com/node/167493
CECEP WIJAYA/"PRLM" WARGA berbincang-bincang di rumah salah satu korban pergerakan tanah di Kp. Tipar Timur, Desa Laksanamekar, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat, Rabu (30/11).* NGAMPRAH, (PRLM).- Sejumlah korban pergerakan tanah di Kp. Tipar Timur, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan lambannya penanganan pemerintah. Meski telah setahun berlalu, hingga kini perbaikan rumah rusak akibat pergerakan tanah belum dilakukan. Salah seorang korban, Euis Winarti (37), warga RT 7 RW 1 Kp. Tipar Timur mengatakan, hingga kini dia belum menerima bantuan perbaikan rumah rusak dari Pemkab Bandung Barat. Dia terpaksa tinggal di dalam rumah semi permanen milik orang tuanya yang kini hanya berupa kamar berdinding bilik. "Sudah setahun saya tinggal di rumah ini. Habis mau bagaimana lagi, mau ngontrak tidak punya uang," katanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (30/11). Euis tinggal dalam kamar berukuran 2X3 meter dengan dinding bilik dan atap yang sudah bocor. Adiknya, Usep (20) tinggal dalam dapur yang kini disulap jadi kamar. Sementara kedua orang tuanya dan satu anaknya, mengungsi ke asrama tentara di Cimahi. Menurut Euis, dia hanya satu kali menerima bantuan berupa uang Rp 200.000 pascaterjadinya pergerakan tanah tahun lalu. Sejak itu, dia belum pernah lagi menerima bantuan lainnya dari pemerintah. Warga Kp. Tipar lainnya, Ateng juga mengalami hal yang sama. Rumahnya yang roboh akibat pergerakan tanah diperbaikinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. "Untuk perbaikan rumah, terpaksa saya ngutang kepada majikan," ucapnya. (A-192/A-147)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/167121
MIRADIN/"PRLM" PENGENDARA kendaraan roda dua sedang melintasi banjir cileuncang di Jln. Ibrahim Adjie (Kiaracondong) pada Minggu (27/11) malam.* BANDUNG, (PRLM).- Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung pada Minggu (27/11) malam membuat sejumlah jalan dilanda banjir cileuncang. Berdasarkan pemantauan "PRLM", daerah Terminal Leuwipanjang, Jln. Ibrahim Adjie (Kiaracondong), dan Jln. Terusan Jakarta tergenang air. Hujan deras yang disertai kilatan itu membuat kondisi jalanan Kota Bandung sedikit mencekam. Banjir Cileuncang juga membuat beberapa pengguna kendaraan roda dua mengalami gangguan mesin. (A194/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166796
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM" BANJIR masih merendam di Jln. Mekarsari, Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (24/11). Hujan yang turun pada Rabu (23/11) sore hingga malam menyebabkan banjir...
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166671
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166647
Hujan Deras Tumbangkan Sejumlah Pohon
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166647
Hujan Deras Tumbangkan Sejumlah Pohon
Selain itu, pohon tumbang juga terjadi di Jalan Reog, Lodaya, Pelajar Pejuang dan Balai Kota. Pohon tersebut ditanam oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada. (A-113/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166633
Pohon Tumbang di Jalan Sumatra
Mohamad Ilham Pratama/"PRLM" HUJAN deras disertai angin kencang menumbangkan sejumlah pohon di Kota Bandung, selain di balai kota, satu pohon tumbang di Jalan Sumatra, Kota Bandung, Rabu (23/11) siang.* BANDUNG, (PRLM).- Hingga pukul 15.35 WIB, Rabu (23/11) pihak Dinas Pertamanan Kota Bandung belum terlihat di lokasi tumbangnya pohon di Jalan Sumatra, Kota Bandung. Akibat hal terrsebut, terpantau warga setempat juga para pengguna jalan yang berusaha mengamankan pohon itu. Mereka berusaha memindahkan ranting dan batang pohon dengan peralatan seadanya. Tidak hanya itu, kondisi arus lalu lintas pun masih padat merayap. Petugas Polrestabes Bandung terlihat berupaya mengurai kemacetan. (A-195/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166625
Berusia Sepuluh Tahun
ENDAH ASIH/"PRLM" POHON Ki Hujan (Samanea saman) tumbang di halaman Plasa Balai Kota Bandung, Rabu (23/11) pukul 14.45 WIB setelah hujan deras.* BANDUNG, (PRLM).- Pohon jenis Ki Hujan (Samanea saman) tumbang di halaman Plasa Balai Kota Bandung, Rabu (23/11) pukul 14.45 WIB. Kejadian tersebut sempat mengagetkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pengunjung yang sedang beraktivitas di area tersebut. "Pas hujan besar, ada bunyi 'duaaarr', waktu saya tengok ternyata ada pohon besar yang tumbang," kata salah seorang saksi mata, Mamat Rokhimat (50), ketika ditemui di Plasa Balai Kota Bandung, Rabu (23/11). Pohon tumbang tersebut diperkirakan berusia sekitar sepuluh tahun. Tinggi pohon sekitar 12 meter, dan diameter sekitar 30 cm. "Untungnya tidak ada mobil yang kena pohon tumbang ini, padahal jaraknya sangat dekat. Kalau tumbangnya ke bagian belakang atau kiri dan kanan, pasti menimpa mobil-mobil yang terparkir," ujar Mamat. Berdasarkan pemantauan, pohon tersebut tumbang di bagian akar. Hal itu terlihat dari banyaknya akar yang tercabut dari tanah. Kasie Penghijauan dan Pengendalian Pohon Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Zaeni mengatakan, kemungkinan pohon tersebut tumbang karena adanya paving block di atas akar. "Permukaan di bawahnya keras, jadi akar tidak bisa menyebar seperti pohon di sebelahnya," kata Zaeni. Menurut dia, dua minggu lalu Distamkam Kota Bandung sudah melakukan pemantauan intensif terhadap ratusan pohon yang ada di Balai Kota Bandung. "Semua pohon yang rawan tumbang atau patah dahan sudah ditangani, semua dalam keadaan sehat dan posisinya bagus. Namun akibat hujan besar dan angin kencang kan di luar kemampuan kita," ucapnya. Dia mengatakan, terdapat 34 pohon besar dengan ketinggian di atas sepuluh meter di area Balai Kota Bandung. (A-175/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/166105
Jumat, 18/11/2011 - 20:57 BANDUNG, (PRLM).- Dua mobil yang terparkir di halaman Vio Hotel Jalan Cimanuk No. 15, Kota Bandung tertimpa pohon tumbang, Jumat (18/11). Pohon Akasia diperkirakan berumur lebih dari 20 tahun itu tumbang menyusul hujan deras disertai angin kencang pada Jumat sore. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian pohon tumbang itu berlangsung pukul 16.15 Wib, saat itu hujan turun deras disertai angin kencang di sebagian wilayah Kota Bandung. Akibatnya, pohon yang memiliki diameter lebih dari 1 meter dan ketinggian 25 meter itu roboh dan menimpa dua unit kendaraan roda empat yang di pakrir di halaman hotel. "Dahan yang patah menimpa bagian belakang dua kendaraan yang diparkir," kata salah seorang petugas keamanan Vio Hotel, Tarmana kepada wartawan. Bahkan tidak hanya dua unit mobil saja, pohon tersebut menghancurkan 2 tiang bendera. "Hujannya besar sekali disertai angin yang kencang, mungkin pohonnya usia sudah tua jadi mudah rapuh," katanya. Batang pohon itu pun melintang ditengah Jalan Cimanuk. Praktis lalu lintas pun menjadi terhambat dan kendaraan tidak bisa melintas ke jalan tersebut. Sekitar pukul 17.00 WIB, petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung melakukan pemotongan batang tersebut. (A-113/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165986
Longsor Pasir Sereh Meluas, Menutup Akses Terusan Jalan Sersan Bajuri
Kamis, 17/11/2011 - 19:40 NGAMPRAH, (PRLM).- Longsoran tanah dari Bukit Pasir Sereh, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat terus meluas hingga menutupi sebagian badan Jalan Terusan Sersan Bajuri. Meski tidak sampai menelan korban jiwa, longsor tersebut menyebabkan akses lalu lintas di jalan itu terhambat. Salah seorang karyawan rumah makan yang berada tepat di depan titik longsor, Diana Arledi (19) mengatakan, longsor kecil sebenarnya sudah terjadi sejak seminggu lalu dan terakhir Rabu (16/11) malam. Menurut dia, longsoran kecil terus terjadi setiap hujan deras yang menggerus tanah di Bukit Pasir Sereh. Akibat longsor, jalan menjadi licin sehingga pengendara motor sering jatuh. Awalnya longsoran tanah hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin banyak karena tergerus hujan, katanya di Cihideung, Kamis (17/11). Berdasarkan pantauan "PRLM", longsoran tanah terjadi pada sengkedan bagian bawah Bukit Pasir Sereh. Sementara itu, sengkedan tanah di atasnya juga retak-retak dan berpotensi menambah longsoran tanah saat hujan deras. Akibat longsor, kata Diana, pengunjung rumah makan tempatnya bekerja mengalami penurunan pengunjung hingga 50 persen. Menurut dia, banyak pelanggan yang khawatir jika terjadi longsor besar hingga menimbun rumah makan tersebut. Biasanya pada Sabtu-Minggu banyak pengunjung yang datang. Tapi pada akhir pekan kemarin sedikit, mungkin karena takut ada longsor lagi, katanya.
Longsor besar dari Bukit Pasir Sereh setinggi 70 meter itu sebelumnya terjadi pada 26 dan 27 November 2010 dan 26 Mei 2011. Longsor itu menyebabkan akses Jalan Terusan Sersan Bajuri yang menghubungkan Kota Bandung dengan Parongpong dan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tertutup selama lebih dari tiga pekan. Selain itu, longsor yang terus menerus terjadi akibat hujan deras itu juga menyebabkan perekonomian masyarakat lumpuh. Beberapa kios dan rumah makan di Desa Cihideung tertutup longsor sehingga tidak bisa beroperasi. Sementara itu, para penjual bunga di Desa Cihideung mengaku mengalami penurunan omset hingga 50 persen. Kerugian pedagang dan pengusaha Cihideung diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sekretaris Desa Cihideung, Asep mengatakan, Pemerintah Desa Cihideung bersama masyarakat akan menanami sekitar dua ribu pohon keras untuk mengantisipasi longsor dari Bukit Pasir Sereh. Sejumlah pohon itu di antaranya berupa pohon bambu dan kaliandra. (A-192/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165870
Diterjang Angin Kencang dan Hujan Deras
M. GELORA SAPTA/"PRLM" PENGUNJUNG melihat atap tribun penonton yang roboh menimpa halaman Lapangan Sepakbola Lodaya Bandung, Rabu (16/11). Hujan lebat disertai anging kencang menerbangkan atap rangka besi hingga menimpa... BANDUNG, (PRLM).- Tribun lapangan sepak bola Lodaya, di Jalan Lodaya, Kelurahan Burangrang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, tertiup angin hingga rubuh, Rabu (16/11) sore sekitar pukul 16.15 WIB. Kejadian tersebut mengakibatkan tiga orang terluka.
Hifdzur Rashif Rija'I (21), harus mendapatkan 13 jahitan di kepala bagian belakang sisi kanan, akibat tertimpa reruntuhan tembok. Sedangkan Dani (20), dan Adun (21), mereka hanya mengalami luka lecet di kaki. Tidak hanya itu, sebanyak sembilan sepeda motor rusak akibat tertimpa reruntuhan tembok tribun. Salah seorang saksi mata, Nugraha Hernanda Iswara (22), mengungkapkan, kejadian itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang. "Saat itu kami sedang istirahat dan berteduh seusai bermain sepak bola. Tiba-tiba angin bertiup kencang dari arah timur ke barat dan menghantam atap tribun sampai terbang. Rupanya, reruntuhan tribun dan tembok, mengenai tiga orang teman kita yang sedang berteduh di tempat parkir sepeda motor di belakang tribun," ucapnya. Ketika itu, dia bersama sekitar 40 teman satu kampus dari Universitas Islam Bandung (Unisba) sedang berlatih sepak bola. Mengetahui ada tiga orang rekannya yang terluka, dia bersama teman-teman lainnya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Muhammadiyah di Jalan Banteng. Di tempat yang sama, Hifdzur mengaku mendapatkan 13 jahitan pada kepala. "Sembilan jahitan di luar, dan empat jahitan di dalam," jelasnya. Masih dikatakannya, ketika itu dirinya sedang berada di parkiran untuk menyimpan perlengkapan sepak bola sembari berteduh. Namun dia tidak menyangka akan ada angin kencang, dan dirinya tertimpu oleh tribun yang rubuh. Di tempat yang sama, Kepala Kepolisian Sektor Kota Lengkong Komisaris Philemon Ginting menjelaskan, kini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden itu. "Saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi. Kita pun sudah memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian," jelasnya. Masih dijelaskan dia, beruntung tribun yang tertiup angin, tertahan oleh pohon yang berada di parkiran. Jika tidak, tribun tersebut jatuh ke tanah, dan langsung menimpa orang yang sedang berteduh, atau kendaraan yang terparkir. Philemon menambahkan, tribun tersebut kini hanya tertahan oleh dua pohon besar. Dan, tidak menutup kemungkinan akan rubuh apabila pohon itu tidak mampu menahannya. (A-195/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165620
Longsor Bukit Babakan Salam Rusak Belasan Rumah, Satu Rumah Hancur
Senin, 14/11/2011 - 18:53 NGAMPRAH, (PRLM).- Sedikitnya 15 rumah rusak terkena longsor di Desa Karangsari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (12/11) lalu. Rumah salah seorang warga Kampung Babakan Salam yang paling rusak akibat tertimpa tanah longsoran disertai dua batu seukuran mobil yakni milik Toha (30). Sebuah batu yang jatuh dari ketinggian 15 meter tersebut menimpa musala dan dapur miliknya berukuran 5x6 meter hingga rata dengan tanah. "Kejadiannya sangat cepat. Waktu itu jam 21.00 WIB, hujan gede. Angin juga lagi kencang," kata Saepuloh (60), ayah dari Toha, saat ditemui di lokasi, Senin (14/11). Saepuloh yang tinggal sekitar 30 meter di bawah rumah anaknya itu menceritakan, saat kejadian berlangsung Toha tidak ada di rumah. Hanya istri Toha, yakni Awang (25) dan anaknya Egi (6).
Longsor yang disertai dua batu besar itu tidak hanya mengancam rumah Toha yang berukuran 5x10 meter tersebut. Rumah Saepuloh yang berada di bawahnya juga ikut terancam jika hujan kembali datang. "Saya juga takut kalau ada hujan, longsoran itu akan berlanjut ke rumah saya. Tetapi saya tidak punya tempat tinggal lain," kata Saepuloh. Dari pengamatan "PRLM", Bukit Babakan Salam memang cukup terjal dengan kemiringan yang rawan gerakan tanah karena jenis tanah bukit yang gembur. Meski begitu, masih ada sekitar delapan rumah di area tersebut yang saat ini terancam longsoran. "Kita mau pindah ke mana? Kita tidak punya saudara di daerah sini," ujar Nanih (35), korban rumah longsor lainnya. Selain rumah, sebuah titik longsor sepanjang 30 meter juga memutuskan jalur utama CipongkorGununghalu. Hanya sepeda motor yang bisa melewati jalan lumpur itu, meskipun pengendara harus terseok-seok dan melakukan ekstra kendali. Pada Sabtu malam kejadian, longsor pun turut merobohkan tiang listrik. Alhasil, jaringan listrik untuk 150 rumah di wilayah tersebut mati dalam waktu seharian penuh. Menurut Camat Cipongkor Ahmad Zaini Dahlan, pihaknya terus mengawasi kondisi di beberapa titik rawan longsor. Jika hujan berpotensi menggerakkan tanah, ia akan memerintahkan warga untuk segera mengungsi. "Kami sudah siapkan mesjid untuk mengungsi di belakang bukit yang sifatnya aman dari longsor," ucapnya. Ia juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat untuk menindak lanjuti bencana tersebut. Akibat longsor di sejumlah titik tersebut, total kerugian diperkirakan mencapai Rp 300 juta. (A-196/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165631
Setelah surut, mobil yang paling depan mulai maju, tapi karena gantian majunya, jadi tetap macet padat merayap, katanya. Di dalam tol, ia mengatakan memang sudah melihat petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas serta petugas PT Jasa Marga yang sedang mengatasi genangan air itu. Menurut Humas PT Jasa Marga Bandung Iwan Mulyawan, akibat curah hujan yang tinggi di Kota Cimahi dan meluapnya sungai di sekitar tol, maka banjir itu tidak terelakkan. Tanggul tidak mampu menampung sehingga airnya meluber ke jalan. Drainase juga penuh dengan air dan sudah sejajar dengan tinggi air di jalan, katanya ketika dihubungi, semalam. Ia menyatakan, air dari tanggul dan drainase itu biasanya dialirkan ke sungai. Namun karena sungai pun meluap, drainase yang ada tidak cukup menampung seluruh air. Karena kondisi itu, petugas PT Jasa Marga akhirnya menyedot air itu dengan pompa supaya segera surut. (A-160/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165635
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165603
Bencana Alam
http://www.pikiran-rakyat.com/node/165126
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM" WARGA berjalan menerobos genangan air yang masih merendam di Jln. Mekarsari, Kampung Cieunteung RW 20, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (10/11). Intensitas hujan yang masih... SOREANG,(PRLM).- Sehari pascaperesmian projek normalisasi Sungai Citarum oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, Kp. Cieunteung Kelurahan/Kec. Baleendah kembali terendam banjir. Ketinggian banjir sampai Kamis siang (10/11) mencapai sekitar 75 cm, namun tidak ada warga yang mengungsi keluar. Menurut seorang warga RT 04 RW 20 Kp. Cieunteung, Tata, ketinggian banjir pada Rabu malam sempat mencapai semeter akibatt hujan turun pada Rabu sore. "Namun mulai Kamis pagi ketinggian air mulau surut sehingga warga bisa beraktivitas kembali," katanya. Hanya Jln. Malakasari yang membelah Kp. Cieunteung masih tertutup air sehingga tak bisa dilewati kendaraan. "Warga masyarakat memilih tinggal di lantai dua rumah daripada mengungsi karena ketinggian banjir baru semeter. Kalau sudah dua meter sebagian warga akan mengungsi ke tempat yang aman," katanya.(A-71/kur)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164934
Curah Hujan di Atas 100 Milimeter
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164563
Peralihan Musim Hujan Pasca Kemarau Esktrim
KODAR/"PRLM"
PERSONEL Perum Perhutani Unit III Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara di Kec. Parongpong, KBB, sedang menangani beberapa titik longsor kecil-kecilan.* NGAMPRAH, (PRLM).-Longsor kecil-kecilan mulai terjadi pada peralihan ke musim hujan yang mulai besar akhir tahun 2011 ini, sebagai efek perubahan drastis kondisi tanah yang semula kekeringan ekstrim ke hujan yang sudah mulai kontinyu. Kesiapan di antaranya dilakuka oleh sejumlah personel Perum Perhutani Unit III Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara di Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat, Sabtu (5/11). Beberapa petugas sedang memperbaiki dan menangani beberapa titik yang terjadi longsor kecil-kecilan, pada sejumlah titik hutan di Kec. Paropong. Mereka tampak bergerak dan mengantisipasi cukup cepat, sehingga longsoran cepat terperbaiki. Menurut beberapa petugas, longsor kecil-kecilan memang mulai tampak tanda-tanda akan cukup banyak. Situasinya cukup mirip dengan tahun 2009 lalu, di mana muncul longsoran kecil-kecilan karena 'kekagetan' kondisi tanah dari semula kurang air lalu terguyur banyak air. Namun seperti biasanya, kata mereka, struktur tanahnya akan kembali cukup menguat, justru saat musim hujan yang kontinyu. Walau pun tetap mesti diwaspadai, jangan sampai lengah ada terjadi longsor lebih besar. Kaur Hugra KPH Bandung Utara, Dadang Rahman, yang dikonfirmasi, membenarkan, bahwa kondisi longsor kecil-kecilan sudah diwaspadai pada awal musim hujan deras peralihan dari suhu pada kemarau ekstrim pada musim hujan akhir tahun ini. "Namun dengan tutupan lahan melalui populasi tanaman pada berbagai lokasi KPH Bandung Utara yang sudah mencapai 90 persen, diharapkan mampu menekan terjadinya resiko longsor besar," katanya. (A81/kur) ***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164455
Warga Harus Memutar Sejauh 1 km
CECEP WIJAYA/"PRLM" SEORANG warga menunjukan kondisi jalan yang ambrol.* NGAMPRAH, (PRLM).- Jalan setapak menuju Kampung Cidadap, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ambrol tergerus longsor, Kamis (3/11) sore. Longsor disebabkan limpasan air dari beberapa perumahan warga di sekitarnya yang menjebol saluran air di Kampung Kepuh.
Ambrolnya jalan itu menyebabkan akses menuju Kampung Cidadap terputus. Sekitar 500 keluarga di Kampung Cidadap yang biasa melalui jalan itu terpaksa harus memutar sejauh 1 km melewati Jalan Kampung Kepuh. "Limpasan air juga menyebabkan banjir sampai selutut yang membawa lumpur. Perabotan rumah juga ikut mengambang," kata Rini Sofianti, warga Kampung Cidadap, saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (4/11). Rini menuturkan, ambrolnya jalan itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB ketika hujan deras. Karena saluran air tersumbat, limpasan air dari beberapa perumahan di Kampung Cidadap mengalir menuju Jalan Kampung Kepuh. (A-192/A-147)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164441
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM" WARGA memerhatikan rumah Asep yang ambruk akibat tergerus arus Sungai Muara Ciwidey, Kampung Muara Ciwidey RT 01 RW 04, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jumat (4/11)...
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164359
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang Sungai Ciwidey juga sempat merusak sedikitnya tujuh rumah warga di RT1 RW1 Kampung Ciseah, Desa Pameuntasan pada Selasa (1/11) dini hari. Kamis (3/11) pagi, banjir bandang kembali menelan korban. Adalah Asep Gunawan (54), warga RT1 RW4 Kampung Muara Ciwidey yang kini terpaksa menumpang di kontrakan milik tetangganya setelah luapan air menggerus tanah di sekitar rumahnya yang terletak di pinggiran sungai Ciwidey sejak Rabu malam. Bahkan, bagian dapur dan kamar mandi di rumah Asep ikut ambrol bersama tanah di bawahnya. Asep mengatakan, kejadian bermula sejak air Sungai Ciwidey meluap dan menggerus tanah di pinggiran sungai sejak Rabu siang. Aliran air yang sangat deras terus terjadi hingga Rabu malam pukul 21.00 WIB. Awalnya dari rumah saya ke pinggir sungai ada jarak sekitar tiga meter. Namun, sejak Rabu siang, tanah di pinggiran sungai mulai ambrol sekitar satu meter, ujarnya. Kondisi yang tidak stabil dan derasnya aliran air, tambah Asep, membuat tanah di pinggir sungai terus ambrol sedikit demi sedikit. Akhir, pada Kamis sekitar pukul 07.30, tanah di pinggiran sungai yang ambrol semakin lebar dan sampai tepat di bawah dapur dan kamar mandi rumah Asep. Beruntung, Asep dan tetangganya sudah menagantisipasi hal tersebut dan memindahkan barang-barang miliknya ke rumah tetangga. Sementara itu relawan dari Komunitas Baraya Walungan Dacis (30) mengatakan, banjir bandang saat ini diperkirakan masih mengancam rumah warga di Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin dan Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang. Di Pameuntasan dua rumah warga lain terancam roboh jika banjir bandang terjadi lagi. Sementara itu di RW 18 Cilampeni, banjir bandang berpotensi merendam sekitar 70 rumah warga, katanya. (A-178/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/164111
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Cecep Hendrawan mengatakan, banjir bandang susulan diperkirakan masih akan terjadi di Ciseah manakala hujan deras kembali terjadi di hulu Sungai Murci. Sebagai antisipasi kami sudah memberikan bantuan pangan standar dan alat keselamatan seperti pelampung sebagai antisipasi bila terjadi banjir serupa, ujarnya. (A-178/A-89)***