Anda di halaman 1dari 9

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

PEMBAJAKAN SOFTWARE
Q Temukan permasalahan/ethical dilemma yang terdapat pada kasus ini! (individual, corporate, sistemik). 1. Perspektif Utilitarian a. Individual Penggunaan software bajakan oleh individu sesuai dengan prinsip utilitarian karena dengan pertimbangan penggunaan software bajakan lebih murah dibanding software original. b. Corporate Bagi perusahaan yang prosuk software-nya dibajak jelas mengalami kerugian karena untuk memproduksi software tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. c. Sistemik Bila mengikuti kesepakatan anti pembajakan, penggunaan software bajakan jelas dari sudut pandang utilitarian sangat merugikan. Karena ditengah trend anti pembajakan saat ini apabila makin tinggi penggunaan software bajakan di sebuah Negara akan memberikan citra buruk Negara tersebut di mata dunia.

2. Justice a. Individual Secara retributive justice para pembajak harusnya diberiak sanksi yang tegas sesuai hukaum yang berlaku. Demikian juga bagi pengguna yang terbukti menggunakan software bajakan. b. Corporate.

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

Dari sudut pandang distributive justice harusnya ada suatu hukum yang secara tegas dan jelas memayungi perusahaan pembuat software agar merka juga bisa memperoleh pemasukan untuk menutupi biaya produksi. c. Sistemik Harus ada suatu aturan yang jelas dan jeli dalam menentukan aturan mulai dari pembuatan hingga pemanfaatan software agar semua pihak bisa mendapatkan perlakuan yang adil menurut porsi dan posisi masing-masing. 3. Right a. Individu Software yang memiliki utilitas yang tinggi harusnya dijual dengan harga yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi di setiap Negara dimana software tersebut dipasarkan agar mampu terjangkau oleh setiap orang. Disamping itu konsumen juga harusnya diberikan kemudahan untuk bisa membeli software dengan lisensi kolektif sehingga dapat menekan keinginan untuk melakukan pembajakan.

4. Caring Pemerintah harusnya mampu menetapkan suatu regulasi bagi perusahaan maupun individu khususnya menyangkut dengan harga software sehingga baik individu maupun perusahaan pembuat software bisa memperoleh keuntungan masing-masing. Q Etiskah apabila kita menggunakan software bajakan? Apakah razia yang dilakukan aparat kepolisian tersebut etis? (Gunakan prinsipprinsip etika yang sesuai dengan materi sebelumnya). a. Perspektif Utilitarianisme

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

razia yang dilakukan bisa memberikan dampak positif terhadap pengurangan software bajakan yang beredar, sehingga dapat meningkatkan perlindungan Hak Cipta suatu produk. Dari sisi cost, konsumen yang tidak mampu membeli dipaksa menggunakan software asli yang harganya cukup tinggi. Padahal setiap PC (Personal Computer) membutuhkan software lebih dari 10 macam, maka terdapat gap yang sangat besar antara harga PC dengan software hingga sekitar 50 kali lipat dari harga PC. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia yang belum memiliki fasilitas IT bagi penduduknya, sehingga konsumen sangat dirugikan akan keadaan tersebut dengan mayoritas SES (Social Economic Status) dari kalangan menengah ke bawah. Dengan demikian software bajakan digunakan bagi kalangan dengan daya beli yang belum mampu dikatakan etis.

b. Perspektif Justice
Pengguna yang menggunakan software bajakan jelas melakukan

pelanggaran atas retributive justice. Dari sisi distributive justice, instansi ataupun lembaga yang menggunakan software bajakan adalah melanggar. Sedangkan untuk compensatory justice, perusahaan, user dan pemerintah terutama departemen yang menangani permasalahan IT atas pelanggaran UUHC. -

c. Perspektif Right
Penertiban software bajakan di Indonesia dan adaanya hak penguasan atas hak cipta software telah melukai hak positif konsumen dalam pengembangan IT dunia, sehingga seharusnya Undang-undang yang terkait Penguasaan Hak Cipta yang terkecuali perlu diproposikan kembali.

d. Perspektif Caring,

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

Razia terhadap pengguna software bajakan khusunya yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah telah mencederai prinsip caring for someone.

Q Apakah menurut anda Microsoft berusaha untuk memonopoli pasar sistem operasi di Indonesia dengan adanya MoU tersebut? Jelaskan? Apakah MoU pemerintah dengan Microsoft tersebut etis? (Gunakan prinsip-prinsip etika yang sesuai dengan materi sebelumnya). MoU yang disepakati antara pemerintah Indonesia dengan Microsoft bertujuan positif dan tidak mencederai persaingan pasar yang sehat dan mengurangi pemakaian software bajakan yang terlalu tinggi. Untuk dapat menilai etis atau tidak, perlu dianalisis melalui prinsip etika. Dari sisi justice, karena tidak melanggar prinsip keadilan dilihat dari tujuannya, maka MoU tersebut etis. Dari sisi caring, untuk menghargai hak cipta sebegai kepedulian, maka hal tersebut etis. Dari sisi right, pemerintah melakukan kebijakan pengurangan pembajakan merupakan kewajibannya dalam hak positif, sehingga tetap dikatakan hal tersebut etis. Q Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap tingginya angka pembajakan? Mengapa? Bagaimana solusi yang paling tepat menurut anda terkait dengan pembajakan software di Indonesia? Perusahan Software, pemerintah dan pemerintah bertanggung jwab karena tidak mampu menawarkan software asli dengan harga yang terjangkau. Solusi ats permasalhan itu adlah: 1. Perusahaan software harusnya menjual produk mereka dengan harga yang lebih terjangkau. Penggunaan lisensi

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

kolektif bagi lembaga non profit juga merupakan solusi yang baik. 2. Pemerintah menetapkan peraturan yang bisa memfasilitasi kepentingan masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan disisi lain harus bisa melindungi hak intelektual manusia.

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

BATAVIA AIR
Q Bagaimana kasus pailitnya Batavia Air ditinjau dari perspektif etika? 5. Utilitarian (Cost and Benefit) COST a. Individual Penumpang dirugikan atas dilakukannya pembatalan penerbangan yang tanpa pemberitahuan secara resmi jauh hari sebelumnya. Tidak adanya upaya untuk melakukan pengalihan penerbangan ke maskapai lain, serta ketidakjelasan pengembalian tiket yang sudah dibeli. Para karyawan yang harus kehilangan pekerjaan karena PHK serta beban yang harus dipikul oleh keluarga mereka. Selain itu tidak jelasnya pembayaran gaji yang tertunda dan kompensasi dari PHK tersebut. Para agen yang menjual tiket Batavia Air menjadi pelampiasan dan menghadapi tuntutan pengembalian tiket dari para penumpang yang sudah membeli tiket dari agen tersebut. b. Corporate Dinyatakannya Batavia air jatuh pailit oleh pengadilan niaga memenuhi prinsip utilitarian karena daripada harus menanggung hutang yang demikian besar serta nantinya harus menanggung beban operasional yang lebih besar maka dinyatakannya jatuh pailit oleh pengadilan adalah kondisi yang sesuai bagi Batavia. c. Sistemik Daripada menambah beban pemerintah jika Batavia Air terus beroperasi dan tuntutan hutang yang terus meningkat yang nantinya makin memperburuk

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

citra industri penerbangan nasional maka keputusan pailit bagi Batavia adalah tepat. 6. Justice a. Individual Secara retributive justice Batavia Air harusnya bertanggung jawab mengembalikan seluruh tiket penumpang yang gagal berangkat, akibat berhenti beroperasinya maskapai ini. b. Corporate. PT. Metro Batavia sebagai pemilik Batavia Air melanggar distributive justice dengan tidak adanya kejelasan akan pembayaran gaji serta pesangon bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan akibat keputusan pailit ini. PT. Metro Batavia harusnya membayarkan kompensasi bagi penumpang yang gagal berangkat dan terlantar serta terlambat sampai ke tujuan mereka juga ganti rugi atas kerugian material dan non material yang ditimbulkan olehnya sebagai bentuk compensatory justice bagi penumpang.

7. Right a. Corporate Dari sisi Right, Batavia Air melanggar hak positif diantaranya para karyawan yang kehilangan pekerjaan akibat PHK, penumpang yang tidak tersedianya sarana penerbangan memadai, maupun para agen yang kapasitas pekerjaannya berkurang akibat tiket Batavia Air tidak melayani lagi. Salah satu Dasar hukum perlindungan konsumen adalah Pasal 140 UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang dan atau kargo, dan pos yang telah memiliki tiket dan dokumen muatan. Badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara. 7

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

b. Sistemik Perekonomian yang terjaga dan stabil merupakan wewenang pemerintah, sehingga tingkat penggangguran yang bertambah akibat pailitnya Batavia Air menggangu hak positif akan kebutuhan kerja oleh para karyawan. Dengan demikian tingkat dinamika perekonomian yang rendah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Negara. Oleh karena itu ketidak becusan pemerintah harus dipertanggungjawabkan.

8. Caring Batavia Air harusnya menunjukkan kepeduliannya terhadap para penumpang dengan mencari dan memnerikan penerbangan pengganti bagi penumpang melalui jasa maskapai lain, membayarkan denda keterlambatan, mebayar kompensasi kerugian ekonomis maupun non ekonomis yang ditimbulkan kerenanya. Terhadap para agen, Batavia harusnya mengembalikan dana deposit yang telah disetorkan sebelumnya sebagai jaminan karena dana tersebut adalah milik para agen. Terhadap para pekerja, Batavia seharusnya secepatnya membayarkan gaji terakhir dan juga kompensasi dalam bentuk pesangon kepada para pekerja. Q Siapakah yang harus bertanggung jawab secara etis atas pailitnya Batavia Air? Yang paling bertanggung jawab adalah PT Metro Batavia sebagai pemilik maskapai Batavia Air. Saya menganggap telah terjadi miss-management yang dilakukan sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan utang perusahaan kepada ILCF yang akhirnya berujung pada gugatan keputusan pailit. Selain 8

Business Ethics IDRUS ABUBAKAR 1261097

itu walaupun tuntutan pailit akan dicabut oleh ILCF, PT Metro Btavia tetap melanjutkan kasus ini yang berujung pada keputusan pengadilan yang menyatakan Btavia Air pailit.

Q Apakah Batavia Air harus membayarkan ganti rugi yang diderita penumpang dan karyawan Batavia Air? Ya, Batavia harus membayarkan ganti rugi baik kepada penumpang maupun karyawan. Hal ini sejalan dengan UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri No.77 tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, Batavia harus menyelesaikan tanggung jawabnya kepada penumpang. Sedangkan untuk karyawan, apabila perusahaan bangkrut dan ditutup

karena mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja. Syaratnya adalah harus membuktikan kerugian tersebut dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. Dan perusahaan wajib memberikan uang pesangon 1 (satu) kali ketentuan dan uang pengganti hak.

Anda mungkin juga menyukai