Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN BIODIESEL

Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu 109096000004 Kelompok : 7 (tujuh) Anggota kelompok : Dita Apriliana Fathonah Nur Anggraini M. Rafi Hudzaifah Tita Lia Purnamasari Tanggal : 27 Oktober 2010 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATTULLAH JAKARTA 2010 M 1431 H

PERCOBAAN V

PEMBUATAN BIODIESEL
I. Tujuan percobaan 1. Mengetahui proses pembuatan biodiesel 2. Menguji sifat fisik biodiesel II. Dasar teori Biodiesel adalah ester asam lemak yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak nabati atau hewani. Biodiesel yang dihasilkan ini sangat potensial untuk menggantikan bahan baker solar yang cadangannya sudah menipis. Reaksi pembuatan biodiesel termasuk reaksi transesterifikasi. Reaksinya adalah : CH2-O-COR1 R1COOR katalis 3 ROH + CH-O-COR2 CH2-O-COR3 Alkohol minyak CH2OH

R2COOR + CHOH R3COOR CH2OH biodiesel gliserol

Pada pembuatan biodiesel dapat digunakan katalis basa (KOH, NaOH), asam (H2SO4, HCl) dan katalis padat. III. Alat dan Bahan Alat : 1. Becker glass 2. Corong pisah 3. Stirer 4. Hot plate 5. Batang pengaduk 6. Termometer

Bahan : 1. Minyak Nabati (sawit, kelapa, jagung, jelantah, jarak) 2. KOH 3. Metanol IV.Cara kerja 1. Dilarutkan KOH ( 1% berat minyak) dalam 50 mL metanol 2. Dipanaskan 200 mL minyak nabati sampai suhu 60oC, setelah itu ditambahkan larutan metanol-KOH 3. Diatur laju pengadukan 4. Dibiarkan reaksi selama 30 menit, dijaga suhu tetap konstan 5. Hasil reaksi dimasukkan ke dalam corong pisah, dibiarkan sampai terjasi pemisahan yang sempurna. 6. Lapisan atas biodiesel dan bawah gliserol 7. Dihitung volume biodiesel yang dihasilkan (mL) 8. Diuji densitas biodiesel yang dihasilkan V. Hasil percobaan & perhitungan Berat bahan baku : Minyak nabati Metanol KOH Data percobaan : Massa gelas becker Massa biodiesel Volume biodiesel CH2-O-COR1 CH 3OH + CH-O-COR2 CH2-O-COR3 : 166.69 gr gr gr mL CH2OH Massa gelas becker & biodiesel : 330.06 : 163.37 : 196 : 200 mL : 50 mL : 2.03 gr

: 330.06 166.69

3 RCOOR +

CHOH CH2OH

Massa minyak

=xv = 0.92 x 200 = 184 gr

Mol minyak

= =

massa r 184 680

= 0.27 mol
Mol biodiesel = = koefisien biodiesel x mol m. nabati koefisien m. nabati

3 x 0,27 1 = 0,81 mol

Massa biodiesel teoritis = 0,81 x 280 = 226.8 gr


biodiesel = massa volume 163,37 = 196 = 0,83 gr mL

% hasil =

massa biodiesel percobaan x 100 % massa biodiesel teoritis 163,37 = x 100 % 226,8 = 72,03 %

VI.Pembahasan Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang pembuatan biodiesel. Bahan baku minyak goreng bekas pakai atau jelantah. Hal ini bertujuan untuk mendayagunakan minyak jelantah tersebut menjadi sesuatu hal yang lebih bermanfaat dibandingkan jika minyak jelantah tersebut dipakai untuk menggoreng kembali. Selain minyak jelantah, bahan yang dipakai untuk praktikum ini adalah metanol yang digunakan sebagai bahan yang akan direaksikan dengan minyak jelantah tersebut, serta KOH yang digunakan sebagai katalis basa agar reaksi antara minyak jelantah dengan metanol berjalan lebih

cepat. Reaksi yang terjadi antara minyak dengan metanol atau alkohol tersebut adalah reaksi esterifikasi yaitu tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester dan menghasilkan produk sampingan berupa gliserol. Komposisi bahan baku yang digunakan adalah 200 mL minyak nabati bekas pakai atau minyak jelantah, 50 mL metanol dan 2 gram KOH. Hal pertama yang dilakukan adalah memanaskan minyak jelantah hingga mencapai suhu 60C. Setelah itu, ditambahkan KOH yang telah dicampurkan dengan metanol kedalam minyak yang telah mencapai suhu 60C tersebut. Setelah itu diaduk dengan menggunakan stirer selama 30 menit. Setelah itu, hasil reaksi tersebut akan terbagi 2 (dua), yaitu : biodiesel dan gliserol (asam lemak). Hasil tersebut dimasukkan dan di diamkan selama beberapa waktu agar biodiesel dan gliserol terpisah dengan sempurna. Biodiesel terletak dibagian atas dan gliserol terletak dibagian bawah corong. Biodiesel yang terbentuk kemudian dipipet dan dipindahkan ke tempat lain. Kemudian didapat massa jenis biodiesel secara teoritis yakni sebesar 0,83 gr/mL. Pada praktikum ini semestinya massa jenis biodiesel bisa didapat, tetapi karena alat yang dipakai untuk menentukan densitas atau massa jenis biodiesel ini tidak dapat ditemukan. Pada praktikum ini, massa biodiesel yang didapat dari percobaan sebesar 163,37 gram dan massa biodiesel teoritis sebesar 226,8 gram. Dari hasil ini didapat persentase hasil sebesar 72,03 %. Persentase ini tidak terlalu besar, mungkin dikarenakan minyak nabati bekas pakai atau minyak jelantah bukan bahan baku yang kurang tepat karena didalam minyak bekas pakai lebih besar kemungkinan telah terkotori oleh zat-zat dari bahan makanan yang telah digoreng dengan menggunakan minyak tersebut. Biodiesel yang dihasilkan dari percobaan ini tidak dapat langsung diaplikasikan pada kendaraan bermotor yang bermesin diesel. Hal itu dikarenakan, biodiesel tersebut masih mengandung kadar air. Sehingga jika langsung digunakan pada kendaraaan bermotor, dapat merusak mesin dan menjadikannya berkarat. Jadi agar biodiesel ini dapat digunakan, biodiesel ini harus dicampurkan dengan solar dengan perbandingan 95 : 5. 95 % untuk solar dan 5 % untuk biodesel.

VII. Kesimpulan 1. Proses yang terjadi antara minyak nabati atau trigliserida dengan metanol atau alkohol termasuk proses esterifikasi. Dari proses ini menghasilkan biodiesel dan gliserol atau asam lemak. 2. Pembentukkan biodiesel dapat dibantu dengan katalis. Katalis yang digunakan dapat berupa katalis basa atau katalis asam. Katalis yang digunakan dalam percobaan ini adalah KOH yang merupakan katalis basa. 3. Biodiesel yang dihasilkan memiliki densitas atau massa jenis 0,83 gr/mL. densitas tersebut didapat bukan dari hasil pengukuran tetapi perhitungan massa biodiesel dengan volume biodiesel. Massa yang didapat sebesar 163,37 gram dan volumenya sebesar 196 mL. VIII.Daftar Pustaka Aziz, Isalmi & S.Hermanto. 2010. Pedoman Praktikum Kimia Fisik. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah P.W. Atkins. Dra. Irma K (alih bahasa). 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga Fesenden, Ralph & Joan Fesenden. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka (alih bahasa). 2008. Kimia Organik. Edisi ke-3 (tiga). Jakarta : Erlangga IX.Pertanyaan 1. Jelaskan mengapa biodiesel dapat menggantikan fungsi bahan baker solar ? 2. Apa yang dimaksud proses transesterifikasi? X. Jawaban pertanyaan 1. Karena biodiesel memiliki karakteristik yang sama dengan solar. Tetapi kandungan yang ada dalam biodiesel lebih baik dari pada solar. Hal ini dikarenakan biodiesel berasal dari bahan-bahan nabati bukan bahan fossil serta emisi yang dikandung oleh biodiesel lebih rendah disbanding dengan solar. 2. transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester melalui reaksi dengan alkohol dan menghasilkan produk sampingan yaitu asam lemak atau gliserol.

Anda mungkin juga menyukai