Anda di halaman 1dari 83

oci ramadhani

Pages

Beranda Item 1 Item 2 Folder 1 Item 3 Folder 2 Item 4

TEORI ANALITIK FAKTORIAL CATTELL


Diposkan oleh ocy di 04.43 Suatu teori empiris, yakni tehnik analisis faktor, dan pendirian teoritis yang perkembangannya sangat tergantung pada penggunaan metode tersebut,yakni teori kepribadian dari Raymond B. Cattell. Para teoritis lain yang berkecimpung dibidang kepribadian telah pula menggunakan tehnik ini; H.J Eysenck, J.P Guilford, Cyril Burt, L.L Thurstone dan W. Stephenson termasuk dalam jajaran para pelopor yang penting. Akan tetapi teori Cattell merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif dan yang paling tuntas dikembangkan berdasarkan analisi faktor. Hasil analisis faktor tidak hanya mengisolasikan faktor-faktor fundamental, tetapi juga memberikan pengukuran dan kumpulan skor sutu taksiran tentang sejauh manakah pengukuran dari masing-masing faktor. Taksir ini biasanya disebut muatan faktor ( factor loading ) atau serapan ( saturation) dari suatu pengukuran dan menunjukan seberapa banyak variasi pada suatu pengukuran tertentu disebabkan oleh masing-masing dari antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor hanya merupakan usaha untuk merumuskan variabelvariabel yang dianggap akan menjelakan komleksitas aneka ragam tingkahlaku yang dapat diamati. Salah satu persoalan lain yang ternyata sedikit kontroversial di kalangan para analis faktor yang perlu dikemukakan di sini ialah pembedaan antara sistem-sistem faktor othogonal dan sistem-sistem faktor oblique ( besarta pengertian tentang faktor-faktor tingkat kedua atausecond order factor). Penggunaan faktor-faktor olique mengandung suatu implikasi tambahan. Jika diperoleh faktor-faktor yang berkorelasi satu sama lain, maka dapat diterapkan lagi pada korelasi-korelasi diantara faktor-faktor tersebut, misalnya pemfaktoran tes-tes kemampuan ( abilitytests ) kerapkali menghasilkan faktor-faktor urutan pertama,

seperti kelancaran verbal ( verbal fluency) kempuan numerik ( numerical ability), visualisasi ruang ( spatial visualization ) kemudian orang dapat melanjutkan memfaktor korelasi-korelasi antara faktor-faktor urutan pertama, sehingga mungkin menemukan suatu faktor urutan kedua inteligensi umum general intelligence faktor-faktor verbal dan non verbal yang luas. Teori Cattell tentang Kepribadian Dalam diri Raymond Cattell kita menemukan sosok seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode kualitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah psikologis. Ia menaruh perhatian pada penemuan peneliti yang menggunakan metode-metode penelitian lainya, meskipun intisari pandangan didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah ia mendapatkan variabel-variabel yang di anggap sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Kemampuan menerjemahkan ide-ide psikoligis kedalam rumusan-rumusan matematis yang jelas, akan tetapi dari sekalian teoritikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray. Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi : Murray menyebut needs atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebut dynamic traits atau sifatsifat dinamik; keduanya banyak menggunakan perumusan psikoanalitis. Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, inggris pada tahun 1905 dan menyelesaikan pendidikan di inggris. Ia mendapatkan gelar B.Sc dari Universitas London pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan P.Hd dalam bidang psikologi dibawah bimbingan Spearmandi institut yang sama pada tahun 1929. Sama semua teoritikus lain yang menekankan metode analisis faktor, Cattell sangat berhutang budi pada karya rintisan Spearman dan pengembangan-pengembangan luas yang dilakukan oleh Thurstone, dalam menelusuri dimensi-dimensi yang mendasari tingkah laku dan penekanannya pada self- regarding sentimen ( dorongan untuk mempertahankan harga diri ). Dalam jangka 40 tahun, Cattell telah menerbitkan buku-buku dan artikel-artikel dala jumlah yang menakjubkan, meliputi tidak hanya dalam bidang penelitian kepribadian dan pengukuran jiwa ( mental measurement) tetapi juga dalam topik-topik dalam bidang-bidang dari psikologi eksperimental, psikologi sosial dan ilmu genetika manusia. Pandangan sekilas tentang perkembangan berbagai minat Cattell dalam bidang psikologi dapat diperoleh dari 62 makalah yang dikumpulkan dalam personality and social psychology( 1964 ). Cattell adalah juga pencipta banyak tes psikologi, termasuk The culture free test of intelegence ( 1944 ), The O-A pesonality test batter (1954), dan The 16 pesonality factor questionnaire ( bersama D.R Saunders dan G.F. Stice,1950 ) Hakikat Kepribadian: Struktur Sifat-sifat

Sistem konstruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari yang paling komleks dari teori yang kita bahas dalam buku ini. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut: pengetahuan kami tenyang psikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan metode naturalistik dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol, sedangkan dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode statistikyang lebih canggih Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang komleks dan terdiferensiasi, yang motivasinya sebagai besar tergantung pada salah satu gugus dari sifatsifat ini, yang disebut dinamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat-sifat Sifat merupakan yang terpenting dari sekalian konsep Cattell. Sifat adalah suatu struktur mental , suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah-laku yang dapat di observasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas dan ketetapan atau konsisten dalam tingkah laku ini. Cattell menyatakan bahwa jika sifat-sifat campuran memang harus merupakan hasil campuran dari kedua faktor ini, maka sekurang-kurangnya ada kemungkinan bahwa sifatsifat sumber dapat dibagi atas sifat-sifat yang merupakan hasil pengaruh hereditas, dan sifatsifat yang berasal dari faktor-faktor lingkungan. Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen Dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang keptibadian, yakni: life record atau catatan riwayat hidup atau data L; self-rating queslionncire atau kuesioner penelitian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T. Hal penting yang menetukan hasil analisis faktor adalah titik tolaknya, yakni variabelveriabel permukaan dengan mana seorang peneliti mulai, dan Cattell sangat menekankan pentingnya mentepkan sampel yang memadai dari seluruh bidang kepribadian pada awal penelitian penjajakan. Faktor-faktor kepribadian utama oleh Cattell dipandang terdapat secara mantap baik pada data-L maupun data-Q perlu dicatat bahwa banyak dari nama-nama faktor mengambarkan kegemaran khas Cattell untuk menciptakan istilah-istilah baru,Parmia,Premsia,Autin. Contoh Faktor data-T, (T) 24, Kecemasan Muatan pengukuran Kesediaan untuk mengakui kelemahan-kelemahan biasa. Kecendrungan untuk setuju. Sifat rendah hati dalam melakukan perbuatan yang belumpernah dicoba. Sifat keras serba mencari kesalahan yang tertinggi. Sedikit kegemaran terhadap bacaan yang patut dipertanyakan.

Emosionalitas yang tinggi dalam menyatakan pendapat. Banyak simtom ketegangan kecemasan yang tertahan. Cattell berpendapat bahwa sebagian dari langkah kecocokan antar sumber-sumber data mungkin hanya berati bahwa pendekatan-pendekatan pengukuran yang berbeda mengambil sampel data pada tingkat generalitas yang berlainan, akibatnya kesesuaian satu-lawan satu antar faktor tidak berhasil ditemukan, sebaliknya hanya terdapat kecocokan antar tingkat pada taraf sedang. Persamaan Spesifikasi Andaikan orang bisa menggambarkan kepribadian berdasarkan abilitas, temperamen, dan bermacam-macam sifat lainnya, untuk memprediksi respon seorang individu dalam suatu situasi khusus tertentu. Atau dalam dunia akademik, sebuah persamaan sepesifikasi dapat dikembangkan untuk memprediksi prestasi akademik berdasarkan variabel-veriabel abilitas dan keperibadian ( bdk,Cattell dan Butcher,1968 ) Sifat-sifat Dinamis Dalam sistem Cattellada 3 macam sifat-sifat dinamik yang penting yakni,sikap,Erg dansentimen. Erg kira-kira serupa dengan dorongan-dorongan biologis, sedangkan sentimenserupa dengan struktur-struktur sikap yang dipelajari. Sikap. Bagi Cattell, siakap adalah variabel dinamik yang menjelma, ungkapan struktur dinamik dasar yang dapat diamati, dari mana erg dan sintimen serta hubungannya satu sama lain dapat disimpulkan. Intensitas tertentu untuk melakukan serangkaian tindakan terhadap suatu objek. Jadi, saya ingin sekali mengawini seorang wanita menunjukan suatu intensitas minat(ingin sekali) untuk melakukan suatu tindakan ( kawin) terhadap suatu objek (seorang wanita). Erg. Secara sangat sederhana, erg adalah suatu sifat sumber yang ditentukan oleh pengaruh konstitusi dan dinamik. Tekanan yang luar biasa pada motivasi ergik mencerminkan keyakinannya bahwa faktor-faktor hereditas tingkah laku telah diremehkan oleh para psikolog amerika masa kini. Sentimen. Sentimen adalah sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan. Jadi, sentimen sama dengan Erg, kecuali bahwa sentimen adalah akibat pengaruh faktor-faktor pengalaman dan sosio-kultural, bukan faktor-faktor konstitusi. Dari divinisi maupun pemakaian konsep sangat sesuai dengan konsep serupa dalam teori McDougall, yang juga disebut sentimen. Dalam pandangan Cattell, sentimen cendrung terorganisasi sekitar objek-objek budaya yang penting, seperti pranata-pranata sosial atau tokoh-tokoh. Ke arah mana berbagai konstelasi sikap yang rumit tumbuh dan terfokus selama pengalaman hidup individu. Kisi-kisi Dinamika. (dinamic traits) saling berhubungan dalam satu pola subsidiation(Cattall meminjam istilah tersebut dari Murray). Hal ini berati bahwa unsurunsur tertentu bersifat subsider terhadap unsur-unsur lainnya, atau berfungsi sebagai sarana bagi tercapainya tujuan dari unsur-unsur lainnya itu. Jalur-jalur yang beraneka ragam dan

tumpang tindih antara erg dan sentiman serat sikap-sikap yang di ungkapnnya ini merupan dasar untuk menyimpulkan erg dari sentimen. Apabila kita amati bahwa sekumpulan sikap tertentu cenderung berlainan dalam hal kekuatan antara orang yang satu dengan yang lain, atau dalam diri seseorang dari waktu ke waktu, maka kita dapat menyimpulkan adanya suatu struktur erg atau sentimen yang mendasarinya. Diri.Diri ( self) merupakan salah satu sentiman, tetapi yang istimewa yang penting, karena hampir semua sikap kurang lebih cenderung mencerminkan sentimen-diri. Dalam beberapa penelitian ( lihat misalnya, Cattell dan Horn,1963) sentimen-sentimen superegodan sentimen diri ideal yang berhubungan tetapi berbeda itu bahkan juga muncul, Cattell dipandang memainkan peranan menentukan dalam rangka integrasi kepribadian, dengan saling menghubungkan pengungkapan dari berbagai erg dan sentimen. Konflik dan Penyesuaian diri. Cattell telah mengemukakan bahwa suatu cara praktis untuk menyatakan tingkat konflik yang dimunculkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap seseorang ialah dengan menggunakan persamaan spesifikasi ( specification equation ) yang menunjukkan keterlibatan sifat-sifat sumber dinamik orang itu ( erg dan sentimen ) dalam tindakan tersebut. Misalnya minat pemuda untuk kawin memiliki persamaan spesifikasi erg seks, sifat suka berteman, dan rasa ingin tahuannya; ia berfikir bahwa orang tuanya akan merestui dan hal itu akan berpengaruh baik bagi harga dirinya. Pemecahan teoritis yang dikemukakan Cattell ialah membagi situasi ( dan indeksindeks situasi dari unsur-unsur yang teletak pada belakan persamaan ) menjadi dua komponen; komponen pertama menunjukan stimulasi pokok, (focal stimulus), yakni aspek situasi yang direspon secara langsung oleh orang yang bersangkutan, sedangkan komponen lainnya menunjukan kondisi-kondisi latar belakang(background conditions) ,yang menetukan keadaan organisme pada saat sedang berlangsung. Kondisi-kondisi latar belakang ini memainkan peranan formal modulator-modulator,yang untuk sementara waktu mengubah makna psikologis sesuai secara sistematis, sehingga respon individu bisa berubah. Perkembangan Kepribadian Perkembangan kepribadian pada taraf deskriptif semata-mata, dengan memetakan perubahan struktur-struktur kepribadian selama kehidupan seseorang. Dalam penelitianpenelitian tentang temperamen dan sifat dinamik, Cattelldean kawan-kawannya telah mengadakan penelitian analisis faktor pada tingkat orang dewasa dan kanak-kanak, dalam rangka mengembangkan alat-alat yang mampu mengukur faktor-faktor kepribadian yang sama pada usia yang berberda-beda. Cattell telah mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini ialah melakukan penelitian-penelitian perantara terhadap kelompok-kelompok usia menengah; maka, dibandingkannyalah versi orang dewasa dan versi anak berusia 11 tahun dari koesioner kepribadian yang dianalisis faktor secara terpisah dengan memberikan kedua-duanya kepada kelompok menengah yang berusia 16 tahun(Cattell dan Beloff, 1953).

Cattell telah membahas bukti akan adanya kecendrungan-kecendrungan akibat pengaruh usia pada berbagai faktor temperamen, seperti misalnya meningkatkan H ( petualang) C ( kekuatan ego) serta menurunkan O ( kecenderungan merasa salah) dan L ( kecurigaan) antara usia 11 sampai 23 tahun ( Sealy dan Cattell,1966). Analisa Hereditas dan Lingkungan Selama beberapa tahun , Cattell sangat tertarik menyelidiki bobot relatif pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan terhadap sifat-sifat sumber. Untuk mengembangkan suatu metode yang dinamakannya Analisis Verians Abstrak Ganda ( Multiple Abstact Variance Analysis). Cattell menginterpretasikan ini sebagai bukti apa yang disebut Hukum pemaksaan kearah terata biososial yakni suatu kecenderuangan dari pengaruh-pengaruh lingkungan untuk secara sistematis melawan munculnya variasi genetik. Belajar Cattell membedakansekurang-kurangnya tiga jenis belajar yang memainkan peranan penting dalam perkembangan kepribadian. Dua yang pertama adalah pengkondisian klasik (clasical conditional )dan pengkondisian instrumenal/ operan ( instrumental conditioning/operant) dari psikolog eksperimen yang sudah terkenal luas. Jenis belajar yang ketiga dinamakan integration learning jenis belajar ini pada dasarnya merupakan sejenis belajar instrumental yang lebih canggih. Menurut Cattell, personality learning paling tepat dilukiskan sebagai suatu perubahan berdimensi ganda sebagai respon terhadap pengalaman dalam situasi yang berdimensi ganda, personality learning secara empiris ialah melalui prosedur yang disebut analisis jalan penyesuaian diri ( adjustment path analysis). Integrasi antara pematangan dan belajar Cattell mencoba memadukan perubahan-perubahan kepribadian yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh lingkungan dan pematangan yang memiliki dasar genetik kedalam bagian teoretis( Cattell,1973b) istilah treptik yang disebabkan oleh agen-agen yang bersifat eksternal seperti stimulasi,dietobat-obatan dan sebagainya. Tujuannya adalah membagi atau membedakan kurva-kurva perubahan perkembangan berbagai sifat kedalam komponenkomponen genetik dan treptik. Konteks Sosial Memusatkan perhatian pada individu dalam interaksi dengan lignkungan dekat mereka. Pada bagian ini kita akan meninggalkan pembatasan itu dan meninjau usaha-usaha yang telah dilakukan Cattell untuk memberikan tekanan yang memadai pada faktor-faktor pembentuk tingkah laku yang bersifat sosiokultural. Ada banyak peranan sosial yang dapat berperan sebagai sumber yang membentuk atau mempengaruhi kepribadian namun yang peling penting ialah keluarga. Disamping sumber pengaruh utama ini, ada pun pranata-pranata lain yang peranannya patut dipertimbangkan, seperti pekerjaan, sekolah,kelompok sebaya, agama,

partai politk,dan bangsa. Ternyata analisis faktor memainkan peranan yang sama menentukannyadalam mendeskripsikan kepribadian individu. Penelitian Khas dan metode-metode Penelitian Dalam bagian ini, akan kita bahas dengan sangat singkat sejumlah aspek khas pandangan-pandangan Cattell tentang penelitian kepribadian. Penelitian yang menggunakan analisis faktor dan kegemarannya yakni tentang sifat-sifat dinamika seorang individu. Dimuka sudah kita singgung keyakinan Cattell bahwa penelitian bersekala besar akan membuahkan kemajuan-kemajuan yang apaling berartibagi masa depan bidang ini. Pertama, ada penelitian-penelitian teknik-R yang merupakan pendekatan yang lazim dikalangan psikolog. Disini, sejumlah besar individu membandingkan berdasarkan kinerja mereka pada dua tes atau lebih, disini yang kita pertanyakan adalah seberapa konsistenkah tingkah laku individu itu dan statistik yang diperoleh merupakan indeks tentang seberapa jeuh aspek-aspek yang berbeda dari tingkahlaku individu sejalan. Penelitian Analisis Faktor terhadap seorang individu Jenis penelitian ini mengandung masalah-masalah khusus dalam segi metode. Di samping kesulitan memperoleh subyek yang kooperatif dan dapat diandalkan, kita harus memiliki alat ukur yang dapat dikenalkan berulang kali pada individu yang sama tanpa menimbulkan efek-efek yang berarti yang disebabkan oleh pengetesan yang berulang ulang itu sendiri dan kita berharap dengan sifat yang memperlihatkan fluktuasi yang cukup besar dari hari ke hari. Jadi, struktur faktor umum dari populasi mampu melukiskan secara cukup baik oknum khusus ini, tidak ada faktor-faktor khusus penting muncul dari analisis. Setelah faktor-faktor berhasil di identifikasikan, maka nisa di estimasikan skor-skornya untuk setiap sisi pengukuran, dengan grafik selama preode eksperimen. Beberapa Formulasi Lain Dua penyumbang utama dibidang ini selain Cattell adalah H.J. Eysenck dan J.P. Guilford. Seorang teoritikus ketiga , William Stephenson, bisa juga ditambahkan namun karena penelitian tentang teknik-Q telah dibahas dalam bab 8 , maka cukup kita catat disini bahwa analisi faktor terhadap berbagai ekspresi seseorang juga merupakan cara lain mempelajari kepribadian dengan analisis faktor. H.J.Eysenck Eysenck melihat suatu kepribadian sebagai sesuatu yang hierarkis. Atau typetype( types), pada tingkat berikutnya adalah sifat-sifat ( traits). pada tingkat type, Eysenck menganalisa kepribadian menurut tiga dimensi yang luas, yakni; Neurotikisme, ekstraversiintroversi, dan psikotikisme,karia penelitian empirisnya yang paling luas dan berkenan dengan dua yang pertama dari tiga faktor ini. Tentang ini Eysenck berpandangan sama, namun berpendapat bahwa tingkat analisisnya secara teoritis lebih berbobot dan secara empiris lebih dapat diandalkan ( Eysenck, 1956).

J.F. Guilford Kepribadian sudah dimulai sekurang-kurangnya pada awal tahun 1930-an, ketika ia menerbitkan sebuah makalah yang menunjukan bahwa item-item yang dimaksudkan untuk mengukur sifat tunggal introversi-ekstroversi sesungguhnya mencakup beberapa faktor kepribadian yang berbeda ( Guilford,1934) salah satu hasil dari penelitian ini adalah inventori keperibadian yang di namakan Guilford zimmerman Temperament Survey ( Guilford dan Zimmerman, 1949 ), yang mengukur 10 sifat yang dirumuskan sebagai faktor-aktivitas umum, rasa terkekang versus ratimia ( kecenderungan untuk takenal susuah), sifat subyek berkuasa, sifat suka bergaul, stabilitas emosi, objektivitas, keramah-tamahan, sifat hati-hati, hubungan-hubungan pribadi, dan kejantanan tampak, ada sedikit persamaan antara daftar ini dan daftar Cattell. Rupanya sampai taraf tertentu, hal ini disebabkan karena Guilford lebih suka menggunakan faktor-faktor ortogonal, sedangkan Cattell membiarkan faktor-faktornya bersifat oblik satu sama lain. Guilford melihat keperibadian sebagai suatu struktur sifat yang tersusun secara hirarkis, mulai dari tipe-tipe yang luas pada puncaknya. Kemudian sifat-sifat primer , kemudian hexes ( yakni, diposisi-diposisi agak khusus sepeti kebiasaan-kebiasaan.) .Guilford juga mengakui adanya sejumlah sub-area utama dalam keperibadian serta sifat-sifat abilitas, teperamen dan dinamik. Jadi, dalam ranah temperamen, dimensi positf-negatif melahirkan faktor percaya dari versus interior dalam bidang tingkah laku umum dan faktor sifat periang versus sifat pemalu dalam bidang emosi. Status Sekarang dan Evaluasi Selama beberapa tahun Cattell berhasil mengembangkan suatu teori kepribadian yang luas, beraneka ragam dan komleks, sebagai suatu prestasi intelektual, teorinya itu hendaknya dipandang setara dengan teori-teori lain yang dibahas dalam buku ini. Jelas juga bahwa Cattell dan para koleganya telah menghasilkan data empiris berkaitan dengan teori mereka dengan jumlah yang melampaui jumlah data yang diilhami oleh sebagian terbesar dari teori-teori kepribadian yang telah dibicarakan. Minat teoritis Cattell yang begitu luas rupanya selalu cenderung membawanya ke suatu proyek baru sebelum yang lama benar-benar terpancang dengan kokoh. Penelitian kepribadian yang baik memang lambat dan mahal. Sebagian terbesar atas usaha Cattell sendiri lah bahwa banyak segi dalam teorinya memiliki landasan empiris sebanyak sebagaimana kita lihat. Teori Cattell tidak bisa disebut pelopor dalam arti sebagai mana sebutan tersebut dikenakan pada teori freud, Roger atau Sullivan, atau bahkan Allport atau Murray , kendati teori ini telah menarik sejumlah kecil pengikut yang aktif. Hal ini sebagian disebabkan oleh seluk-beluk teknik faktor analisis, telah membuat seorang pembaca awam mundur atau menyingkir. Sesungguhnya sayang, karena justru pembaca terahir ini lah yang seharusnya bisa menghargai kekayaan gagasan-gagasan teoritis Cattell dan harta karun fakta mentah yang berhasil dikumpulkan oleh laboratoriumnya selama bertahun-tahun. Bagaimana pun,

harus harus di ingat bahwa teori Cattell sampai kini masih aktif berkembang penilaian akhir belum diperlukan atau belum cocok untuk dilontarkan pada saat ini.

Cattell
TRAIT APPROACH

A. Raymond Bernard Cattell Raymond Cattell adalah seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode kuantitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah psikologis. Baginya analisis faktor merupakan alat untuk menjelaskan berbagai masalah yang semuanya telah disusun dalam suatu kerangka sistematis. Teorinya merupakan suatu usaha penting dalam rangka menyatukan dan menyusun temuan-temuan dari berbagai penelitian analisis faktor tentang kepribadian. Cattell menaruh perhatian pada penemuan penelitipeneliti yang menggunakan metode-metode penelitian lainnya, meskipun intisari

pandangannya didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah Cattell mendapatkan variabel-variabel yang dianggapnya sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Cattell mirip dengan Gordon Allport sebab pandangannya dapat disebut teori sifat (trait theory) dan mirip dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide spikologis ke dalam rumusan-rumusan matematis yang jelas. Akan tetapi dari sekalian teoretikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry Murray. Keduanya memiliki pandangan yang luas tentang kepribadian dan telah mengembangkan sistem-sistem teoretis yang luas dan padat mencakup banyak jenis variabel yang berbeda. Keduanya sama-sama melakukan pemetaan secara empitis sampai ke sudutsudut terjauh dari wilayah kepribadian, dan keduanya sama-sama menghasilkan sejumlah besar konstruk, yang secara opersional dihubungkan dengan data, dan yang sering diberi nama yang aneh-aneh. Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi: Murray menyebutnya needs atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebutnya dynamic traits atau sifat-sifat dinamik: keduanya banyak menggunakan perumusan spikoanalitis; dan

memberikan status teoretis yang sistematik pada lingkungan maupun pada sang pribadi. Salah satu perbedaan yang mencolok antara keduanya tentu saja adalah kegandrungan Cattell pada suatu metodologi statistik khusus, yakni analisis faktor. Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan menyelesaikan sumua pendidikannya di Inggris. Ia mendapat gelar B.Sc. dari Universitas London pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan Ph.D dalam bidang spikologi di bawah bimbingan Spearman di institut yang sama pada tahun 1929. ia menjadi dosen pada University College of the South West, Exeter, Inggris, tahun 1928-1931 dan menjadi direktur City Psychological Clinic di Leicester, Inggris, tahun 1932-1937.

B. Kategori Traits Sistem kontruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari antara yang paling kompleks dari sekalian teori yang kita bahas dalam buku ini. Meskipun konsepkonsep ini mendapatkan warna khasnya dan dalam banyak hal, definisi empiris konsepkonsepnya berasal dari penelitian-penelitian yang menggunakan analisis faktor, namun beberapa di antaranya diproleh dari penemuan-penemuan eksperimental atau dari penelitianpenelitian tentang tingkah laku yang menggunakan teknik-teknik observasi sederhana. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut: Pengetahuan kami tentang spikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan metode naturalistic dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol. Penemuanpenemuan dari yang pertama bahkan juga yang kedua, sedang dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode statistic yang lebih canggih. Khususnya eksperimen-eksperimen da kesimpulan-kesimpulan klinis perlu di rumuskan kembali berdasarkan konsepsi-konsepsi nyata menyangkut sifat-sifat (khususnya dorongandorongan) yang benar-benar merupakan suatu kestuan dan ini memerlukan suatu fondasi penelitian analisis faktor (Hall & Lindzey, 1993). Cattell berpendapat bahwa tugas terinci untuk merumuskan kepribadian harus menunggu suatu penjabaran yang tuntas tentang konsep-konsep yang direncanakan akan dipakai oleh sang teoretikus dalam penelitiannya tentang tingkah laku. Definisi yang umum, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan predikat tentang apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. Tujuan penelitian psikologis dalam bidang kepribadian adalah menetapkan hukum-hukum tentang apa yang akan dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dalam segala macam situasi sosial dan situasi

lingkungan seumumnya. Kepribadian berkenaan dengan semua tingkah laku individu, baik yang terbuka maupun yang tersembunyi. Kepribadian sebagai struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensi yang motivasinya sebagian besar trgantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat-sifat, sifat merupakan yang terpenting dari konsep Cattell, sifat adalah struktur mental, suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau konsistensi dalam tingkah laku. Fokusnya adalah pembedaan antara surface traits atau sifatsifat permukaan, yakni gugus variabel yang nampak atau terbuka dan yang seperti saling berhubungan dan source traits atau sifat-sifat sumber, yakni variabel dibalik layar, yang menentukan berbagai manifestasi pada permukaan. Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen, dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang kepribadian, yakni: life record atau catatan riwayat hidup atau data-L; selfrating questionnaire atau kuesioneer penilaian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T. Sumber pertama yakni data-L, pada dasarnya merupakan catatan-catatan tentang tingkah laku seseorang di masyarakat. Self-rating atau penilaian diri (data-Q) sebaliknya merupakan pernyataan orang yang bersangkutan tentang tingkah lakunya sendiri, dengan demikian memberikan sejenis sisi dalam terhadap catatan luar yang dihasilkan oleh data-L. Tes objektif (data-T) berpangkal pada kemungkinan ketiga yakni penciptaan situasisituasi khusus di mana tingkah laku seseorang dapat diskor secara objektif.

1. Kategori Kepemilikan Trait Umum - Trait Khusus (Common Unique Traits) a. Trait umum adalah trait yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Misalnya inteligensi, introversi, dan suka berteman. Sifat universal dari trait umum mungkin dilatarbelakangi oleh hereditas manusia yang kurang-lebih sama, dan individu yang berada pada kelompok budaya yang sama menghadapi pola tekanan sosial yang hampir sama pula. Sudut pandangnya agak berbeda dengan trait umum dari Allport, yang membatasi sifat umum sebagai sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang. Cattell mementingkan universalitas, sehingga sifat umum itu dimiliki dalam kadar yang berbeda-beda, sedang Allport mementingkan kesamaan sifat sehingga kepemilikannya lebih terbatas pada kelompok tertentu saja.

b. Trait khusus adalah trait yang dimiliki satu orang saja (bias juga dimilki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interes dan atitud. 2. Kategori Kedalaman Trait Permukaan Trait Sumber (Surface-Source Traits) a. Trait permukaan adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya, remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait yang periang (surface traits cheerfulness). Sebaliknya remaja yang senang mengkritik orang lain, memandang masa depan selalu suram, dan tampak kelelahan, dikatakan miliki sifat permukaan depresif. b. Traits sumber adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tinkah laku, dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis faktor. Berbagai trait permukaan dicari

introkoneksinya atau faktor-faktornya, untuk menentukan unit yang mempengaruhi dan melatarbelakangi trait-trait itu. Trait sumber ini bersifat konstitusional (dibawa sejak lahir), atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold). Menurut Cattell trait sumber yang ketika berinteraksi dengan lingkungan menjadi trait permukaan, lebih penting dalam pemahaman tingkah laku, sehingga disebut juga trait primer. Jumlah trait sumber jauh lebih kecil disbanding jumlah trait permukaan, sehingga lebih ekonomis dalam mendeskripsi tingkah laku.

3. Kategorio Modalitas Ekspresi: Trait Kemampuan Temperamen - Dinamik (AbilityTemperament-Dynamic Traits) a. Trait kemampuan: menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh: kecerdasan. b. Trait temperamen: gaya atau birama tingkah laku. Contoh: ketenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang. c. Trait dinamik: motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku. . Contoh: dorongan, interes, dan ambisi menguasai sesuatu.

C. Klasifikasi Trait: 16 PF

Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar diperoleh dari kamus yang disusun oleh Allport dan Obert), yang kemudian Cattell ringkas dengan cara mengelompokan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan metaforik, menjadi 200 sifat. Memakai metode kluster (mirip analisis faktor tetapi lebih sederhana), 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat (dinamakan 35 sifat sumber atau sifat primer, masing-masing diberi simbol huruf yang berbeda). 35 sifat itu terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhada 23 sifat primer dari populasi normal, ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan lainnya saling asing. 16 sifat sumber (sifat primer ini dinamakan faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal, yakni 16 Persoality Faktor Questionnair (16 PF Questionnaire). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan Faktor Primer non 16 PF. Rangkuman pengelompokan faktor sumber ada pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Ikhtisar 35 Faktor Prima 23 Faktor Primer Normal 16 Faktor Primer 7 Faktor Primer non 16 PF A B C- E F G H D J K P Q5 I L- M N O Q1 Q6 Q7 Q2 Q3 Q4 Sumber: Alwilsol (2009) 12 Faktor-Primer Patologis D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 Pa Pp Sc As Ps

Deskripsi singkat setiap faktor ada pada tabel berikut ini: Tabel 2. Deskripsi 35 Faktor Primer 16 Faktor Primer (16 PF) Skor Rendah Simbol Nama Faktor Simbol Skor Tinggi Reserved ASizia - Affectia A+ Outgoing Tidak Ramah Ramah Less Intelligence BIntellegence B+ More intelegence Kurang Cerdas Lebih cerdas Emotional CEgo Strength C+ Stable Emosional Stabil Humble ESubmissiveE+ Assertive Rendah hati Dominance Tegas, sombong Sober FDisurgency-Surgency F+ Happy-go-lucky Bijak, berfikir tenang Riang-ceria Expedient GSuperego-Strenght G+ Conscientious Ceroboh Cermat Shy HThrectia-Parmia H+ Bold

Malu Toughminded Keras hati Trusting Mudah percaya Practical Praktis Fortright Jujur-apa adanya Placid Tenang-aman Traditional Kolot Group-tied Terikat kelompok Casual Sembarangan Relaxed Santai Inaktif

ILMNOQ1 Q2 Q3 Q4 D-

Harria-Premsia Alaxia-Protension Praxernia-Autia Artlessness-shrewdness Assurance-guilt proneness ConservativeRadicalims Group Adherence-Self Suficient Low Integration-High Self Concept Ergic Tension Phlegmatic TemperamentExcitability Zeppia-Coasthenia Social unconcernSocial role concern Coutious inactivitySanguin Casualness Lack of social concernGroupdedication with sensed inadequacy Self effacement-Social panace Explicit self Expression

I+ L+ M+ N+ O+ Q1 + Q2 + 03 + Q4 + D+

Berani Tenderminded Lembut hati Suspicious Curiga Imaginative Imajinatif Shrwed Cerdik Apprehensive Khawatir Experimenting Senang hal baru Self Suficient Mandiri Controlled Teratur-rapi Tense Tegang Overaktif

Suka aksi kelompok Tidak peduli sosial Melankolis Mencukupi diri sendiri Diam, menerima Tidak senang berbicara Tidak takut sakit Menyenangi hidup Menolak petualangan Tenang, percaya diri Antusias dalam bekerja Tidak merasa berdosa Santai, ramah Mudah percaya

JKPQ5 -

J+ K+ P+ Q5 +

Reflektif Kemasakan sosial Spekulatif-mandiri Peduli dengan kerja sosial Pemberontak social Ekspresi verbal/social Takut sakit tanpa alasan Merusak diri sendiri Berani mengambil resiko Tegang, kaku Merasa kelelahan

Q6 Q7 -

Q6 + Q7 +

16 Faktor Primer Patologis D1 Hypochondriasis D1 + D2 D3 D4 D5 Zestfulness-Suicidal disgust Broading Discontent Anxious Depression High Enercy EuphoriaLow Eneercy Depression Guilt and Resentment Bored Depression Paranoia D2 + D3 + D4 + D5 +

D6 D7 Pa -

D6 + D7 + Pa +

Merasa Berdosa Menyendiri, menolak kontak Merasa terus

Menolak melanggar Hukum Emosi harmonis Tanpa kompulsif Baik hati Sumber: Alwisol, 2009.

Pp Sc As Ps -

Psychotic Deviation Schizophrenia Psychasthenia General Psychosis

Pp + Sc + As + Ps +

diamati Antisosial-kriminal Halusinasi Banyak kompolsif Mudah kehilangan akal

1. Faktor A. (Sizia-Affectia) Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemescyclothemes dari Kretschmer. Type reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri, halunisasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Type outgoing = cyclothemes adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk pendek. 2. Faktor B (Inteligence) Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya. Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan tes inteligensi, tingkat pendidikan, kemampuan berfikir dan logika. 3. Faktor C (Ego Strenght) Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki ego yang rendah. Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan realistik. 4. Faktor E (Submassive-Dominance) Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak, agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya Ecenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat negatif (yang tidak dikehendaki). 5. Faktor F (Disurgency-Surgency) Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak, dan tetap penting pada usia dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan,

lemah, introspektif, dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.

6. Faktor G (Superego Strength) Faktor mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan kontrol diri terhadap tingkahlaku. 7. Faktor H (Threctia-parmia) Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya dari sistem simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+) bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok, periang, responsif). 8. Faktor I (Harria-premsia) Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedang premsia berhubungan dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua, I- menjadi orang yang masak, independent, realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan, tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik. 9. Faktor L (Alaxia-Protension) Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension adalah gabungan dari projection dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri, sedang alaxis mudah percaya, memahami, dan sabar. 10. Faktor M (Praxernia-Autia) Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini mengacu pada orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe (M-) peduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. (M-) ini menurut Cattell dapat menjadi dasar dari gejala obsesif-kompulsif.

11. Faktor N (Artlessness-Shrewdness) N- adalah ciri orang yang naf, rendah hati- bersahaja, dan spontan, sedang N+ bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar. 12. Faktor O (Assurance-Guild Proneness)

O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis, alkoholik, kriminal, manis depresif. Mereka hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan merasa berdosa. 13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalims) Q2 (Group Adherence-Selfsufficient) Q3 (Low Integration-High Self Concept) Q4 (Ergic Tension) Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuk sifatnya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat.

D. Organisasi Dinamis Kepribadian (ERG, Sentiment, Attitude) 1. Dorongan Pembawaan (ERG) Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebur ERG. ERG berasal dari Ergon [Yunani] yang berarti kerja atau enargi. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut ERG, seprti seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif-motif lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga dimiliki oleh primate dan mamalia lainnya. Tidak seperti psikolonalis yang menentukan drive apa saja yang dimiliki manusai secara subyektif, Cattell kembali memakai ananlisis faktor terhadap data T dari sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya. Pendekatan itu memetakan motivasi manusia secara matematis alih. Alih secara logis. Dari pendekatan statistic itu, Cattell menemukan 10 ERG, yang sebagian besar juga ditemukan pada binatang karena ternyata trait dinamik itu ada pada semua budaya. Faktor ERG pada manusia ekuivalen dengan pola insting binatang. Secara keseluruhan, peta erg manusia terdiri dari 10 ERG independent, 4 ERG yang independensinya kurang jelas, dan 2 erg yang dipertanyakan nilainya sebagai faktor hereditas sebagaimana table berikut ini: Tabel 3. Daftar Peta ERG Manusia Tujuan Utama Mencari makan Berpasangan Berteman Perlindungan orang tua, Dorongan Emosi Lapar Seks Kesendirian Kasih sayang Ingintahu Takut Bangga Status Pembuktian Dikenali secara konsisten dan independent

Eksplorasi Keamanan Kepercayaan diri Seks Narkistis Suka berkelai Memiliki Bantuan Istirahat Penciptaan Rendah hati Muak Tertawa Sumber: Alwisol, 2009.

Kenikmatan Marah Tamak

Putus asa Mengantuk Kreatif Rendah hati Muak Kesenangan

Tidak pasti sifat independensinya Faktor yang masih dipertanyakan

2. Sentiment (Sentiment) Sentiment sering disebut Cattell sems, akronim dari sosially shaped ergic manifold (bermacam-macam ERG yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur keseimbangan attitude, yang memperoleh energi belajar dari ERG tetapi dibentuk oleh hasil belajar. Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (misalnya karir, agama) atau disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, self), dia dibutuhkan oleh lingkungan sosial dan memuaskan beberapa ERG pada saat yang sama. Attitude adalah aksi atau keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang kalau dilacak asalmuasalnya akan sampai ke dorongan primer bawaanERG. Ditengah-tengah antara attitude dengan ERG adalah sentiment.

Hubungan dalam latise dinamik (kisi-kisi dinamik) dari Cattell dapat berupa: a. Beberapa sentiment dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa erg dapat tersubsidiasi ke satu sentiment. b. Beberapa attitude dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa ERG dapat disubsidiasi dari satu attitude. c. Sentimen yang satu subsider kepada sentiment yang lain, baik dalam bentuk subsidiasi tunggal maupun jamak. 3. Sikap (Attitude) Sikap atau attitude bukan pandangan tentang sesuatu seperti menolak atau menerima, senang atau tidak senang, tetapi sikap adalah konsep tentang tingkah laku spesifik (atau keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap situasi. Misalnya, seorang mahasiswi, Monica, ingin belajar bahsa Perancis dengan teman sekelas tertentu, itu adalah sikap. Seperti semua attitude, pada peristiwa itu ada stimulus atau situasi tertentu (kurikulum bahasa Perancis), interest (intensita tingkat keinginan mengikuti kelas), respon (pilihan teman) dan objek (kelas bahasa Perancis). Sikap itu kemudian akan berperan sebagai motivator tingkahlaku (belajar bahasa Perancis). Cattell memandang motivasi sangat kompleks, dan alur kerja motif atau kisi-kisi dinamik (dynamic lattice) motif melibatkan semua attitude. Berbagai motif, tidak semuanya disadari, ikut masuk kedalam contoh diatas. Monica mungkin ingin menguasai bahasa Perancis untuk mempertahankan reputasinya. Sebagai mahasiswa teladan, mungkin dia ingin dekat dengan laki-laki yang disenanginya, atau mungkin dia sedang kesepian dan ingin punya banyak teman. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, satu motif berada di bawah motif lain, ada motif yang diarahkan ke sub tujuan yang harus dicapai sebelum mencapai tujuan berikutnya. Kalau semua motif disadari (banyak motif yang tidak disadari), rantai subsidiasi dapat diungkap dengan pertanyaan mengapa?. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, yang satu subsidiary dari yang lain, dan semuanya sering berakhir pada dorongan makan yang bersifat pembawaan.

E. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metoda meneliti pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama analisis varian abstrak jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis), teknik yang membandingkan persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan seberapa besar perbedaan trait yang disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda. Dari penelitiannya, Cattell menujukkan pentingya peran keturunan pada beberapa traits. Misalnya datanya menggunakan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan 80%, malu-malu 80%, dan kepuasan emosional 30%. Adanya pengaruh keturunan terhadap trait kecerdasan yang sangat tinggi membuat Cattell kuat berpihak terhadap teori kelahiran selektif, yang akan menciptakan masyarakat cerdas. Salah satu hasil penelitian yang menarik, ternyata banyak korelasi negative anatara faktor keturunan dengan linggkungan. Orang mengharapkan anak yang cerdas mendapat pendidikan yang baik, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal trait, ada kecendrungan lingkungan tidak menghargai bahkan memeksa faktor keturunan untuk

berubah atau menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang dewasa mengajari anak memakai tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari menghilangkan rsasa malu. Gejala ini dinamakan Cattell: Hukum pemaksaan ke Arah Rerata Sosial (Law of Coercion to Biososial Mean). Ada banyak pranata sosial yang dapat berperan sebagai sumber pembentukan kepribadian, yang paling penting ialah keluarga. Pranata sosial lainnya, antara lain pekerjaan, sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan suku bangsa. Pranata-pranata itu mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut: 1. Pembentukan karakter yang disengaja: masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana anggotanya harus bertingkah laku, bersikap dan mengembangkan konsep diri. 2. Faktor situasi atau ekologi yang berdampak terkembangnya sikap tertentu dalam diri individu yang bukan menjadi kemauan sadar masyarakat atau institusi. 3. Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, individu mengalami perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motifmotif yang penting. Penelitiannya mengenai pengaruh lingkungan, mencakup lingkungan sekitar individu maupun lingkungan sosial dan kultural yang luas. Sama seperti meneliti trait individu,

lingkungan juga mempunyai trait, yang oleh Cattell dinamakan sintaliti (syntality), yaitu karakter atau atribut dari kelompok sosial yang luas. Menurutnya memahami individu harus dilakukan dengan memahami kepribadian individu dan sintaliti kelompok yang mempengaruhi individu itu (baik kelompok kecil maupun kelompok yang luas).

F. Tahapan Perkembangan 1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun) Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran. Pengaruhpengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic. 2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun) Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya. 3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun) Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental, neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks. 4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun) Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas. Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap pada tahap ini. 5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun) Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup. 6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)

Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak aman.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press. Hall, C.S., Lindzey, G., 1993, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius. Posted 19th January 2012 by psikologi

psikologi
Cattell Emotional Regulation psikologi

Cattell
TRAIT APPROACH

A. Raymond Bernard Cattell Raymond Cattell adalah seorang peneliti yang minat besarnya pada metode-metode kuantitatif tidak mempersempit spektrum perhatiannya terhadap data dan masalah-masalah psikologis. Baginya analisis faktor merupakan alat untuk menjelaskan berbagai masalah yang semuanya telah disusun dalam suatu kerangka sistematis. Teorinya merupakan suatu usaha penting dalam rangka menyatukan dan menyusun temuan-temuan dari berbagai penelitian analisis faktor tentang kepribadian. Cattell menaruh perhatian pada penemuan penelitipeneliti yang menggunakan metode-metode penelitian lainnya, meskipun intisari

pandangannya didasarkan pada hasil-hasil analisis faktor karena dari sinilah Cattell mendapatkan variabel-variabel yang dianggapnya sangat penting untuk menerangkan tingkah laku manusia. Cattell mirip dengan Gordon Allport sebab pandangannya dapat disebut teori sifat (trait theory) dan mirip dengan Kurt Lewin karena kemampuannya menerjemahkan ide-ide spikologis ke dalam rumusan-rumusan matematis yang jelas. Akan tetapi dari sekalian teoretikus yang dibicarakan dalam buku ini, mungkin Cattell paling menyerupai Henry

Murray. Keduanya memiliki pandangan yang luas tentang kepribadian dan telah mengembangkan sistem-sistem teoretis yang luas dan padat mencakup banyak jenis variabel yang berbeda. Keduanya sama-sama melakukan pemetaan secara empitis sampai ke sudutsudut terjauh dari wilayah kepribadian, dan keduanya sama-sama menghasilkan sejumlah besar konstruk, yang secara opersional dihubungkan dengan data, dan yang sering diberi nama yang aneh-aneh. Kedua teoritikus itu sangat menekankan konstruk-konstruk motivasi: Murray menyebutnya needs atau kebutuhan-kebutuhan, sedangkan Cattell menyebutnya dynamic traits atau sifat-sifat dinamik: keduanya banyak menggunakan perumusan spikoanalitis; dan memberikan status teoretis yang sistematik pada lingkungan maupun pada sang pribadi. Salah satu perbedaan yang mencolok antara keduanya tentu saja adalah kegandrungan Cattell pada suatu metodologi statistik khusus, yakni analisis faktor. Raymond Bernard Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan menyelesaikan sumua pendidikannya di Inggris. Ia mendapat gelar B.Sc. dari Universitas London pada tahun 1924 dalam bidang kimia, dan Ph.D dalam bidang spikologi di bawah bimbingan Spearman di institut yang sama pada tahun 1929. ia menjadi dosen pada University College of the South West, Exeter, Inggris, tahun 1928-1931 dan menjadi direktur City Psychological Clinic di Leicester, Inggris, tahun 1932-1937.

B. Kategori Traits Sistem kontruk-konstruk yang dikemukakan Cattell merupakan salah satu dari antara yang paling kompleks dari sekalian teori yang kita bahas dalam buku ini. Meskipun konsepkonsep ini mendapatkan warna khasnya dan dalam banyak hal, definisi empiris konsepkonsepnya berasal dari penelitian-penelitian yang menggunakan analisis faktor, namun beberapa di antaranya diproleh dari penemuan-penemuan eksperimental atau dari penelitianpenelitian tentang tingkah laku yang menggunakan teknik-teknik observasi sederhana. Akan tetapi keadaan ini oleh Cattell hanya dianggap sebagai keadaan sementara, sebagaimana terungkap dari kutipan berikut: Pengetahuan kami tentang spikologi dinamik sebagian besar berasal dari metode klinis dan metode naturalistic dan baru yang kedua berasal dari eksperimen terkontrol. Penemuanpenemuan dari yang pertama bahkan juga yang kedua, sedang dalam proses penempatan pada sebuah basis yang lebih kokoh dengan memakai metode-metode statistic yang lebih canggih. Khususnya eksperimen-eksperimen da kesimpulan-kesimpulan klinis perlu di rumuskan kembali berdasarkan konsepsi-konsepsi nyata menyangkut sifat-sifat (khususnya dorongandorongan) yang benar-benar merupakan suatu kestuan dan ini memerlukan suatu fondasi penelitian analisis faktor (Hall & Lindzey, 1993).

Cattell berpendapat bahwa tugas terinci untuk merumuskan kepribadian harus menunggu suatu penjabaran yang tuntas tentang konsep-konsep yang direncanakan akan dipakai oleh sang teoretikus dalam penelitiannya tentang tingkah laku. Definisi yang umum, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan predikat tentang apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. Tujuan penelitian psikologis dalam bidang kepribadian adalah menetapkan hukum-hukum tentang apa yang akan dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dalam segala macam situasi sosial dan situasi lingkungan seumumnya. Kepribadian berkenaan dengan semua tingkah laku individu, baik yang terbuka maupun yang tersembunyi. Kepribadian sebagai struktur sifat-sifat (traits) yang kompleks dan terdiferensi yang motivasinya sebagian besar trgantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Sifat-sifat, sifat merupakan yang terpenting dari konsep Cattell, sifat adalah struktur mental, suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau konsistensi dalam tingkah laku. Fokusnya adalah pembedaan antara surface traits atau sifatsifat permukaan, yakni gugus variabel yang nampak atau terbuka dan yang seperti saling berhubungan dan source traits atau sifat-sifat sumber, yakni variabel dibalik layar, yang menentukan berbagai manifestasi pada permukaan. Sifat-sifat Abilitas dan Temperamen, dalam pandangan Cattell, ada tiga sumber data utama tentang kepribadian, yakni: life record atau catatan riwayat hidup atau data-L; selfrating questionnaire atau kuesioneer penilaian-diri atau data-Q; dan objective test atau tes objektif atau data-T. Sumber pertama yakni data-L, pada dasarnya merupakan catatan-catatan tentang tingkah laku seseorang di masyarakat. Self-rating atau penilaian diri (data-Q) sebaliknya merupakan pernyataan orang yang bersangkutan tentang tingkah lakunya sendiri, dengan demikian memberikan sejenis sisi dalam terhadap catatan luar yang dihasilkan oleh data-L. Tes objektif (data-T) berpangkal pada kemungkinan ketiga yakni penciptaan situasisituasi khusus di mana tingkah laku seseorang dapat diskor secara objektif.

1. Kategori Kepemilikan Trait Umum - Trait Khusus (Common Unique Traits) a. Trait umum adalah trait yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Misalnya inteligensi, introversi, dan suka berteman. Sifat universal dari trait umum mungkin dilatarbelakangi oleh hereditas manusia yang kurang-lebih sama, dan individu yang berada

pada kelompok budaya yang sama menghadapi pola tekanan sosial yang hampir sama pula. Sudut pandangnya agak berbeda dengan trait umum dari Allport, yang membatasi sifat umum sebagai sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang. Cattell mementingkan universalitas, sehingga sifat umum itu dimiliki dalam kadar yang berbeda-beda, sedang Allport mementingkan kesamaan sifat sehingga kepemilikannya lebih terbatas pada kelompok tertentu saja. b. Trait khusus adalah trait yang dimiliki satu orang saja (bias juga dimilki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interes dan atitud. 2. Kategori Kedalaman Trait Permukaan Trait Sumber (Surface-Source Traits) a. Trait permukaan adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya, remaja yang lincah, menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yang menarik, mungkin dapat dikatakan memiliki trait yang periang (surface traits cheerfulness). Sebaliknya remaja yang senang mengkritik orang lain, memandang masa depan selalu suram, dan tampak kelelahan, dikatakan miliki sifat permukaan depresif. b. Traits sumber adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tinkah laku, dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis faktor. Berbagai trait permukaan dicari

introkoneksinya atau faktor-faktornya, untuk menentukan unit yang mempengaruhi dan melatarbelakangi trait-trait itu. Trait sumber ini bersifat konstitusional (dibawa sejak lahir), atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold). Menurut Cattell trait sumber yang ketika berinteraksi dengan lingkungan menjadi trait permukaan, lebih penting dalam pemahaman tingkah laku, sehingga disebut juga trait primer. Jumlah trait sumber jauh lebih kecil disbanding jumlah trait permukaan, sehingga lebih ekonomis dalam mendeskripsi tingkah laku.

3. Kategorio Modalitas Ekspresi: Trait Kemampuan Temperamen - Dinamik (AbilityTemperament-Dynamic Traits) a. Trait kemampuan: menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan, contoh: kecerdasan.

b.

Trait temperamen: gaya atau birama tingkah laku. Contoh: ketenangan atau kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang.

c.

Trait dinamik: motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku. . Contoh: dorongan, interes, dan ambisi menguasai sesuatu.

C. Klasifikasi Trait: 16 PF Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar diperoleh dari kamus yang disusun oleh Allport dan Obert), yang kemudian Cattell ringkas dengan cara mengelompokan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan metaforik, menjadi 200 sifat. Memakai metode kluster (mirip analisis faktor tetapi lebih sederhana), 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat (dinamakan 35 sifat sumber atau sifat primer, masing-masing diberi simbol huruf yang berbeda). 35 sifat itu terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhada 23 sifat primer dari populasi normal, ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan lainnya saling asing. 16 sifat sumber (sifat primer ini dinamakan faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal, yakni 16 Persoality Faktor Questionnair (16 PF Questionnaire). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan Faktor Primer non 16 PF. Rangkuman pengelompokan faktor sumber ada pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Ikhtisar 35 Faktor Prima 23 Faktor Primer Normal 16 Faktor Primer 7 Faktor Primer non 16 PF A B C- E F G H D J K P Q5 I L- M N O Q1 Q6 Q7 Q2 Q3 Q4 Sumber: Alwilsol (2009) 12 Faktor-Primer Patologis D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 Pa Pp Sc As Ps

Deskripsi singkat setiap faktor ada pada tabel berikut ini: Tabel 2. Deskripsi 35 Faktor Primer 16 Faktor Primer (16 PF) Skor Rendah Simbol Nama Faktor Simbol Skor Tinggi Reserved ASizia - Affectia A+ Outgoing Tidak Ramah Ramah Less Intelligence BIntellegence B+ More intelegence Kurang Cerdas Lebih cerdas

Emotional Emosional Humble Rendah hati Sober Bijak, berfikir tenang Expedient Ceroboh Shy Malu Toughminded Keras hati Trusting Mudah percaya Practical Praktis Fortright Jujur-apa adanya Placid Tenang-aman Traditional Kolot Group-tied Terikat kelompok Casual Sembarangan Relaxed Santai Inaktif

CEFGHILMNOQ1 Q2 Q3 Q4 D-

Ego Strength SubmissiveDominance Disurgency-Surgency Superego-Strenght Threctia-Parmia Harria-Premsia Alaxia-Protension Praxernia-Autia Artlessness-shrewdness Assurance-guilt proneness ConservativeRadicalims Group Adherence-Self Suficient Low Integration-High Self Concept Ergic Tension Phlegmatic TemperamentExcitability Zeppia-Coasthenia Social unconcernSocial role concern Coutious inactivitySanguin Casualness Lack of social concernGroupdedication with sensed inadequacy Self effacement-Social panace Explicit self Expression

C+ E+ F+ G+ H+ I+ L+ M+ N+ O+ Q1 + Q2 + 03 + Q4 + D+

Stable Stabil Assertive Tegas, sombong Happy-go-lucky Riang-ceria Conscientious Cermat Bold Berani Tenderminded Lembut hati Suspicious Curiga Imaginative Imajinatif Shrwed Cerdik Apprehensive Khawatir Experimenting Senang hal baru Self Suficient Mandiri Controlled Teratur-rapi Tense Tegang Overaktif

Suka aksi kelompok Tidak peduli sosial Melankolis Mencukupi diri sendiri Diam, menerima Tidak senang berbicara Tidak takut sakit Menyenangi hidup Menolak petualangan

JKPQ5 -

J+ K+ P+ Q5 +

Reflektif Kemasakan sosial Spekulatif-mandiri Peduli dengan kerja sosial Pemberontak social Ekspresi verbal/social Takut sakit tanpa alasan Merusak diri sendiri Berani mengambil

Q6 Q7 -

Q6 + Q7 +

16 Faktor Primer Patologis D1 Hypochondriasis D1 + D2 D3 Zestfulness-Suicidal disgust Broading Discontent D2 + D3 +

Tenang, percaya diri Antusias dalam bekerja Tidak merasa berdosa Santai, ramah Mudah percaya Menolak melanggar Hukum Emosi harmonis Tanpa kompulsif Baik hati Sumber: Alwisol, 2009.

D4 D5 -

D6 D7 Pa Pp Sc As Ps -

Anxious Depression High Enercy EuphoriaLow Eneercy Depression Guilt and Resentment Bored Depression Paranoia Psychotic Deviation Schizophrenia Psychasthenia General Psychosis

D4 + D5 +

resiko Tegang, kaku Merasa kelelahan

D6 + D7 + Pa + Pp + Sc + As + Ps +

Merasa Berdosa Menyendiri, menolak kontak Merasa terus diamati Antisosial-kriminal Halusinasi Banyak kompolsif Mudah kehilangan akal

1. Faktor A. (Sizia-Affectia) Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemescyclothemes dari Kretschmer. Type reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri, halunisasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Type outgoing = cyclothemes adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk pendek. 2. Faktor B (Inteligence) Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya. Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan tes inteligensi, tingkat pendidikan, kemampuan berfikir dan logika. 3. Faktor C (Ego Strenght) Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki ego yang rendah. Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan realistik. 4. Faktor E (Submassive-Dominance) Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak, agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya Ecenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan

E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat negatif (yang tidak dikehendaki). 5. Faktor F (Disurgency-Surgency) Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak, dan tetap penting pada usia dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan, lemah, introspektif, dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.

6. Faktor G (Superego Strength) Faktor mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan kontrol diri terhadap tingkahlaku. 7. Faktor H (Threctia-parmia) Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya dari sistem simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+) bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok, periang, responsif). 8. Faktor I (Harria-premsia) Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedang premsia berhubungan dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua, I- menjadi orang yang masak, independent, realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan, tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik. 9. Faktor L (Alaxia-Protension) Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension adalah gabungan dari projection dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri, sedang alaxis mudah percaya, memahami, dan sabar. 10. Faktor M (Praxernia-Autia) Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini mengacu pada orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe (M-) peduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. (M-) ini menurut Cattell dapat menjadi dasar dari gejala obsesif-kompulsif.

11. Faktor N (Artlessness-Shrewdness) N- adalah ciri orang yang naf, rendah hati- bersahaja, dan spontan, sedang N+ bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar. 12. Faktor O (Assurance-Guild Proneness)

O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis, alkoholik, kriminal, manis depresif. Mereka hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan merasa berdosa. 13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalims) Q2 (Group Adherence-Selfsufficient) Q3 (Low Integration-High Self Concept) Q4 (Ergic Tension) Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuk sifatnya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat.

D. Organisasi Dinamis Kepribadian (ERG, Sentiment, Attitude) 1. Dorongan Pembawaan (ERG) Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebur ERG. ERG berasal dari Ergon [Yunani] yang berarti kerja atau enargi. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut ERG, seprti seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif-motif lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga dimiliki oleh primate dan mamalia lainnya. Tidak seperti psikolonalis yang menentukan drive apa saja yang dimiliki manusai secara subyektif, Cattell kembali memakai ananlisis faktor terhadap data T dari sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya. Pendekatan itu memetakan motivasi manusia secara matematis alih. Alih secara logis. Dari pendekatan statistic itu, Cattell menemukan 10 ERG, yang sebagian besar juga ditemukan pada binatang karena ternyata trait dinamik itu ada pada semua budaya. Faktor ERG pada manusia ekuivalen dengan pola insting binatang. Secara keseluruhan, peta erg manusia terdiri dari 10 ERG independent, 4 ERG yang independensinya kurang jelas, dan 2 erg yang dipertanyakan nilainya sebagai faktor hereditas sebagaimana table berikut ini: Tabel 3. Daftar Peta ERG Manusia Tujuan Utama Mencari makan Berpasangan Berteman Perlindungan orang tua, Dorongan Emosi Lapar Seks Kesendirian Kasih sayang Ingintahu Takut Bangga Status Pembuktian Dikenali secara konsisten dan independent

Eksplorasi Keamanan Kepercayaan diri Seks Narkistis Suka berkelai Memiliki Bantuan Istirahat Penciptaan Rendah hati Muak Tertawa Sumber: Alwisol, 2009.

Kenikmatan Marah Tamak

Putus asa Mengantuk Kreatif Rendah hati Muak Kesenangan

Tidak pasti sifat independensinya Faktor yang masih dipertanyakan

2. Sentiment (Sentiment) Sentiment sering disebut Cattell sems, akronim dari sosially shaped ergic manifold (bermacam-macam ERG yang dibentuk secara sosial). Sentiment adalah organisasi struktur keseimbangan attitude, yang memperoleh energi belajar dari ERG tetapi dibentuk oleh hasil belajar. Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (misalnya karir, agama) atau disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, self), dia dibutuhkan oleh lingkungan sosial dan memuaskan beberapa ERG pada saat yang sama. Attitude adalah aksi atau keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang kalau dilacak asalmuasalnya akan sampai ke dorongan primer bawaanERG. Ditengah-tengah antara attitude dengan ERG adalah sentiment.

Hubungan dalam latise dinamik (kisi-kisi dinamik) dari Cattell dapat berupa: a. Beberapa sentiment dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa erg dapat tersubsidiasi ke satu sentiment. b. Beberapa attitude dapat disubsidiasi dari satu ERG, sebaliknya beberapa ERG dapat disubsidiasi dari satu attitude. c. Sentimen yang satu subsider kepada sentiment yang lain, baik dalam bentuk subsidiasi tunggal maupun jamak. 3. Sikap (Attitude) Sikap atau attitude bukan pandangan tentang sesuatu seperti menolak atau menerima, senang atau tidak senang, tetapi sikap adalah konsep tentang tingkah laku spesifik (atau keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap situasi. Misalnya, seorang mahasiswi, Monica, ingin belajar bahsa Perancis dengan teman sekelas tertentu, itu adalah sikap. Seperti semua attitude, pada peristiwa itu ada stimulus atau situasi tertentu (kurikulum bahasa Perancis), interest (intensita tingkat keinginan mengikuti kelas), respon (pilihan teman) dan objek (kelas bahasa Perancis). Sikap itu kemudian akan berperan sebagai motivator tingkahlaku (belajar bahasa Perancis). Cattell memandang motivasi sangat kompleks, dan alur kerja motif atau kisi-kisi dinamik (dynamic lattice) motif melibatkan semua attitude. Berbagai motif, tidak semuanya disadari, ikut masuk kedalam contoh diatas. Monica mungkin ingin menguasai bahasa Perancis untuk mempertahankan reputasinya. Sebagai mahasiswa teladan, mungkin dia ingin dekat dengan laki-laki yang disenanginya, atau mungkin dia sedang kesepian dan ingin punya banyak teman. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, satu motif berada di bawah motif lain, ada motif yang diarahkan ke sub tujuan yang harus dicapai sebelum mencapai tujuan berikutnya. Kalau semua motif disadari (banyak motif yang tidak disadari), rantai subsidiasi dapat diungkap dengan pertanyaan mengapa?. Motif-motif itu tersusun dalam satu mata rantai, yang satu subsidiary dari yang lain, dan semuanya sering berakhir pada dorongan makan yang bersifat pembawaan.

E. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metoda meneliti pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama analisis varian abstrak jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis), teknik yang membandingkan persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan seberapa besar perbedaan trait yang disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda. Dari penelitiannya, Cattell menujukkan pentingya peran keturunan pada beberapa traits. Misalnya datanya menggunakan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan 80%, malu-malu 80%, dan kepuasan emosional 30%. Adanya pengaruh keturunan terhadap trait kecerdasan yang sangat tinggi membuat Cattell kuat berpihak terhadap teori kelahiran selektif, yang akan menciptakan masyarakat cerdas. Salah satu hasil penelitian yang menarik, ternyata banyak korelasi negative anatara faktor keturunan dengan linggkungan. Orang mengharapkan anak yang cerdas mendapat pendidikan yang baik, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal trait, ada kecendrungan lingkungan tidak menghargai bahkan memeksa faktor keturunan untuk

berubah atau menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang dewasa mengajari anak memakai tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari menghilangkan rsasa malu. Gejala ini dinamakan Cattell: Hukum pemaksaan ke Arah Rerata Sosial (Law of Coercion to Biososial Mean). Ada banyak pranata sosial yang dapat berperan sebagai sumber pembentukan kepribadian, yang paling penting ialah keluarga. Pranata sosial lainnya, antara lain pekerjaan, sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan suku bangsa. Pranata-pranata itu mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut: 1. Pembentukan karakter yang disengaja: masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana anggotanya harus bertingkah laku, bersikap dan mengembangkan konsep diri. 2. Faktor situasi atau ekologi yang berdampak terkembangnya sikap tertentu dalam diri individu yang bukan menjadi kemauan sadar masyarakat atau institusi. 3. Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, individu mengalami perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motifmotif yang penting. Penelitiannya mengenai pengaruh lingkungan, mencakup lingkungan sekitar individu maupun lingkungan sosial dan kultural yang luas. Sama seperti meneliti trait individu,

lingkungan juga mempunyai trait, yang oleh Cattell dinamakan sintaliti (syntality), yaitu karakter atau atribut dari kelompok sosial yang luas. Menurutnya memahami individu harus dilakukan dengan memahami kepribadian individu dan sintaliti kelompok yang mempengaruhi individu itu (baik kelompok kecil maupun kelompok yang luas).

F. Tahapan Perkembangan 1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun) Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran. Pengaruhpengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic. 2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun) Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya. 3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun) Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental, neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks. 4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun) Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas. Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap pada tahap ini. 5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun) Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup. 6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)

Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak aman. DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press. Hall, C.S., Lindzey, G., 1993, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius. Posted 19th January 2012 by psikologi Loading Send feedback

HUSNA MULYATI
Berpacu menjadi yang terbaik

Home Profil Login

Kategori

Umum (4)

Artikel Terbaru

Teori Kepribadian Humanistik Teori Kepribadian Trait Teori Kepribadian Eksistensialisme Gaya Penyelesaian Konflik

Artikel Populer

Teori Kepribadian Trait


diposting oleh husna-m--fpsi08 pada 15 June 2012 di Umum - 0 komentar

1. Teori Umum 1. 1. Teori Umum Cattell

Raymond B Cattell (dan juga Hans Eysenck) mempunyai keyakinan dasar bahwa kepribadian memiliki banyak sekali dimensi yang dapat diukur, dan teknik statistik analisis faktor dapat dipakai sebagai sarana untuk mengisolasi variabel-variabel kepribadian itu. Misalnya, seorang pakar kepribadian akan meneliti hipotesa yang menyatakan bahwa manusia itu mempunyai 30 macam traitsdi dalam dirinya. Dibuatlah alat ukur untuk mengungkap besaran trait-trait itu di dalam diri seseorang. Masalahnya adalah, apakah 30 traits itu saling terpisah, atau ada dua trait atau lebih yang saling berhubungan dan dapat dipandang sebagai satu trait saja? Faktor analisis merupkan prosedur untuk menganalisis seperangkat korelasi antara berbagai skor hasil pengukuran, dengan tujuan memperoleh jumlah trait yang lebih sederhana, untuk kemudian diinterpretasi sebagai struktur dasar dari kepribadian itu sendiri. Pengukuran merupakan dasar dari kemajuan ilmu kontemporer, dan dalam psikologi yang harus mengukur obyek-obyek yang tidak kasat mata, taksonomi atau klasaifikasi tingkah laku memakai analisis faktor menjadi langkah yang signifikan pemakaian teknik statistic yang canggih dalam mengembangkan teori dan konsep kepribadian menempatkan Cattell, Eysenck, dan J.P. Guilford sebagai pelopor pemakaian kaidah-kaidah ilmiah dalam memahami kepribadian manusia.

1. a. Trait

Struktur kepribadian

Trait adalah elemen dasar dari kepribadian yang berperan vital dalam usaha meramalkan tingkah laku. Hal ini tampak definisi kepribadin menurut Cattell. Menurutnya, kepribadian adalah struktur kompleks yang tersusun dalam berbagai kategori yang memungkinkan prediksi tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, mencakup seluruh tingkah laku baik yang konkrit atau yang abstrak. Trait dapat diklasifikasikan memakai 3 kategori yaitu: 1. Kategori Kepemilikan 1. Trait Umum

Trait yang dimiliki oleh semua orang dalam tingkatan tertentu. Bersifat universal yang mungkin dilatarbelakangi oleh hereditas manusia dan berada pada kelompok budaya yang sama serta menghadapi pola tekanan social yang sama pula. 1. Trait Khusus Trait yang dimiliki satu orang saja (bisa juga dimiliki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda). Sifat unik ini terutama berhubungan dengan interest dan attitude. 1. Kategori Kedalaman 1. Trait Permukaan Merupakan sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya: remaja yang lincah. Menyenangkan orang lain, dan merencanakan kegiatan yng menarik mungkin dapat dikatakan memiliki trait permukaan yang periang (surface traits cheerfulness). 1. Trait Sumber Elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tingkah laku dan hanya dapat diidentifikasi memakai analisis faktor. Trait sumber ini bisa bersifat konstitusional (dibawa sejak lahir) atau bersifat bentukan lingkungan (environmental mold). 1. Kategori Modalitas Ekspresi 1. Trait Kemampuan (ability) Menentukan keefektivan seseorang dalam usaha mencapai tujuan. Contoh: kecerdasan. 1. Trait Temperamen (temperament) Gaya atau irama tingkah laku. Contoh: ketenangan, kegugupan, keberanian, santai, mudah terangsang. 1. Trait Dinamik (dynamic) Motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku. Contoh: dorongan, interes, ambisi menguasai sesuatu.

Faktor sumber (faktor primer) Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia yang kemudian dia ringkas dengan cara mengelompokkan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan metaforik menjadi 200 sifat. Memiliki metoda kluster, 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat yang kemudian dinamakan 35 sifat sumber atu sifat primer yang masing-masing diberi simbol huruf berbeda. 35 sifat tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhadap 23 sifat primer dari populasi normal ditemukan 16 sifat primer yang satu

dengan lainnya saling asing, 16 sifat sumber (sifat primer) ini dinamakan 16 faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal yakni 16 Personality Faktor Questionnair (16PF). Faktor-faktor pada 16 PF 1. A. Faktor A (Sizia-Affectia) 2. B. Faktor B (Intelligence) 3. C. Faktor C (Ego Strenght) 4. E. Faktor E (Submissive-Dominance) 5. F. Faktor F (Disurgency-Surgency) 6. G.Faktor G (Super Ego Strenght) 7. H.Faktor H (Threctia-Parmia) 8. I. Faktor I (Harria-Premsia) 9. L. Faktor L (Alaxia-Protension) 10. M.Faktor M (Praxernia-Autia) 11. N. Faktor N (Artlessness-Shrewdness) 12. O. Faktor O (Assurance-Proneness) 13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalism) 14. Faktor Q2 (Group Adherence-Selfsuffisient) 15. Faktor Q3 (Low Integration-High Self Concept) 16. Faktor Q4 (Ergic Tension)

1. b.

Dinamika Kepribadian

Dinamika trait muncul sebagai satu klasifikasi trait. Bahasan mengenai dinamika trait sebagai motivasi secara spesifik menganalisis asal muasal penggerak trait dan saling hubungan subsidiasi antara sikap, sentiment dan sifat keturunan. Beberapa hal yang terkait dengan dinamika adalah: 1. Sikap (Attitude) Bukan merupakan pandangan tentang sesuatu, tetapi sikap lebih menekankan pada konsep tentang tingkah laku spesifik (atau keinginan untuk bertingkah laku tertentu) sebagai respon terhadap suatu situasi. 1. Dorongan pembawaan (Erg dari Ergon atau kerja) Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebut sebagai Erg. Semua dorongan primer yang dibawa bersama kelahiran disebut Erg seperti contohnya seks, lapar, haus, rasa ingin tahu, marah, dan motif lain yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga oleh primate dan mmlia lainnya. 1. Sentiment Sentiment merupakan sumber motivasi yang penting mengorganisir diri di sekitar institusi social yang menonjol. karena kecenderungannya

1. Kalkulus dinamik (Dynamic Calculus) Dalam kalkulus dinamik, erg dan sentiment dipandang sebagi akar dari semua motivasi yang dapat dipakai untuk meramalkan tingkah laku seseorang. Persamaan itu memasukkan hubungan trait, erg dan sentiment dengan situasi tertentu untuk menentukan bentuk respon seseorang.

1. c.

Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian yang dibagi menjadi 4 menurut Cattell ini yaitu: 1) Tahap Perkembangan 1. Tahap Bayi (Infancy 0-6 tahun) Periode pembentukan yang terpenting dlam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan makanan dan caranya membuang kotoran. 1. Tahap Anak (6-14 tahun) Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh Cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. 1. Tahap Remaja (Adolescene 14-23 tahun) Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental, neurosis, dandelinkuensi banyak muncul pada periode ini, begitu pula konflik disekitar dorongan kemndirian, keyakinan diri, dan seks. 1. Tahap Kemasakan (Maturity 23-50 tahun) Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan produktivitas. Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung menjadi tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masamasa sebelumnya. 1. Tahap Usia Pertengahan (Middle Age 50-60/70 tahun) Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, social, dan psikologikal. 1. Tahap Tua ( Senility 60/70an-mati) Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan-kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilngan status di masyarakat-mengikuti perasaan kesendirian dan tidak aman. 2) Keturunan dan Lingkungan

Diantara pakar kepribadian, Cattel yang paling besar perhatiannya terhadap pengaruh relative dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metode meneliti pentingnya faktor keturunn dan lingkungan dikenal dengan nama Analisis Varian Abstrk Jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis). Salah satu hasil yang menarik, ternyata bnyak korelasi negative ntra faktor keturunan dengan lingkungan. 3) Kecemasan

Cattell menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek kepribadian karena bahaya dampaknya terhadap fusngsi fisik dan mental. Menurutnya, kecemasan itu bisa merupakn suatu keadaan sekaligus sifat dari kepribadian. 4) Belajar

Ada tiga jenis belajar untuk tujuan perkembangan kepribadian menurut Cattell: a) b) c) Conditioning classic (asosiasi sederhana dari kognisi simultan). Conditioning instrumental (asosiasi berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu) Belajar integrasi (model instrumental kondisioning yang canggih)

1. d.

Evaluasi

Evaluasi terhadap teori Cattell: 1) Kerja Cattell kurang dapat dipahami. Istilah yang dipakai juga sering terlalu teknis dan aneh. 2) Walaupun analisis faktor relative objektif dan merupakan teknik statistic yang canggih, tetapi, banyak peneliti yang berpendapat analisis tersebut tetap dipengaruhi subjektivitas Cattell, sehingga hasil analisis tersebut tetap diragukan. 3) Cattell tidak sungguh-sungguh membahas pengaruh lingkungan sebagai predictor tingkah laku yang akurat. Cattell dipandang condong ke aspek-aspek yang tidak teramati, lebih banyak membahas faktor-faktor hereditas.

1. 2.

Hans Jurgen Eysenck

Teori kepribadian Eysenck memliki komponen biologis dan psikometris yang kuat. Namun ia yakin kalau kecanggihan psikometris saja tidak cukup untuk mengukur struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi kepribadian yang melewati analisis faktor bersifat steril an tak bermakna kecuali mereka memiliki eksistensi biologis. Inti pandangan Eysenck dalam psikologi dapat dicari sumbernya pada keyakinannya bahwa pengukuran adalah fundamental dalam segala kemajuan ilmiah, dan bahwa lapangan

psikologi sebelumnya orang belum pasti tentang hal apa yang sebenarnya diukur. Eysenck yakin bahwa taksonomi atau klasifikasi tingkah laku adalah langkah pertama yang menentukan dan bahwa analisis faktor adalah alat yang paling memadai untuk mengejar tujuan ini.

1. a.

Struktur Kepribadian

Eysenck berpendapat bahwa, kebanyakan ahli-ahli teori kepribadian terlalu banyak mengemukakan variable-variabel kompleks dan tak jelas. Pendapat ini dikombinasikan dengan analisisnya, yaitu dengan analisis faktor, telah menghasilkan system kepribadian yang ditandai oleh adanya sejumlah kecil dimensi-dimensi pokok yang didefinisikan dengan teliti dan jelas.

Kepribadian Kepribadian adalah sesuatu yang timbul dariefektivitas sebagai total pola-pola perilaku actual atau potensial dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang sekitarnya, dan sulit untuk dipahami, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dari individu dimana kedua faktor tersebut juga saling mengadakan interaksi. Hal yang sentral dalam pandangan Eysenck mengenai tingkah laku adalah pengertian sifat dan tipe. Eysenck memberikan definisi sifat dengan observed constalation of individual action tendencies yaitu suatu kejegan yang Nampak diantara kebiasaan-kebiasaan dalam tindakan-tindakan yang diulangi oleh seseorang. Sedangkan tipe adalah bagian dari observed constalation of syndrome of traits jadi tipe lebih luas dari pada sifat.

Struktur Kepribadian Berbicara tentang struktur kepribadian, Eysenck berpendapat bahwa kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi-disposisi yang terorganisasi dalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya. Bila diurutkan dari yang paling tinggi dan paling mencakup ke yang paling rendah dan paling khusus adalah: 1) Type, yaitu kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam satu dimensi yang luas. 2) Trait, yaitu kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang paling penting dan permanen. 3) Habitual Response, yaitu kumpulan respon spesifik, tingkah laku atau fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.

4) Spesific Response, yaitu tingkah laku yang secara actual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Dimensi-dimensi Kepribadian Eysenck menemukan tiga dimensi tipe, yakni ekstraversi (E), neurotisme (N), dan psikotisme (P). Masing-masing dimensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas. Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait. Hamper semua 35 trait sumber primer dari Cattell sama dengan 27 trait dari Eysenck. Hirarki kebiasaan sangat banyak, mungkin ribuan, sedangkan hirarki respon spesifik tidak terhingga jumlahnya. Trait dari ekstraversi adalah: sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, dominan, besemangat, dan berani. Trait dari neurotisme adalah: cemas, tertekan, tegang, berdosa, harga diri rendah, irasional, maju, murung, dan emosional. Trait dari psikotisme adalah: agresif, dingin, egosentrik, impersonal, impulsive, antisocial, tak empatik, kreatif, dan keras hati. Neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang menglami gangguan akan memperoleh skor yang lebih tinggi disbanding dengan orang-orang normal diskala dua faktor ini. Dan psikotisme lawannya fungsi super ego. Bipolaritas faktor-faktor Eysenck tidak hanya menyatakan kalau sebagian besar orang mengarah ke salah satu kutub atau yang lain pada kutub ketiganya. Masing-masing faktor ini terdistribusi secara tunggal dari pada berganda. Tiga dimensi kepribadian Eysenck ini masuk akal secara teoritis. Carl Jung dan tokoh yang lain menyadari efek yang kuat dari perilaku ekstraversi dan introversi (faktor E), dan Sigmund Freud menekankan pentingnya kecemasan (faktor N) dalam pembentukan perilaku. Selain itu psikotisme (faktor P) sejalan dengan para teoritisi yang lain seperti Abraham Maslow yang melihat kesehatan psikologis dalam aktualisasi diri (skor P rendah) hingga skizofrenis dan psikosis (skor P tinggi). Ekstraversi dan neurotisme adalah faktor dasar hamper disemua studi analisis faktor tentang kepribadian.

1. b.

Dinamika Kepribadian

Yang disebut dengan dinamika kepribadian adalah mempelajari interaksi antar struktur dari kepribadian tertentu, yang dalam pembahasan kali ini adalah struktur kepribadian menurut tokoh Eysenck. Jika dilihat dari hubungnnya dengan faktor-faktor struktur di atas, maka dapat disebutkan bahwa antar bagian dari struktur kepribadian tersebut terjadi interaksi dan saling berpengaruh antar satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah adanya interaksi antara bagian kepribadian yang disebut sebagai specific response dan habitual response. Dimana yang disebut sebagai specific response yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, missal seorang siswa yang menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response dapat dimaknai sebagai respon yang terus berlangsung di

bawah kondisi yang sama, missal jika seorang siswa seringkali berusaha sampai suatu tugas selesai dikerjakannya. Habitual response ini dapat berubah-ubah ataupun dapay menetap. Setelah mengetahui penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk membuat perilaku tertentu atau specific response menjadi sebuah kebiasaan atau habitual response maka perlu adanya pengulangan perilaku tertentu tersebut hingga beberapa kali. Sedangkan jika individu tersebut tidak menginginkan perilaku tertentu itu menjadi sebuah habitual response atau sebuah kebiasaan, maka tidak diperlukan pengulangan perilaku hingga berkalikali. Dan hubungan serta interaksi juga berlaku pada bagian kepribadian Eysenck yang lain, seperti tipe dan trait. Kepribadian dan perilaku Menurut model Eysenck yang ditunjukkan gambar di atas, psikotis, ekstraversi, dan neurotis seharusnya dapat memprediksi hasil-hasil studi eksperimental dan perilaku-perilaku social. Teori Eysenck sendiri mengasumsikan ekstraversi merupaan produk dari tingkatan stimulasi kulit otak yang rendah. Karena itu pribadi introvert jika dibandingkan dengan pribadi ekstrovert, mestinya lebih sensitive terhadap stimuli dan kondisi belajar. Lebih jauh lagi, Eysenck berpandapat bahwa banyak studi psikologis sudah mencapai kesimpulan yang keliru karena sudah mengabaikan faktor-faktor kepribadian ini. Contohnya, studi-studi di bidang pendidikan yang membandingkan keefektifan dari penemuan pembelajaran dan perbedaan perilaku. Eysenck yakin kalau studi-studi ini tidak mempertimbangkan bahwa anak-anak yang ekstrovert lebih suka dan lebih kreatif dalam melakukan penemuan aktif, sementara anak-anak yang introvert lebih sungkan dan lebih nyaman dengan gaya belajar pasif yang disuapkan pada mereka. Dengan kata lain, sebuah interaksi muncul diantara dimensi kepribadian dan gaya belajar. Namun, ketika peneliti mengabaikan faktor-faktor kepribadian ini, mereka bisa menemukan perbedaan dalam perbandingan efektivitas penemuan versus gaya belajar reseptif. Eysenck juga berhipotesis kalau psikotisme (P) berkaitan dengan kejeniusan dan kreativitas. Banyak anak yang memiliki kemampuan kreatif cenderung tidak menurut dan memliki ideide yang tidak begitu ortodoks namun mereka dipaksa untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang tidak kreatif. Eysenck juga menemukan bukti bahwa pribadi yang seperti ini kurang begitu tekun meskipun skor-Pnya tinggi, juga sanggup melawan kritik dari orang tua dan guru, serta tumbuh besar menjadi orang yng kreatif. Dengan cara yang sama Eysenck melaporkan bahwa pribadi dengan skor P dan skor E yang tinggi tampaknya akan cenderung menjadi anak kecil yang suka mencari masalah. Orang tua dan guru menganggap anak-anak ekstrovert sebagai berandal yang menarik dan bisa memaafkan semua kenakalan mereka, namun para pembuat masalah dengan skor P yang tinggi dianggap lebih nakal, ugal-ugalan, dan tak layak untuk dicintai. Sehingga para pembuat masalah dengan skor E yang tinggi cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang produktif, sementara pembuat masalah dengan skor P yang tinggi cenderung bermasalah dengan pembelajaran, mudah terjerumus dengan kriminalitas, dan mengalami kesulitan saat menjalani hubungan pertemanan. Sekali lagi,Eysenck menegaskan psikolog bisa keliru memberikan pengarahan jika tidak memahami keragaman kombinasi dari dimensi kepribadian ketika melkukan riset.

1. a.

Pembentukan Kepribadian

Teori kepribadian Eysenck menekankan pada herediter sebagai faktor penentu dalam perolehan trait ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme (juga kecerdasan). Eysenck juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak tingkah laku pada hirarki kebiasaan dan respon spesifik- semuanya (termasuk tingkah laku neurosis) dipelajari dari lingkungan. Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari (terkondisikan). Hal itu terjadi manakala satu atau dua stimulus netral diikuti dengan perasaan sakit atau nyeri fisik maupun pdikologis. kalau traumanya sangat keras, dan mengenai seseorang yang faktor hereditasnya rentan menjadi neurosis, maka bisa jadi cukup satu peristiwa traumatis untuk membuat orang itu mengembangkan reaksi kecemasan dengan kekuatan yang besar dan sukar berubah (diathesis stress model). Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan terjadi, pemicunya akan berkembang bukan hanya terbatas kepada obyek atau peristiwa asli, tetapi ketakutan atau kecemasan itu juga dipicu oleh stimulus lain yang mirip dengan stimulus asli atau stimulus yang dianggap berkaitan dengan stimulus asli. Setiap kali orang menghadapi stimulus yang membuatnya merespon dalam bentuk usaha menghindar atau mengurangi kecemasan, menurut Eysenck, orang itu menjadi terkondisi perasaan takut atau cemasnya dengan stimuli yang baru saja dihadapinya. Jika kecemderungan orang untuk merespon dengan tingkah laku neurotic semakin meluas, sehingga orang itu menjadi mereaksi dengan ketakutan stimuli yang hanya sedikit mirip atau bahkan tidak mirip sama sekali dengan objek atau situasi menakutkan yang asli. Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli, sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimulus yang terjadi serta merta akibat adanya stimulus itu, tanpa tujuan fungsional. Eysenck menolak analisis psikodinamik yang memandang tingkah laku neurotic dikembangkan untuk tujuan mengurangi kecemasan. Menurutnya, tingkah laku neurotic sering dikembangkan tanpa alas an yang jelas, sering menjadi kotraproduktif, semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya menguranginya. Jika tingkah laku itu diperoleh dari belajar, logikanya tingkah laku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku, atau metode menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkah laku salah suai alih-alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa.

1. b.

Evaluasi

Kritik utama terhadap Eysenck adalah teorinya terlalu sempit. Teori itu hanya membahas tiga dimensi kepribadian dan hubungannya dengan biologi-syaraf, tanpa menyinggung topic-topik yang menjadi pusat perhatian pakar psikologi pada umumnya, seperti motivasi, drives, kemauan, dan impuls. Eysenck menyinggung perkembangan kecemasan tapi tidak membahas perkembangan itu secara luas. Penentuan yang arbitrer memunculkan usulan penggabungan faktor dan atau pemberian nama baru yang lebih akurat. Namun usulan baru itu juga bersifat arbitrer, sehingga praktis analisis faktorial yang dimulai dengan jargon keobjektifan dan kecanggihan akan berakhir dengan

kesimpulan yang penuh ketidakpastian. Misalnya Jeffrey Gray yang mengusulkan dimensi kecemasan-impulsivitas sebagai pengganti dimensi ektraversi dan neurotisme. Buss dan Plomin mengusulkan dimensi ekstraversi dipecah menjadi dua, sosiabilitas dan impulsivitas.

1. Paradigma Psikopatologi Trait Cattell setuju dengan pandangan klinis bahwa neurosis dan psikosi itu terjadi akibat adanya konflik yang tak terpecahkan dalam diri individu. Dia kemudian berusaha mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu terapis mendiagnosis dan melakukan tritmen. Setiap konflik selalu ada sekian banyak attitude, erg, dan sentiment yang terlibat, sehingga muncul pilihan tingkah laku yang tidak dikehendaki.

Neurosis Neurosis adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami keulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik. Definisi ini sangat operasional karena menurut Cattell pemahaman tentang neurosis harus dimulai dengan pengukuran untuk mengidentifikasi perbedaan orang neurosis dengan orang normal. Ternyata perbedaan normal dengan neurotic dan psikotik bukan hanya perbedaan tingkatan, tetapi juga perbedaan dimensi. Cattell menemukan neurotic banyak berkembang pada keluarga yang penuh konflik, kurang disiplin dan kurang kasih saying. Keluarga itu menerapkan standar moral yang tinggi, dan suami istri yang memiliki latar belakang stabilitas emosional yang rendah.

Psikosis Psikosis adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, di mana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dan orang lain. Jadi perbedaannya dengan neurotic adalah; psikotik tidak memiliki pemahaman terhadap masalahnya sendiri, tidak dapat merawat diri, dan mungkin membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Menurut Cattell, psikotis manis-depresif dan skizofrenia faktor keturunannya sangat besar. Sama seperti neurosis, peran keluarga cukup besar menyumbang terjadinya psikotik. Banyak bukti orang tua psikotik lebih hangat dan melindungi disbanding orang tua penderita skizofrenia. Sedangkan menurut Eysenck, neurotisme dan psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme, tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi, neurotisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi super ego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada di tengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.

Hal ini dapat diartikan bahwa, orang yang variable psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psikotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor psikotis yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.

Miss Simple^^

Beranda

Labels
o o

DOKUMENTASI TUGAS PROYEK MINI ( SLB KARYA MURNI MEDAN) (1) TUGAS MINI PROYEK PENDIDIKAN (1)

Blog Archive
o

2012 (47) Juli (1) Juni (26) APA & BAGAIMANA SEBENARNYA CUCI OTAK ITU??? PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ( Analisis Video Nanny 911 ... CURHATAN GAJEKU (part 3) CHAKRA ( Pusat Energi Tubuh) CURHATAN GAJEKU Part 2 Psikologi Industri dan Organisasi "Turnover" ( con... PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI (Job Design and ... PSIKOLOGI UMUM ( Sexuallity) Psikologi Umum "Psikologi Sosial" ( Contoh kasus 2... Aku dan Mellowku... KDS Kuuuuu :) AKU DAN SNMPTN CURHATAN GAJE KU :D Psikologi Umum "Psikologi Sosial" ( contoh kasus) KENAPA MILIH PSIKOLOGI GALERI FOTO ( SLB KARYA MURNI A)

TUGAS MINI PROYEK PENDIDIKAN ANDRAGOGI Psikologi Umum "Gender" (contoh kasus) Psikologi Umum "Sexuallity" (contoh kasus) Psikologi Umum "Stress & Health" ( contoh kasus) Tipe Kepribadian ISFP 10 PENELITIAN PSIKOLOGI PALING ANEH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (perkembangan fisik anak 3 ... RAYMOND B CATTELL HASIL SURVEY ONLINE Mei (7) April (5) Maret (8)

About Me

Safrida Liasna Tarigan I'm just an ordinary girl..^^ Lihat profil lengkapku

Followers
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Safrida Liasna Tarigan I'm just an ordinary girl..^^ Lihat profil lengkapku

Minggu, 03 Juni 2012


RAYMOND B CATTELL
BAB 1 TOKOH : RAYMOND BERNARD CATTELL

1.1

Biografi Raymond B. Cattell

Raymond B. Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan dibesarkan di sebuah kota di tepi pantai bernama Devonshire. Cattelln adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Masa kecilnya dihabiskan di luar rumah, berlayar, berenang, menelusuri gua, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjukkan kecintaannya akan laut. Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Rumah besar di dekat rumahnya diubah menjadi rumah sakit, dan Cattell melihat banyak kereta muatan

berisi tentara-tentara yang terluka kembali dari medan perang. Pengalaman itu membuatnya menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang dan kebutuhan untuk melengkapinya selama masih bisa. Cattell juga merasakan sensasi berkompetisi dengan abangnya yang secara intelektual memiliki kekurangan namun memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tak bisa diatasinya. Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Univesity of London, jurusan fisika dan kimia. Ia lulus tiga tahun kemudian dengan menyandang gelar B.Sc. Namun ia menyadari, kemampuannya di bidang sains ternyata tidak membantunya dalam bersosialisasi hingga ia memutuskan untuk mempelajari human mind, melalui ilmu psikologi. Lulus dengan gelar Ph.D pada 1929, ia bekerja sama dengan Charles Spearman dan mengembangkan teknik analisis faktor. Ia juga menjadi dosen di Exeter University dan membangun sebuah klinik psikologi di Leicester pada 1932. Sayangnya, kehidupan pernikahannya tak semulus kehidupan akademisnya. Istrinya meninggalkannya karena kemiskinan dan totalitasnya terhadap pekerjaan.

Pada 1937, Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk membantu penelitiannya di Columbia University di New York. Tahun berikutnya, Cattell menjadi professor psikologi di Clark University di Worcester, Massachussets dan pada 1941 ia pindah ke Harvard University. Pada 1945, ia menikah lagi dengan seorang ahli matematika, mereka pindah ke University of Illinois karena Cattell diterima menjadi seorang professor peneliti disana. Ia pensiun pada 1973 lalu membangun Institute for Research on Morality and Adjustment in Boulder di Colorado. Pada 1978, ia pindah ke Hawaii dan mengajar di University of Hawaii School of Professional Psychology. Di waktu luangnya, ia terus menulis hingga kematiannya. Lebih dari 50 buku dan 500 artikel menjadi kontribusi yang sangat besar di dunia psikologi. Ia wafat pada 2 februari 1998 di rumahnya, di Honolulu, Hawaii. Cattells Factor Analysis Tujuan Cattell dalam mempelajari kepribadian adalah memperkirakan perilaku. Subjek penelitian Cattell adalah orang-orang normal yang kepribadiannya ia pelajari, bukan obati atau rawat. Cattel percaya bahwa adalah hal yang tidak mungkin, atau setidaknya tidak bijak, untuk mengubah kepribadian sebelum memahami lebih rinci apa yang harus diubah. Cattell mengajukan sebuah prosedur statistik, yakni Teori Analisis Faktor, yaitu sebuah teknik statistik yang berdasar pada korelasi antara variabel pengukuran untuk mengukur faktor umum. Jika korelasi di antara kedua variabel tinggi, maka ada aspek-aspek yang mungkin sama dalam menyebabkan suatu tingkah laku atau kepribadian. Misalnya, kita berasumsi bahwa rasa bersalah dengan introvert menjadi subjek pengukuran dalam analisis faktor dan menunjukkan korelasi yang tinggi di antara keduanya. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa antara rasa bersalah dengan perilaku intorvert memiliki faktor umum yang menyebabkan seorang individu memiliki kepribadian tersebut. Cattell menyebut faktor umum ini sebagai trait, yaitu elemen kepribadian. Hanya ketika kita mengetahui karakteristik trait seseorang lah kita bisa memperkirakan bagaimana seseorang akan berperilaku dalam suatu situasi.

1.2

BAB 2 DEFINISI KEPRIBADIAN

Karena Cattell percaya bahwa kita tidak dapat menentukan suatu kepribadian hingga kita mampu menentukan seluruh konsep yang akan digunakan dalam suatu perilaku (trait). Untuk itu, Cattell mengemukakan pendapatnya mengenai kepribadian, yaitu : Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situation
Raymond Bernard Cattell

Maksudnya adalah, kepribadian seseorang mampu memprediksi perilaku yang akan dilakukannya dalam situasi tertentu. Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar dan dalam.

BAB 3 STRUKTUR KEPRIBADIAN

Cattell berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait adalah sebuah kecenderungan reaksi yang relative permanent yang merupakan bagian dari kepribadian. Melalui analisis factor, Cattell mengklasifikasikan beberapa trait dalam beberapa bagian.

3.1

Common Traits and Unique Traits Common trait adalah suatu sifat atau karakter yang dimiliki oleh setiap orang dan dibedakan dalam bentuk tingkatan. Intelligence, keterbukaan, supel, merupakan contoh dari common trait. Setiap orang memiliki trait ini, tetapi beberapa orang memilikinya dengan tingkatan yang lebih baik dari yang lain. Sedangkan, unique trait merupakan suatu sifat atau karakter yang tidak dimiliki orang lain (dimiliki oleh sedikit individu) dimana sifat tersebut menyebabkan suatu individu menjadi unik. Unique traits lebih kepada ketertarikan individu terhadap sesuatu. Contohnya ada individu yang menyukai laba-laba, sedangkan individu yang lainnya malah tidak menyukai laba-laba dan menyukai serangga lainnya.

3.2

Surface Traits and Source Traits Surface traits merupakan karakter kepribadian yang terdiri dari banyak elemenelemen yang menyusunnya secara konstan. Misalnya, kita dapat menyimpulkan trait cheerfulness yang dimiliki seorang wanita ketika kita secara berulang-ulang mengobservasi wanita yang senang memberi semangat kepada orang lain, membuat nyaman orang lain, dll. Sedangkan source traits merupakan salah satu unit atau struktur dari trait yang memengaruhi setiap perilaku individu. Source traits merupakan trait yang penting karena source traits merupakan unit dari karakter-karakter yang membangun surface traits. Berdasarkan asalnya, source trait dapat diklasifikasikan lagi menjadi :

Constitutional traits ; karakter yang ada disebabkan oleh kondisi biologis. Misalnya seorang yang mabuk dapat berperilaku ceroboh, berbicara ngawur, dll

Environment-mold traits ; karakter yang didapatkan karena faktor lingkungan melalui proses pembelajaran. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai militer menunjukkan perilaku yang berbeda dengan seseorang yang bekerja sebagai musisi jazz

3.3

Ability Traits, Temperament Traits, and Dynamic Traits Ability traits yaitu sifat yang menentukan seberapa mampu seseorang dapat bekerja

demi sebuah tujuan. Intelligence juga merupakan salah satu contoh dari ability traits ini, contohnya dengan tingkat intelijensi seseorang kita dapat memperkirakan seberapa keras seseorang itu mampu mencapai tujuannya (misalnya nilai). Selain itu, yang disebut dengan temperament traits yaitu sifat yang dapat menggambarkan emosi dari seseorang secara umum. Sifat ini meliputi cara individu bertingkah laku dan merespon suatu situasi. Misalnya, ketenangan, kegugupan, santai, keberanian, dll. Sedangkan dynamic traits merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal.

BAB 4 DINAMIKA KEPRIBADIAN

4.1

Erg Adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuannya. Erg berupa dorongan primer yang dimiliki sejak lahir, seperti lapar, haus, dll. Erg sering disebut sebagai konsep diri. Misalnya, erg of fear akan membuat seseorang mengembangkan kewaspadaannya terhadap sesuatu yang membahayakannya. Manusia memiliki 10 erg, yaitu makan, seks, sociability, parental protectiveness, keingintahuan, rasa takut, agresif, serakah, self-assertion, dan kegemaran.

4.2

Sentiment Adalah pola terstruktur dari sikap yang memperoleh energi dari erg dan dibentuk melalui hasil belajar. Termasuk environmental-mold source traits karena pengaruh lingkungan berkontribusi besar dalam pembentukan kepribadian. Sentimen merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (seperti karir, agama) atau di sekitar orang yang penting (orang tua, pasangan)

4.3

Attitude (Sikap) Adalah konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi tertentu. Sikap tidak perlu diungkapkan secara verbal. Cattel mengukur sikap dengan metode yang bervariasi. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya. Sikap kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang termasuk environmental-mold source traits.

BAB 5 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Menurut Raymond Cattell, perkembangan kepribadian manusia dibagi menjadi empat menurut factor penyebabnya, yaitu: 5.1 1. Tahapan Perkembangan Infancy Masa infancy dimulai sejak lahir hingga umur 6 tahun (0-6 tahun). Menurut Cattell, pada usia 0-6 tahun merupakan periode terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada tahap ini, anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudara di sekitarnya, dan melalui pengalaman bagaimana anak memperoleh makanan dan pengalaman bagaimana anak menjalani proses toilet training. Cattel bukanlah seorang pengikut Freud, tetapi ia setuju dengan ide Freud yang mengatakan bahwa tahun-tahun di awal kehidupan sangat penting dalam membentuk kepribadian, termasuk masalah oral dan anal yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian. Beberapa perilaku sosial terbentuk dari: Ego dan superego ; perkembangan emosi anak pada masa ini cenderung meledak-ledak (tempertantum) Perasaan aman atau tidak aman ; kepercayaan anak terhadap lingkungan sekitar dan orangorang terdekat yang sangat dibutuhkan anak di awal kehidupan. Seperti pada saat bayi, agen sosial pada masa ini adalah ibu dan pengganti ibu (orang-orang terdekat yang memahami kebutuhan bayi sehingga bayi merasa aman dan nyaman dengan orang tersebut, misalnya baby sitter, nenek, dll) Kecenderungan untuk menjadi pribadi yang mudah memiliki emosi negative (neuroticism) Sikap terhadap otoritas diri ; ketika anak mulai melakukan hal-hal yang bisa dilakukannya sendiri maka akan terbentuk otoritas diri, apakah ia memutuskan menjadi anak yang mandiri atau bergantung pada orang tuanya

2.

Childhood Masa kanak-kanak (childhood) dimulai sejak umur 6-14 tahun. Tahap ini sering

disebut periode konsolidasi dikarenakan pada masa ini hanya sedikit saja masalah psikologis yang dialami, tidak sekritis pada masa sebelumnya. Tahapan ini ditandai dengan dimulainya

kemandirian dan ingin bebas dari orang tuanya seiring meningkatnya identifikasi dengan kelompok sosial atau pertemanan.

3.

Adolescence Tahap kanak-kanak diikuti oleh tahap perkembangan kepribadian yang bermasalah

dan penuh dengan tekanan (stressful), yaitu tahap remaja di antara 14-23 tahun. Gangguan mood dan pelanggaran meningkat pada periode ini. Konflik yang dialami pada umumnya seputar kemandirian, jati diri, dan seks.

4.

Maturity Pada tahap dewasa awal, 23-50 tahun, pada umumnya merupakan periode kepuasan

dan produktivitas karir individu, pernikahan, dan keluarga. Perkembangan kepribadian menjadi lebih stabil daripada tahap sebelumnya, begitu pula secara emosional. Tidak banyak perubahan minat dan perilaku selama tahap ini.

5.

Late Maturity Pada tahap dewasa akhir ini (50-65 tahun) meliputi perkembangan kepribadian dalam

merespon perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Secara fisik, terjadi penurunan setelah umur 50 tahun. Biasanya pada tahap ini, individu menilai kembali jati dirinya selama ini dan mencoba memperbaikinya untuk menjadi pribadi baru.

6.

Old Age Masa ini dimulai pada usia 65 tahun ke atas. Penyesuaian diri terhadap kehilangan

orang-orang terdekat seiring dengan aspek religiusitas yang semakin meningkat, pensiun kerja, kesepian yang mendalam, dan perasaan tidak aman adalah konflik utama pada masa ini. Individu pada masa ini biasanya sering membicarakan kembali masa-masa yang telah dilaluinya. Bahkan terkadang, cara pikir individu pada masa ini terlihat seperti masa kanakkanak.

5.2

Nature vs Nurture Di antara pakar kepribadian, Cattell merupakan tokoh dengan perhatian besar terhadap pengaruh relative dari keturunan dan lingkunan dalam pembentukan kepribadian. Salah satu metode yang dilakukan Cattell adalah MAVA (Multiple Abstract Variance Analysis). Cattell membandingkan persamaan antara orang kembar yang diasuh di satu

keluarga, orang kembar yang diasuh keluarga berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh di satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar perbedaan trait yang dipengaruhi lingkungan dan keturunan. Berdasarkan hasil penelitian, Cattell menunjukkan pentingnya peran keturunan pada beberapa trait. Misalnya, data penelitian menunjukkan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan 80%, malu-malu 80%,dan kepuasan emosional 30%. Salah satu hasil penelitian yang menarik adalah ditemukannya banyak korelasi negative antara factor keturunan dan lingkungan. Banyak orang tua mengharapkan anak yang cerdas dan mendapatkan pendidikan baik ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal ini, ada kecenderungan lingkungan memaksa factor keturunan untuk berubah atau menyesuaikan diri. Gejala ini disebt dengan Law of Coercion to Biosocial Mean (Hukum Pemaksaan Rataan Sosial). Banyak sekali pranata sosial yang berperan sebagai sumber pembentuk kepribadian seperti sekolah, pekerjaan, kelompok teman sebaya, namun yang paling penting adalah keluarga. Cattell juga menyatakan bahwa 1/3 bagian kepribadian dipengaruhi oleh keturunan. Sementara 2/3 bagian kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan.

5.3

Kecemasan Cattell menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek perkembangan kepribadian individu karena bahaya dampaknya terhadap fungsi fisik dan mental. Menurutnya, kecemasan bisa berfungsi ganda, sebagai suatu keadaan ataupun sifat dari kepribadian. Orang mengalami berbagai tingkat kecemasan sebagai dampak keadaan yang mengancam dan menekan, maka orang itu berada dalam keadaan cemas. Di sisi lain, ada orang yang terus menerus kronis cemas, yang berarti cemas telah menjadi bagian dari kepribadiannya. Cattell mengidentifikasi kecemasan ternyata digunakan untuk menggambarkan sekurang-kurangnya lima jenis perasaan lain. Orang yang cemas kronis, perasaan cemasnya menyebabkan ia mudah curiga, khawatir, tidak mampu membentuk konsep diri, tegang, dan kegembiraan berlebihan.

5.4

Learning Menurut Cattell, ada tiga jenis belajar untuk tujuan pengembangan kepribadian, yaitu :

Classical Conditioning (Asosiasi sederhanan dari kognisi yang simultan) ; Merupakan pondasi dasar yang sangat penting bagi cara belajar yang lain,. Secara khusus digunakan untuk mengaitkan respon emosional dengan isyarat lingkungan. Misalnya, seorang bayi akan belajar bahwa kemunculan ibunya akan diiringi dengan perasaan nyaman dan aman Instrumental Conditioning (Asosiasi berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu) ; Individu belajar untuk mencapai kepuasan terhadap tujuannya melalui kegiatan ataupun tingkah laku. Misalnya, seorang anak akan menangis terus-menerus agar ibunya berhenti menghukumnya Integration Learning ; Individu akan belajar untuk memaksimalkan kepuasan jangka panjang dengan memilih perilaku tertentu untuk diekspresikan dan perilaku lainnya untuk ditahan atau disublimasi. Belajar terintegrasi ini lebih membentuk individu untuk lebih mengaktifkan superego-nya. Misalnya, seseorang akan belajar menekan perilaku kebebasannya dan lebih memilih mengekspresikan cinta dan perlindungan dari orang tua

BAB 6 PSIKOPATOLOGI

Psikopatologi adalah

studi

tentang penyakit

mental,

tekanan

mental,

dan

abnormal/perilaku maladaptif. Istilah ini paling sering digunakan dalam psikiatri dimana patologi mengacu pada proses penyakit. Psikologi abnormal adalah istilah yang sama digunakan lebih sering di bidang psikologis non-medis. Cattell mempercayai bahwa individu yang mengalami penyakit mental, tekanan mental, abnormal/perilaku maladaptif, dll, adalah sama dengan individu normal lainnya. Hanya, pada keadaan tertentu, mereka memiliki sifat-sifat abnormal atau perilaku maladaptif tersebut. Cattell mengusulkan dua bentuk psikopatologi, yaitu : Ketidakseimbangan fungsi factor umum ; factor-faktor umum yang telah dikemukakan sebelumnya pada The 16 PF Questionnaire berjalan tidak sebagaimana mestinya. Misalnya, jika factor A tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mengakibatkan manic depressive, yaitu kondisi mood yang dapat berubah secara ekstrim dan tidak menentu Sifat patologis sebagai factor terpisah ; ciri-cirinya tidak termasuk di dalam factor umum pada The 16PF Questionnaire. 7 ciri yang diawali huruf D merupakan ciri abnormalitas yang dicirikan sebagai depresi

Faktor

Low Score LOW HYPOCHONDRIASIS

High Score

D1

Senang, pikiran bekerja dengan baik, tidak menemukan sakit yang bebahaya

HIGH HYPOCONDRIASIS

ZESTFULNESS D2 Puas dengan kehidupan dan sekitarnya, tidak memiliki keinginan kematian

SUICIDAL DISGUST Benci dengan kehidupan, pikiran kacau, dan tindakan menghancurkan diri HIGH BROODING DISCONTENT

D3

LOW BROODING DISCONTENT Mengindari hal hal yang berbahaya dan petualang, membuthkan sedikit kesenangan

Mencari kegembiraan, gelisah, mengambil risiko, mencoba hal baru

LOW ANXIOUS DEPRESSION D4 Tenang dalam keadaan darurat, peduli dengan sekitar, sigap

HIGH ANXIOUS DEPRESSION memiliki mimpi yang mengganggu, ceroboh dalam menangani hal, tegang, mudah marah

HIGH ENERGY EUPHORIA D5 Menunjukkan semangat dalm bekerja, energik, tidur nyenyak

LOW ENERGY DEPRESSION merasa kelelahan, kekhawatiran, tidak memiliki energi untuk mengatasi masalah HIGH GUILT AND RESENTMENT Memiliki perasaan bersalah, menyalahkan diri atas segala sesuatu yang tidak beres, kritis pada diri sendiri

LOW GUILT AND RESENTMENT D6 Tidak terganggu oleh perasaan bersalah, bisa tidur tidak peduli apa yang tersisa

LOW BORED DEPRESSION D7 Santai, perhatian, ceria dengan orang,

HIGH BORED DEPRESSION Menghindari kontak dan keterlibatan dengan orang-orang, mencari isolasi, menunjukkan rasa tidak nyaman dengan orang. HIGH PARANOIA Mempercayai bahwa ia dimata-matai, diperhatikan, dianiaya HIGH PSYCHOPATHIC DEVIATION Merasa tidak butuh bantuan, suka melanggar aturan, tidak merasa

LOW PARANOIA Pa Percaya, tidak terganggu oleh kecemburuan atau iri hati LOW PSYCHOPATHIC DEVIATION Pp Menghindari keterlibatan dalam tindakan ilegal atau melanggar aturan, sensitif

bersalah

LOW SCHIZOPHRENIA Sc Realistis terhadap diri sendiri, memiliki kestabilan emosi

HIGH SCHIZOPRENIA Salah mempersepsikan sensasi yang diterima indera, menjauh dari kenyataan HIGH PSYCHASTHENIA

As

LOW PSYCHASTHENIA

Mengulang hal yang sudah dilakukan terus menerus, tidak dapat mempertahankan dirinya untuk berada dalam keadaan normal HIGH GENERAL PSYCHOSIS Merasa dirinya lemah, tidak berguna

LOW GENERAL PSYCHOSIS Ps Percaya diri, mandiri

BAB 7 ISU PENTING DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Definisi Cattell mengenai kepribadian menunjukkan pandangannya terhadap human nature. Perilaku yang akan diperkirakan harus berlandaskan hukum dan sah. Perkiraan akan sulit tanpa keteraturan dan konsistensi pada kepribadian.

7.1

Past vs Present Apa factor yang lebih dominant yang membentuk kepribadian, masa lalu atau masa kini? Cattell mencatat dalam penelitiannya, seringkali/biasanya pasangan dapat memprediksi dengan akurat apa yang akan pasangannya lakukan pada suatu situasi tertentu. Hal itu dikarenakan mereka telah bersama secara konsisten sehingga mampu mempelajari perilakuperilaku tertentu di masa lalu yang dapat memprediksi perilaku-perilaku serupa di masa depan. Namun spontanitas dalam perilaku mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, Cattell menganggap pengaruh masa lalu dan masa kini sama kuatnya.

7.2

Free will vs Determinism Apa factor yang lebih dominant yang membentuk kepribadian, kemampuan individu mengontrol perilakunya sendiri dan memahami motivasi dari perilaku tersebut (determinism) atau pada dasarnya perilaku individu ditentukan oleh kekuatan lain yang tidak dapat dikontrol (free)? Menurut Cattell, individu mampu mengontrol perilakunya sendiri dan memahami motivasi dari perilaku tersebut melalui proses belajar. Individu mengetahui perilaku apa yang akan ditampilkannya di situasi tertentu dari pembelajaran perilaku sebelumnya. Bagi Cattell, spontanitas memiliki kemungkinan kecil dalam membentuk perilaku.

7.3

Nature vs Nurture Cattell menerima pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Namun berdasarkan hasil penelitian yang Cattell lakukan, pengaruh lingkungan lebih besar membentuk kepribadian dibandingkan pengaruh keturunan.

7.4

Uniqueness vs Universality

Cattell memandang keduanya sebagai faktor yang seimbang. Menurut Cattell, setiap individu memilikikeunikan tersendiri. Namun keunikan itu dianggap sebagai hal yang universal karena keunikan-keunikan itu umum dan dimiliki setiap manusia walaupun keunikan yang dimiliki masing-masing individu adalah berbeda. Ke-universal-an keunikan inilah yang membuat hal unik diterima pada sebuah kebudayaan.

7.5

Equilibrum vs Growth Cattell memandang seimbang pada factor keseimbangan dan keinginan tumbuh kembang. Menurut Cattell, motivasi manusia dalam melakukan tindakan biasanya didasari oleh kesenangan dan hal lain yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup atau agar semua berjalan sebagaimana mestinya. Namun di samping itu, manusia juga memiliki motivasi yang sama kuat untuk tumbuh dan mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.

7.6

Optimism vs Pessimism Pandangan Cattell terhadap human nature menjadi semakin jelas karena ia memiliki

pengalaman di masa lalunya. Di masa kecilnya, Cattell sangat optimis bahwa kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Ia memprediksi bahwa kita akan mendapat pengetahuan yang lebih baik dan mengontrol lingkungan kita.

BAB 8 ASSESMENT

Cattell memperkirakan kepribadian secara objektif melalui tiga metode primer, yaitu : L-data adalah teknik dimana peneliti meliput kehidupan subjek secara langsung di kehidupan sehari-hari. Poin penting tentang L-data adalah perilaku yang diamati dapat berupa perilaku yang dilihat peneliti dan perilaku yang terjadi secara natural atau dapat juga dilakukan melalui penilaian orang lain yang mengenal dekat subjek yang sedang diamati Q-data adalah teknik dimana subjek yang diamati mengisi kuesioner, menilai perilaku dan karakternya sendiri dengan mengisi lembar kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Ada beberapa kelemahan dari Q-data, yaitu 1) Subjek penelitian mungkin memiliki batas selfawareness sehingga jawaban mereka tidak akurat merefleksikan keadaan natural kepribadian mereka, 2) Bahkan walaupun subjek mengenal dirinya dengan sangat baik, mungkin mereka tidak ingin peneliti mengetahuinya sehingga dengan sengaja menyalahkan jawaban mereka T-data adalah teknik dimana informasi mengenai kepribadian subjek diperoleh melalui tes sehingga tidak terjadi subjektivitas yang sering terjadi pada Q-data

5.1

The 16 PF Questionnaire Setelah lebih dari dua decade meneliti analisis factor, Cattell mengidentifikasi 16 source traits sebagai factor dasar dari kepribadian manusia yang disebut dengan Sixteen Personality Factors (16PF) Questionnaire.

HIGH SCORE

FACTOR Warmth

LOW SCORE

Outgoing

A Affectia-Sizia

Easy-going

More intelligent, abstract-thinking

Reasoning B Intelligence Emotional Stability C

Less intelligent, concrete-thinking Emotional, affected by feelings, easily

Stable, adaptive, mature

Ego Strength Assertive, competitive, bossy, forceful Dominance E Dominance-Submisiveness Liveliness F Surgency-Desurgency Rule-consciousness G Superego strength Social Boldness H Parmia-Threctia Sensitivity I Premsia-Harria Vigilance L Protension-Alaxia Abstractedness Imaginative M Autia-Fraxernia Privateness Private, shrewd N Shrewdness-Artlessness Apprehensive, worried, guilt-prone, insecure Apprehension O Guilt proneness-Assurance Opennes to change Experimenting Q1 Radicalism-Conservatism Self-sufficient, individualistic Self-Reliance Q2

upset Cooperative, humble, obedient, avoid conflicts Serious, sober, introspective

Happy-go-lucky, cheerful, enthusiastic

Conscientious, moralistic

Disregards rules, self-indulgent

Bold, venturesome, uninhibited

Shy, intimidated

Tenderminded, sensitive, intuitive

Toughminded, utilitarian, unsentimental Trusting, unsuspecting, accepting

Suspicious, distrustful, vigilant

Practical

Forthright, nave

Placid, secure, free of guilt

Traditional

Group-oriented

Self-sufficiency-Group adherence Perfectionism Perfectionist Q3 Self-concept-Low integration Tension Tense Q4 Ergic Tension Relaxed Casual, tolerate

BAB 9 INTERVENSI

Sebagai sebuah sistem yang mengorganisasi penelitian dalam jumlah besar, teori Cattell membutuhkan pertimbangan. Jumlah peneliatian yang dilakukan oleh Cattell dan kompleksitas teori analisis factor adalah alas an masyarakat kurang dapat menerima pandangannya tersebut. Cattell menuliskan bahwa adalah suatu kegagalan yang tidak perlu dipertanyakan dalam usahanya untuk membujuk orang lain untuk melihat kebijakan dari hasil penelitiannya. Hasil kerja Cattel dicatat sebagai yang paling banyak dihargai namun jarang dibaca. Terbukti dari hasil penjualan bukunya The Scientific Analysis of Personality sangat laris di Inggris, Jerman, Australia, dan Jepang daripada di Amerika Serikat. Selain itu, Cattell juga mencatat bahwa psikolog Eropa memandang teorinya lebih relevan daripada teori yang dikemukakan psikolog Amerika lainnya. Banyak kritik yang ditujukan terhadap teori analisis factor yang dikemukakan Cattell. Meskipun teknik analisis factor disahkan sebagai penelitian objektif, dianggap masih ada kemungkinan untuk subjetivitas memengaruhi penelitian. Pada beberapa tahap dalam proses penelitian Cattell, keputusan yang diperlukan pasti membutuhkan opini dan referensi orang lain. Walaupun usaha Cattell dan rekannya cukup besar dalam membujuk psikolog lain untuk melihat kegunaan dari metodenya, mereka hanya berhasil dalam skala kecil. Teorinya adalah salah satu yang paling sistematis karena berdasarkan data-data dan menghasilkan banyak informasi mengenai struktur kepribadian. Bagaimanapun, Cattell tetap yakin bahwa suatu saat nanti kita bisa memprediksi perilaku dengan akurat. Yang jelas, pendekatan trait terhadap kepribadan dan penyelidikan dari pentingnya pengaruh keturunan, sedang dijalankan dalam penelitian kepribadian kontemporer.

BAB 10 KOMENTAR KELOMPOK

Komentar kelompok kami terhadap teori yang dikemukakan Cattell akan dijelaskan dalam beberapa poin, yaitu : Kelompok kami setuju dengan pendapatnya tentang kepribadian, bahwa kepribadian mampu memprediksi perilaku individu pada situasi tertentu Kelompok kami setuju bahwa dalam memprediksi kepribadian seseorang, kita harus tahu terlebih dahulu detail-detail dari kepribadian, yang dalam hal ini detail kepribadian dijelaskan sebagai trait Walaupun teori analisis factor membuat kelompok kami agak kesulitan dalam memahaminya, namun kelompok kami setuju bahwa kemungkinan ada factor-faktor tertentu yang menyebabkan seseorang memiliki kepribadian tertentu Dari segi metode penelitian, kelompok kami lebih setuju dengan T-Data karena bebas dari subjektivitas, baik subjektivitas peneliti (melalui L-data) ataupun subjektivitas partisipan (melalui Q-data) Namun kelompok kami juga bingung mengenai human nature, khususnya nature vs nurture. Pada gambar neraca yang ditampilkan di buku Schultz halaman 229 menunjukkan bahwa pengaruh keturunan dengan lingkungan adalah seimbang. Sementara di buku Schultz halaman 227 dijelaskan bahwa 1/3 kepribadian manusia dipengaruhi oleh keturunan dan 2/3 lainnya dipengaruhi oleh lingkungan. Selain itu, kelompok kami juga tidak setuju dengan pendapat Cattell bahwa antara keturunan dan lingkungan adalah 1/3 : 2/3. Karena menurut kelompok kami, pengaruh keduanya dalam membentuk kepribadian manusia adalah seimbang, dimana tanpa keturunan yang baik, pengaruh lingkungan yang baik juga tidak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan kepribadian

DAFTAR PUSTAKA

Schultz, Duane P. 1994. Theories of Personality. California : Brooks/Cole Publishing Company Hall, Calvin, Gardner Lindzey, John C. Loehlin, Martin Manosevitz. 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada : John Wiley & Sons, inc. Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Feidt, Jess and Gregory J. Feist. 2002. Theories of Personality Fifth Edition. New York : McGraw Hill Book Co. http://en.wikipedia.org/wiki/16_Personality_Factors&ei=sc9gT9y3JaSsiAeJkIHQCA&sig2= x7hcOMCGx48_jFL0yRiKZA&ct=w

http://www.cattell.net/devon/rbcbio.htm http://www.cattell.net/devon/rbc50.jpg

http://images.joeliarahma.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/St2xwgoKCCQAAFd9 cbQ1/16.RAYMOND%20BERNARD%20CATTELL.ppt?key=joeliarahma:journal:6&nmid =291504115

http://debluesearching.blogspot.com/2010/07/faktorial-analitik-raimond-b-cattell.html http://sayapungu.blogspot.com/2011/10/teori-kepribadian-trait.html http://psikologio-debri.blogspot.com/2012/01/cattell.html Diposkan oleh Safrida Liasna Tarigan di 07.17 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 6 komentar:

1. Dhony10 September 2012 23.38 Luar biasa... Balas

2. Safrida Liasna Tarigan14 September 2012 10.50 thx lagi kalo gt..:D Balas

3. Iqbal Ibank25 September 2012 21.04 makasi banget sangat bermanfaat sekali! ditunggu tulisan2 selanjutnya ya Balas Balasan

1. Safrida Liasna Tarigan26 September 2012 08.33 Sama2. .:) Syukur kalo bsa b'manfaat. . Balas

4. Rahma Arifah19 Desember 2012 19.23 makasih..jelas banget deskripsinya..:D Balas Balasan

1. Safrida Liasna Tarigan21 Desember 2012 08.13 sama-sama, semoga bermanfaat :) Balas Muat yang lain... Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Recent Posts Recent Posts

Recent Comments Recent Comments

Designed by EZwpthemes - Blogger Templates

it's my soul
serba-serbi pengetahuan

Mobile theme gets a facelift - 30 Maret 2013 - Michelle Langston Freshly Pressed: Friday Faves - 29 Maret 2013 - Cheri Lucas New Themes: Full Frame and Ryu - 29 Maret 2013 - Philip Arthur Moore

Berita
Google merdeka.com - [Test] Kecepatan unduh dan unggah Google Drive lebih unggul didukung oleh

Senin, 14 Maret 2011


Raymond Bernard Cattel

Raymond Bernard Cattell (20 March 1905-2 Februari 1998) adalah seorang psikolog Inggris dan Amerika, yang dikenal untuk eksplorasi nya banyak wilayah di psikologi. Daerah ini meliputi: dimensi dasar kepribadian dan temperamen, berbagai kemampuan kognitif, dinamika dimensi motivasi dan emosi, dimensi klinis kepribadian, pola kelompok dan perilaku sosial, aplikasi penelitian kepribadian

untuk psikoterapi dan teori pembelajaran, prediktor kreativitas dan prestasi, dan metode penelitian banyak ilmiah untuk menjelajahi dan mengukur daerah-daerah. Cattell telah terkenal produktif nya selama 92 tahun, authoring dan co-authoring lebih dari 50 buku dan 500 artikel, dan lebih dari 30 tes standar. Menurut banyak dikutip peringkat, ia adalah 16 psikolog yang paling berpengaruh dan terkemuka dari abad ke-20. Sebagai psikolog, Cattell adalah ketat dikhususkan untuk metode ilmiah. Dia adalah seorang pendukung awal menggunakan metode analisis faktor, bukan apa yang ia sebut "berteori verbal" untuk menjelajahi dimensi dasar kepribadian, motivasi, dan kemampuan kognitif. Salah satu hasil yang paling penting dari aplikasi Cattell tentang analisis faktor adalah penemuan 16 faktor yang mendasari kepribadian manusia. Ia menyebut faktor-faktor "sifat-sifat sumber" karena ia percaya mereka menyediakan sumber yang mendasari untuk perilaku permukaan kita anggap sebagai kepribadian. Teori ini faktor kepribadian dan instrumen yang digunakan untuk mengukur mereka diketahui masing-masing sebagai model faktor 16 kepribadian dan Kuesioner 16PF. Meskipun Cattell paling dikenal untuk mengidentifikasi dimensi kepribadian, ia juga mempelajari dimensi dasar domain lainnya: kecerdasan, motivasi, dan minat kejuruan. Cattell berteori adanya kecerdasan cairan dan mengkristal untuk menjelaskan kemampuan kognitif manusia, dan menulis Budaya Fair Intelligence Test untuk meminimalkan bias bahasa tertulis dan latar belakang budaya dalam pengujian intelijen.

Inovasi dan prestasi prestasi utama Cattell's berada di kepribadian, kecerdasan, dan statistik. Dalam kepribadian, ia dikenang untuk model-nya 16-faktor kepribadian, berdebat untuk lebih sederhana model 3-faktor Eysenck, dan mengembangkan tes untuk mengukur faktor utama dalam bentuk Kuesioner 16PF. Dia adalah yang pertama untuk mengusulkan model hirarki, multi-tingkat kepribadian dengan faktor utama dasar pada tingkat pertama dan, yang lebih luas "orde kedua," atau ciri-ciri kepribadian global pada tingkat yang lebih tinggi dari organisasi kepribadian (Cattell, 1943) . Kelima sifat global sekarang diidentifikasi dengan model Lima banyak digunakan Besar kepribadian. Penelitiannya menyebabkan kemajuan konseptual tambahan - misalnya membedakan negara versus pengukuran sifat kepribadian: segera, sementara negara versus jangka panjang, bertahan pada tingkat sifat sifat seperti kecemasan. Dalam kecerdasan, Cattell yang terbaik diidentifikasi dengan perbedaan kecerdasan cairan dan mengkristal: saat ini, abstrak, kemampuan intelektual adaptif versus pengetahuan diterapkan atau mengkristal. Sebagai fondasi teoretis untuk perbedaan ini, Cattell mengembangkan investasi-model kemampuan, mengatakan bahwa kemampuan kristalisasi muncul dari investasi kemampuan cairan dalam topik pengetahuan. Dia sehingga berkontribusi epidemiologi kognitif, dengan alasan bahwa pengetahuan mengkristal, sedangkan cairan awalnya tertinggal kemampuan, dapat dipertahankan atau bahkan meningkat setelah kemampuan cairan mulai menurun, sebuah konsep yang diwujudkan dalam Dewasa Membaca Nasional Test (Nart). Cattell mengembangkan kemampuannya sendiri tes, Budaya Fair Intelligence Scales, dirancang untuk meminimalkan pengaruh latar belakang budaya atau pendidikan dan memberikan suatu ukuran sepenuhnya non-verbal intelijen seperti yang sekarang terlihat di Raven's.

Dalam statistik, ia mendirikan Masyarakat Multivarian Psikologi Eksperimental (1960) dan jurnal Multivarian Behavioral Research. Dia adalah seorang pengguna awal dan sering analisis faktor, dan perbaikan dikembangkan untuk proses ini, seperti Uji Scree yang digunakan kurva akar laten untuk menilai jumlah terbaik faktor hasil dari analisis faktor. Ia juga mengembangkan analisis rotasi faktor baru, "Procrustes" rotasi, yang dirancang untuk menguji kesesuaian data ke struktur faktor sebelumhipotesis. kontribusi tambahan termasuk yang Kesamaan Koefisien Profil (mempertimbangkan bentuk, scatter, dan tingkat dua profil skor), yang Kalkulus Dynamic untuk menilai kepentingan dan motivasi, P-teknik analisis faktor untuk sebuah matriks kesempatan-by-variabel, program Taxonome untuk memastikan jumlah dan isi dari cluster dalam sebuah kumpulan data, Data Dasar Hubungan Box (menilai dimensi desain eksperimen), sampling variabel, sebagai lawan atau dalam hubungannya dengan sampling orang; yang syntality grup mengkonstruksikan: kepribadian " "kelompok; anjak atau tindakan berulang pada individu tunggal untuk mempelajari negara berfluktuasi kepribadian, dan Multiple Abstrak Analisis Variansi (Mava) dengan" persamaan spesifikasi "mewujudkan variabel genetik dan lingkungan dan interaksi mereka.

Biografi
Inggris Cattell pada usia 15 Raymond Cattell lahir pada 1905 di Hilltop, sebuah kota kecil di Inggris dekat Birmingham, di mana keluarga ayahnya itu terlibat dalam menemukan bagian-bagian baru untuk mesin, mobil, dan mesin lainnya. Ini adalah masa ketika ide-ide ilmiah berkembang dipengaruhi perspektif tentang bagaimana membuat perbedaan di dunia. Dia menulis: "1905 merupakan tahun yang sangat tepat untuk dilahirkan pesawat itu hanya satu tahun.. Yang Curie dan Rutherford pada tahun yang menembus jantung atom dan misteri radiasi nya, Binet meluncurkan tes kecerdasan yang pertama, dan Einstein, teori relativitas. " . Ketika Cattell adalah sekitar 5 tahun, keluarganya pindah ke Torquay, Devon, di selatan Inggris, di mana ia dibesarkan dengan kepentingan yang kuat dalam ilmu pengetahuan dan menghabiskan banyak waktu berlayar di sekitar garis pantai. Dia adalah yang pertama dari keluarganya (dan satusatunya di generasi nya) untuk menghadiri universitas: Pada tahun 1921, ia dianugerahi beasiswa untuk belajar kimia di Universitas London, dimana ia memperoleh gelar BSc pada usia 19. Ketika mempelajari fisika dan kimia di universitas ia belajar dari orang-orang berpengaruh di bidang lainnya, yang berkunjung atau tinggal di London. Dia menulis bahwa ia: "Melihat-jauh ilmu luar dalam membaca saya dan menghadiri kuliah umum - Bertrand Russell, HG Wells, Huxley, dan Shaw menjadi pembicara favorit saya (yang terakhir, dalam pertemuan di King's College, dikonversi saya untuk vegetarian -! Selama hampir dua tahun). ". Ketika ia mengamati tangan pertama perusakan mengerikan dan penderitaan setelah Perang Dunia I, ia semakin tertarik dengan ide menerapkan alat-alat ilmu pengetahuan untuk masalah-masalah

manusia serius yang ia melihat di sekelilingnya. Dia menyatakan bahwa dalam pergolakan budaya setelah Perang Dunia I, ia merasa bahwa meja laboratoriumnya mulai tampak terlalu kecil dan masalah dunia begitu luas.. Jadi, ia memutuskan untuk mengubah bidangnya studi dan mengejar gelar Ph.D di bidang psikologi di Universitas London, yang ia terima pada tahun 1929. Ketika bekerja pada gelar Ph.D., Cattell menerima pengajaran posisi dan konseling di Departemen Pendidikan di Exeter University. Dia akhirnya menemukan ini mengecewakan karena tidak ada sumber daya untuk melakukan penelitian di sana. Selama tiga tahun di Exeter, Cattell dirayu dan menikah Monica Rogers, yang telah dikenal sejak masa kanak-kanaknya di Devon dan mereka punya anak bersama. Segera setelah itu ia pindah ke Leicester di mana ia diselenggarakan salah satu klinik pertama Inggris anak bimbingan. Itu juga dalam jangka waktu yang ia menyelesaikan buku pertamanya "Dalam Sail Melalui Merah Devon," yang menggambarkan sekian banyak petualangan berlayar di sekitar pantai dan muara Selatan Devon dan Dartmoor.

Amerika Serikat Pada tahun 1937, ia enggan meninggalkan Inggris dan pindah ke Amerika Serikat, ketika ia diundang oleh Edward Thorndike, untuk datang ke Universitas Columbia. Kemudian, ketika guru G. Stanley Hall di Psikologi menjadi tersedia di Clark University pada tahun 1938, Cattell direkomendasikan oleh Thorndike dan jabatan tersebut pada usia 34. Setelah beberapa tahun produktif di Clark, ia diundang oleh Gordon Allport untuk bergabung dengan fakultas Universitas Harvard pada tahun 1941. Sementara di Harvard ia berencana dan mulai beberapa penelitian dalam kepribadian yang akan menjadi dasar bagi banyak karya di kemudian hari di daerah ini. Selama Perang Dunia II, Cattell menjabat sebagai konsultan sipil untuk pemerintah AS meneliti dan mengembangkan tes untuk memilih perwira dalam angkatan bersenjata. Dengan perang akan segera berakhir, Cattell kembali untuk mengajar di Harvard dan menikah Alberta Karen Schuettler, Ph.D. siswa dalam matematika di Radcliffe College. Selama bertahun-tahun, ia bekerja dengan Cattell pada banyak aspek penelitian, menulis, dan pengembangan tes. Mereka menikah selama lebih dari 30 tahun dan memiliki tiga anak perempuan dan seorang putra. Pada saat ini Herbert Woodrow, Profesor Psikologi di University of Illinois di Urbana-Champaign dan Presiden APA, sedang mencari seseorang dengan latar belakang dalam metode multivariat untuk mendirikan laboratorium penelitian di sana. Cattell diundang untuk mengambil posisi ini pada tahun 1945 dan ia diterima. Dengan ini professor riset yang baru dibuat dalam psikologi, ia dapat memperoleh dukungan hibah yang cukup untuk dua Ph.D. asosiasi, empat asisten peneliti lulusan, dan bantuan ulama. Salah satu alasan yang Cattell pindah ke Universitas Illinois adalah bahwa mereka mengembangkan komputer elektronik pertama, Illiac aku ada di sana, yang memungkinkan baginya untuk menyelesaikan analisis faktor skala besar, yang di sini-ke-depan tidak mungkin untuk melakukan . Di Universitas Illinois, Raymond Cattell mendirikan Laboratorium Personality Penilaian dan Kelompok

Perilaku. Pada tahun 1949 ia dan istrinya, Karen Alberta Cattell, mendirikan The Institute for Kepribadian dan Kemampuan Pengujian (IPAT). Karen Cattell menjabat sebagai direktur IPAT sampai 1993. Pada tahun 1960, Cattell terorganisir dan mengadakan sebuah simposium internasional untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara peneliti psikologis yang menggunakan statistik multivariat untuk mempelajari tingkah laku manusia. Hal ini mengakibatkan dasar dari Masyarakat Multivarian Psikologi Eksperimental. Ia tetap di Illinois professor riset sampai ia mencapai usia pensiun diperlukan University pada tahun 1973. Beberapa tahun setelah ia pensiun dari University of Illinois dia membangun sebuah rumah di Boulder, Colorado, di mana ia menulis dan menerbitkan hasil dari berbagai proyek penelitian yang telah ditinggalkan belum selesai di Illinois. Pada tahun 1977 ia memutuskan untuk pindah ke Hawaii, terutama karena cintanya seumur hidup dari laut dan berlayar (lihat buku pertamanya Dalam Sail Melalui Merah Devon yang ia menulis tentang tahun-tahun awal berlayar luas sekitar rumahnya di Devon, Inggris) . Ia melanjutkan karirnya sebagai seorang profesor paruh waktu dan penasihat di University of Hawaii. Dia juga menjabat sebagai dosen tambahan dari Sekolah Hawaii Profesional Psikologi, yang menjadi Sekolah Amerika Profesional Psikologi. Setelah menetap di Hawaii ia menikah Heather Birkett, seorang psikolog klinis, yang kemudian melakukan penelitian yang luas dengan menggunakan tes 16PF dan lainnya. Selama dua dekade terakhir hidupnya di Hawaii, Cattell terus menerbitkan berbagai artikel ilmiah, serta buku-buku tentang motivasi, penggunaan ilmiah analisis faktor, dua volume kepribadian dan teori pembelajaran, warisan kepribadian dan kemampuan, terstruktur teori belajar, dan co-mengedit sebuah buku tentang tes psikologi fungsional, serta revisi Buku Panduan nya Multivarian Psikologi Eksperimental. Cattell dan istrinya Heather Birkett Cattell tinggal di sebuah laguna di sudut tenggara Oahu di mana ia menyimpan sebuah kapal layar kecil. Sekitar tahun 1990, ia harus menyerah berlayar hampir 80 tahun karirnya karena tantangan navigasi akibat usia tua. Ia meninggal damai di rumah di Honolulu pada tanggal 2 Februari 1998, pada usia 92 (satu bulan pendek dari 93). Ia dimakamkan di Lembah Kuil di lereng bukit menghadap ke laut. Sesuai dengan nya akan, dana yang tersisa telah digunakan untuk membangun sekolah untuk anak-anak kurang mampu di Kamboja.

orientasi Ilmiah Ketika Cattell memasuki bidang psikologi pada tahun 1920, ia merasa bahwa domain kepribadian didominasi oleh ide-ide yang sebagian besar teoritis dan intuitif dengan dasar riset kecil. Cattell percaya pada E.L. sudut pandang empiris Thorndike bahwa "Jika sesuatu yang sebenarnya memang ada, itu ada dalam jumlah tertentu dan karenanya bisa diukur." Cattell menemukan bahwa konsep yang digunakan oleh ahli teori psikologis awal cenderung subjektif dan kurang pasti. Sebagai contoh, setelah memeriksa lebih dari 400 makalah yang diterbitkan pada topik "kecemasan" pada tahun 1965, Cattell menyatakan "Studi menunjukkan makna yang berbeda secara fundamental banyak digunakan untuk kecemasan dan cara yang berbeda untuk mengukur itu, bahwa studi tidak bisa diintegrasikan." .Awal teoretikus kepribadian

cenderung untuk memberikan bukti objektif sedikit atau basa penelitian untuk teori mereka Cattell ingin. psikologi untuk menjadi lebih seperti ilmu-ilmu lainnya, dimana teori bisa diuji secara obyektif yang dapat dipahami dan ditiru oleh orang lain. Dalam Cattell kata-kata: "Psikologi tampak seperti hutan konsep membingungkan, bertentangan, dan sewenang-wenang. Teori-teori pra-ilmiah yang pasti berisi wawasan yang masih melampaui dalam penyempurnaan yang tergantung pada oleh psikiater atau psikolog hari ini. Tapi siapa tahu, di antara ide-ide brilian yang ditawarkan, yang adalah orang-orang benar? Beberapa akan mengklaim bahwa laporan dari satu teori adalah benar, tetapi yang lain akan mendukung pandangan lain. Maka tidak ada cara obyektif memilah kebenaran kecuali melalui penelitian ilmiah " Psikolog Seni Sweney, pakar psikometri, disimpulkan metodologi Cattell's: "Dia adalah tanpa kecuali orang orang yang membuat langkah paling utama dalam sistematisasi bidang ilmu perilaku dari semua aspek yang beragam menjadi sebuah ilmu nyata berdasarkan prinsip-prinsip empiris, ditiru dan universal. Jarang memiliki psikologi telah seperti ditentukan, explorer sistematis didedikasikan bukan hanya untuk mencari dasar untuk pengetahuan ilmiah tetapi juga untuk kebutuhan untuk menerapkan ilmu yang bermanfaat bagi semua ". Penelitian Multivarian Daripada mengejar "univariat" pendekatan penelitian untuk psikologi, mempelajari efek bahwa sebuah variabel tunggal (misalnya "dominasi") mungkin pada satu variabel lain (seperti "pengambilan keputusan"), Cattell merintis penggunaan pendekatan multivariat untuk psikologi. Dia percaya bahwa dimensi perilaku terlalu kompleks dan interaktif untuk memahami satu dimensi dalam isolasi. Pendekatan klasik univariat diperlukan membawa individu ke dalam situasi laboratorium buatan dan mengukur pengaruh satu variabel tertentu yang lain, sedangkan pendekatan multivariat diizinkan psikolog untuk mempelajari orang secara keseluruhan dan kombinasi sifat-sifat unik mereka dalam lingkungan alam. analisis multivarian diizinkan untuk studi situasi dunia nyata (misalnya depresi, perceraian, rugi) yang tidak bisa dimanipulasi di laboratorium. Cattell penelitian terapan multivariat untuk tiga domain: ciri-ciri kepribadian atau temperamen, ciriciri motivasi atau dinamis, dan dimensi beragam kemampuan. Dalam setiap bidang ini, ia berpikir harus ada jumlah terbatas dasar, unsur-unsur kesatuan yang dapat diidentifikasi. Dia menarik perbandingan antara, sifat fundamental yang mendasari untuk elemen dasar dunia fisik yang ditemukan dan disajikan dalam tabel periodik unsur-unsur. Pada tahun 1960, ia menyelenggarakan pertemuan internasional psikolog berorientasi penelitian, yang mengakibatkan pendiri Masyarakat untuk Multivarian Eksperimental Psikologi, dan jurnal, Multivariate Behavioral Research. Dia membawa banyak peneliti dari Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika Selatan untuk bekerja di lab di University of Illinois. Banyak dari buku-bukunya ditulis bekerjasama dengan orang lain. analisis faktor Cattell mencatat bahwa dalam ilmu seperti kimia, fisika, astronomi, dan obat-obatan, teori beralasan secara historis luas sampai instrumen baru dikembangkan untuk meningkatkan pengamatan ilmiah

dan pengukuran. Pada tahun 1920, Cattell belajar di bawah Charles Spearman yang mengembangkan teknik psikometri yang baru analisis faktor dalam usahanya untuk memahami dimensi struktur dasar dan kemampuan manusia. Analisis Faktor menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengungkap dimensi dasar di balik array membingungkan variabel permukaan dalam domain tertentu. Analisis faktor dibangun pada perkembangan awal dari koefisien korelasi, yang mengukur sejauh mana dua variabel terkait atau cenderung untuk pergi bersama-sama. Sebagai contoh, jika "frekuensi olahraga" dan "tingkat tekanan darah" diukur pada sekelompok besar orang, maka antarber kedua variabel akan menunjukkan sejauh mana "latihan" dan "tekanan darah" secara langsung berhubungan dengan masing-masing lainnya. Analisis Faktor melakukan perhitungan kompleks pada koefisien hubungan antara banyak variabel dalam sebuah domain tertentu (seperti kemampuan atau kepribadian) untuk menentukan, faktor dasar kesatuan di balik variabel dangkal perilaku yang ditemukan di domain tersebut. Ketika bekerja di University of London dengan Spearman mengeksplorasi jumlah dan sifat kemampuan manusia, Cattell mendalilkan bahwa analisis faktor dapat diterapkan ke daerah lain di luar domain kemampuan. Secara khusus, Cattell tertarik mengeksplorasi dimensi dasar dan struktur kepribadian manusia. Sebagai contoh, ia berpikir bahwa jika analisis faktor yang digunakan untuk berbagai ukuran berfungsi interpersonal, dimensi dasar dalam domain perilaku sosial dapat diidentifikasi. Dengan demikian, analisis faktor dapat digunakan untuk menemukan dimensi mendasar di balik sejumlah besar perilaku permukaan jelas dan kemudian memfasilitasi riset yang lebih efektif di daerah ini. [Sunting] Teori Kepribadian Dalam rangka menerapkan analisis faktor untuk kepribadian, Cattell percaya perlu untuk sampel seluas mungkin berbagai variabel. Dia ditetapkan tiga jenis data untuk sampling komprehensif, untuk menangkap berbagai dimensi kepribadian: 1. Hidup data (atau L-data), yang melibatkan pengumpulan data dari alam individu, perilaku kehidupan sehari-hari, mengukur pola perilaku karakteristik mereka di dunia nyata. Hal ini bisa berkisar dari jumlah kecelakaan lalu lintas atau jumlah pihak menghadiri setiap bulan, untuk nilai rata-rata di sekolah atau jumlah penyakit atau perceraian. 2. Eksperimental data (atau T-data) yang melibatkan reaksi terhadap situasi eksperimental standar yang dibuat dalam laboratorium di mana perilaku subyek dapat diamati dan diukur secara obyektif. 3. Kuesioner data (atau Q-data), yang melibatkan tanggapan berdasarkan introspeksi oleh individu tentang perilaku mereka sendiri dan perasaan. Dia menemukan bahwa jenis pertanyaan langsung sering diukur negara internal halus dan sudut pandang yang mungkin akan sulit untuk melihat atau mengukur dalam perilaku eksternal. Agar dimensi kepribadian untuk disebut "fundamental dan kesatuan," Cattell percaya bahwa perlu ditemukan dalam analisis faktor data dari ketiga domain. Dengan demikian, Cattell dibangun mengukur kepribadian dari berbagai sifat dalam medium masing-masing. Dia kemudian berulang kali melakukan analisis faktor pada data.

Dengan bantuan banyak rekan, studi Cattell's faktor-analitis lanjutan selama beberapa dekade, akhirnya menghasilkan 16 faktor fundamental yang mendasari kepribadian manusia. Dia memutuskan untuk nama sifat-sifat tersebut dengan huruf (A, B, C, D, E ...) untuk menghindari misnaming dimensi ini baru ditemukan, atau mengundang kebingungan dengan kosa kata dan konsep yang ada. Faktor-studi analitik dengan banyak peneliti dalam budaya beragam di seluruh dunia telah divalidasi ulang jumlah dan makna sifat-sifat ini. Cattell mulai mengembangkan tes untuk mengukur ciri-ciri di seluruh rentang usia yang berbeda, seperti The Factor 16 Personality Questionnaire untuk orang dewasa, Adolescent Personality Questionnaire, dan Anak-anak Kuesioner Kepribadian. Sejak awal penelitiannya, Cattell beralasan bahwa, seperti dalam domain ilmiah lainnya seperti intelijen, mungkin ada tingkat, tambahan yang lebih tinggi dari organisasi dalam kepribadian yang akan memberikan sebuah struktur bagi banyak sifat utama. Ketika ia faktor menganalisis 16 ciri-ciri utama diri mereka sendiri, ia menemukan lima "orde kedua" atau faktor-faktor global, yang kini biasa dikenal sebagai Lima Big. Ini orde kedua atau ciri global yang luas, lebih-melengkungkan domain perilaku, yang memberikan makna dan struktur ciri-ciri utama. Sebagai contoh, sifat tersebut Extraversion global muncul dari hasil analisis faktor-terdiri dari lima sifat utama yang interpersonal dalam fokus. Dengan demikian, Extraversion global secara fundamental berkaitan dengan ciri-ciri utama yang datang bersama-sama dalam analisis faktor untuk menentukan Extraversion, dan, bergerak ke arah yang berlawanan, domain dari Extraversion memberi makna konseptual dan struktur untuk sifatsifat utama, mengidentifikasi fokus mereka dan fungsi di kepribadian. Kedua tingkat struktur kepribadian dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang terintegrasi dari seluruh orang, dengan ciri-ciri global memberikan gambaran tentang fungsi individu dengan cara yang luas-sikat, dan skor yang lebih spesifik sifat utama menyediakan mendalam , detil gambar kombinasi unik individu sifat. Penelitian tentang 16 sifat-sifat dasar telah menunjukkan mereka untuk menjadi berguna dalam memahami dan memprediksi berbagai perilaku kehidupan nyata. Sebagai contoh, ciri-ciri telah digunakan dalam pengaturan pendidikan untuk belajar dan memprediksi hal-hal seperti motivasi berprestasi , gaya belajar atau gaya kognitif, kreativitas, dan pilihan karir yang kompatibel, dalam pengaturan kerja atau kerja untuk memprediksi hal-hal seperti gaya kepemimpinan, kemampuan interpersonal, kreativitas, hati nurani, stres-manajemen, dan kecelakaan-wilayah rawan, dalam pengaturan medis untuk memprediksi serangan jantung wilayah rawan bencana, variabel manajemen nyeri, kepatuhan mungkin dengan instruksi medis, atau pola pemulihan dari luka bakar atau transplantasi organ, dalam pengaturan klinis untuk memprediksi harga diri, kebutuhan interpersonal, toleransi frustrasi, dan keterbukaan terhadap perubahan, dan, dalam pengaturan penelitian untuk memprediksi luas berbagai dimensi seperti agresi, kesesuaian, dan otoritarianisme. Program Cattell tentang penelitian kepribadian di tahun 1940-an, 50, dan 60-mengakibatkan lima buku yang telah secara luas diakui sebagai identifikasi dimensi dasar kepribadian dan prinsip-prinsip mereka mengorganisir:

* The Deskripsi dan Pengukuran Personality (1946) * Kepribadian: Sebuah Studi Sistematis, Teoritis, dan faktual (1950) * Kepribadian dan Struktur Motivasi dan Pengukuran (1957) * Analisis Ilmiah Personality (1965) * Kepribadian dan Mood oleh Kuesioner (1973) Buku-buku rinci program penelitian yang didasarkan pada data kepribadian dari studi-studi perilaku objektif, dari laporan diri atau data kuesioner, dan dari peringkat pengamat. Mereka menyajikan teori perkembangan kepribadian selama rentang kehidupan manusia, termasuk efek pada perilaku individu dari keluarga, sosial, budaya, biologis, dan pengaruh genetik, serta pengaruh dari domain motivasi dan kemampuan. [Sunting] Kritik dan APA Lifetime Achievement Award William H. Tucker dan Barry Mehler, telah mengambil masalah dengan Cattell berdasarkan kepentingannya dalam eugenika, evolusi dan budaya alternatif dan sistem politik. Mereka mencatat bahwa Cattell dikenal untuk meletakkan campuran eugenika Galtonian dan teologi yang disebut Beyondism, yang Cattell dianggap "sebuah moralitas baru dari ilmu pengetahuan," dan bahwa karyanya di daerah ini telah diumumkan dalam Triwulan Manusia yang editor, Roger Pearson, juga telah menerbitkan dua dari monograf Cattell's Namun,. kolega mantan Cattell dan pendukung lainnya menegaskan bahwa, meskipun beberapa pandangan Cattell mungkin menjadi kontroversial, Tucker dan Mehler telah berlebihan dan tidak mewakili dia dengan menggunakan tanda petik di luar konteks dan dari tulisan-tulisan kuno. Pada tahun 1997, Cattell, pada 92, dipilih oleh American Psychological Association (APA) untuk perusahaan "Penghargaan Medali Emas untuk Lifetime Achievement dalam Ilmu Psikologi." Sebelum medali itu disajikan, Mehler meluncurkan kampanye publisitas terhadap Cattell melalui yayasan nirlaba-nya Isar menuduh Cattell menjadi bersimpati kepada ide-ide rasis dan fasis dan mengklaim bahwa "ini adalah tidak bermoral untuk menghormati orang yang bekerja membantu untuk menghargai politik ide yang paling merusak abad kedua puluh ". Sebuah komite-pita biru diadakan oleh APA untuk menyelidiki legitimasi dari tuduhan. Namun, sebelum panitia mencapai keputusan, Cattell mengeluarkan surat terbuka kepada komite mengatakan "Saya membenci rasisme dan diskriminasi berdasarkan ras Setiap keyakinan lain akan berlawanan untuk bekerja hidup saya." Dan mengatakan bahwa "ini adalah disayangkan bahwa pengumuman APA ... telah membawa laporan kritikus sesat 'banyak publisitas. " Ia menolak penghargaan itu, menarik namanya dari pertimbangan. Komite pita biru karena itu dibubarkan dan Cattell, yang gagal kesehatan, meninggal bulan kemudian. Pada tahun 1994, Cattell adalah salah satu dari 52 penandatangan pada "Mainstream Science on Intelligence]," sebuah editorial yang ditulis oleh Linda Gottfredson dan diterbitkan di Wall Street Journal, yang menyatakan bahwa konsensus para ulama penandatanganan tentang isu-isu yang berkaitan dengan ras dan intelijen berikut penerbitan buku The Bell Curve. Diposkan oleh wikansusanti blog di 08.08

Anda mungkin juga menyukai