Main menu
Skip to primary content Skip to secondary content
Post navigation
Previous Next
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan bahasa itu dapat diketahui bahwa bahasa itu bersifat huduts dan berkodrat ciptaan (makhluk).
(Lanjutan seri 1) Makna kedua kata Logos atau ho Logos Firman (Kalam) dalam kaitannya dengan Allah adalah segala yang dikatakan, diucapkan, disabdakan, atau difirmankan oleh Allah. Sementara itu, Allah tidak terdiri dari bagian-bagian. Jadi, Allah tidak punya mulut sebagaimana ciptaan-Nya. Ini berarti, ungkapan perkataan yang keluar dari mulut-Ku (kata Ku merujuk kepada Allah) merupakan ungkapan yang mengandung kias. Arti ungkapan tersebut adalah: firman (perkataan) itu dikatakan, diucapkan, disabdakan, atau difirmankan oleh Allah keluar dari diriNya. Dari sini dapat diketahui bahwa firman atau kalam itu keluar dari Allah.
Demikian pula perkataan (firman) yang keluar dari mulut-Ku tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, melainkan akan melaksanakan apa yang Kukehendaki dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadaNya. (Yesaya 55:11) Hal tersebut menunjukkan, sebelum firman (perkataan) itu dikatakan, diucapkan, disabdakan, atau difirmankan oleh Allah keluar dari diriNya, firman (perkataan) itu telah ada di dalam diri Allah. Amsal 8:22-25 menjelaskan bahwa sebelum firman atau perkataan dilahirkan (dikatakan, diucapkan, disabdakan, atau difirmankan) keluar oleh Allah, firman atau perkataan itu telah ada di dalam diri Allah sebagai Ilmu Allah. 22 23 24 25 22 Allah telah memiliki aku pada mula pekerjaanNya, pada zaman purbakala, sebelum karya cipta-Nya yang pertama-tama. 23 Sudah sejak kekekalan aku ter-set (= berada pada diri ALLAH), dari awal mula sebelum bumi ada. 24 Sebelum samudera raya dan sumber-sumber yang sarat dengan air ada, aku telah lahir. 25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu daripada bukit-bukit, aku telah lahir (Amsal Sulaeman 8:22-25)
Dengan demikian, tindakan berfirman bukanlah tindakan menciptakan firman, melainkan tindakan melahirkan firman (perkataan) yang semula berada di dalam Allah sebagai Ilmu Allah. Kata kias melahirkan disini dalam arti mengatakan, memfirmankan, mengucapkan, mengungkapkan keluar, atau mengeluarkan hal yang tadinya berada di dalam. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara Kalam dalam makna Ilmu Allah (makna pertama kata Logos) dengan Kalam dalam makna perkataan Allah (makna kedua kata Logos) demikian perkataan Allah adalah Ilmu Allah yang dikatakan (difirmankan) atau dilahirkan oleh Allah. Ilmu Allah bersifat qidam (tak berawal). Perkataan Allah adalah Ilmu Allah yang dikatakan (difirmankan) atau dilahirkan oleh Allah. Maka, perkataan Allah memiliki sifat Ilmu Allah, yaitu bersifat qidam (tak berawal). Jadi, makna kedua kata Logos atau ho Logos Firman (Kalam) dalam kaitannya dengan Allah (yaitu segala yang dikatakan, diucapkan, disabdakan, atau difirmankan oleh Allah) adalah bersifat qidam . Kata Logos atau ho Logos dalam makna pertama (Ilmu Allah, Kalam Nafsi, Kalam Hakiki) dan dalam makna kedua (Kalam yang difirmankan) bersifat qidam. Bagaimana dengan makna ketiga kata tersebut terkait dengan Allah? Apakah juga bersifat qidam atau huduts? Bersambung ke Kalam itu qidam atau huduts (3)