Anda di halaman 1dari 9

Kata sulit :

1. sanitasi : penciptaan kondisi yang menyehatkan ( kamus dornald, 2012 ) 2. imunisasi : pemberian reaktivitas imun spesifik pada individu yang sebelumnya tidak melakukan imun melalui pemberian sel limfoid tersensitisasi atau serum dari individu yang imun (kamus dornald, 2012 ). perangsangan dengan antigen spesifik untuk menginduksi respons imun (kamus dornald, 2012 ). 3. tuberculin positif : Uji tuberkulin merupakan salah satu dasar kenyataan bahwa infeksi oleh M.tb akan menyebabkan reaksi delayed-type hypersensitivity terhadap komponen antigen yang berasal dari ekstrak M.tb atau tuberculin. Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan secara intradermal akan menghasilkan hipersensitiviti tipe IV atau delayed-type hypersensitivity (DTH). Masuknya protein TB saat injeksi akan menyebabkan sel T tersensitisasi dan menggerakkan limfosit ke tempat suntikan. Limfosit akan merangsang terbentuknya indurasi dan vasodilatasi lokal, edema, deposit fibrin dan penarikan sel inflamasi ke tempat suntikan. Cara Pemberian dan Pembacaan Uji tuberkulin dilakukan dengan injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal (dengan metode Mantoux) di volar / permukaan belakang lengan bawah.Injeksi tuberkulin menggunakan jarum gauge 27 dan spuit tuberkulin, saat melakukan injeksi harus membentuk sudut 30 antara kulit dan jarum. Penyuntikan dianggap berhasil jika pada saat menyuntikkan didapatkan indurasi diameter 610 mm. Uji ini dibaca dalam waktu 48-72 jam setelah suntikan. Hasil uji tuberkulin dicatat sebagai diameter indurasi bukan kemerahan dengan cara palpasi. Standarisasi digunakan diameter indurasi diukur secara transversal dari panjang axis lengan bawah dicatat dalam millimeter. Uji tuberculin positif dapat dijumpai pada 3 keadaan sebagai berikut : a. Infeksi TB alamiah b. Infeksi TB tanpa sakit c. Infeksi TB dan sakit TB d. Pasca terapi TB 1. Imunisasi BCG ( infeksi TB buatan )

2. Infeksi mikrobakterium atipik / M. leprae. Uji tuberculin negatif pada 3 kemungkinan keadaan berikut : Tidak ada infeksi TB Dalam masa inkubasi infeksi TB Anergi Definisi positif uji tuberculin pada bayi, anak dan dewasa Indurasi 5 mm Kontak dengan penderita atau suspek penyakit TB Anak-anak dengan tanda klinis dan gambaran radiologi penyakit TB Anak-anak dengan keadaan imunosupresi seperti HIV dan tranplantasi organ Pasien dalam pengobatan immunosupresif seperti kortikosteroid ( 15 mg/24 jam prednison atau sejenisnya selama 1 bulan ) Indurasi 10 mm Bayi dan anak-anak usia 4 tahun Anak-anak dengan kondisi medis lemah yang meningkatkan resiko ( penyakit ginjal, gangguan hematologi, diabetes melitus, malnutrisi, pengguna obat suntik ) Anak-anak yang kontak erat dengan orang dewasa yang beresiko tinggi TB Lahir atau baru pindah ( 5 tahun ) dari negara dengan angka prevalensi TB tinggi. Indurasi 15 mm Anak-anak usia > 4 tahun atau lebih tanpa ada faktor resiko

Penyebab hasil positif palsu dan negative palsu uji tuberculin mantouks. Positif palsu o Penyuntikan salah o Interpretasi tidak betul o Reaksi silang dengan Mycobacterium atipik Negatif palsu o Masa inkubasi

o Penyimpanan tuberculin tidak baik dan penyuntikan salah o Interpretasi tidak betul o Menderita tuberculosis luas atau berat o Disertai infeksi virus ( campak, rubella, cacar air, influenza atau HIV ) o Imunokompetensi selular, termasuk pemakaian kortikosteroid o Kekurangan komplemen o Demam o Leukositosis o Malnutrisi o Sarkoidosis o Psoriasis o Jejunoileal by pass o Terkena sinar ultraviolet ( matahari, solaria ) o Defisiensi zinc o Anemia perniosa o Uremia 4. LLA : pengukuran tidak langsun terhadap masa otot ( buku ajaran keperawatan pediatrik vol.1,donna L.wong,dkk, lingkar lengan atas , Pada masa pertumbuhan bayi dan balita, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh bayi dan balita. dengan kata lain ukuran-ukuran tubuhnya akan membesar, misalnya ditandai dengan meningkatnya berat dan tinggi badan, ukuran lingkar kepala, lingkar lengan atas, menguatnya tulang dan membesarnya otot, dan bertambahnya organ tubuh lain seperti rambut, kuku, gigi, dan sebagainya. Salah satu cara untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan anak, adalah dengan menukur lingkar lengan atasnya. lengan berdasarkan atas bayi standar dan balita Walanski,perkembangan 6- 8 bulan 14.75 cm 9-11 bulan 15.10 cm 1 tahun 2 tahun 3 tahun 16.00 cm 16.25 cm 16.50 cm ukuran lingkar

berdasarkan umur terbilang normal pada ukuran berikut:

4 tahun 5 tahun

16.75 cm 17.00 cm

Ukuran di atas adalah ukuran pada pertumbuhan normal. Jika ukuran lebih kecil, yaitu 85% ukuran normal, pertumbuhan anak masih kurang. Sedangkan jika ukuran lebih kecil lagi, yaitu sekitar 70% ukuran normal, maka pertumbuhan anak buruk dan perlu asupan gizi yang lebih baik lagi. 5. diet bergizi 6. BCG : vaksin hidup yang memberi sedikit perlindungan terhadap TBC. Vaksin TBC tidak mencegah dari terinfeksi jika Anda terekspos kepada bakteri (kuman) TBC, tetapi jauh lebih mungkin Anda akan mengalami infeksi kecil terbatas dan bukannya penyakit yang amat parah dan mengancam nyawa. Vaksin BCG dapat memakan waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya. Vaksinasi BCG mungkin hanya memberi kekebalan 50-60% terhadap tuberkulosis dan bagi beberapa individu vaksin ini kurang efektif dengan berlalunya waktu, adakalanya dalam waktu 5-15 tahun. 7. lembab 8. kelenjar limfe : pertanyaan : 1. metode dalam pengumpulan data : a. wawancara dengan klien dalam hubungannya dengan kejadian pada waktu lalu dan sekarang b. temuan yang objektif (observasi terhadap rumah dan fasilitas yang ada di dalamnya) c. informasi tertulis atau lisan dan rujukan, berbagai lembaga yang menangani keluarga dan anggota tim kesehatan yang lainnya. ( sulistyo andarmoyo, 2012 ) 2. tahapan proses pengkajian keperawatan keluarga : a. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga. yang termasuk pada pengkajian keluarga yaitu, mengindntifikasi data demografi dan sosio kultural data lingkungan struktur dan fungsi lingkungan

stres dan strategi koping yang digunakan keluarga perkembangan keluarga

b. yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga yaitu : a. fisik b. mental c. emosi d. sosial e. spiritual c. perumusan diagnosis keperawatan d. penyusunan perencanaan, perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, mengindentifikasi sumber daya keluarga, mengidentifikasikan pendekatan alternatif, memilih intervensi keperawatan e. pelaksanaan asuhan keperawatan perencanaan yang sudah dilaksanakan dengan memobilitasu sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah d. evaluasi ( sulistyo andarmoyo, 2012 ) 3. skala untuk menentukan prioritas : No 1. Kriteria Sifat masalah Skala : aktual Risiko Keadaan sejahtera 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : mudah Sebagian Tidak dapat 3. Potensi masalah untuk dicegah Skala : tinggi Cukup Rendah 4. Menonjolnya masalah 3 2 1 1 2 1 0 1 3 2 1 2 Nilai Bobot 1

Skala : masalah berat, harus segera 2 ditangani Ada masalah tetapi tidak perlu 1 0 ditangani Masalah tidak dirasakan skoring : a. tentukan skore untuk setiap kriteria b. skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

skor bobot angka tinggi e. jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. ( sulistyo andarmoyo, 2012 ) 4. tipologi diagnosa keperawatan keluarga : klasifikasi freemans 1970 mengklasifikasikan intervensi keperawatan keluarga sebagai berikut : a. suplement, perawat berlaku sebagai pemberi pelayanan perawatan langsung dengan mengintervensi bidang keluarga tidak bisa melakukannya b. Fasilitatif, dalam hal ini perawat menyingkirkan halangan halangan pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan kesehatan di rumah c. perkembangan, perawat membantu keluarga dalam memanfaatan sumber keluarga dan dukungan sosial sehingga tindakan keperawatan bersifat mandiri/ bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri. ( sulistyo andarmoyo, 2012 ) 5. riwayat dan tahap perkembangan keluarga : a. tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua

berumur 4 tahun maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga usia sekolah b. tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. c. riwayat keluarga inti, menjelaskan mengenai riwayah kesehatan pada keluarga inti, dijelaskan mulai lahir hinga saat ini yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( status imuninasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan, termasuk juga dalam hal ini riwayat perkembangan dan kejadian dan pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan ( peceraian, kematian, hilang,dll ) yang terjadi dalam kehidupan keluarga. d. riwayat keluarga sebelumnya/asal, djelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami istri / keluarga asal kedua orang tua ( seperti apa kehidupan keluarga asalnya; hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kuedua orang tua ). ( sulistyo andarmoyo, 2012 ) 6. pengkajian lingkungan dan rumah : a. krakteristik rumah : gambaran tipe tempat tinggal ( apartemen,rumah, sewa kamar,dll ). apakah keluarga memliki sendiri atau menyewa rumah tersebut. gambaran kondisi rumah ( baik interior maupun eksterior rumah). interior rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar ( kamar tamu, tidur,dll ) penggunaaan kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut diatur. di dapur, amati suplai air minum, penggunaan penggunaan alat masak, pengamanan untuk kebakaran. di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.

kaji pengaturan tidur di dalam rumah. apakah pengaturan tersebut memadai bagi anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan kebutuhan khusus mereka lainnya. amati keadaan umu kebersihan dan sanitasi rumah. kaji perasaan subjektif keluarga terhadap rumah evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi mereka memadai evaluasi ada dan tidak adanya bahaya terhadap keamanan

rumah/lingkungan evaluasi adekuasi pembuangan sampah kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan pengaturan/penataan rumah. b. karakteristik tetangga dan komunitas RW ( lingkungan ) 1. karakteristik fisik dari lingkungan : a. tipe lingkungan/ komunitas ( desa, kota, subkota, antar kota ) b. tipe tempat tinggal ( hunian, industrial, campuran hunian, industri kecil, agraris ) c. keadaan tempat tinggal dan jalan raya ( terpelihara, rusak, tidak terpelihara, sementara diperbaiki ) d. sanitasi jalan, rumah ( kebersihan pengumpulan sampah,) e. adanya dan jenis industri di lingkungan ( udara, kebisingan, masalah polusi air ) f. fasilitas ekonomi ( warung, toko, apotik, pasar ) g. lembaga pelayanan sosial ( kesejahteraan, konseling, pekerjaan ) h. kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni i. j. tersedianya transportasi umum bagaimana mudahnya sekolah di lingkungan atau komunitas dapat diakses dan bagaimana kondisinya c. mobilitas geografi keluarga, ditentukan dengan kebiasaan berpindah tempat. sudah berapa lama keluarga tinggal di darah ini apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal

d. perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e. sistem pendukung keluarga ( sulistyo andarmoyo, 2012 )

7. cara mengukur LLA : dengan lengan kanan fleksi 90 derajat pada siku, dengan titik tengah antara akromion dan olekranon pada bagian posterior lengan. ketika lengan tergantung bebas, gunakan sehelai kertas atau meteran logam. letakkan meteran secara vertical, sepanjang posterior lengan atas ke prosious akromion dan ke prosious olekranon. setengah dari panjang hasil pengukuran adalah titik tengahnya. 8. Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut : a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. b. Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran. c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur d. Catat hasil pada KMS

Anda mungkin juga menyukai