Anda di halaman 1dari 2

Alasan Kontra dengan Naiknya BBM Haqqyana, 1206262090

Judul

: 1. Mengapa Kita Harus Menolak Kenaikan Harga BBM 2. Tiga Alasan Kenapa Harga BBM (Tak) Perlu Naik 3. Penghapusan Subsidi BBM dan Kemiskinan Bertambah

Penulis

: 1. 2. 3.

Data Publikasi : http://hminews.com/opini/mengapa-kita-harus-menolak-kenaikan-harga-bbm/ diakses pada Jumat, 3 Mei 2013 pukul 17.35 http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/299440-tiga-alasan-kenapa-harga-bbm--tak--perlunaik diakses pada Jumat, 3 Mei 2013 pukul 17.40 kompasiana.com/2013/04/17/penghapusan-subsidi-bbm-dan-kemiskinan-bertambah552039.html diakses pada Sabtu, 4 Mei 2013 pukul 6.30

Seiring dengan kembali maraknya pemberitaan tentang kenaikan harga BBM bersubsidi, semakin banyak bermunculan kubu-kubu yang pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut. Mayoritas pendapat pro muncul didasari dengan alasan harga minyak dunia yang semakin naik dan opsi penyelamatan dana APBN. Namun, masyarakat pada umumnya cenderung menolak argumentasi ini, disebabkan naiknya harga BBM akan memicu kenaikan di segala sektor kebutuhan hidup. Selain itu, beberapa kalangan dari pejabat negara juga turut mendukung agar harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan. Timbulnya pendapat kontra dari kalangan pejabat negara ini, selain untuk memenangkan hati rakyat, juga sebenarnya beralasan. Menurut mereka harga BBM bersubsidi tak perlu naik disebabkan karena dana yang dialokasikan untuk subsidi BBM dari tahun ke tahun menurun. Sehingga asumsi bahwa dana APBN akan jebol menjadi tak masuk akal. Meskipun sebenarnya, dana APBN untuk subsidi sebelum tahun 2005 adalah dibawah 100 triliun, sedangkan nominalnya melonjak setelah itu hingga mencapai 137 triliun pada tahun 2012. Meskipun begitu, sehausnya pemerintah tetap bisa menempuh solusi lain untuk mengurangi beban APBN tanpa harus mengorbankan rakyat. Sehingga, setiap momentum kenaikan harga minyak dunia tidak serta merta menjadi pembenaran bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Alasan kedua adalah subsidi BBM selama ini telah tepat sasaran. Sebagian besar subsidi premium telah digunakan masyarakat kelas menengah dan bawah. Menurut data, sebesar 64 persen pengguna subsidi premium adalah pengendara sepeda motor yang kebanyakan berasal dari kelas menengah dan bawah, dan notabene bukan berasal dari kelompok kaya. Apabila subsidi semakin dikurangi bahkan dihapuskan, hal itu tidak dapat menjadi jaminan peningkatan taraf hidup masyarakat kecil manakala pemerintah menggunakan dalih tersebut untuk mengalokasikan dana subsidi ke sektor lain pembangunan. Selain itu, apabila pemerintah menaikkan harga BBM bersubsdi lalu membuat kompensasi untuk rakyat miskin dengan alasan menarik perhatian rakyat agar mendukung kenaikan harga, sebenarnya sama saja seperti tidak melakukan kebijakan baru. Sehingga daripada terlalu lama merumuskan kebijakan yang belum tentu juga berhasil, lebih baik dicari solusi lain untuk meningkatkan pembangunan seiring menghadapi naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM bersubsidi dapat dipastikan akan meningkatkan inflasi. Harga barang dan jasa yang belakangan telah melonjak, akan semakin meroket dan memukul sektor usaha. Yang ada malah kebijakan tersebut membawa masalah baru pada perekonomian. Harus dipahami bahwa kenaikan harga minyak mentah duia lebih diakibatkan oleh tindakan para spekulan yang beralih dari portofolio seperti mata uang dan saham, yang belakangan memang kurang menguntungkan sebagai dampak dari krisis keuangan global. Masih terdapat banyak opsi solusi yang bisa diterapkan pemerintah untuk menangani permasalahan melonjaknya harga minyak dunia, jika memang alasan utamanya adalah untuk menyelamatkan dan APBN. Pemerintah sejatinya dapat menghemat anggaran dana belanja barang/pegawai, seperti perjalanan dinas, berbagai macam sosialisasi, dan seminar-seminar. Dari berbagai biaya penghematan tersebut kemudian dapat direalokasikan untuk anggaran pendidikan dan anggaran pembangunan lainnya. Tidak seperti selama ini, yang memperlihatkan seolah kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi sejatinya hanyalah upaya liberalisasi sektor migas dengan melepaskan harganya pada pasar. Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan di atas, pemerintah sudah seharusnya membatalkan rencana kenaikan BBM bersubsidi. Karena hal tersebut justru membawa dampak negatif bagi kesejahteraan rakyat ketika pengambilan kebijakan tidak disertai dengan upaya-upaya lain yang dapat membangun.

Anda mungkin juga menyukai