering dengan cara yang paling banyak. Kekurangannya kemungkinan besar memperbaiki dengan fokus pada kekuatan orang, bukan pada kelemahannya. Kekuatan dari gambaran kualitas orang kembali kepada mereka tidak terkira. Pelatih hebat menemukan cara kekuatan partner dengan menantang dengan berhadapan muka. Kemudian mereka mendorong pelajar untuk meyakini SQ mereka. Kekuatan untuk membuat keputusan, kreatif, berbuat berdasar intuisi dan memperkenankan latihan. Ini juga membantu mengetahui bhawa SQ bukan gangguan untu menunjukkan pemikiran yang benar tetapi proses yang kuat untuk memimpin perubahan. Ringkasan IQ, EQ dan SQ Kualitas Evaluasi, memadukan, pendapat, kreativitas, pemecahan masalah, perasaan, terobosan, inspirasi, visi, komitmen, kegembiraan, kepercayaandiri, keseangan, aliran Kerja tim, kepemimpinan, kesadaran, action, relasi, emosi, fisik, optimis, skill, pengalaman Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, perencanaan Kecerdasan SQ Tantangan Ukuran Tida teliti, sukar diukur, banya jawaban benar, berbagai kemungkinan, banyak jalan, ketidakpastian, standar tdak knsisten Ukurn tantangan berkurang EQ Berharga, terukur, jawaban benar, peraturan dalam. Tahu bahwa kamu tahu, standar konsiste.

IQ

Mutu yang Baik dalam Dunia Pendidikan : Peran IQ, EQ dan SQ Abstrak : semua pendekatan baru pada disiplin yang berbeda termasuk dunia pendidikan bukan bidang yang tetap dan keahlian komunikasi dari pendidikan memainkan peran yang penting pada proses non-statis. Hal ini memembuat suatu fakta bahwa baik pendidik dan siswa harus membenahi diri mereka sendiri dalam mencari mutu yang baik dalam pendidikan. Dengan kata lain, menjadi seorang jagoan dalam komunikasi adalah tanggung jawab bersama dari dua bagian karena komunikasi efektif memerlukan transaksi bersama. Walaupun kelihatannya tnggun jawab kedua belah pihak, memperagakan peran pendidik kelihatan lebih penting sepanjang proses pendidikan. Dari pandangan ini, pencapaian mutu yang baik dalam proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan keefektifan pendidik dalam menggabungkan kemampuan analisa, emosi dan spiritual mereka. Kemampuan pendidik dalam memperhatikan sangat penting jika siswa dipandu dalam cara tepat terbaik. Paper ini membahas tentang mencari mutu yang baik dalam perkembangan keahlian komunikasi dari pendidik. Penulis ingin mendiskusikan keseluruhan IQ, EQ dan SQ dari pandangan komunikasi bertujuan membatasi peran sigifikan yang dilakuan untuk meningkatkan keahlian komunikasi pendidik. PENDAHULUAN Tujuan utama dari sistem pendidikan adalah untuk mengadaptasi siswa untuk hidup sebagai individual yang memiliki kualitas analisa, emosi dan spiritual dan membantu mereka memperoleh pandangan menghadapi dunia dengan kepercayadirian yang lebih tinggi dan kesadarn yang lebih tinggi. Banyak pendidik, ilmuwan dan peneliti menyampaikan dan menerima fakta bahwa karakteristik pokok yang dibutuhkan agar sukses dalam hidup adalh multidimensional. Mengenai ini, peran pendidikan tidak bisa diremehkan dalam mempersiapkan siswa untuk hidup sewajarnya dan mengizinkan mereka untuk menjadi individu yang bahagia dan puas dengan integritas pribadi. Tujuan pokok dari pendidikan adalah untuk mendidik individu untuk dunia, sosial dan lingkungan dimana dia tinggal dan untuk memberikan dia energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dunia. Untuk mencapai semua hal yang telah disebutkan di atas, hal yang sangat penting bagi para pendidik yang harus menyediakan latar belakang yang dibtuhkan untuk siswa mereka, untuk menggabungkan IQ, EQ dan SQ mereka untuk menciptakan sinergi dalam dan membuka sebuah peran yang kuat. Dalam proses pendidikan dari pern pengetahuan dan pengalaman dari guru, komunikasi adalah sebuah komponen sine qua non. Sesungguhnya, komunikasi kelihatannya menjadi satu elemen pokok dalam pendidikan. Dengan membangun komunikasi yang efektif yang menghubungkan guru dan siswa, keahlian berikut dapat dicapai: Menemukan cara yang paling rasional menggunakan IQ Mengetahui sikap yang paling cocok menggunakan EQ Mengetahui penyebab utama dan perhatian utama dan sikap manusiawi menggunakan SQ.

Komunikasi Edukasional
Untuk mencapai tujuan pendidikan, di satu sisi, merencanakan aktivitas dengan efektif, di sisi lain koordinasi efektif seperti harmoni orkestra. Pendidikan digambarkan sebagai proses yang bertujuan pada pengembangan siswa dan termasuk merencanakan aktivitas untuk memulai, menyelesaikan, mempelajari dan pelaksana proses ini adalah guru. Sebenarnya, memenuhi tujuan pendidikan bergantung pada keefektifan dari proses mengajar dan sorotan ini peran dari proses guru seluruhnya karena keefektifan bergantung pada sikap mereka dan gaya komunikasi di lingkungan pendidikan. Dunia pendidikan pada umumnya, diuraikan untuk memperoleh pengetahuan, keahlian dan pemahaman dalam ha untuk ambil bagian dalam sosial dan sebagai pengembangan kepribadian. Komunikasi pada dasarnya menjelaskan proses berbagi ide dan perasaan menggunakan simbol. Dari pandangan luas, komunikasi adalah untuk mengirimkan dan menerima ide dan opini via lisan, tertulis atau alat visual atau kombinasi dari semuanya untuk menciptakan saling pengertian satu sama lain. ( Sillars 1995:47). Tujuan utama dari komunikasi yaitu untuk menciptakan atmosfir saling menanggapi dari sumber dan penerima melaluii pesan sharing bersama tentang pendapat mereka, sikap dan kelakuan secara serempak. Dengan anggapan defenisi dari pendidikan dan komunikasi dapat didefenisikan sebagai proses menanggapi dimana pendidik dan siswa menciptakan sebuah iklim komunikasi bersama yang berubah dari momen ke momen sebagai percakapan berkembang dan pemikiran, sikap dan kelakuan dari kedua pihak mempengaruhi yang lainnya di lain cara. Melalui komunikasi edukasional yang respek ini, siswa bisa menyediakan pengalaman, informasi dan kebaikan yang mereka perlukan di tahap berbeda dari masa hidup mereka untuk berhasil memahami dalam interaksi sosial. Di pihak pendidik, bagaimanaun hasil dari komuniksai mungkin berbeda; kemungkinan gaya komunikasi perlu diasah kembali atau ditinjau ulang untuk membuat suatu atmosper edukasional yang memuaskan, kebutuhan dan keperluan analisa siswa mereka menjadi suatu model untuk keahlian komunikasi pribadi siswa mereka. Umumnya semua hasil yang harmonis dari komunikasi edukasional akan memimpin siswa dan pendidik untuk hidup lebih berhasil dan kehidupan yang mandiri. Ada ketidakpastian atau ketidaksinambungan antara pendidik dan siswa memutuskan keberhasilan dan efisiensi seperti mempelajari lingkungan. Hubungan antara pendidik dan siswa dan kualitas dari hubungan ini memiliki pengaruh langsung terhadap prestasi akademik dan perilaku siswa. Untuk mengembangkan skil komunikasi di seluruh proses pendidikan, pedidik seharusnya menanyakan pertanyaan berikut pada dirinya sendiri (Ergin 1998;227): Apa yang saya harapkan setelah mengirim pesan saya? Apa yang akan saya kerjakan untuk memberi pengaruh ke lingkungan? Apa yang saya harapkan dari siswa untuk mempercayai, mengatakan dan lakukan dari hasil komunikasi saya? Di bagian psikologi, pengaruh apa yang akan saya ciptakan dan reaksi apa yang saya ingin terima dari siswa saya?

Sesuai pertanyaan di atas, seharusnya menjadi konsep awal dari komunikasi kecerdasan edukasional dan kemudian menghandel pandangan pokok dari IQ, EQ SQ dan menyelidiki bagaimana menggabungkan kemampuan ini ke dunia pendidikan.

Kecerdasan seperti komunikasi telah menjadi salah satu area yang menarik karna selalu memiliki cara yang sulit untuk belajar tentang individual manusia. Karena tugas penting dalam beajar dan mengajar, banyak penelitian teah mencobaa mengartikan kecersasan dari pandangan berbeda. Sebelum mencapai persetujuan umum defenisi dari kecerdasan banyak defenisi diajukan dan ada dua defenisi yang diterima secara umum. Defenisi yang pertama datang dari kecerdasan; diketahui dan tidak diketahui sebuah laporan dari penelitian yang dibaut oleh Asosiasi Psikologi Amerika (Stemberg 1997: 1030-1037); Individual berbeda dari yang lain dalam kemampuan mereka untuk memahami ide kompleks, untuk beradaptasi dengan lingkungan, untuk belajar dari pengalaman, menggunakan alasan, mengatasi halangan dengan pikiran. Walaupun perbedaan ini banyak, mereka tidak pernah konsisten seluruhnya: kecerdasan yang ditunjukkan seseorang akan berubah pada saat yang berbeda, pada tempat yang berbeda, seperti dihakimi kriteria yang berbeda. Konsep kecerdasan adalah mencoba menjelaskan dan mengatur kumpulan permasalahan yang kompleks. Defenisi kedua dari kecerdasan dari Mainstrean Science Intelligence, yang ditandai dengan 52 penelitian kecerdasan pada 1994 ( Gottfredson 1997:13-23): Kemampuan mental pada umumnya, diantara hal lai, termasuk kemampuan memberikan alasan, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir dgn singkat, pemahaman pendapat kompleks, belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman. Tidak melulu buku pelajaran, terbatas keahlian akademik, atau uji kepintaran. Tetapi menggambarkan kemampuan yang lebih luas dan lebih dalam untuk memahami lingkungan kita- menangkap, memberi pengertian tentang sesuatu memperhitungkan apa yang akan dilakukan.

Dua pengertian umum kecerdasan yang diterima fokus pada satu persoalan utama dan itu adalah pentingnya memberikan ke interaksi manusia yang efektif tergantung pada kemampuan komunikasi. Mengenai proses edukasi, pendidik yang berperan sebagai pengendara dalam sistem pendidikan harus memperhaikan variasi level kecerdasan di dalam kelas. Memperhatikan sumbangan kecerdasan untuk mengembangkan pemahaman umum antara pendidik dan siswa. Karena melalui proses komunikasi edukasi tingkat kecerdasan dari kedua pihak bertambah dengan pengalamn berbagi bersama. Hal ini juga memainkan peran kunci dalam menanggulangi berbagai masalah dalam pribadi berbeda. Karena proses transaksi tingkatan kecerdasan dari bagian komunikasi bisa memuaskan kedua pihak dan menyumbangkan pemahaman yang berguna dalam komunikasi edukasional.

Jenis Kecerdasan Karena defensi kecerdasan menekankan pentingnya hubungan manusia, dan berbagai pengaruhnya pada proses belajar kehidupan, hal ini menempatkan berbagai jenis kecerdasan pada inti studi kecerdasan. Pada awal abad ke 20, sebagai penemu psikologi dan pengukuran kecerdasan, defenisi Aristotele dari manusia sebagai hewan rasional; berkembang kepada obsesi dengan kecerdasan hasil bagi IQ.

Pertengahan 1990, Daniel Goleman mempopulerkan penelitian kecerdasan emosi (EQ), menunjukkan bahwa EQ adalah syarat dasar untuk dengan tepat menggunakan IQ. Mendekati akhir abad keduapuluh, ada cukup bukti dari sikologi, neurologi, antropologi dan teori ilmiah yang menunjukkan bahwa ada Q ketiga yang disebut kecerdasan emosi atau SQ. Kecerdasan Pikiran (IQ) : kecerdasan pikiran pada umumnya dikenal sebagai IQ adalah

Bagaimana Pendidik Menggunakan IQ EQ dan SQ di seluruh Proses Komunikasi Pendidikan.

Percaya atau tidak ada korelasi kuat antara prestasi akademik dari siswa dan keperluan psikologi mereka. Jika hal itu untuk menghasilkan kualitas pendidikan, terlepas dari banyak faktor lain, pendidik harus menemukan cara yang cocok untuk enyelesaikan masalah siswa mereka sebanyak mungkin. Dan untuk mencapai hal ini, pendidik harus dilatih selayaknya di kelas, komunikasi pengajaran dan psikologi karena pendidikan juga berarti berbagi cinta dan pengetahuan dari individu ke keluarga dan kemudian keseluruhan manusia. Tujuan utamanya adalah untuk melatih mencintai, menghargai, bertanggung jawab, berhasil, percaya diri, budi pekerti, tegas dsb. Kelihatannya, tujuan utama pendidikan juga tujuan kesehatan psikologi.

Anda mungkin juga menyukai