Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bagi suatu negara modern, keberadaan konstitusi mutlak diperlukan untuk membatasi wewenang penguasa untuk menjamin hak rakyat, mengatur jalannya pemerintahan, mengatur organisasi negara, merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama Negara. Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat. Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Undang-Undang Dasar adalah merupakan bagian tertulis dari konstitusi, sedangkan konstitusi memuat baik hukum dasar yang tertulis maupun tidak tertulis. Membicarakan masalah hukum konstitusi artinya membahas dua variabel, apa itu hukum? Dan apa yang dimaksud dengan konstitusi? Keduanya terkait erat dengan persoalan negara dan karena itu untuk memahami pengertian hukum konstitusi haruslah dipahami terlebih dahulu tentang negara itu sendiri.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas penulis adalah sebagai berikut 1. Apakah fungsi negara sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya; 2. Bagaimana hubungan antara negara dengan konstitusi; 3. Bagaimana pemahaman masyarakat mengenai pelaksanaan UndangUndang Dasar 1945 sebagai konstitusi.
1.3
Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mendeskripsikan hubungan dasar negara dengan konstitusi. 2. Untuk menganalisis substansi konstitusi negara. 3. Untuk menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Agar dapat menunjukkan sikap positif terhadap konstitusi negara.
2.1
Negara 2.1.1 Pengertian Negara Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Adapun menurut pendapat para ahli pengertian negara sebagai berikut: 1. George Gelinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berkediaman dalam wilayah tertentu. 2. Kranenburg : negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsa sendiri 3. Roger F Soultau : negara adalah alat (agency) atau wewenang atau authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama nasyarakat; 4. Carl Schmitt : negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.
2.1.2
Asal Mula Terjadinya Negara Terjadinya negara terbagi atas : 1. Terjadinya Negara secara Primer terdiri dari : a) Suku / persekutuan masyarakat b) Kerajaan
c) Negara Nasional
d) Negara Demokrasi 2. Terjadinya Negara secara Sekunder, terdiri dari : a) Secara de jure adanya pengakuan dari negara lain b) Secara de facto adanya kenyataan yang timbul dalam suatu negara 3. Terjadinya negara berdasarkan fakta.
Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah, yaitu berdasarkan kenyataan yang benar-benar terjadi yang diungkap dalam sejarah, adalah sebagai berikut : 1) Occupatie (pendudukan) 2) Fusi (Peleburan) 3) Accesie (Penaikan) 4) Anexatie (Pencaplokan / Penguasaan) 5) Proclamation (Proklamasi) 6) Innovation (Pembentukan baru) 7) Separatisme (Pemisahan)
Asal mulanya terjadi negara dapat juga dilihat berdasarkan pendekatan teoritis, antara lain : 1) Teori Ketuhanan, negara terjadi atas kehendak Tuhan, nampak pada UUD nya atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, penganutnya adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller,
Kranenburg dan Thomas Aquinas. 2) Teori Perjanjian Masyarakat, negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat yang mengikat diri untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungai dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Penganutnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rousseau dan Montesquieu 3) Teori Kekuasaan, negara terjadi karena adanya kekuasaan yang paling kuat. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
4) Teori Hukum Alam, negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini adalah Plati, Aristoteles, Agustinus dan Thomas Aquino.
2.1.3
Sifat-Sifat Negara Menurut Prof. Miriam Budiardjo, sifat hakekan negara mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Sifat memaksa Semua peraturan perundangan yang berlaku diharapkan aKan ditaati sehingga kemanan dan ketertiban negara pun tercapai b. Sifat monopoli Negara berhak menentukan tujuan bersama masyarakat, menentukan mana yang boleh dan tidak boleh mana yang baik dan bertentangan dengan tujuan negara dan masyarakat. c. Sifat mencakup semua Segala peraturan perundangan yang berlaku adalah untuk semua orang, semua warga negara, tanpa kecuali
2.1.4
Unsur Terbentuknya Negara Ada beberapa elemen atau unsur utama yang membentuk pengertian negara, antara lain : a. Rakyat Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan
(sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara.
b. Wilayah (teritorial) Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batasbatas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir deetre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari wilayah suatu negara.
pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam dalam wilayah negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara menjadi 4 bahkan 5 yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan, UUD (Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto maupun de jure).
2.1.5
Tujuan dan Fungsi Negara Rumusan tujuan sangat penting bagi suatu negara yaitu sebagai pedoman : 1. Penyusunan negara dan pengendalian alat perlengkapan negara. 2. Pengatur kehidupan rakyatnya. 3. Pengarah segala aktivitasaktivitas negara. Setiap negara pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan UndangUndang Dasarnya. Tujuan masingmasing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial, kondisi geografis, sejarah pembentukannya serta pengaruh politik dari penguasa negara. Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut : 1. Memperluas kekuasaan semata 2. Menyelenggarakan ketertiban umum 3. Mencapai kesejahteraan umum Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokanbentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. 3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan. 4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.
Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Fungsi negara dapat juga diartikan sebagai tugas organisasi negara. Secara umum tugas negara meliputi : 1. Tugas Essensial adalah mempertahankan negara sebagai
organisasi politik yang berdaulat, meliputi : (a). Tugas internal negara yaitu memelihara ketertiban, ketentraman, keamanan, perdamaian dalam negara serta melindungi hak setiap orang; dan (b). Tugas eksternal yaitu mempertahankan
kemerdekaan/kedaulatan negara. 2. Tugas Fakultatif adalah menyelenggarakan dan memperbesar kesejahteraan umum. Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan negara : 1. Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia. 2. Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin. 3. John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu secara alamiah atau menjamin hakhak dasar setiap individu. 4. Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat dapat memenuhi keinginannya secara maximal. 5. Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman, tentram dan bahagia. 2.2 Konstitusi 2.2.1 Pengertian Konstitusi Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu constituer (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.
2.2.2
Sifat dan Kedudukan Konstitusi 1. Formil dan materiil; Formil berarti tertulis. Materiil dilihat dari segi isinya berisikan hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. (sama dengan konstitusi dalam arti relatif). 2. Flexibel dan rigid, Rigid berarti kaku sulit untuk mengadakan perubahan sebagaimana disebutkan oleh KC Wheare. Menurut James Bryce, ciri flexibel a. Elastis. b. Diumumkan dan diubah sama dengan undang-undang. 3. Tertulis dan tidak tertulis
2.2.3
Macam-macam Konstitusi Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa hampir semua negara memiliki konstitusi. Apabila dibandingkan anata satunegara dengan negara lain akan nampak perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya. Dalam buku K.C. Wheare Modern Constitution (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut: a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution and unwritten constitution);
10
b.
Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution) Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain: 1) 2) Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain: 1) Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang; 2) Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
c.
Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme constitution) Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan
perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan seperti yang pertama.
d.
Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution) Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.
e.
Konstitusi
Pemerintahan
Presidensial
dan
pemerintahan
11
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciriciri antara lain: - Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan - Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih - Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan pemilihan umum Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) : - Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen - Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen - Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan umum. Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut Konstitusi sistem pemerintahan parlementer. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945 tidak termasuk ke dalam kedua konstitusi di atas. Hal ini karena di dalam UUD 1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga terdapat ciri konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah sistem campuran.
2.2.4
Fungsi dan Tujuan Konstitusi 1. menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu fungsi konstitusionalisme; 2. memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah; 3. sebagai instrumnen untuk mengalihkan kewenangan dari
pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi atau raja dalam sistem monarki) kepada organ-organ kekuasaan negara;
12
2.2.5
Substansi/Isi Konstitusi 1. Pernyataan keagamaan. 2. Ketentuan tentang struktur organisasi negara 3. Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi manusia 4. Ketentuan tentang prosedur mengubah undang-undang dasar 5. Larangan mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar tentang gagasan-gagasan politik, moral, dan
2.2.6
Lembaga Negara Berdasar Undang-undang Dasar 1945 Lembaga-lembaga negara menurut UUD hasil amandemen adalah : 1. MPR, yang terdiri atas DPR dan DPD dimana anggotanya dipilih melalui pemilihan umum 2. Presiden dan Wakil Presiden, yang keduanya dipilih langsung oleh rakyat 3. Badan Pemeriksa Keuangan 4. Mahkamah Agung 5. Mahkamah Konstitusi 6. Komisi Yudisials
2.2.7
Sistem Pemerintahan 1. Negara Indonesia adalah Negara Hukum (pasal 1 ayat 2) 2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2) 3. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (Hukum Dasar) 4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menuru UUD 5. Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR 6. Menteri negara adalah pembantu presiden
13
3.1
melaksanakan fungsi r e g u l e r d a n f u n g s i p e m b a n g u n a n s e c a r a s e i m b a n g . B a h k a n f u n g s i p e m b a n g u n a n terkadang mendapat prioritas yang lebih besar dari fungsi reguler. Namun kedua f u n g s i i n i s a l i n g m e n d u k u n g s a t u d e n g a n ya n g l a i n . T u j u a n u t a m a negara ya n g sedang berkembang adalah perwujudan kesejahteraan
masyarakat yang merata.Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat PembukaanUUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah ndonesia, untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaianabadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan tersebut diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang. UUD 1945 telah dapat menciptakan keseimbangan serta keterpaduan antaraf u n g s i Akan reguler tetapi dan fungsi
pembangunan.
pelaksanaannya
b e l u m sepenuhnya dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945tersebut. Jadi aparat pelaksana pemerintahan yang harus mendapat perhatian yanglebih agar dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Penyimpangan-penyimpanganyang terjadi lebih banyak disebabkan adanya ketidaktaatan aparat/sebagian aparat p e m e r i n t a h Kesadaran terhadap peraturan yang berlaku. tugas
sebagai
aparat
y a n g m e m p u n ya i
14
wewenang
dan
kekuasaan
u n t u k kepentingan
pribadi
seperti korupsi kolusi dan nepotisme . Upaya meningkatkan antara lain yang dapat dilakukan untuk adalah baik dari
dengan
melalui p e n g a w a s a n
lembaga
m a s ya r a k a t , m a u p u n m e l a l u i lembaga ombudsman.
3.2
Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi Pancasila secara resmi menjadi dasar Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. secara rinci, rumusan Pancasila tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 mempunyai keterkaitan sangat erat yang dapat dideskripsikan antara lain melalui proses penyusunan dan tekstualnya. 1. Ditinjau dari Proses Penyusunan dan Penetapan. a. Tahap Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). b.Penyusunan konsep rancangan dasar negara dan Rancangan Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi negara Indonesia merdeka Rumusan dasar negara Indonesia : 1) Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi 4) Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan Rumusan Dasar Negara menurut Jakarta Charter (22 Juni 1945) : 1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
15
3) Persatuan Indonesia. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10 s/d 16 Juli 1945. d. Penetapan UUD 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945, anggota PPKI bersidang menetapkan: 1. Mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. 2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs.Moh.Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang pertama. 3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ). Rumusan dasar Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, berbunyi sebagai berikut. a. Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Ditinjau dari Tekstualnya. Ditinjau dari tekstualnya, bahwa Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia tercantum di dalam konstitusi negara, yakni dalam UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusional dan ideologi negara.
16
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua peraturan hukum yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut. Secara tekstual rumusan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat. 3.3 Pemahaman Masyarakat dalam Berkonstitusi Pada dasarnya pemahaman masyarakat dalam berkonstitusi belum sepenuhnya berjalan dengan semestinya. Hal ini dapat dilihat penyebabnya dari pelaksana konstitusi yaitu berbagai lembaga negara dan semua warga negara Indonesia yang kurangnya akan kesadaran dalam berkonstitusi, maka dari itu diperlukan budaya sadara berkonstitusi. Untuk menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan normanorma dasar yang menjadi materi muatan konstitusi. Pemahaman tersebut menjadi dasar bagi masyarakat untuk dapat selalu menjadikan konstitusi sebagai rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pasti mengetahui dan dapat mempertahankan hak-hak konstitusionalnya yang dijamin dalam UUD 1945. Selain itu, masyarakat dapat berpartisipasi secara penuh terhadap pelaksanaan UUD 1945 baik melalui pelaksanaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan, serta dapat pula melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan negara dan jalannya pemerintahan. Kondisi tersebut dengan sendirinya akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun penyalahgunaan konstitusi. Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar berkonstitusi bagi pelaksanaan konstitusi adalah terkait dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Pengujian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah suatu ketentuan dalam suatu undang-undang, bertentangan atau tidak dengan UUD 1945. Namun Mahkamah Konstitusi dalam hal ini tidak dapat bertindak secara aktif. Mahkamah Konstitusi hanya dapat menjalankan wewenang tersebut
17
jika ada permohonan pengujian suatu undang-undang yang diajukan oleh masyarakat. Tanpa adanya kesadaran berkonstitusi, yaitu kedasaran mematuhi rambu-rambu permainan dan mekanisme penyelesaian sengketa, momentum politik yang sejatinya adalah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis dapat tergelincir ke dalam konflik yang justru merugikan masyarakat serta kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran baik bagi untuk peserta pemilu, penyelenggara pemilu, maupun pihak dan lembaga lain yang memiliki peran dalam pelaksanaan Pemilu. Semua permasalahan yang muncul harus dipercayakan dan diselesaikan melalui mekanisme hukum yang telah ditentukan. Sebaliknya, lembaga yang memiliki kewenangan terkait dengan pelaksanaan pemilu juga harus menjalankan wewenangnya dengan baik. Oleh karena itulah harus ada upaya secara terus-menerus untuk membangun budaya sadar berkonstitusi. Budaya sadar berkonstitusi tercipta tidak hanya sekedar mengetahui norma dasar dalam konstitusi. Lebih dari itu, juga dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi adalah suatu proses panjang dan berkelanjutan. Setiap warga negara dan penyelenggara negara harus mempelajari dan memahami UUD 1945 melalui berbagai cara dan berbagai media. Untuk itu informasi tentang konstitusi harus tersedia agar mudah diakses dengan cepat dan mudah pula dipahami. Oleh karena itu, peningkatan budaya sadar berkonstitusi tidak hanya dilakukan melalui forum tatap muka, tetapi melalui berbagai bentuk kemasan dan media yang berbeda-beda.
18
4.1
Simpulan Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. 2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. 3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara. 4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
4.2
Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut 1. U p a y a yang dapat dilakukan untuk
19
2. Peningkatan budaya sadar berkonstitusi tidak hanya dilakukan melalui forum tatap muka, tetapi melalui berbagai bentuk kemasan dan media yang berbeda-beda. 3. Dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Kepada para pembaca penulis menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ridha, Maftuhin dan Supriyono. 2011. Pokok-pokok Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Politeknik Negeri Bandung Nasution, Mirza. NEGARA DAN KONSTITUSI. 2004 ( diakses lewat internet) http://www.prince-mienu.blogspot.com http://www.wikipedia.com
21
SESI PERTANYAAN I 1. Apa yang dimaksud dengan pembentukan negara secara fusi? Jelaskan ! (Febriyan M. Ilham) Siapa yang bertanggungjawab jika salah salah satu fungsi negara tidak berjalan? (Febriyan M. Ilham) 2. Apa maksud sifat konstitusi kaku dan supel ? Berikan contohnya ! (Iffa Marifatunnisa) 3. Apa maksud dari fungsi negara secara fakultatif? (Ely Nurlaily)
SESI PERTANYAAN II 1. Bagaimana perbedaan konstitusi di Indonesia dengan di negara lain (komunis dan liberal) dalam hal kinerjanya dalam pemerintahan? (Dede Normayanti) 2. Bagaimana pendapat mengenai paradigma maju tak gentar membela yang bayar? Apa hubungannya dengan konstitusi? (Imam Prasetya Utama)
JAWABAN PERTANYAAN SESI I 1. - Pembentukan negara secara fusi ialah terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun 1871. Pada dasarnya kita tidak perlu saling menyalahkan atau mencari kambing hitam dalam hal ini karena untuk menjalankan fungsi negara tidak
cukup hanya mengandalkan satu pihak tetapi harus ada kerjasama dari berbagai pihak baik dari rakyat ke pemerintah maupun sebaliknya yang harus kita lakukan sekarang adalah berupaya untuk melaksanakan fungsi negara dengan cara berpartisipasi dalam melaksankan fungsi negara.
22
2. Konstitusi atau UUD ada yang bersifat supel (bisa diubah oleh badan pembuat undang-undang), ada pula yang bersifat kaku (tidak diubah oleh badan pembuat undang-undang, karena memerlukan prosedur khusus yang lebih berat. Contoh: UUD 1945 adalah konstitusi yang kaku , karena hanya dapat diubah oleh MPR, bukan oleh lembaga legislatif sehari-hari di Indonesia, yaitu DPR bersama Presiden.
3. Secara fakultatif artinya meningkatkan kesejahteraan umum, meliputi berbagai hal. Tugas fakultatif Negara diselenggarakan oleh Negara untuk dapat memperbesar kesejahteraan umum baik moral, intelektual, sosial, maupun ekonomi. Misalnya, memelihara kesejahteraan fakir miskin, kesehatan, dan pendidikan rakyat. Fungsi negara secara garis besar sebagai berikut: a. Melaksanakan ketertiban b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya c. Fungsi Pertahanan d. Menegakkan keadilan JAWABAN SESI PERTANYAAN 2 1. Konstitusi Liberal, contohnya Inggris Lembaga-lembaga kenegaraan Inggris Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan hanya berfungsi dalam segi-segi pemerintahan yang bersifat seremonial(keupacaraan). Ratu harus memberi persetujuan resmi terhadap undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen, tetapi ia tidak boleh menyataka pendapat tentang undang-undang itu secara terbuka. Ratu juga bertanggung jawab atas penunjukan perdana menteri dan pembubaran parlemen sebelum masa pemilihan. Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja/ratu sebenarnya tergantung pada perdana menteri dan kabinetnya. Menteri-menteri cabinet berasal dari partai mayoritas dalam mjelis rendah(house of commons). Sedangkan raja/ratu secara otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis
23
Tinggi(house of lords).
1. Badan eksekutif(white-hall) Terdiri dari raja/ratu yang tidak dapat diganggu gugat(simbolis), dan kekuasaan sesungguhnya ada pada Perdana Menteri. Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan eksekutif ada pada perdana menteri yang mencangkup antara lain: a. Memimpin kabinet yang para anggotanya dipilihnya sendiri. b. Membimbing Majelis Rendah. c. Menjadi penghubung dengan raja/ratu. d. Memimpin partai mayoritas. e. Badan legislatif (parlemen) Parlemen terdiri dari dua kamar(bicameral), yaitu House of Commons(Majelis Rendah), dan House of Lords(Majelis Tinggi). Tugas Pokok: Parlemen dalam sistem pemerintahan inggris memiliki peran sebagai berikut: 1. Menilai secara kontinu rekan-rekan separtai yang duduk di kabinet 2. Mempersiapkan bidang legislasi atas dasar kebijakan menteri. 3. Mengawasi gagasan-gagasan politik. 4. Menyatakan gagasan-gagasan politik. 5. Memaparkan argumentasi-argumentasi polotik kepada para pemilih.
Konstitusi Komunis, contohnya Uni-Soviet dan Cina Lembaga-Lembaga Kenegaraan RRC berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Ching. Tetapi baru pada tahun 1954, secara mapan China di tetapkan dalam kongres Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lainbahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh kelas pekerja hal ini dikelola oleh Partai Komunis China sebagai ini Kepemimpinan pemerintahan.
24
Organ administrative utama(Dwan Negara) yang terdiri dari Perdana Menteri(PM), Wakil-wakil PM, dan kepala-kepala dari semua kementerian dan komisi. Tugas Pokok: a) mengatur dan mengendalikan seluruh struktur administrative dan bersamasama dengan badan-badan tertinggi PKC menyelenggarakan pemerintahan China. b) Berperan sebagai penerjemah keputusan-keputusan partai kedalam tindakan-tindakan Negara menjadikan sebagai lembaga yang paling kuat di antara berbagai lembaga yang dibentuk olen konstitusi.
Disebut organ wewenang tertinggi dan pemegang wewenang legislative satusatunya dalam Negara. Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Legislatif yang mencangkup antara lain: a) Forum untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakantindakan pemimpin pusat. b) Melambangkan dukungan rakyat dan menghormati wakil-wakil terpilih secara politik disukai. c) Kongres Rakyat Nasional(KRN) merupkan badan perwakilan yang besar(kurang lebih 2.800 anggota yang yerdiri dari wakil-wakil yang dipilih oleh kongres tingkat propinsi, Angkatan Bersenjata, dan orang-orang China perantauan. d) KRN mengadakan siding sekali setahun dan anggota-anggotanya dipilih setiap empat tahun.
3) Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaan Rakyat Tertinggi. Bagian terakhir kerangka kerja pusat. Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Yudikatif yang mencangkup antara lain: 1. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyelidikan,
25
penuntutan, dan pengawasan secara umum terhadap semua organ Negara, termasuk pengadilan-pengadilan. 2. Kekuasaan Yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat. 3. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat di setiap angkatan. Namun karena perwakilan rakyat tersebut didomonasi oleh Partai Komunis China, demokrasi masih sulit terwujud, kendatipun usaha ke arah perubahan dilakukan terus menerus dalam rangkan reformasi besar-besaran yang dicanangkan mahasiswa(peristiwa Tiananmen) dalam rangka menghadapi era globalisasi dewasa ini.
2.
Paradigma tersebut adalah pardigma yang salah yang saat ini berkembang dimasyarakat diakibatkan dari adanya ketidakpuasan mesyarakat melihat
kinerja pemerintah yang hanya berpihak pada orang yang memiliki finansial berlebih, yang seharusnya pemerintah itu melindungi segenap warganya dengan tidak membedabedakan warganya dari sisi finansial. Hal ini sangat bertentangan dengan peraturan yang tercantum dalam Undang Undang dasar 1945 sebagai konstitusi negara kita.