Anda di halaman 1dari 26

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Protein ialah polimer alami yang terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (atau peptida). Didalam tubuh protein memiliki peranan yang penting. Fungsi utamanya sebagai pembentuk struktur sel hati, ginjal dan beberapa organ penting lainnya. Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleunida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein banyak terkandung didalam makanan yang sering di konsumsi oleh manusia seperti tempe, telur, susu, tahu, ikan dan lain lain. Pada dasarnya sumber dari asam amino adalah hidrolisis protein. Protein dapat dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu yang dapat menghasilkan campuran asam asam amino. Dalam asam amino terdapat gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lainnya. Gugus amam amino tersebut sangat berperan penting dalam menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Peptida adalah oligomer dari asam amino yang memainkan peranan yang sangat penting dalam proses biologis. Oleh karena itu, mengingat pentingnya protein, asam amino dan peptida dalam kehidupan ini maka dilakukanlah percobaan ini, serta untuk mengetahui dan memahami reaksi yang terjadi pada protein dan asam amino dengan menggunakan sampel sampel berikut telur ayam biasa, telur ayam kampong, telur bebek, telur penyu, telur bekicot, telur puyuh, susu putih, susu coklat, susu beruang, susu kedelai, air tahu, teh,dan lendir bekicot apakah didalam sampel sampel tersebut terdapat protein dan asam amino didalamnya dan juga untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada sampel menggunakan biuret yaitu pengindikasi adanya protein dengan

perubahan zat menjadi biru dan menggunakan ninhidrin pengindikasi adanya asam amino dengan perubahan zat menjadi warna ungu. 1.2 Tujuan Percobaan Mengetahui adanya ikatan peptida menggunakan pereaksi bieuret dan ninhidrin Mengetahui adanya asam amino dengan menggunakan pereaksi ninhidrin Untuk mengetahui perubahan yang terjadi ketika protein ditambahkan dengan ekstrak jahe

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida. Semua bukti yang ada membuktikan bahwa asam amino pada protein mempunyai konfigurasi L dan ikatan amida hanya terbentuk antar gugus amino alfa dan gugus karboksil alfa dari asam amino yang bersangkutan. Oleh karena sifat umum peptida dan protein secara menyeluruh diuraikan dalam buku ajaran umum biokimia dan bahkan dibahas lebih luas dan mendalam dalam beberapa buku acuan atom yang terdekat pada akhir, maka pembahasan ini akan dibatasi pada sifat yang lebih khusus dari peptida dan protein (Fessenden 1984). Protein umumnya terbagi kedalam dua golongan utama serat (fibereus) atau globural (membulat). Protein serat (Fibroas Proten) ialah material struktural hewan dan dengan demikian bersifat tidak larut dalam air. Selanjutnya, protein serat terbagi lagi menjadi tiga katagori umum, keratin yang menyusun jaringan pelindung, seperti kulit, rambut, bulu, cakar dan kuku. Kolagen yang berbentuk jaringan ikat, seperti tulang rawan tendon, dan pembuluh darah dan sutera (silk) seperti fibroin dari sarang laba laba dari koten (kepompong). Kratin dan kalogen memiliki struktur helit, sedangkan sutera struktur lembar terlipat. Protein globural sangat berbeda dengan proten serat. Protein ini cenderung larut dalam air dan bentuknya hamper membalut, sebagaimana tersirat dari namanya. Protein globural bukanlah protein struktural tetapi memiliki berbagai fungsi biologis lainnya. Contohnya ialah enzim (katalis biologi), protein pengangkat (transport protein) mengangkut molekul molekul kecil dari satu bagian tubuh kebagian lainnya. Misalnya hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam darah atau protein

penyimpan. Protein globural memiliki lebih banyak asam amino dengan rantai samping polar (Fessenden, 1984). Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata yunani proteios, yang artinya pertama. Protein adalah poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino (Fessenden, 1984) Protein itu merupakan zat tunggal serta molekulnya sederhana, tetapi masih terdiri atas asam amino karena susunan proteinnya adalah asam amin, maka susunan kimianya mengandung unsur seperti kandungan unsur pada asam-asam amino penyusunnya yaitu Karbon(C), 52,40%; Nitrogen(N) 15,30-18,00%; Oksigen (O) 2123,5%; Hidrogen(H)6,9-77,3%; Belerang(S) 0,8-2%; sedikit fosfor dan magnesium, juga kadang-kadang mengandung unsur lain seperti Fe(besi). Penyebab perbedaan protein satu dengan yang lain tergantung dari: a. Jumlah asam amino penyusun b. Macam asam amino penyusun. c. Cara kombinasi asam amino penyusun dan tidak berpengaruh pada faktor genetik (Klenerfelter,1991). Jenis-jenis ikatan pada molekul protein 1. Ikatan peptida ( ikatan amina asam ) Ikatan yang terdapat pda rantai peptida, yaitu ikatan antara asam amino satu dengan yang lain. 2. Ikatan sistin ( ikatan disulfida dalam protein ) Ikatan atom-atom didalam molekul disebabkan persatuan electron yang dimiliki bersama oleh dua atom S. Ikatan sistin terjadi apabila ada dua asam amino dalam rantai peptida berdekata.protein dengan ikatan istin jika dibakar akan timbul bau tidak enak. 3. Ikatan Garam

Terjadi secara heteropolar atau elektrovalen yaitu ikatan antar ion-ion yang bermuatan berlawanan dengan suatu molekul. Disebabkan oleh gaya Elektrostatika. Ikatan ini terjadi antara radikal karbonil bebas berdekatan dengan radikal amino bebas. 4. Ikatan Ester Ikatan antara asam amino radikal karbosil bebas dengan asam amino yang memiliki radikal hidroksil bebas. 5. Ikatan Hidrogen Ikatan yang terdapat pada molekul protein, merpakan ikatan penghubung antara -C = C dengan H-N- (Klanertelter, 1991). Protein dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: Berdasarkan bentuk molekulnya protein dapat dibedakan menjadi: Protein globular, cirinya yaitu bentuk padat, kristal, larut dalam larutan garam, asam, basa, dan alcohol. Contoh: albumin. Protein fibrosa, cirinya yaitu bentuk memanjang dan amorphouse, sukar ditentukan dengan pasti, tidak larut dalam larutan garam, asam, basa, dan alkohol. Contoh: karotin dari rambut. Berdasarkan komponen penyusunnya protein dibedakan menjadi: Protein sederhana, yaitu protein yang molekulnya sederhana dan hanya tersusun dari satu asam amino. Protein majemuk, yaitu protein yang tersusun dari protein sederhana dan zat lain selain protein. Berdasarkan kelarutannya, protein dibagi menjadi albimin, globulin, glutein, protamin, prolamin, albuminoid, dan histon. Berdasarkan tingkat degradasinya protein dibagi menjadi: Negatif protein adalah protein yang belum mengalami perubahan. Derivat protein adalah hasil hidrolisis dari protein, yang dibagi menjadi 2, yaitu: - Derivat protein primer. Disini hanya sedikit mengalami perubahan molekuler. Contoh: protean, metaprotein dan koagulum protein. Derivat protein sekunder. Protein ini lebih banyak mengalami perubahan molekuler. Contoh: protease, pepton, peptida dan asam amino. Berdasarkan fungsinya protein dibagi menjadi: protein struktur, misalnya myosin, protein penyimpan misalnya feritin, protein enzim misalnya pepsin protein hormon misalnya inulin

vasopresin, protein antibody, protein racun dan protein dengan fungsi khusus misalnya hemoglobin dan rodopsin. Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang akan mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Asam amino tersebut disebut asam amino esensial. Kebutuhan akan asam amino esensial bagi anak-anak relative lebih besar daripada orang dewasa (Poedjiati, 1994). Asam amino bertautan dalam peptida dan protein lewat iktan amda diantara gugus karbonil dari satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lainnya. Emil Fischer, yang pertama kali menganjurkan struktur ini, menyebut ikatan amida ini sebagai ikatan peptida (peptida bond). Suatu molekul yang mengandung hanya dua asam amino yang bertautan (singkatan digunakan untuk asam amino) dengan cara ini ialah suatu dipeptida.

Berdasarkan konversi ikatan peptida ditulis dengan asam amino yang mempunyai gugus +NH3 bebas disebelah kiri dan asam amino dengan gugus CO 2bebas di sebelah kanan asam amino ini masing masing dinamakan asam amino ujung-N dan asam amino ujung C (Hart, 2003). Begitu kita mengetahui urusan asam amino dalam peptida atau protein. Kita berada dalam posisi untuk mensintesisnya dari asam amino penyusunnya. Mengapa kita ingin melakukan hal ini? Ada beberapa ulasan. Contohnya, kita mungkin berharap untuk memodifikasi struktur peptida tentu dengan membandingkan sifat dari

zat sintetik dan zat alami, atau kita mungkin ingin mengkasi efek subtitusi satu atom terhadap sifat biologis. Suatu periode atau protein, protein termodifikasi seperti ini dapat sangan berharga untuk mengobati penyakit atau untuk memahami bagai mana protein berfungsi. Banyak metode yang telah dikembangkan untuk menautkan asam amino degan cara terkendali. Caranya memerlukan strategi yang cermat. Asam amino memiliki dwifungsi, untuk menentukan gugus karboksil dari suatu asam amino dengan gugus amino dari asam amino kedua. Pertama tama kita harus membuat setiap senyawa dengan melindungi gugus amino dari asam amino pertama dan gugus karboksil dari asam amino kedua.

Dengan cara ii, kita dapat mengendalikan penautan kedua asam amino sehingga gugus karboksil dari aa1 bergabung dengan gugus amino dari aa2

Sesudah ikatan polipeptida terbentuk, kita harus mampu melepas gugus pelindung dari peptide yang berpelindung ganda sebelum menggabungkan asam amino berikutnya. Semua ini akan sangat rumit dan merupakan proses yang sangat rumit dan merupakan proses yang membosankan. Namun demikian, metode ini telah digunakan oleh Vincent de Vigneard dan sesacwatnya untuk mensintesis Oksitosin

dan Vasopresin. Yaitu polipeptida alami pertama yang disintesis di laboratorium (Abdul, 2001). Pereaksi-pereaksi tertentu bila ditambahkan pada protein akan memberikan warna. Dalam berbagai hal ada atau tidaknya asam-asam amino tertentu dapat ditunjukkan dengan tes-tes tersebut. 1. Reaksi Biuret Dalam pemakaian tes biuret ini larutan protein dibuat alkali dengan natrium hidroksida dan ditambahkan juga setetes larutan tembaga sulfat encer. Bila tes ini sesuai dengan larutan yang diselidiki akan timbul warna merah-violet atau biru-violet. Tes ini positif untuk senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam, jadi tidak hanya untuk protein; tetapi terhadap zat-zat seperti biuret atau malomida juga dapat. 2. Reaksi Xanthoprotein Kebanyakan dari protein-protein bila ditambahkan dengan asam nitrat pekat akan memberikan warna kuning atau endapan kuning. Penambahan dengan basa akan akan merubah warna menjadi jingga. Tes ini tergantung adanya inti benzene di dalam protein (pembentukan turunan dari nitro dan dinitri benzene), hingga tes ini spesifik untuk tirosin dan triptofan. (Sastrohamidjojo. 2005) 3. Reaksi Ninhidrin Ninhidrin adalah reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketan siklik, dan bila bereaksi dengan asam animo, menghasilkan zat warna ungu (Hart, 2003).

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat alat Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Hot plate Gelas kimia Penjepit tabung reaksi Water bath Botol reagent Botol semprot Batang pengaduk Gelas ukur 3.1.2 Bahan bahan Larutan CuSO4 Larutan NaOH Ninhidrin Alanin Serin Ekstrak jahe Susu putih Susu coklat Susu kedelai

Susu beruang Air tahu Teh Lendir bekicot Telur penyu Kertas label Akuades Tisu 3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Uji Biuret Dimasukkan 1 mL CuSO4 dan 1 mL NaOH ke tabung Dimasukkan 2 mL sampel telur ayam Dikocok Diamati Diulangi langkah diatas dengan mengganti sampel 3.2.2 Uji Ninhidrin Dimasukkan 2 mL sampel analin dan serin ke dalam tabung reaksi Ditambah 1 mL ninhidrin Diamati 3.2.3 Denaturasi pengaruh pemanasan Dimasukkan 1 pipet sampel telur ayam ke dalam tabung reaksi + 1 pipet ninhidrin Dipanaskan dalam water bath Diamati perubahan Diulang 3.2.4 Hidrolisis Protein

Dimasukkan 1 pipet sampel Ditambah ekstrak jahe Diamkan Ditambah pereaksi ninhidrin Diamati

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Pengamatan No. Perlakuan 1. Uji Biuret Dimasukkan 1 mL CuSO4 dan 1 mL NaOH ke tabung Dimasukkan 2 mL sampel telur ayam Dikocok Diamati Diulangi langkah diatas dengan mengganti sampel Hasil Pengamatan Telur puyuh : setelah direaksikan CuSO4, NaOH dan telur puyuh. Hasil uji positif, terdapat gumpalan berwarna putih. Susu coklat : warna berubah menjadi coklat kehitaman dan timbul endapan, uji positif terdapat protein. Lendir bekicot : warna menjadi biru tosca dan timbul sedikit endapan uji positif Susu putih : warna berubah menjadi biru dan timbul endapan uji positif Telur ayam kampong : uji positif terdapat gumpalan putih Susu kedelai : warna berubah menjadi biru dan membentuk endapan, uji positif terdapat protein Telur bebek : setelah direaksikan hasil uji positif terdapat banyak

gumpalan putih Susu beruang : menhasilkan uji positif Air tahu : uji positif terdapat sedikit endapan Telur ayam biasa : aji positif terdapat gumpalan putih Teh : uji negatif (tidak ada perubahan warna) Telur penyu : warna berubah biru terdapat gumpalan putih 2. Uji Ninhidrin Dimasukkan 2 mL sampel analin dan serin ke dalam tabung reaksi Ditambah 1 mL ninhidrin Diamati 3. Denaturasi pengaruh pemanasan Dimasukkan 1 pipet sampel telur ayam ke dalam tabung reaksi + 1 pipet ninhidrin Dipanaskan dalam water bath Diamati perubahan Diulang Susu coklat : setelah dipanskan warna berubah dari coklat menjadi ungu. Terbukti protein pecah menjadi asam amino Telur puyuh : berubah warnanya menjadi ungu, terbukti protein terdenaturasi setelah dipanaskan Telur ayam kampung : setelah dipanskan terjadi perubahan warna Pada serin dan alanine menghasilkan uji positif yaitu larutan berubah menjadi ungu positif, teridentifikasi adanya asam amino

menjadi ungu yang mengindikasi adanya asam amino Susu putih : setelah dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi ungu, mengindikasi adanya asam amino Telur bekicot : setelah dipanaskan berubah jadi ungu, terbukti protein pecah menjadi asam amino Telur ayam biasa : setelah dipanaskan warna menjadi ungu, mengindikasi adanya asam amino Air tahu : setelah dipanaskan berubah menjadi ungu Telur bebek : setelah dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu uji positif terdapat asam amino Susu beruang : setelah dipanaskan menjadi warna ungu uji positif terdapat asam amino Telur penyu : berubah menjadi ungu uji positif terdapat asam amino Teh : tidak terjadi perubahan Lendir bekicot : berubah menjadi ungu dan mengeras 4. Hidrolisis protein Dengan Ekstrak Jahe

Dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi Ditambah ekstrak jahe Diamkan Ditambah ninhidrin 1 mL Diamati

Telur ayam biasa : berubah warnanya tetapi cukup lama Susu beruang : tidak terjadi perubahan apa apa hanya berubah kekuningan karena penambahan ekstrak jahe Telur ayam kampung : berubah warna menjadi ungu tetapi cukup lama Susu coklat : warna memudar dari coklat susu menjadi coklat muda karena ditambah ekstrak jahe Susu kedelai : tidak terjadi perubahan apa apa hanya berubah karena penambahan ekstrak jahe Telur penyu : tidak terjadi perubahan warna

Tanpa Ekstrak jahe Dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi Diamkan Ditambah ninhidrin 1 mL Diamati Telur ayam biasa : berubah warnanya menjadi ungu Susu beruang : tidak terjadi perubahan, warna tetap putih susu Telur ayam kampung : berubah warna menjadi ungu Susu coklat : tidak terjadi perubahan warna tetap warna coklat Susu kedelai : tidak terjadi perubahan apa apa warna tetap putih Telur penyu : tidak terjadi perubahan

apa - apa 4.2 Reaksi 4.2.1 Reaksi Biuret + sampel Biuret + Telur

4.3 Pembahasan Protein merupakan rantai asam amino dengan ikatan peptida yang terbentuk dari gugus karbonil dari suatu asam amino dengan amin dari asam amino yang lain. Protein adalah senyawa organik kompleks yang bermolekul tinggi yang jandungannya terdiri atas karbon, oksigen, hidrokarbon, nitrogen dan kadang sedikit sulfur dan posfor. Asam amino merupakan senyawa senyawa Kristal yang tidak berwarna, larut dalam air (kecuali sistein dan tirosin), bersifat amfoter bisa asam bisa basa. Asam amino adalah molekul molekul yang mengandung gugus gugus asam amin. Gugus yang terpenting disini adalah gugus karboksil. Jadi, asam amino merupakan golongan senyawa karbon yang mengandung setidak tidak nya mengandung satu gugus karboksil (- COOH) dan satu gugus amin ( - NH2). Macam macam asam amino : 1. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh. Contohnya leusin, isoleusin, lisin, triptofan, metionin. 2. Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh. Contohnya asam aspartat, glutamin, asparagin, glisin. Denaturasi protein adalah suatu proses dimana protein kehilangan struktur sekunder dan struktur tersier dimana protein rusak dan terbentuk asam asam amino tunggal. Faktor faktor yang mempengaruhi denaturasi adalah : Pemanasan Pemberian asam dan basa kuat Pemberian enzim protase yang memecah protein menjadi asam amino Garam logam berat Perubahan pH Hidrolisis protein adalah protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Jika

hidrolisis dilakukan dengan sempurna maka akan diperoleh hidrolisat yang terdiri dari campuran 18 20 asam amino. Fungsi hidrolisis protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedieter untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu obat diet. Ikatan peptida adalah ikatan yang terbentuk karena asam karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagai electron dengan atom nitrogen pada gugus amin molekul lainnya. Uji biuret adalah uji sampel dengan mereaksikannya bersama natrium hidroksida (NaOH) dan tembaga sulfat (CuSO4) bila tes ini sesuai dengan larutan yang diselidiki akan timbul warna biru. Tes ini positif untuk senyawa senyawa yang mengandung gugus amida. Jadi tidak hanya untuk protein, tapi terhadap zat zat seperti biuret atau malomida juga dapat. Uji ninhidrin adalah uji sampel menggunakan reagen ninhidrin yang dapat menunjukkan adanya asam amino dalam suatu larutan organik yang digunakan. Jika bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan warna ungu. Kandungan dari beberapa sampel : Susu beruang : mengandung banyak protein, Vitamin (A, B1, B2, B6, B12, C dan D) mineral, kalori, kandungan ekstrak while tea, kalium tinggi, lowfat (susu rendah kalori) Susu kedelai : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, Vitamin (A, B1 dan C) Susu coklat : mengandung protein, karbohidrat dan lemak Susu : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, Vitamin (A, B2), yodium, seng, zat besi, tembaga, tyrosin, magnesium

Telur ayam kampung : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin (A, B1 dan C) Telur penyu : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin (A, B1 dan C) Telur puyuh : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin (A, B1 dan C) Telur bebek : mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin (A, B1 dan C) Air tahu : mengandung kalsium, protein, lemak, mineral, fosfor, f.kolin, vitamin (B dan E) Lendir bekicot : mengandung glycosaminoglycan Sifat fisika protein adalah : Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau rambut terbakar Hasil hidrolisis : protein berupa protase, pepton dan peptida Mempunyai rasa pahit Bentuk amorf

Sifat kimia protein berbeda beda tergantung pada jumlah dan jenis asam amino yang membangun molekul protein tersebut. Disamping itu bergantung pula pada struktur dan urutan asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Faktor faktor kesalahan : Kurangnya ketelitian praktikan pada saat mengambil atau meneteskan reagen biuret dan ninhidrin Kurang bersihnya tabung reaksi sehingga terjadi kontaminasi Sudah ada sampel yang terdenaturasi sebagian oleh faktor lain sehingga ketika direaksikan dengan ninhidrin tanpa pemanasan Fungsi alat yang digunakan : Tabung reaksi : tempat mereaksikan sampel Pipet tetes : untuk memindahkan sampel kedalam tabung reaksi Water bath : untuk memanaskan larutan pada uji ninhidrin Gelas ukur : untuk mengukur larutan yang diperlukan Rak tabung reaksi : tempat meletakkan tabung reaksi Gelas kimia : tempat meletakkan sampel Hot plate : pemanas larutan Penjepit tabung : untuk menjepit tabung reaksi Fungsi Bahan yang digunakan :

Larutan CuSO4 + NaOH sebagai uji ninhidrin Alanin adalah sampel uji ninhidrin Serin adalah sampel uji ninhidrin Susu beruang untuk sampel percobaan ikatan peptida Susu kedelai untuk sampel percobaan ikatan peptida Susu kental untuk sampel percobaan ikatan peptida Telur ayam biasa untuk sampel percobaan ikatan peptida Telur bebek untuk sampel percobaan ikatan peptida Telur penyu untuk sampel percobaan ikatan peptida Telur bekicot untuk sampel percobaan ikatan peptida Telur puyuh untuk sampel percobaan ikatan peptida Lendir bekicot untuk sampel percobaan ikatan peptida Teh untuk sampel percobaan ikatan peptida Air tahu untuk sampel percobaan ikatan peptida Ekstrak jahe untuk sampel penguji percobaan hidrolisis protein Tissu untuk membersihkan alat alat Akuades untuk mencuci alat alat

Sarung tangan untuk melindungi tangan dari bahan bahan praktikum Fungsi perlakuan : Dimasukkan : memasukkan larutan kedalam tabung reaksi Pengocokan : menghasilkan campuran larutan yang telah diuji dengan biuret dan ninhidrin Penambahan : menambahkan satu larutan dengan larutan lainnya Penambahan : menambahkan sampel dengan biuret dan ninhidrin Pemanasan : memanaskan larutan Pengamatan : mengamati hasil reaksi Pada percobaan biuret suatu protein dari senyawa organik seperti sampel yang digunakan ( telur ayam biasa, telur bebek, telur penyu, telur puyuh, telur bekicot) (susu kedelai, susu beruang, susu coklat, susu putih, air tahu, teh, lendir bekicot). Pada hasil pengamatan pada telur ayam biasa, telur ayam kampung, telur bebek, telur bekicot, telur penyu, telur puyuh terdapat endapan putih sehingga uji positif didalam sampel terdapat protein. Dari semua sampel telur yang mengandung protein lebih banyak adalah telur ayam kampung karena memiliki gumpalan putih yang paling banyak. Kemudian pada sampel susu (susu beruang, susu kedelai, susu putih, susu coklat) warna dari susu berubah menjadi biru mengahasilkan uji positif dan terbukti terdapat protein. Untuk susu coklat warna menjadi coklat kehitaman dan timbul endapan uji sampel positif terdapat protein. Pada air tahu warna berubah menjadi biru dan terdapat sedikit endapan uji sampel positif. Sedangkan pada teh tidak terjadi apa apa uji sampel negatif. Dan pada lendir bekicot warna berubah menjadi biru uji sampel positif terdapat protein.

Percobaan uji sampel menggunakan ninhidrin dimana ninhidrin berfungsi mengidentifikasi asam amino. Sampel yang digunakan serin dan alanin. Setelah serin dan alanin di masing masing tabung reaksi ditambahkan ninhidrin dan di diamkan beberapa saat warna larutan berubah menjadi ungu maka sampel positif terdapat asam amino didalam sampel. Pada percobaan denaturasi protein pengaruh pemanasan setelah ditambahkan ninhidrin semua sampel tidak bereaksi. Namun untuk beberapa sampel telur terjadi perubahan warna menjadi ungi hal ini disebabkan adanya asam amino bebas. Kemudian setelah dipanaskan semua warna berubah warna menjadi ungu pengujian sampel positif karena terbukti didalam sampel terdapat asam amino. Pada percobaan hidrolisis protein tanpa ekstrak jahe pada sampel telur ayam kampung dan telur ayam biasa terjadi perubahan warna menjadi ungu hal ini dikarenakan adanya asam amino bebas, sedangkan pada sampel susu beruang, susu coklat, susu kedelai dan telur penyu tidak terjadi apa apa. Sedangkan pada hidrolisis protein menggunakan ekstrak jahe, telur ayam dan telur ayam kampung terjadi perubahan warna menjadi warna ungu hal ini dikarenakan ekstrak jahe dimana jahe memiliki enzim protase yang dapat memecah protein menjadi asam amino. Pada susu beruang setelah ditambah ekstrak jahe tidak terjadi reaksi apa apa hanya berubah warna menjadi kekuningan dikarenakan penambahan ekstrak jahe saja. Susu coklat setelah ditambah ekstrak jahe warnanya memudar karena penambahan ekstrak jahe. Pada susu kedelai sama halnya dengan susu beruang berubah warna menjadi kekuningan karena penambahan ekstrak jahe dan pada telur penyu tidak terjadi reaksi atau perubahan apa apa.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan Untuk mengetahui adanya ikatan peptida :

a. Reaksi protein (telur ayam biasa, telur ayam kampung, telur bebek, telur penyu, telur bekicot, telur puyuh, susu kedelai, susu putih, susu coklat, susu beruang, air tahu dan lendir bekicot ) bereaksi dengan reagent biuret karena biuret mengidentifikasi adanya senyawa protein sedangkan menggunakan ninhidrin tidak terjadi reaksi. b. Reaksi asam menggunakan biuret tidak terjadi reaksi Untuk mengetahui adanya asam amino menggunakan pereaksi ninhidrin : Reaksi asam amino (serin dan alanin) bereaksi dengan ninhidrin membuktikan adanya senyawa asam amino dikarenakan ninhidrin adalah pengindikasi senyawa asam amino. Dalam hidrolisis protein, ketika protein ditambahkan dengan ekstrak jahe terjadi perubahan struktur menjadi asam amino karena jahe memiliki enzim protase yaitu enzim dapat memecah protein menjadi asam amino.

5.2 Saran Sebaiknya pada percobaan berikutnya menggunakan reagent lain seperti fenil alanine untuk membuktikan adanya asam amino agar pengetahuan praktikan bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Toha, Abdul Hamid.2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Manokrawi: Alfabeta. Fessenden, Ralph J.1982.Kimia Organik. Jakarta : Erlangga. Hart, Harold.2003. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Poedjiati, Anna.1994. Dasar Dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta. Sastrohamidjojo H.2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Andi. Wood, Keenan Klenorfelter.1991. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai