http://www.pikiran-rakyat.com/node/234203
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM" WARGA memerhatikan jalan yang amblas akibat longsor di Kampung Sindang Mulyam Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Kamis (9/5/2013). Longsor yang terjadi empat kali sejak Senin (6/5/2013) malam dan puncaknya pada Rabu (8/5/2013) sekitar pukul 16.00 WIB menyebabkan jalan terputus. Longsor terjadi akibat hujan yang terus mengguyur dan arus Sungai Cisondari yang tepat berada di bawahnya.* SOREANG,(PRLM).-Akibat hujan deras yang turun pada Rabu sore (8/5) sehingga membuat tebing di Kp. Cukang Genteng longsor dan menutupi badan jalan desa. Air juga menggerus sebagian badan Jln. Desa Cukang Genteng, Kec. Pasirjambu, sehingga untuk sementara waktu jalan ditutup. "Longsor terjadi pada Rabu sekitar pukul 20.00 WIB setelah daerah Pasirjambu dan sekitarnya diguyur hujan deras sejak Rabu sore," kata Camat Pasirjambu. Yudi Fadillah, Kamis (9/5). Menurut Yudi, material longsor dari tebing sepanjang 2,5 meter sempat menutupi badan jalan sehingga jalan sementara ditutup untuk pengendara. "Bahkan, pengendara sepeda motor juga kita larang untuk melintasi Jln. Desa Cukang Genteng. Kita mengerahkan masyarakat untuk bergotong royong membersihkan material longsoran ini," katanya. Selain tebing, sebagian badan jalan desa juga tergerus aliran air sehingga lebarnya mengecil. "Lebar jalan yang semula 2,5 meter kini tinggal 2 meter karena badan jalan juga terkena longsor," katanya yang menambahkan Jln. Cukang Genteng menghubungkan Desa Cukang Genteng dengan desa-desa lainnya di Kec. Pasirjambu.(A-71/A107)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/234672
ARIEF B.K./"PRLM" JEMBATAN Ciogong ambruk sehingga mobilitas warga di empat desa terganggung.*
GARUT, (PRLM).- Jembatan Ciogong penghubung empat desa di Kampung Bojongkomo, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut ambruk. Ribuan warga di empat desa itu mengalami hambatan mobilitas karena jembatan tersebut merupakan akses primer. "Jembatan itu memang akses utama warga di empat desa. Kalau sampai terisolasi memang tidak akan, ada jalur lain, namun kondisinya rusak berat dan jaraknya cukup jauh," ujar Camat Cibalong Eli Suhaeli di Cibalong, Senin (13/5/2013). Dia mengatakan, jembatan tersebut ambruk Jumat (10/5) tengah malam. Menurut dia, jembatan dengan rangka besi berlantai kayu itu ambruk tiba-tiba setelah dilintasi sebuah truk pengangkut pasir. "Jembatan itu memang sudah lapuk. kata warga, ketika truk pasir lewat, jembatan ambruk. Beruntung tidak ada korban, kejadiannya tengah malam," ujar Eli. Jembatan Ciogong memiliki panjang 26 meter dengan lebar 4 meter. Jembatan tersebut melintasi aliran Sungai Ciogong dan merupakan akses utama ribuan warga yang tersebar di empat desa yakni Desa Mekarwangi, Desa Maroko, Desa Simpang, dan Desa Sagara. Menurut Eli, pemerintah kecamatan sudah melaporkan kejadian putusnya jembatan itu dan mengusulkan pembangunan jembatan kepada Pemkab Garut. "Kami sangat berharap segera dibangun jembatan penghubung, apakah itu sementara atau permanen. Putusnya jembatan sangat mengganggu aktivitas warga," ujarnya.(A-168/A147)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/234676
Jasad Korban Belum Ditemukan
TATI PURNAWATI/"PRLM" APARAT TNI, Polri, Sat Pol PP dan masyarakat sedang melakukan pencarian dua korban Enik (60) dan Ending (70) alamat Blok Gorolong, Desa Sindangpala, Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka yang tertimbun longsor dari tebing kebon kopi di Blok Kebon Kandang desa setempat, Senin (13/5/2013)*
MAJALENGKA, (PRLM).- Dua orang petani Enik (60) dan Ending (70) alamat Blok Gorolong, Desa Sindangpala, Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka tewas tertimbun longsor dari bukit Kebon Kopi, ketka keduanya sedang berada di sawah mereka di Blok Kebon Kandang yang berada di bawah bukit tersebut, Senin (13/5/2013). Menurut keterangan saksi mata Handi (80) yang juga saudara kedua korban dan beberapa warga lainnya Enju (70) serta M Huen yang juga Kaur Kesra Desa Sindangpala, musibah longsor yang menewaskan kedua korban terjadi sekitar pukul 9.30 WIB. Ketika itu Handi sedang membabat rumput di pematang sawahnya yang baru disiangi, sementara korban Enik tengah menyiangi padinya berjarak seitar 20 meteran dari Handi yang posisinya hampir sejajar. Sedangkan Ending sedang berada di kebun cabai posisinya sekitar 15 meter dari Enik tepatnya lebih di atas hampir mendekati tebing, karena stuktur sawah di wilayah tersebut naik turun. Ketika saya tiba di sawah mereka sudah berada di sawah masing-masing, kami saling sapa walapun tak jelas apa yang yang diteriakannya. Maklum pendengaran sudah kurang lagi pula di sawah yang dikatakan hanya satu dua kata, ungkap Handi. Menurut dia, sekitar satu jam lebih berada di sawah tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh yang demikian keras begitu melihat ke samping ternyata longsor demikian besar dari tebing ketinggian sekitar kurang lebih 50 meteran dengan lebar longsoran sekitar 35 meteran. Material longsoran hingga kurang lebih mencapai 700 meteran dan menutupi saluran air sungai Cipamarakan. Akibat longsor tersebut kedua saudara Handi yang sempat saling bertegur tidak terlihat lagi diduga terkubur material. Beruntung saat itu Handi posisinya berada lebih atas dibanding Enik yang berjarak sekitar 6 meteran saja dari material longsoran. Sawah didieu masih sakaruhun janten nu gaduhna teh nya sadaya wargi, (Sawah di disini di lokasi yang terkena longsoran masih satu keturunan jadi pemiliknya semua masih satu keluarga), ungkap Handi. Menurut Husen kedua korban tsrrebut sudah pergi ke sawah sejak pukul 7.00 WIB. Mereka hampir setiap hari pergi kesawah untuk menyiangi padi atau berkebun dan kebetulan sawah milik Ending sedang ditanami palawija. Anak Enik, Adun hingga dua jam pascakejadian belum sadarkan diri, demikian juga anak dari Ending yang kebetulan rumahnya saling berdekatan. Sementara itu Dandim 0617 Majalengka Let Kol Inf Togu Parmonangan, sekitar 1,5 jam pasca kejadian sudah tiba di lokasi longsor bersama sejumlah anggotanya. Beberapa menit kemudian sudah langsung memimpin pencarian kedua korban dengan peralatan seadanya bersama aparat kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja dan mengerahkan warga sekitar setelah aparat turun ke lokasi. Pencarian itu sendiri akhirnya melibatkan hampir seratusan orang. Namun hingga senja hari pencarian dilakukan kedua korban belum berhasil ditemukan. Bahkan warga setempat mengaku pesimis kedua korban bisa ditemukan mengingat kondisi material longsoran demikian tinggi dan jauh, serta lebar. Selain itu di wilayah tersebut terdapat aliran sungai yang sungainya kini tertimbun longsor sepanjang puluhan meter, hingga aliran air dari wilayah hulu mengalir keatas material dan saluranpun berpindah ke arah utara. Dandim Togu menyebutkan, pencarian akan dilakukan kembali pada esok hari dengan peralatan yang lebih lengkap.(C-28/A-147)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/234983
ADE BAYU INDRA/"PRLM" PETUGAS dari Taman Hutan Raya (Tahura) mengamati Prasasti Curug Dago dari kejauhan karena tidak bisa mencapai lokasi akibat aksesnya terputus karena longsor, di Curug Dago, Kota Bandung, Rabu (15/5/2013). Akses
menuju salah satu tempat wisata alam itu sudah terputus sejak beberapa bulan lalu, hingga menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung karena tidak bisa menjangkau tempat Prasasti Curug Dago.*
http://www.pikiran-rakyat.com/node/235426