Anda di halaman 1dari 14

Laporan kerja frais

Membuat roda gigi

D I S U S U N

Oleh Nama anggota Kelas Dosen Pembimbing : : : Alif Burhanuddin Yusuf Habibie 3 M.B ( t. perawatan dan perbaikan) Muhammad Rasid, S.T.,M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Tahun 2012 - 2013

DAFTAR ISI

1. Bab 1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Manfaat dan Tujuan 2. Bab II. Landasan Teori Klasifikasi Roda Gigi 3 3 4 4

Nama-nama dan bagian dari roda gigi ... 6 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Roda Gigi 8 Tabel Harga Modul Standard ( JIS B 1701-1973 ) 9

3. Bab III. Membuat Roda Gigi dan Analisa Analisa Kegiatan Membuat Roda Gigi Batang .... 10 Kesimpulan dan Saran . 17

BAB I
2

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Jika dari salah satu dua buah roda berbentuk kerucut atau silinder yang
saling bersinggungan pada kelilingnya salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut Roda gesek. Cara ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan putaran yang tidak terlalu tepat. Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakukan dengan roda gesek. Untuk ini, kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda bergigi semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut disebut roda gigi. Diluar cara transmisi di atas, ada pula cara lain untuk meneruskan daya, yaitu dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi di samping cara yang lain, karena memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaannya.

B. Manfaat dan Tujuan


Manfaat dan Tujuan : 1. 2. 3. 4. Diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana cara membuat roda gigi Diharapkan kita dapat menggunakan mesin dan alat dengan baik Didalam pembuatan Roda Gigi, kita hendaknya harus tepat dan benar dalam putaran untuk membentuk fitch dan jumlah gigi yang pas Di dalam pembuatan Roda Gigi ini kita mesti hati-hati dan harus diperhatikan gerakan untuk pemindahan untuk membentuk pitch yg sesuai

BAB II
3

LANDASAN TEORI
1. Klasifikasi Roda Gigi
Roda Gigi diklasifikasikan seperti table 6.1, menurut letak poros, arah putaran, dan bentuk jalur gigi. Roda-roda gigi yang terpenting yang disebutkan diatas, diperlihatkan dalam gambar 6.1 Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana giginya berjajar pada dua bidang silinder ( disebut bidang jarak bagi ) kedua bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu tetap sejajar. Roda gigi lurus (a) merupkan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Tabel 6.1 Klasifikasi Roda Gigi

Letak Roda Gigi Roda gigi dengan poros sejajar

Roda Gigi Roda gigi lurus ( a ) Roda gigi miring ( b ) Roda gigi ganda ( c ) Roda gigi luar Batang gigi dan pinyon ( e )

Keterangan ( Klasifikasi atas dasar bentuk alur gigi ) Arah putaran berlawanan Gerakan lurus dan berputar ( Klasifikasi atas dasar bentuk alur gigi )

Roda gigi dalam dan pinyon Arah putaran sama Roda gigi dengan poros berpotongan Roda gigi kerucut lurus ( f ) Roda gigi kerucut spiral (g) Roda gigi kerucut zero Roda gigi kerucut miring Roda gigi kerucut miring ganda Roda gigi permukaan dengan poros berpotongan Roda gigi dengan poros (b) Roda gigi miring silang (i) 4 ( Roda gigi dengan poros berpotongan berbentuk istimewa ) Kontak titik

silang

Batang gigi miring silang Roda gigi cacing silindris Roda gigi cacing selubung ganda(globoid) Roda gigi cacing samping Roda gigi hyperboloid Roda gigi haploid Roda gigi permukaan silang

Gerakan lurus dan berputar

Roda gigi miring ( b ) mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi pada roda gigi ini jumlah pasangan gigi yang saling membuat kotak serentak ( disebut perbandngan kontak ) adalah lebih besar daripada roda gigi lurus, sehingga pemindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk mentransmisikan putaran tinggi dan beban besar. Namun roda gigi miring memerlukan bantalan aksial dan kotak roda gigi yang lebih kokoh, karena jalur gigi yang berbentuk ulir tersebut menimbulkan gaya reaksi yang sejajar dengan poros dalam hal ini roda gigi miring ganda. Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan dengan roda gigi ini, perbandingan reduksi, kecepatan keliling, dan daya yang diteruskan dapat diperbesar, tetapi pembuatannya sukar. Roda gigi diam (d) dipakai jika diinginkan alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena piyon terletak di dalam roda gigi. Batang gigi (e) merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Pasangan antara batang gigi dan pinyon dipergunakan unutk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya. Dalam hal roda gigi kerucut, bidang jarak merupakan bidang kerucut yang puncaknya terletak dititik potong sumbu poros Roda gig lurus adalah yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai. Tetapi roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan kontaknya sangat kecil, juga konstruksinya tidak memungkinkan pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya. Roda gigi kerucut spiral (g), karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat

meneruskan putaran tinggi dan beban besar. Sudut poros kedua roda gigi kerucut ini biasanya dibuat 90 Dalam golongan roda gigi dengan poros bersilang terdapat roda gigi miring silang(i). Roda gigi cacing ( j dan k ) roda gigi haploid (i) dll. Roda gigi cacing meneruskan putaran dengan perbandingan reduksi besar. Roda gigi macam(j) mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Tetapi untuk beban besar cacing globoid atau cacing selubung ganda (k) dengan perbandingan kotak yang lebih besar yang dapat dipergunakan. Roda gigi haploid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi diferensial otomobil. Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang, dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding.

2.

Nama-nama bagian Roda gigi dan Ukurannya


Nama nama bagian utama roda gigi diberikan dalam gambar 6.2 adapun

ukurannya dinyatakan dengan diameter lingkaran jarak bagi yaitu lingkaran khayalan yang menggelinding tanpa selip. Ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkaran . Yaitu jarak sepanjang lingkaran jarak bagi antara profil dua gigi yang berdekat. Jika diameter lingkaran jarak bagi dinyatakn dengan d ( mm ) dan jumlah gigi dengan z maka jarak lingkar t ( mm ) dapat ditulis sebagai (t=d/z). Jadi jarak lingkaran adalah keliling lingkaran jarak bagi dibagi dengan jumlah gigi. Dengan demikian ukuran gigi dapat ditentukan dari besarnya jarak bagi lingkar tersebut. Namun, karena jarak bagi lingkar selalu mengandung factor , pemakainya sebagai ukuran yang disebut modul dengan lambing m,di M=d/z Dengan cara ini, m dapat ditentukan sebagai bilangan bulat atau bilangan pecahan 0,5 dan 0,25 yang lebih praktis. Juga karena xm=t 6

Maka modul dapat menjadi ukuran gigi. Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi ialah dengan jarak bagi dimetral . Dalam hal ini diameter lingkaran jarak bagi diukur dalam inch; maka jarak bagi diametral DP adalah jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter jarak bagi dinyatakan sebagai d ( in ) maka DP= z / d (1/in) Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa jika DP kecil, berarti giginya besar. Sebagai besar gigi dari amerika atau Eropa dinyatakan dengan harga DP tersebut. Adapun hubungan antara DP dan m adalah sebagai berikut : M = 25,4 / DP Dengan menggunakan harga-harga dan hubungan-hubungan di atas, persamaan roda gigi dapat ditulis secara lebih sederhana, demikian pula untuk merubah rumus dalam inch menjadi satuan modul, tidak akan dijumpai kesulitan. Dalam hal roda gigi luar, bagian gigi di luar lingkaran jarak bagi disebut kepala, dan tingginya disebut tinggi kepala atau addendum yang besarnya biasanya sama dengan modul. Profil roda gigi biasanya berbentuk lengkungan involut, dan sudut antara garis normal kurva profil pada titik jarak bagi dengan garis singgung lingkaran jarak bagi pada titik yang sama besar serta proposinya seperti yang telah diuraikan di atas, disebut roda gigi standar Roda gigi standar ini dapat saling bekerja sama tanpa dipengaruhi oleh jumlah giginya, sehingga dapat pula disebut roda gigi yang dapat dipertukarkan. Tidak ada alas an kuat bahwa proporsi setiap bagian gigi atau sudut tekannya harus sama dengan yang diatas. Modul roda gigi standar dalam JIS dapat dilihat pada table 6.2 yang ditentukan sesuai dengan batang gigi dasar.

3.

Perbandingan Putaran dan Perbandingan Roda gigi


Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1 ( rpm )

pada poros penggerak dan n2 ( rpm ) pada poros yang digerak, diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2 ( mm ), dan jumlah gigi z1 dan z2 maka perbandingan putaran u adalah :

u = n2 / n1 = di / d2 = m . z1 / m . z2 =1 / i z2 / z1 = i
Harga i, yaitu perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dan pada pinyon, disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada roda gigi miring dan roda gigi ganda, perbandingan tersebut dapat sampai. Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi ( u < 1 atau i > 1 ); tetapi kadang-kadang juga dipakai untuk menaikkan putaran ( u > 1 atau i < 1 ) Jarak sumbu poros a ( mm ) dan diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :

= ( d1 + d2 ) / 2 = m ( z1 + z2 ) / 2 d1 = 2 / ( 1 + i ) d2 = 2 x i / ( 1 + i )

Tabel 2. Harga Modul standar ( JIS B 1701 1973 ) ( SATUAN : mm ) Seri Ke 1 0,1 Seri Ke - 2 Seri Ke - 3 Seri Ke - 1 Seri Ke - 2 3,5 Seri Ke - 3

0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,7 0,75 0,8 0,9 1 1,25 1,5 1,75 2 2,25 2,5 2,75 0,65

4 4,5 5 5,5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 18 20 22 25 28 32 36 40 45

3,75

6,5

BAB III Analisa Kegiatan Membuat Roda Gigi

Modul (m) Jumlah gigi (z) Sudut Helix () Sudut Tekan () Tebal benda (b)

2,5 28 180 200 evolvente 24

Perhitungan dan Jumlah roda gigi yang dibuat : Diketahui Modul yang dipakai adalah 3 dan jumlah gigi ( z ) 22 Jadi, : Diameter pitch = ZxM = 22 x 3 = 66 mm Diameter kepala = diameter pitch + 2M = 66 + ( 2 x 3 ) = 66 + 6 = 72 mm Diameter alas = diameter pitch 2,4 M = 66 2,4 ( 3 ) = 66 7,2 10

= 58,8 mm Kedalaman pemakanan = ( 72 58,8 ) / 2 = 6,6 mm

LANGKAH KERJA

11

NO
1

URAIAN
Ukuran awal bahan 75 x 23 mm, ukuran bahan untuk mandril 35 x 220 mm.

GAMBAR

ALAT
Jangka sorong

Cekam benda kerja pada cekam mesin bubut 11 mm, bagian yang cekam, dimasukkan setting ke dalam tidak hingga

Mesin bubut

gimbal, kemudian kencangkan.

Lakukan pembubutan sisi rata dengan pemakanan sedikit dan menghasilkan permukaan yang halus.

Mesin bubut Pahat rata

Balik benda kerja dan cekam dengan memberi ganjal hengga benda kerja keluar 2 mm, kemudian kencangkan dengan chuck. Lakukan pembubutan rata sisi secara bertahap hingga tebal benda kerja menjadi 20 mm. Chuck bor

Pasang chuck bor pada kepala lepas, lakukan pengeboran secara bertahap yang sebelumnya diawali dengan center drill.

Center drill

Bor 8, 12, 18 6 Lakukan pengeboran dengan mata bor 8, 12,18 mm. 12

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan : Dalam seksi kerja milling kita disuruh membuat roda gigi dan batang gigi, dimana didalam membuat benda tersebut kita mesti memperhatikan petunjuk pengoperasiaan dan keselamatan kerja. Saran :

13

1. Gunakanlah peralatan dengan baik dan gunakanlah waktu kerja anda sebaik-baiknya dan jangan banyak bermain dalam mengerjakan suatu benda. 2. Bersihkan mesin dan sekitarnya setelah selesai bekerja.

14

Anda mungkin juga menyukai