Anda di halaman 1dari 11

STANDAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Pelayanan Dokter Keluarga ( DK ) merupakan salah satu bentuk pelayanan medik di Indonesia. Untuk mencapai mutu pelayanan medik yang baik perlu disusun standarstandar agar DK dapat melaksanakan pelayanannya dengan baik. Standar pelayanan DK ini disusun sekaligus untuk menjelaskan pelayanan dokter berkualitas di strata pertama sesuai dengan harapan masyarakat. A. Pelayanan Dokter Keluarga Dalam SKN 1. Kedudukan Pelayanan DK Menurut Keterkaitannya Dengan SKN, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama a. Sistem Kesehatan Nasional Kedudukan praktik DK dalam SKN adalah sebagai institusi pelayanan kesehatan yang berada di tingkat primer dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. Institusi ini bersifat Upaya Kesehatan Perorangan yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota Kedudukan praktik dokter keluarga dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai unit pelaksana teknis yang bertanggung-jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat primer di bawah binaan organisasi profesi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Praktik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan melalui praktik mandiri oleh masyarakat, swasta maupun oleh pemerintah melalui puskesmas di daerah terpencil. c. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Kedudukan praktik DK antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama adalah sebagai mitra dalam memelihara dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. 2. Gambaran DK Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010. a. DK berperan sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan nasional yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama. b. DK ikut dalam program pemerintah dan berperan pada pelayanan tingkat primer dan rujukan terutama dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat. c. DK memiliki kemampuan dan karakter FIVE STAR DOCTOR , yaitu care provider, decision maker, communicator, community leader dan manajer. d. DK secara teratur mengikuti program CME/CPD melalui jurnal, website, seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh profesinya. e. DK dapat menerima pembayaran secara kapitasi dari pasien yang sudah menjadi peserta (kapitasi perbulan per peserta atau fee for service). f. DK bekerja dalam tim dan dapat bergabung dengan beberapa dokter keluarga untuk membangun klinik dokter keluarga yang memberikan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga serta dikelola berdasarkan prinsip manajemen yang mantap. Klinik ini harus memenuhi standar perizinan dan menjadi bagian dari jejaring pelayanan rujukan. g. DK dapat menjalankan profesinya di rumah sakit yang menerapkan prinsip

dokter keluarga dengan berperan sebagai TRIAGE. h. DK diberi wewenang untuk merawat pasiennya di rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. i..DK mendapat penghargaan (recognition) dari profesinya atas jerih payahnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik dengan biaya terjangkau bagi pasiennya dan atas usahanya memajukan profesi dokter keluarga. j. Klinik DK mengikuti akreditasi yang menjadi syarat menentukan kualitas pelayanan. B. Latar Belakang Penyusunan Standar Pelayanan DK - Tahun 1994 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) telah menyusun buku Pedoman Praktik Dokter Umum sebagai pegangan bagi para dokter praktik. - Bulan Maret 1994 IDI dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat (BINKESMAS) Departemen Kesehatan melakukan upaya bersama menyusun sistem pembinaan bagi praktik dokter dan menyusun Pedoman Praktik Dokter yang selesai pada tahun 2001. - Tahun 2004, sebagai bagian dan program kerjanya, Pengurus Pusat Perhimpunan DK Indonesia (PDKI) bersepakat untuk menuntaskan Pedoman Praktik menjadi Standar Praktik DK. C. Landasan Hukum Pelayanan DK Landasan peraturan perundang-undangan RI yang dipergunakan adalah : 1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 3. Keputusan Presiden tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005. 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Praktek Dokter dan Dokter Gigi. 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medis. 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis. 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 789/1989 tentang Rekam Medik. 9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Ijin Praktik Tenaga Medis. 10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1170 A/Menkes/Per/SK/1999 tentang Masa Bakti Tenaga Medis. Sedangkan landasan ketentuan dan keputusan IDI yang dipergunakan adalah : 1. AD dan ART IDI. Kode Etik Kedokteran Indonesia. 2. Keputusan Muktamar XXII IDI tahun 1994 di Ujung Pandang. 3. Keputusan Muktamar XXIII IDI tahun 1997 di Padang. 4. Keputusan Muktamar XXIV IDI tahun 2000 di Malang. 5. Keputusan Muktamar XXV IDI tahun 2003 di Balikpapan. D. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik ( Standards of Clinical Care )

1. Standar Pelayanan Paripurna Pelayanan yang disediakan DK adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive) , yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive) , pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific protection) , pemulihan kesehatan (curative) , pencegahan kecacatan (disability limitation),dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran. a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan c. Pencegahan penyakit proteksi khusus d. Deteksi dini e. Kuratif medik f. Rehabilitasi medik dan sosial g. Kemampuan sosial keluarga h. Etik medikolegal 2. Standar Pelayanan Medis (Standard of Medical Care) Pelayanan yang disediakan DK merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik dan penunjang c. Penegakan diagnosa dan diagnosa banding d. Prognosis e. Konseling f. Konsultasi g. Rujukan h. Tindak lanjut i. Tindakan j. Pengobatan rasional k. Pembinaan keluarga 3. Standar Pelayanan Menyeluruh (Standard of Holistic of care) Pelayanan yang disediakan DK menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya. a. Pasien adalah manusia seutuhnya b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya c. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya BATASAN : Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya (Lee, 1961) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah berorientasi kepada keluarga (Ferrara, 1968) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batasbatas (Goldston, 1956 ) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat kesehatan (Bodenheimer, 1969)

Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan yang diinginkan (Somers dan Somers) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya (Somers dan Somers ) KARAKTERISTIK PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH : a. Jenis pelayanan yang diselenggarakan : 1 . Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan : - Primary medical care - Secondary medical care - Tertiary medical care 2 . Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit (Leavel dan Clark, 1953) - Health promotion - Specific protection - Early diagnosis and promt treatment - Disability limitation - Rehabilitation b. Tata cara pelayanan : fragmented, integrated, continous 1 . Berksinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien 2 . Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan 3 . Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan c. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan - Comprehensive approach - Holistic approach MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH : a. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan b. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan (departement store) c. Biaya kesehatan akan lebih terkendali d. Mutu pelayanan akan lebih meningkat (patient satisfaction) FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH : a. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran ( Somers dan Somers, 1970) b. Mahalnya biaya pelayanan kesehatan (Cambridge Research Institute, 1976, Sorkin, 1975 dan Feldstein, 1988) c. Peraturan perundang-undangan d. Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan e. Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH : a. Menerapkan pendekatan institusi 1 . Memerlukan biaya yang sangat mahal 2 . Keterbatasan kemampuan b. Menerapkan pendekatan sistem 1 . Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan - Primary health institution - Secondary health institution - Tertiary health institution 2 . Menetapkan tanggung-jawab dan wewenang tiap strata 3 . Menetapkan mekanisme kerja sama antara strata pelayanan (consultation)

SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH : a. Membina hubungan dokter-pasienyang baik (doctor-patient relationship) b. Memahami berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat (health Resources) c. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran - pre-payment system - curative services - health promotion - preventive services 4. Standar Pelayanan Terpadu (Standard of Integrationof Care) Pelayanan yang disediakan DK bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal. a. Koordinator penatalaksanaan pasien b. Mitra dokter pasien c. Mitra lintas sektoral medik d. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplementer 5. Standar Pelayanan Bersinambung (Standard of Continuum Care) Pelayanan yang disediakan DK merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif, efisien, proaktif dan terusmenerus demi kesehatan pasien. a. Pelayanan proaktif b. Rekam medik bersinambung c. Pelayanan efektif dan efisien d. Pendampingan E. Standar Perilaku dalam Praktek (Standards of Behaviour in Practise 1. Standar perilaku terhadap pasien (patient physician relationship standard) Pelayanan DK menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya. a. Informasi memperoleh pelayanan b. Masa konsultasi c. Informasi medik menyeluruh d. Komunikasi efektif e. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter 2. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship in Practice Pelayanan DK mempunyai seorang DK sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional. a. Hubungan profesional dalam klinik b. Bekerja dalam tim c. Pemimpin klinik 3. Standar perilaku dengan sejawat/kolega (standard of working with collagues)

Pelayanan DK menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara professional. a. Hubungan professional antar profesi b. Hubungan baik sesama dokter c. Perkumpulan profesi 4. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (standard of knowledge and skill development) Pelayanan DK selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya. a. Mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya : seminar, pelatihan) b. Program jaga mutu c. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan d. Penelitian dalam praktek e. Penulisan ilmiah 5. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard of community leader) Pelayanan DK selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya a. Menjadi anggota perkumpulan sosial b. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat c. Partisipasi dalam penanggulangan wabah dan bencana di sekitarnya. F. Standar Pengelolaan Praktek (standard of practice management) 1. Standar sumber daya manusia (standard of human resources). Dalam pelayanan DK, selain DK juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya. a. Tenaga medis : family doctor physician (solo practice, group practice) b. Tenaga paramedis : bidan, perawat c. Tenaga non medis yang diperlukan : administrator klinik 2. Standar managemen keuangan (standard of finance management) Pelayanan DK mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional a. Pencatatan keuangan b. Jenis sistem pembiayaan praktek 3. Standar manajemen klinik (standard management of clinic for practice) Pelayanan DK dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional. a. Pembagian kerja b. Program pelatihan c. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) d. Pembahasan administrasi klinik 4. Standar sarana dan prasarana (standards of facilities) a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities) Pelayanan DK memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat sekitarnya. 1). Fasilitas untuk praktik 2). Kerahasiaan dan privasi 3). Bangunan dan interior 4). Alat komunikasi 5). Papan nama b. Standar pelayanan klinik (standard of practice equipments) Pelayanan DK memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama ( tingkat primer ). 1). Peralatan medis : dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis yang tersedia di suatu klinik DK cukup lengkap. Peralatan tersebut meliputi lab. Klinis, foto Ro, ECG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer, dan opthalmoskop. 2). Peralatan penunjang medis 3). Peralatan non medis. The American Academy of general Practice (1960) : oleh Clark sangat dianjurkan pelayanan dengan perjanjian (appoinment system) maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telpon atau HP. c. Standar proses-proses penunjang praktik (standard of clinical supports process) Pelayanan DK memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan pelayanan DK. 1). Pengelolaan rekam medis 2). Pengelolaan rantai dingin 3). Pengelolaan pencegahan infeksi 4). Pengelolaan limbah 5). Pengelolaan air bersih 6). Pengelolaan obat PRAKTEK DK : - Di banyak negara, praktek DK (family practice) telah lama dikenal. Malah di AS, seperti yang dikemukakan oleh Geyman (1971), telah dikenal sejak tahun 1969, yaitu bersamaan dengan didirikannya American Board of Family Practice - Pada tahun 1969 tersebut praktik DK telah diakui sebagai salah satu praktek spesialis yang kedudukannya setara dengan berbagai praktik dokter spesialis lainnya. Di negara tersebut DK (family physician) yang terdaftar sebagai spesialis yang ke-20, memang dibedakan dengan dokter umum (general practitioners). KEDUDUKAN DAN PERANAN PRAKTEK DK : - Ada 4 macam (menurut Geyman, 1971) : 1. Praktik DK sama dengan praktik DU : oleh Royal College of general Practitioners (1972) 2. Praktik DK adalah praktik spesialistis (departement of family practice) : oleh Geyman (1971) sejak tahun 1969, bersamaan dengan didirikannya The American Board of Family Practice. 3. Praktik DK menunjuk kepada tata cara pelayanan yang diselenggarakan (Williard, 1970) 4. Praktik DK tidak sama dengan praktik DU, tetapi antara keduanya terdapat banyak kesamaan.

BENTUK PRAKTIK DK : - Ada 3 macam : 1. Pelayanan DK sebagai bagian dari pelayanan RS (hospital based) 2. Pelayanan DK dilaksanakan oleh klinik DK (family clinic) : Beberapa keuntungannya sebagai berikut (Clark, 1971) : a. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih bermutu b. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih terjangkau 3. Pelayanan DK dilaksanakan melalui praktik DK : a. Solo practice b. Group practice - Pelayanan pada praktik DK : 1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan 2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan penderita di rumah 3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan penderita di rumah, serta pelayanan rawat inap di RS. Kunjungan rumah adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Perawatan pasien di rumah adalah apabila pertolongan kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut telah tidak termasuk lagi dalam kelompok pelayanan rawat jalan (ambulatory services), melainkan dalam kelompok rawat inap (hospitalization). Alasan kinjungan dan perawatan di rumah : 1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien 2. Untuk melakukan pertolongan kedokteran Manfaat kunjungan dan perawatan pasien di rumah : 1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien 2. Meningkatkan hubungan dokter-pasien 3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien 4. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien Masalah kunjungan dan perawatan pasien di rumah : 1. Terbatasnya pertolongan kedokteran yang dapat dilakukan 2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak diperlukan 3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan dan perawatan pasien di rumah : 1. Makin mudahnya sistem komunikasi 2. Makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran 3. Penggunaan pelbagai alat kedokteran canggih 4. Sikap dan perilaku dokter 5. Makin meningkatnya usia hidup rata-rata anggota masyarakat 6. Makin meningkatnya biaya pelayanan rawat inap di rumah sakit 7. Karena desakan program asuransi kesehatan Tata cara kunjungan dan perawatan pasien di rumah : 1. Untuk mengumpulkan data tentang pasien Mempersiapkan daftar nama keluarga :

a. Yang akan dikunjungi b. Mengatur jadwal kunjungan c. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan d. Melakukan pengumpulan data e. Melakukan pencatatan data f. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan 2. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif DK : a. Mempersiapkan jadwal kunjungan b. Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun kepada pasien c. Mempersiapkan keperluan kunjungan d. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran e. Mengisi rekam medis keluarga f. Menyusun rencana tindak lanjut 3. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif pasien/pihak keluarga : a. Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien b. Mempersiapkan keperluan kunjungan c. Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran d. Mengisi rekam medis keluarga e. Menyusun rencana tindak lanjut - Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktik DK pada umumnya : 1. Lebih aktif dan bertanggung-jawab 2. Lebih lengkap dan bervariasi 3. Menangani penyakit pada stadium awal Oleh Malerich (1970), praktik DK memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja ( The family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best possible ). PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM PRAKTIK : 1. Pengetahuan : DK bekerja di beberapa komunitas yang memerlukan 3 tipe pengetahuan : a. Pengetahuan klinis dasar Ini merupakan area yang sangat esensial dan mempunyai 3 elemen luas : 1). Riwayat alami penyakit: Bagian dari ini dapat ditemui dalam konteks RS, bagian awal dari riwayat alami penyakit mungkin sering kelihatan hanya dalam klinik DK. 2). Perkembangan manusia : Suatu pengetahuan penting untuk membedakan antara perkembangan normal dan abnormal. 3). Perilaku manusia : Beberapa pengetahuan perilaku manusia tercakup/dilindungi dalam sosiologi medis/medikal sosiologis dan ilmu kedokteran psikologik. Pada praktek umum, dokter menemui contoh-contoh perilaku sakit manusia yang spesifik pada praktek umum.

b. Pengetahuan komunitas pasien dan tren perubahan mengetahui komunitas/masyarakat adalah perilaku masyarakat yang mempunyai budaya, etnik, dan ekonomi yang mungkin relevan dalam praktek. Perubahan demografi dihubungkan dengan kebutuhan pelayan kesehatan baru dan prioritas. Dengan membuka wawasan dan kesehatan yang lebih baik, ada peningkatan permintaan untuk partisipasi pasien dalam membuat keputusan medis (decision making). c. Pengetahuan profesional Komunitas dan tren perubahannya Praktik medis/pengobatan memerlukan dukungan dari bermacam-macam pelayanan dari tim kesehatan. Dokter dalam prakteknya harus tahu pelayanan yang dapat diberikan untuk pasiennya. Beberapa pelayanan mungkin berubah sesuai dengan perubahan teknologi medical. Contoh : 1). Pengetahuan yang ada dan pelayanan baru yang diberikan (misalnya di RS) adalah laboratorium, bedah sentral, pusat onkologi, pusat dialisis. 2). Pengetahuan fasilitas komunitas darurat, seperti pusat pelayanan orang tua, dan hospice. 3). Pengetahuan pelayanan fisioterapis, dietisien 2. Ketrampilan : Dokter memerlukan 4 tipe ketrampilan untuk menjadi dokter keluarga yang efektif a. Ketrampilan klinik umum, praktis dan prosedural. Ketrampilan klinik umum (riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan laboratorium sederhana) merupakan ketrampilan yang dipelajari setelah di RS. Ketrampilan praktis dan prosedural (ketrampilan operasi, ortopaedi, dll) dipelajari selama latihan di S1 dan S2. b. Ketrampilan klinik khusus Ada sejumlah ketrampilan khusus yang penting pada praktek umum, yaitu : 1). Hubungan baik dokter-pasien 2). Komunikasi, pandangan dan perhatian 3). Konseling dan pendidikan kesehatan 4). Ketrampilan dalam mengelola gejala khusus pasien, pasien dengan problem kronis, sakit terminal, pasien yang bed rest total, pasien dengan problem mata pencaharian, dan anggota keluarga pasien yang beresiko. 5). Solusi problem yang tidak bisa dibedakan : perawatan yang berkelanjutan, penggunaan waktu yang tepat dan rujukan. 6). Identifikasi gejala penyakit : berat badan menurun, pucat, warna kulit Berubah c. Ketrampilan dalam manajemen pengeluaran biaya. DK harus mampu membatasi MRS, resep obat dan rujukan ke dokter spesialis agar pengeluaran pasien bisa dibatasi. d. Ketrampilan manajemen praktis Dokter keluarga adalah manager di kliniknya, oleh karena itu perlu dilatih untuk menjadi manager yang profesional. MERANCANG KLINIK DK : Praktek DK secara umum dapat dibedakan atas 4 macam, yakni (Geyman, 1971) : 1. Praktek DK sam dengan praktek DU

2. Praktek DK adalah praktek spesialistis 3. Praktek DK menunjuk kepada tata cara pelayanan yang diselenggarakan 4. Praktek DK tidak sam dengan praktek DU, tetapi antara keduanya terdapat banyak kesamaan. Pelayanan DK oleh klinik DK (family clinic) : Pelayanan DK dalam bentuk ini adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik DK. Pada dasarnya klinik DK ini ada 2 macam : 1. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic) 2. Merupakan bagian dari RS tetapi didirikan di luar kompleks RS (satelite family clinic). Di luar negeri klinik DK bentuk satelit ini mulai banyak didirikan. Salah tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan RS. Jika bentuk praktek berkelompok yang dipilih, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) : 1. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih bermutu 2. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Tata cara mendirikan klinik DK : Untuk mendirikan sebuah klinik DK diperlukan studi kelayakan : 1. Letak 2. Pasar 3. Sarana dan prasarana 4. Peralatan : medis dan non medis 5. Personalia : tenaga medis, paramedis dan non-medis. Oleh : dr. Laksomono Pratignjo, SE, MKes

Anda mungkin juga menyukai