Anda di halaman 1dari 33

1

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla


1
Quantum Mechanics
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
2
Model Bohr untuk atom sepertinya berada pada trek yang
benar, tapi .
hanya berlaku untuk atom dengan satu elektron saja
tidak berlaku untuk helium
tidak memperhitungkan intensitas garis spektrum
tidak memperhitungkan interaksi antar atom
dan tidak menjelaskan stationary states.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
3
5.1 Quantum Mechanics
Pada mekanika Newton, jika anda tahu posisi dan momentum
partikel, bersama dgn seluruh gaya yg bekerja padanya, anda
dapat memprediksi perilakunya setiap saat.
Tapi kita telah melihat bahwa karena partikel memiliki sifat
sebagai gelombang, kita hanya dapat mengukur pendekatan/
perkiraan dimana partikel berada dan mau kemana partikel
bergerak. Kita hanya dapat memprediksi probabilitas
keberadaanya dikemudian.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
4
Mekanika quantum adalah cara mengekspresikan hukum
konservatif mekanika klasik sehingga mencakup dualitas
wave-particle yang telah kita pelajari.
Mekanika quantum mengambil hukum fundamental dari fisika
klasik dan memasukan sifat gelombang dari benda (matter).
simbol yang kita gunakan untuk fungsi gelombang adalah
(si), yang termasuk time dependence, atau , yang hanya
tergantung pada spatial koordinat.
Dengan kata lain, = (xyzt) and = (xyz).
2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
5
Mekanika quantum memiliki perhatian terhadap fungsi
gelombang , walaupun itu sendiri tidak memiliki
interpretasi fisis.
Magnitude absolute

yang dievaluasi pada saat dan tempat


tertentu akan menceritakan kepada kita probabilitas untuk
menemukan sistem yang direpresentasikan dengan pada
state (xyzt).
Jika sistem yang dijelaskan dengan eksis,maka
*
-
dV = 1 .

Yaitu, system eksis dlm beberapa state pd seluru waktu.


Fungsi gelombang seperti ini dinormalisasi.
Fungsi gelombang harus well-behaved: dan turunannya
hrs kontinyu dan bernilai tunggal dimana saja, dan harus
dapat dinormalisasi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
6
dapat merepresentasikan partikel tunggal atau seluruh
sistem. Mari kita gunakan kata partikel untuk sementar.
Pada satu dimensi, probabilitas untuk menemukan particle
yang direpresentasikan oleh antara x
1
dan x
2
adalah
2
1
x
*
x
dx .

Mari kita gunakan contoh.


Misalkan (x,t) = Ax, dimana A
adalah konstanta.
tdk tergantung waktu; shg kita
dapat menulisnya hanya sebagai
(x) [or (x)].
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
7
Apakah well-behaved? dan turunannya adalah single-
value dan continuous, tapi tidak bisa dinormalisasi karena
integral dari
*
blows up:

*
.
Warna merah menyatakan
nilai integral. Apa yang akan
kita peroleh jika - < x < ?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
8
Akan tetapi, jika kita batasi partikel
ini didalam box, maka dapat
dinormalisasi. Shg untuk contoh
fungsi gelombang kita, kita akan
gunakan (x) = Ax, for 0 x 1,
dan (x) = 0 dilainnya, dimana A
adalah konstata yang harus
ditentukan.
Step pertama selalu normalisasi (kecuali jika, sudah
dinormalisasi).*
Jika memiliki beberapa unknown constant, seperti
A (contoh diatas), kita harus normalisasi!
*Failure to normalize is the first common mistake.
3
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
9
Untuk menormalisasi, integralkan :
*
1 = dV .

= 0 untuk x < 0 dan x > 1, shg integral menjadi


( ) ( )
1
*
0
1 = Ax Ax dx

*Failure to use appropriate


limits of integration is the
second common mistake.
( )
1
2
0
1 = Ax dx

1
3
2
0
x
1 = A
3
3 3
2
1 0
1 = A -
3 3
| |
|
\ .
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
10
2
A
1 =
3
A = 3 .
Kita telah menormalisasi :
(x) = 3 x for 0 x 1 .
Tunggu dulu, kita telah sebutkan bahwa artinya ada t (waktu) di fungsi
gelombang, dan artinya tdk ada t (waktu) di fungsi gelombang.
Dimana t (waktu)?
Kita dapat menambahkan :
(x, t) = 3 x for 0 x 1 and all t .
That was a lot of work for a stupid little linear function. What good is this?
Good question! Answer: now that we know , in principle we
know (i.e., can calculate) everything knowable about the
particle represented by . Thats quite a powerful statement!
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
11
OK, berikan kami contoh dari sesuatu yang dapat kita hitung!
Hitung probabilitas dimana pengukuran dapat menemukan
partikel yg direpresentasikan dengan antara x = 0 dan x =
0.5.
2
1
x
*
1 2
x
P(x x x ) = dx

1/2
*
0
1
P(0 x ) = dx
2


( )( )
1/2
0
1
P(0 x ) = 3 x 3 x dx
2


1/2
2
0
1
P(0 x ) = 3 x dx
2


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
12
1/2
3
0
1 x
P(0 x ) = 3
2 3

3
3
1 1
P(0 x ) = - 0
2 2

1 1
P(0 x ) = .
2 8

Apakah hasil ini memberikan sense?* Bagaimana
mengeceknya?
*Failure to check that the
result makes sense is the
third common mistake.
4
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
13
Dibawah ini adalah plot fungsi gelombang. Tetapi ingat, kita
tidak mengukur fungsi gelombang. Yang kita ukur adalah
sebanding dengan besaran fungsi gelombang dikuadratkan.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
14
Dibawah ini adalah plot dari kerapatan probabilitas (besar
fungsi gelombang kuadrat).
Kita tidak dapat mengatakan probabilitas particle ada di x =
0.5 (Heisenberg), tapi kita dapat mengatakan probabilitas
bahwa particle dapat ditemukan didalam area dx berpusat
pada x = 0.5.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
15
Daerah merah menyatakan
probabilitas particle dapat
ditemukan pada 0 x 0.5.
Daerah biru merepresentasikan
probabilitas particle dapat
ditemukan diantara 0.5 x 1.0.
Sepertinya daerah merah 1/8 dari total area; daerah biru
sekitar 7 kali lebih besar dibanding daerah merah?
Kita peroleh P(0 x 0.5) = 1/8. Apa yg akan kita peroleh
jika kita hitung P(0.5 x 1.0)?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
16
Kita telah mengakui dalam beberapa bab bahwa partikel
mempunyai sifat gelombang, dan kita sudah melihat beberapa
contoh dari percobaan yang mendukung klaim ini.
5.2 The Wave Equation
Secepatnya, kita harus menghadapi tantangan, dan sampai
pada beberapa teori matematika yg serius untuk mendukung
klaim ini.
Jika partikel mempunyai sifat gelombang dan dapat dijelaskan
oleh suatu fungsi gelombang, harus ada suatu persamaan
gelombang untuk partikel. kita harus menemukan fungsi ini.
Mari kita meninjau ulang persamaan gelombang
5
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
17
Ini adalah bentuk umum dari persamaan gelombang :
.
2 2
2 2 2
y 1 y
=
x v t


Solusi y(x,t) adalah suatu gelombang yang menjalar dengan
kecepatan v melalui ruang (satu dimensi) dan waktu.
(Persamaan 1-dimensional diatas dapat dengan mudah
digeneralisasi untuk 3 dimensi.)
What are these things?
merepresentasikan turunan parsial. jika F adalah fungsi dari
(xyz), maka jika kita lakukan F/x, kita menganggap y dan z
adalah konstant :
2 2 2
F
If F(xyz) = 9xy + x yz , then = 9y + 2xyz .
x

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla


18
Solusi persamaan gelombang mempunyai bentuk
x
y = F t .
v
| |
|
\ .
Tanda - menyatakan gelombang yang yang menjalar ke arah
x+, dan tanda + menyatakan gelombang yang yang menjalar
ke arah x-
Bentu fungsi yang equivalent adalah y = F( kx t ) .
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
19
Suatu contoh solusi persamaan gelombang adalah gelombang
yang setara dengan partikel bebas:
(Partikel bebas adalah partikel yang tidak dipengaruhi oleh
gaya-luar, termasuk yang menimbulkan suatu potensial.)
j ( kx - t )
y = A e = A cos ( kx - t ) + j A sin ( kx - t ) .
Jika kita mengambil bagian riil dari y, kita mempunyai
pergerakan gelombang dalam suatu dawai diregangkan.
(Persamaan di buku Beiser's sedikit berbeda tapi equivalen)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
20
Pada bagian ini kita baru menuliskan suatu bentuk persamaan
gelombang yang diperbaiki. Kita mengingatkan diri kita bahwa
jika objek dinyatakan sbg gelombang, fungsi gelombangnya
harus memenuhi bentuk beberapa persamaan gelombang.
Pada bagian ini kita akan memperkenalkan persamaan
Schrdinger, yang anda dapat pikirkan sebagai sebagai
pernyataan mekanika kuantum untuk kekekalan energi, dan
mungkin merupakan persamaan mekanika kwantum yang
paling utama.
5.3 Persamaan Schrdinger: Bentuk Time-Dependent
Mari kita turunkan persamaan Schrdinger.
Where did we get that from? It's not possible to derive it from anything
you know. It came out of the mind of Schrdinger.Richard Feynman
6
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
21
Kita mulai dengan conservasi energi:
Dimana potential U merepresentasikan pengaruh alam pada
partikel (atau system) yang kita pelajari.
U dapat merepresentasikan pengaruh applied electric fields,
charged partikels, gravity, springs, etc.
2
p
E = K + U = + U ,
2m
Misalkan partikel (or system) direpresentasikan dengan fungsi
gelombang (x,t).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
22
j (kx - t) (j/ ) (Px - Et)
(x, t) = A e = A e .
h
2
1
E = P + U(x, t) .
2m
Kalikan persamaan konservasi energi dengan (x,t) :
Jika ini harus merupakan persamaan gelombang, maka hrs
memiliki solusi
(x, t) (x, t) (x, t)
Bagian kedua persamaan diatas datang dari E = and P =
k.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
23
j (kx - t) (j/ ) (Px - Et)
(x, t) = A e = A e .
h
(j/ ) (Px - Et) (j/ ) (Px - Et)
jP
A e = A e
x

( (

h h
h
2
2 2
(j/ ) (Px - Et) (j/ ) (Px - Et)
2 2
jP P
A e = A e = - (x, t) .
x

| |
( (
|

\ .
h h
h h
Sekarang, perhatikan
2
/x
2
Hasilnya adalah -P
2
/
2
:

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
24
Selesaikan untuk P
2
/2m, kita peroleh
2 2
2 2
P
= - (xt) .
x


h
2 2 2
2
P
= - .
2m 2m x

h
7
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
25
(j/ ) (Px - Et) (j/ ) (Px - Et)
-jE
A e = A e
t

( (

h h
h
| | | |
-jE
=
t


h
(j/ ) (Px - Et)
(x, t) = A e
h
Sekali lagi, ambil bentuk /t.
Hasilnya adalah jE / :
Ingat bahwa
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
26
Selesaikan untuk E,
Masukan apa yg sudah kita peroleh E dan P
2
/2m kedalam
persamaan konservasi energi maka akan diperoleh
Ini adalah bentuk satu-dimensi time-dependent persamaan
Schrdinger; ini akan mudah untuk mengeneralisasi untuk 3
dimensions.
E = j .
t

h
2 2
2
j = - + U .
t 2m x



h
h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
27
Telah memperdaya kita, karena p betul-betul merepresentasi-
kan operator /x (ingat, dlm mekanika Newton momentum
berhubungan dgn velocity, yg merupakan turunan pertama
dari posisi) dan E merepresentasikan operator /t.
2
1
E (x, t) = (x, t) + U(x, t) (x, t) p
2m

Persamaan kita yg original :
Kita telah justified pers. Schrdinger, tapi belum
menurunkannya
Persamaan konservasi energi kita yg simple merupakan
persamaan differential linear.
Tidak masalah kita tidak pernah menurunkan hkm
Newton. Namun kita membenarkannya, menunjukan hal itu
bekerja, dan menggunakannya. Kita percaya karena hkm itu
menjelaskan kenyataan.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
28
Hal yang sama berlaku untuk persamaan Schrdinger. Yang
mendalilkan prinsip pertama, persamaan ini lahir karena
pengamatan atas kenyataan fisik, dan dipercaya karena sukses
menjelaskan alam semesta.
Dengan kata lain, we believe it because it works.*
2 2
2

j = - + U .
t 2m x



h
h
Pers. Schrdinger merupakan pers. differential linier dari fungsi
gelombang .
Potential U(x,t), bisa 0 atau merupakan konstanta, atau dapat
juga berupa operator yang komplek. U(x,t) merepresentasikan
effek alam pada partikel.
8
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
29
Kalau kita tahu kondisi batas untuk partikel dan potential
U(x,t), secara prinsip kita dapat menyelesaikan untuk fungsi
gelombang pd berbagai t dan x.
Sekali kita punya fungsi gelombang, maka persoalan telah kita
selesaikan.
Pada bab ini kita akan menyelesaikan pers. Schrdinger untuk
beberapa potential yang simpel.
2 2
2

j = - + U .
t 2m x



h
h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
30
Apa potensial yang paling simple yg dpt anda pikirkan?
Betul: U=0, yaitu potential untuk partikel bebas.
Kita gunakan pers. Schrdinger, dgn U=0, dan solve .
Atau kita dapat lebih effisien dan mengambil partikel bebas ,
masukan ke pres. Schrdinger, dan perhatikan jika kita dapat
memperoleh identitas yang ada.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
31
Fungsi gelombang untuk partikel bebas
-(j/ ) (Et - Px)
=e .
h
pres. Schrdinger untuk partikel bebas (U = 0) adalah
( )
-(j/ ) (Et - Px)
-(j/ ) (Et - Px)
e
jE
j = - j e = E .
t

h
h
h h
h
2 2
2

j = - .
t 2m x


h
h
Bagian kiri :
Bagian kanan:
( )
( )
2 -(j/ ) (Et - Px) 2
2 2 2
-(j/ ) (Et - Px)
2
e
-jP P
- = - e = .
2m x 2m 2m

| |

|

\ .
h
h
h h
h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
32
kiri = kanan :
2
P
E = .
2m

2
P
E = .
2m
Kita sudah ingat bentuk tsb.
Tapi tentu saja kita perlu mengecek konsistensi pd kasus yg
paling simpel sebelum kita menghabiskan waktu untuk pres.
Schrdinger.
Ingatini versi nonrelativistic.
Apa yg dapat kita lakukan?
9
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
33
5.4 Linearitas dan Superposisi
2 2
2
j = - + U
t 2m x



h
h
Dalam mekanika kwantum, ilmu fisika dan matematik
sepertinya terlibat untuk selamanya. Artinya kita dapat sering
memperoleh pengertian yang mendalam dengan melihat pers
matematik, tidak terikat pada sistem fisik tertentu
pres. Schrdinger linear dlm . Dengan kata lain, tdk memiliki
istilah independen dari , dan tdk ada istilah melibatkan
higher powers atau turunannya.
Hal itu juga berarti fungsi gelombang behave well.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
34
Sebagai konsekuensi linearitas, jika
1
dan
2
adalah solusi
untuk pres. Schrdinger, maka mereka merupakan kombinasi
linear
1 1 2 2
= a + a ,
dimana a
1
dan a
2
adalah konstanta.
Konsekwensi lebih lanjut adalah fungsi gelombang
mematuhi superposisi dan exhibit interference.
Jika sistem direpresentasikan dengan fungsi gelombang =
a
1

1
+a
2

2
, bagaimana kita menghitung kerapatan
probabilitas untuk ?
Kita tdk dapat hanya menambahkan probabilitas! Kita tdk
dapat menulis P= a
1
P
1
+ a
2
P
2
, dimana P
1
=
1
*

1
dan P
2
=

2
*

2
!
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
35
Beiser menggunakan hasil ini untuk menunjukan kenapa
tembakan electron melalui double slit memperlihatkan effek
interference (tdk seperti partikel murni tapi seperti
gelombang).
Sebagai gantinya,
( ) ( )
*
*
1 1 2 2 1 1 2 2
P = = a + a a + a
( ) ( )
* * * *
1 1 2 2 1 1 2 2
P = a + a a + a
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
* * * * * * * *
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
P= a a + a a + a a + a a
( )( ) ( )( )
* * * *
1 1 2 2 1 1 2 2 2 2
P = P +P + a a + a a
Interferensi!
Gelombang interferensi!
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
36
5.5 Nilai Ekspektasi
Sekali kita solve pres. Schrdinger untuk , kita mengetahui
segalanya tentang partikel yang bisa diketahui di dalam batas
yang dikenakan oleh asas ketakpastian.
Telah kita ceritakan bagaimana cara mengkalkulasi
kemungkinan menemukan partikel dalam sebuah volume
berpusat pada koordinat (x,t) dalam satu dimensi atau (x,y,z,t)
dalam tiga dimensi.
2
1
x
*
1 2
x
P(x x x ) = dx

2
1
r
*
1 2
r
P(r r r ) = dV .

r r r
10
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
37
Mari kita mulai dengan contoh.
Misalkan kita ingin menemukan rata-rata dari sekumpulan
bilangan 1,1,1,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4. Bagaimana kita
menghitung rata-rata?
Jumlahkan bilangan dan bagi dengan jumlah
bilangan? Itu bisa dilakukan, tapi bagaimana jika
kita punya zillions bilangan. Adakah cara yang lebih
baik?
Rata-rata adalah
( ) ( ) ( ) ( ) 3 2 4 5 1 + 2 + 3 + 4
3 2 4 + + +5
.
Kadang-kadang kita ingin mengkalkulasi nilai rata-rata
beberapa kwantitas terukur. Seperti halnya mekanika kwantum
yang mempunyai cara sendiri menghitung probabilitas,
mekanika kwantum mempunyai cara yang khusus untuk
menghitung rata-rata.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
38
Secara umum, rata-rata N
i
bilangan memiliki nilai x
i
adalah
i i
i
i
i
Nx
x = .
N

jika variable x kontinyu, kita ganti sum dgn integral.


Dlm mekanika quantum, probabilitas P
i
untuk menemukan
partikel dlm interval dx pada x
i
adalah
2
i i
P dx = dx .
Pikirkan
*
seperti N (how much probability how
many).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
39
Dalam QM (mekanika kwantum) karena kita berhadapan
dengan kemungkinan, kita menggunakan istilah nilai harapan
dibanding nilai rata-rata.
(expectation value rather than average value.)
i i
i
i
i
Nx
x = .
N

Untuk
memperoleh QM
average <x>
ganti ini
dgn *
ganti ini
dgn * dengan
ekstra x di dlmnya
dan ganti ini dgn
integral (krn variable kita
kontinyu).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
40
Nilai ekspektasi x adalah
*
-
*
-
x dx
x = ,
dx

Di mana kita sudah menggantikan variabel diskrit dgn kontinyu


dan penjumlahan menjadi integral.
Nilai ekspektasi adalah ekuivalen mekanika kuantum dari nilai
rata-rata.
like N
Jika dinormalisasi, integral pada pembagi = 1, dan
*
-
x = x dx .

Ini belum final, karena masih ada masalah.


11
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
41
Posisi, momentum, energi, kinetik energi, etc. secara aktual
adalah operator, dan urutan bagaimana kita
menggunakannya adalah sangat penting.
Ingat, momentum berhubungan dgn /x dan
energi berhubungan dengan /t.
Pendekatan yang benar adalah membuat * sandwich
untuk memperoleh nilai ekspektasi.
*
-
x = x dx

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla


42
Secara umum, nilai ekspektasi suatu kuantitas, termasuk
operator adalah
( ) ( )
*
-
G x = G x dx .

Menggunakan ekspresi operator untuk momentum juga


mencegah kita menggunakan

*
-
p = p dx

Untuk mengklaim cara mengingkari prinsip ketidakpastian


the hat reminds us
momentum is an operator
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
43
Mari kita gunakan fungsi
gelombang kita sbg contoh
(x) = 3 x for 0 x 1
Refreshing your memory
Nilai ekspektasi x seperti probabilitas rata-rata menemukan
suatu partikel pada mengkoordinir x. yg merupakan titik di
mana kita bisa balance
*
plot pada ujung jari.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
44
Saya akan gerakkan penunjuk
laser sepanjang x-axis. Anda
katakan stop kapan saja
jika anda pikir saya telah
mencapai titik di mana area
merah akan seimbang pada
ujung jari saya.
Mari kita cek apakah matematika setuju dgn keputusan anda.
( ) ( )
1
4
1 1
* 3
- 0 0
0
x 3
x = x dx = 3 x x 3 x dx = 3 x dx = 3 = .
4 4



12
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
45
5.6 Operators
Seperti yang telah kita bahas ketika melakukan justifikasi pada
persamaan Schrdinger's, energi dan momentum adalah
operator dalam dunia mekanika kwantum. Kita menggunakan
tanda topi () untuk mengidentifikasi operator
p
2 2 2 2
2 2
2 2
p
= - p = - =
2m 2m x x j x



h h
h
total
energy
operator

E E = j = j
t t



h h
momentum
operator
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
46
Konservasi energi menjadi operasi:

E=K+U.
Dan operator energi kinetik adalah

.
2 2
2
K = -
2m x

h
Seperti yang diperlihatkan Beiser, mendalikan bentuk opertor E
dan p sama dengan mendalilkan persamaan Schrdinger.
Bagian ini juga menunjukan kenapa bentuk yang tepat untuk
nilai ekspektasi adalah
( ) ( )
*
-
G x, p = G x, p dx .

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla


47
5.7 Persamaan Schrdinger: Bentuk Steady-State
Dalam satu dimensi (yaitu, hanya fungsi dari x dan t),
dapat ditulis dalam bentuk
-(jE/ ) t (jp/ ) x -(jE/ ) t
= A e e = e ,
h h h
Dimana adalah hanya fungsi posisi (x).
Biasanya, gaya yang bekerja pada objek adalah independen
terhadap waktu. Sebagai contoh, gaya tarik gravitasi matahari
adalah independen terhadap waktu.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
48
Jika gaya yang bekerja pada objek hanya tergantung pada
posisi dan independen terhadap waktu, maka potensial U juga
hanya fungsi dari posisi.
Dalam kasus persamaan Schrdinger
2 2
2
j = - + U
t 2m x



h
h
menjadi
2 2
-(jE/ )t -(jE/ )t -(jE/ )t
2
E e = - e + U e ,
2m x

h h h
h
atau
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0 .
x


h
Ini adalah persamaan Schrdinger steady-state dalam satu
dimensi.
13
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
49
Beiser, hal 174, menunjukan bagaimana menuliskannya dlm 3
dimensi.
Untuk Fungsi gelombang yang mengikuti persamaan ini, harus
mematuhi syarat batas, dan dia beserta derivatif-nya harus
terbatas, kontinyu, dan bernilai tunggal
Catat bahwa energi partike terikat secara khas terkuantisasi
(hanya memiliki nilai yang diskrit), tetapi variabel lain, seperti
posisi, tidak perlu dikuantisasi.
Jika tidak ada fungsi gelombang seperti itu untuk U tertentu,
maka sistem tidak bisa ada pada suatu posisi mantap.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
50
Eigenvalueenergy E
n
dimana persamaan Schrdinger
memiliki solusi.
Eigenfunction fungsi gelombang
n
yang merupakan solusi
persamaan Schrdinger.
Eigenfunction
n
memiliki hubungan dengan eigenvalue E
n
.
Sebenarnya, persamaan eigenvalue memiliki bentuk

n n n
G = G .
G-hat adalah operator,
n
adalah eigenfunction, adn G
n
adalah eigenvalue.
Schrdingers equation is just one
example of an eigenvalue equation.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
51
5.8 Particle in a Box
Apa yang akan kita lakukan?
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0 .
x


h
Persamaan Schrdinger steady-state dalam satu dimensi
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
52
OK, mari kita coba bermain dengan persamaan diatas.
Fisikawan selalu mulai dengan yang paling mudah. Apa sistem
yang paling mudah dalam hal ini?
U = 0?
Ya, partikel bebastapi kita telah melakukannya. Sistem
termudah yang bagaimana dengan something happening?
Sistem dengan U = 0 tapi partikel tidak bebas?
Yaitu partikel dalam box!
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0 .
x


h
14
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
53
Kita telah bahas particle dlm box pd Bab 3.
Tapi pada bab ini kita akan bahas dengan cara MQ
*So the particle cant get over the wall.
**So the particle cant pass through the wall.

Buat box dengan tinggi
dan kuat dinding yg tidak
terbatas
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
54

next?
Labels!
Axes!
U= U=
x
E
x=0 x=L
L
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
55
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0
x


h
U= U=
x
E
x=0 x=L
L
Next step?
OSE:
0
U=0 inside the box. (No need to label that; U=0 is where the x and energy
axes cross.)
Next step: solve.
2
2 2
2mE
+ = 0
x


h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
56
Diluar box, = 0 (partikel tdk dapat keluar dari box).
Kita perlu untuk solve
untuk , di dalam box.
Bagimana kita selesaikan persamaan diatas?
jika = 0 untuk x < 0 dan x > L, maka jika kontinyu, kita harus punya
(0) = 0 dan (L) = 0 .
Karena adalah kontinyu, solusi kita dibatasi oleh kondisi (0)
= (L) = 0.
*
2
2 2
2mE
+ = 0
x


h
15
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
57
Bagaimana kita selesaikan persamaan ini?
Cara lama (hard work)?
Lihat di buku? masih banyak yang harus dikerjakan
Diterka?
Kenapa tdk?
2
2 2
2mE
+ = 0
x


h
Berapa jumlah solusi linear yg independent yg dimiliki
persamaan ini?
Jawab : hanya dua. Jika kita terka* dua solusi, masukan ke
dalam pers., dan jika terkaan kita betul maka kita telah
menyelesaikan pers. diatas tanpa kerja keras.
Pers. ini memiliki 2 solusi linear yg independent. Ada
beberapa solusi, semuanya dapat dikonstruksi dari 2
solusi linear yg independent
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
58
Solusi macam apa yang akan anda terka?
Saya akan terka dengan solusi gelombang.
Saya akan terka dengan bentuk komplek exponentials :
+
.
(j p/ ) x - (j p/ ) x
= A e or = A e
h h

-
Ada 2 solusi yg independent. Jika ini adalah solusi persamaan
Schrdinger untuk partikel dlm box, maka solusi lainnya harus
kombinasi linier dari solusi diatas.
Jika kita ambil selisih
+
-
-
dan gunakan relasi Euler, kita
akan dapatkan fungsi sinus. Jika kita ambil jumlah
+
+
-
kita
akan dapatkan fungsi cosinus.
Bentuk gelombang yg bagaimana yang anda terka?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
59
Fungsi sinus dan cosinus menyatakan dua fungsi linier yg
independent, dan karena itu kita dapat menulis solusi sebagai
sinus dan cosinus.
Karena kita temukan cara termudah adalah menggunakan
sinus dan cosinus, dan karena Beiser juga menggunakan cara
yg sama, maka kita akan terka fungsi kita dibuat dari sinus
dan cosinus
2mE 2mE
= A sin x + B cos x .
h h
Ini datang dari p = (2mE)

dan dari fakta bahwa kita akan


mereproduksi bab 3 tentang kuantisasi energi pada
perhitungan sekarang.
see
note
Note: this trial solution is a linear combination of two linearly independent
functions; if it works, we have found both the needed solutions.
Tunggu (2mE)

ini apa dan bagaiman mendapatkannya?


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
60
Kita dapat masukan
Ke dalam
2
2 2
2mE
+ = 0
x


h
dan verifikasi apakan persamaan diatas terpenuhi (yaitu, kita
akan mendapatkan suatu identitas). Ini berlaku dengan baik.
Silahkan coba sendiri jika tidak percaya.
Ini berarti terkaan kita memberikan kita dua unik kandidat
untuk solusi.
Berikutnya, kita perlu menggunakan kondisi batas dan melihat
apa yang mereka katakan tentang solusi kita (dan koeffisient A
dan B).

2mE 2mE
= A sin x + B cos x .
h h
16
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
61
BC (Boundary Conditions): (0) = (L) = 0, karena partikel
tidak mungkin ada di dalam infinite potential wall, dan harus
kontinyu pada perbatasan.

2mE 2mE
= A sin x + B cos x .
h h
Kondisi (0) =0 memerlukan B=0, karena cos(0) =1.
2mE
L = n , n = 1,2,3,...
h
Karena hanya sin(n)=0, kondisi (L) =0 memerluka
Catat bahwa n = 0 bukan solusi karena fungsi gelombang kita
= 0 (non-particle).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
62
2mE
L = n , n = 1,2,3,...
h
Energy level terkuantisasi, sama seperti pada bab 3. Dari
persamaan diatas kita dapatkan E :
2 2 2
n 2
n
E = , n = 1,2,3, ...
2mL
h
Ini identik dengan solusi pd bab 3 kecuali kita gunakan disini
dan h pd bab 3.
Masukan energy eigenvalues E
n
dari persamaan diatas ke

n
n
2mE
= A sin x
h
Kita dapatkan eigenfunctions
n
n x
= A sin .
L

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla


63
Langkah terakhir adl normalisasi untuk mendapatkan harga A.
*
*
L
- 0
n x n x
1= dx = A sin A sin dx
L L

| | | |

| |
\ . \ .

diperoleh A = (2/L)

dan .
n
2 n x
= sin
L L

dont forget appropriate limits!


Menyelesaikan particle in a box adalah salah satu
dari syarat mahasiswa lulus QM.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
64
Ada beberapa web sites yang memuat particle in a box
physics.
hyperphysics
Wolfram Research
Physics 252 at Univ. of Virginia
my Mathcad document
Anda harus dapat mengidentifikasi
eigenfunctions untuk n=1, 2, 3,
etc.
Anda hrs dapat menghitung
probabilitas pada daerah yg
berbeda dalam box.
Applet
17
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
65
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
66
2 2 2
n 2
n
E = , n = 1,2,3, ...
2mL
h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
67
Jelaskan fenomena dibawah ini
CdSe
ZnS
2.3 nm 4.2 nm 4.8 nm 5.5 nm
Larger Band
Gap
Smaller Band
Gap
Courtesy of Bawendi and Coworkers.
2 2 2
n 2
n
E = , n = 1,2,3, ...
2mL
h
Dengan menggunakan
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
68
Optional advanced material.
2 2
2
j = - + U .
t 2m x



h
h
Mari kita mulai dengan time-dependent Schrdinger equation
Dan biarkan U = 0 di dlm box.
2 2
2
j = - .
t 2m x


h
h
Dua kemungkinan solusi*
(j/ ) (px - Et) (j/ ) (-px - Et)
(x, t) = A e and (x, t) = A e .
h h
Ini adalah dua solusi linear independent. Keduanya memiliki
time dependence yang sama.
18
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
69
Selesaikan seperti sebelumnya, kita dapatkan fungsi
gelombang
-jEt/
2 n x
(x, t) = sin e .
L L

*
adalah independent terhadap waktu karena
-jEt/ jEt/
e e = 1.
h h
Ini mengillustrasikan arti istilah stationary state. Distribusi
probabilitas
*
adalah independent terhadap waktu.
only difference is that
now we explicitly show
the time dependence
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
70
E=U
x
E
x=0 x=L
L
sumur potential terbatas
memiliki panjang L dan
tinggi U.
Ada tiga region:
I, II, dan III.
I II III
Pada regions I dan III, pers.
Schrdingeris
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0 ,
x


h
yg dapat kita tuliskan sbg
2
2

-
2
a = 0 ,
x

2m (U - E)
= .
h
dimana
- +
Pada slide berikut kita
akan asumsikan E<U shg
akan menjadi real.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
71
E=U
x
E
x=0 x=L
L
I II III
- +
Perhatikan partikle dgn
E < U. Solusi pd region I
dan III adalah
ax -ax ax -ax
I III
= Ce + De and = Fe + Ge .
2
2

-
2
a = 0 ,
x

2m (U - E)
= .
h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
72
E=U
x
E
x=0 x=L
L
I II III

ax -ax
I
= Ce + De

ax -ax
III
= Fe + Ge
Solusi ini adalah real, dan tdk
exponential komplex. C, D, F,
dan G adalah koefisien yg
akan ditentukan lewat syarat
batas.
Regions I dan III diperluas ke x = - dan x = +.
Karena fungsi gelombang harus finite disetiap tempat,
koeffisien D dan F harus 0, shg

ax -ax
I III
= Ce and = Ge .
Kedua solusi menurun secara eksponensial dengan semakin
jauhnya posisi dari dinding batas.
- +
19
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
73

II
2mE 2mE
= A sin x + B cos x ,
| | | |
| |
| |
\ . \ .
h h
E=U
x
E
x=0 x=L
L
I II III
Pd region II, pers.
Schrdinger adalah
2
2 2
2m
+ (E - U) = 0 ,
x


h
Persamaan ini memiliki solusi
yg sama dgn sebelumnya
partikel dlm (infinite) box:
Kecuali sekarang B 0 karena memiliki amplitude pd
masing-masing barrier.
- +
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
74
ax -ax
I II III
2mE 2mE
= Ce = A sin x + B cos x = Ge
| | | |

| |
| |
\ . \ .
h h
Ada 5 informasi yg kita inginkan: koeffisien A, B, C, dan G, dan
energi E.
Kita punya 5 kondisi: kontinyu pd x = 0 dan x = L,
kontinyu pd x = 0 and x = L, dan normalisasi . 5 kondisi ini
memberikan 5 persamaan.
6 persamaan, 5 yg tdk diketahui, sisanya hanya matematik.
Salah satu cara menyelesaikannya adalah dengan
menggunakan tool seperti Mathcad.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
75
for n=1
for n=2
for n=3
Notice bagaimana ekor fungsi
gelombang memanjang
kedalam barrierada finite
probability untuk menemukan
partikel disana.
Ekor fungsi gelombang yg
lebih panjang artinya
gelombang yg lebih panjang
dan krn itu momentum dan
energi lebih kecil.
partikel di dlm finite box
dapat memiliki energi lebih
rendah dibanding partikel di
dlm infinite box.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
76
Ini adalah perbandingan
fungsi gelombang untuk
infinite dan finite sumur
potensial, n=1, 2, dan 3.
20
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
77
Ini adalah perbandingan
probability density
functions untuk infinite dan
finite square wells, n=1, 2,
dan 3.
Which probability goes with
which well. Why?
Which plot corresponds to n=2?
How can you tell?
What is the meaning of the red
shaded areas?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
78
Apakah kamu berusaha untuk
ceritakan ada suatu kemungkinan
menemukan batu bata ini terjepit
separuhnya pada suatu dinding tak
dapat tembus?
Persisnya tdk seperti itu
ada suatu kemungkinan
menemukan batu bata di suatu
tempat di dalam dinding yang tak
dapat tembus
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
79
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
Kita menemukan sesuatu yang aneh pada partikel dalam
sumur terhingga.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa ada probabilitas
partikel berada didalam dinding meskipun dindingnya
diharapkan tidak dapat ditembus partikel.
Atau, dari perhitungan kita dapatkan bahwa ada probabilitas
partikel berada ditempat yang tidak seharusnya ada.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
80
Ini adalah percobaan yg kita pikirkan. Lemparkan bola pada
dinding tembok setinggi 3 m.
Terlalu rendah shg
mantul kembali
Cukup tinggi shg
melampaui dinding
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
21
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
81
Jika E < U akan
mantul kembali.
Jika E > U
akan melewati.
U
U
E
E
Sebenarnya, partikel menembus tetapi penjelasan diatas hanya sekedar gambaran konseptual.
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
Bagaimana tentang suatu partikel klasik energi E menumbuk
pada suatu penghalang setinggi U?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
82
Bagaimana tentang partikel quantum mekanik berenergi E yg
menumbuk penghalang setinggi U?
jika E < U akan
dipantulkan kembali.
atau mungkin
juga tidak.
U
U
E
E
Kita harus bayangkan partikel sbg gelombang ketika melakukan eksperiment ini.
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
83
jika E > U akan
melewatinya.
atau mungkin
juga tidak.
U
U
E
E
E > U?
Kita harus bayangkan partikel sbg gelombang ketika melakukan eksperiment ini.
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
84
U
E E
Mari kita pikirkan hal berikut ini
Energi kinetik sebelum dan sesudah penghalang adl sama (tdk
ada kehilangan energi ketika melewati penghalang), shg
momentum dan wavelength juga sama.
Bagaimana dgn panjang gelombang di dlm penghalang?
KE
inside
= (E U) < E = KE
outside
shg KE
inside
harus lebih kecil.
maka p
inside
< p
outside
dan
inside
>
outside
.
Jika E < U maka
inside
adalah imajiner?!

1

2
=
1

inside
22
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
85
Jika kamu sedang memakai kacamata, lalu melepaskannya,
dan letakan enam inchi atau lebih dari muka anda, dan lihat
pada kaca mata.
Anda dapat melihat melalui kaca mata. Jika ada benda yg
terang dibelakang anda, anda bisa melihatnya melalui refleksi
pada kaca mata.
Seseorang yang berdiri di sebelah lain kacamata anda akan
melihat juga objek yang terang melalui kacamata anda.
Beberapa photon melewati kaca mata, yang lainnya
direfleksikan. Ada probabilitas transmisi, dan probabilitas
refleksi.
Efek Terobosan (Tunnel Effect)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
86
Karena photon adalah gelombang maka hal itu dapat terjadi.
Partikel juga gelombang. Jadi mereka dapat direfleksikan dan
di transmikan.
Dalam slide berikut ini kita akan menyelesaikan persamaan
Scrdinger untuk mencari partikel quantum yang dapat
menerobos penghalang yg tinggi, atau direfleksikan oleh
penghalang yang rendah.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
87
Ini adalah diagram potential
untuk masalah kita.
Partikel memiliki masa dan
energi E, dan penghalang dgn
tinggi U dan panjang L.
x
E
U
0 L
Ada tiga region: Ada tiga region: I, Ada tiga region: I, II, Ada tiga region: I, II, dan III.
I II III
Kita harus menyelesaikan persamaan Schrdinger untuk
partikel yang memiliki energi E di dalam ketiga region seperti
pada gambar diata.
Persamaan Schrdinger di regions I, II, dan III menjadi
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
88
x
E
U
0 L
I II III
2
I
I 2 2
2m
+ E = 0
x


h
Pekerjaan kita adalah menyelesaikan persamaan ini, equations,
sesuai dengan syarat batas yang ada, dan sesuai dgn kondisi
bahwa dan turunannya harus kontinyu dan terbatas.
Ketiga persamaan adalah valid baik untuk E > U atau E < U.
Kita akan asumsikan E < U ketika kita menyelesaikan
persamaan Schrdinger pada region II.
2
III
III 2 2
2m
+ E = 0
x


h
( )
2
II
II 2 2
2m
+ E- U = 0
x


h
23
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
89
Kita mulai dgn mengasumsikan solusi
wave-like untuk di regions I dan III,
dimana potential U = 0.
x
E
U
0 L
I II III
Solusi wave-like yang tepat adalah

1 1
j k x - j k x
I
= A e + B e
dan

1 1
j k x - j k x
III
= F e + G e
dimana
1
2 2mE
k = = .

h
Kenapa k
1
pd region I dan III sama?
Karena energi kinetik adl sama pd
region I dan III. Partikel tdk
kehilangan ketika melewati
penghalang.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
90

1 1
j k x - j k x
I
= A e + B e
x
E
U
0 L
I II III

1 1
j k x - j k x
III
= F e + G e
Ingat
I
dan
III
adalah berbentuk


1 1
j k x - j k x
I
+ -
I I
= A e + B e
= +
dan


1 1
j k x - j k x
III
+ -
III III
= F e + G e
= +
dimana
I
+
menyatakan gelombang pd region I yg bergerak
kearah kanan,
I
-
menyatakan gelombang pd region I yg
bergerak kearah kiri,
dan
III
+
menyatakan gelombang pd region III yg bergerak
kearah kanan, dan
III
-
menyatakan gelombang pd region III
yg bergerak kearah kiri.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
91
Kita asusmsikan gelombang kita
bergerak dari kiri ke kanan.
x
E
U
0 L
I II III
Jika gelombang kita menembus
penghalang, pada region III tdk
akan ada yang direfleksikan
kembali ke kiri.
Hal ini mengatakan kepada kita
III
-
= 0 shg G = 0.
Solusi lengkap persoalan ini memerlukan perhitungan di
setiap tempat, shg kita akan perlu
I
,
II
, dan
III
. Akan tetapi,
sering dalam perhitungan MQ, Solusi lengkap tidak diperlukan.
Sekarang kita hanya akan menghitung probabilitas transmisi
melalui penghalang.

1 1
j k x - j k x
III
= F e + G e
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
92
Fungsi gelombang partikel (wave) yang menumbuk penghalang:


1 1
j k x - j k x
I
+ -
I I
= A e + B e
= +

I
+
*
I
+
adalah rapat probabilitas gelombang datang. Pd satu
dimensi, itu adalah rapat probabilitas linier yang memiliki
satuan partikel/meter.
Jika v is kecepatan group gelombang
I
+
, maka jml partikel per
meter
2
perdetik yg menumbuk penghalang dari kiri adalah
S
I
+
=
I
+
*
I
+
v.
Sama dgn diatas, jml partikel per meter2 perdetik yg keluar dari
kanan penghalang adalah S
III
+ =
III
+
*
III
+
v.
24
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
93
Probabilitas transmissi adalah
( ) ( )
( ) ( )
*
+ +
+
III III
III
* +
+ +
I
I I
v
S
T = =
S
v


( ) ( )
( ) ( )
( )( )
( )( )
1 1 1 1
1 1
1 1
*
j k x j k x - j k x j k x *
*
- j k x j k x *
j k x j k x
F e F e F e F e
T = =
A e A e
A e A e
*
*
F F
T =
A A
Untuk mendapatkan ekspresi T yang bermanfaat, kita perlu
menerapkan kontinuitas dan turunannya untuk mengeliminasi
A dan F.
Berarti kita perlu melihat persamaan Schrdinger in region II.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
94
Pada region II, persamaan Schrdinger adalah
Solusi pada region II adl:
j k x - j k x
II
= C e + D e

dimana
( )
.
2m E - U
k =
h
wavenumber adalah k'. Tapi jika E < U, maka k' adalah
imajiner.
Apa implikasinya ? Apa implikasinya ? Jawabnya : damped atau blowing up
exponentials, bukan gelombang, pd region II.
Apakah anda dapat menangkap sense tsb? Ya, jika anda
pikirkan.
( )
2
II
II 2 2
2m
+ E- U = 0
x


h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
95
Karena k' imaginary, kita definisikan k
2
= - jk'. Shg

2 2
- k x k x
II
= C e + D e
Dari sini jelas bahwa
II
bukan merepresentasikan gelombang
, tapi lebih sebagai damped atau blowing up exponential.
Secara Philosopi, sesorang dapat berargumentasi bahwa karena

II
tdk merepresentasikan gelombang , maka tdk
merepresentasikan partikel yg bergerak, karena itu tdk ada
partikel di region II. Tapi
II
*
II
merepresentasikan rapat
probabilitas, shg ada probabilitas untuk menemukan partikel di
dlm penghalang.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
96
Mari kita pikirkan tentang perhitungan yg telah kita lakukan.
Kita memiliki ekspresi untuk transmissi, berisi constanta A dan
F. Kita perlu mencari konstanta tsb untuk menghitung
transmissi.
Kita juga telah menuliskan solusi wavefunction pd region II,
tapi hanya mendapatkan konstanta, C dan D. Ini kelihatan
belum menolong. Malah membuat lebih rumit krn menambah
konstanta yg harus dicari.
Apa yg dapat kita lakukan, sekarang kita punya solusi di region
I, II, dan III, adalah gunakan syarat batas pada kedua sisi.
Mari kita lihat...dua batas (sisi), 2 kondisi pd masing-masing sisi
(wave function dan turunannya) memberikan 4 kondisi, untuk
mencari 4 unknown A, C, D, dan F. 4 unknown, 4 condition,
maka kita dapat selesaikan maslah kita (transmisi).
25
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
97
x
E
U
0 L
I II III
Masalah lengkapnya
sebenarnya ada 5 konstanta
yg harus dicari dgn 4 kondisi.
Untuk mendapatkan T hanya memerlukan 4 konstanta. Jika
kita ingin menyelesaikan persamaan gelombang kita perlu satu
kondisi lagi
A,B C,D F
& cont. & cont.
Jika kita ingin mencari solosi persamaan gelombang, kita perlu
menerapkan normalisasi, yang akan memberikan kondisi ke
lima untuk 5 konstanta, shg sekarang masalah dpt
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
98
Ini adalah kondisi batas
Pd bagian kiri (x = 0),

I II
= (1)
I II
= (2)
x x


Pd bagian kanan (x = L),
x
E
U
0 L
I II III
A,B C,D F
& cont. & cont.
II III
= (4)
x x



II III
= (3)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
99
Masukan
I
dan
II
ke dlm (1) diperoleh
( ) ( ) ( ) ( )
1 1 2 2
j k 0 - j k 0 -k 0 k 0
Ae + Be = Ce + De
A + B = C + D
Masukan
I
dan
II
ke dalam (2) diperoleh
( ) ( ) ( ) ( )
1 1 2 2
j k 0 -j k 0 -k 0 k 0
1 1 2 2
jk Ae - jk Be = - k Ce + k De
kemudian, masukan
II
dan
III
ke (3) dan (4) untuk
mendapatkan
2 2 1
- k L k L j k L
Ce + De = Fe
2 2 1
- k L k L j k L
2 2 1
-k Ce + k De = jk Fe
Ajk
1
Bjk
1
= -Ck
2
+ Dk
2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
100
Sekarang kita gantikan
dengan
2
I
I 2 2
2m
+ E = 0
x


h
2
III
III 2 2
2m
+ E = 0
x


h
( )
2
II
II 2 2
2m
+ E- U = 0
x


h
A + B = C + D
2 2 1
- k L k L j k L
Ce + De = Fe
2 2 1
- k L k L j k L
2 2 1
-k Ce + k De = jk Fe
Ajk
1
Bjk
1
= -Ck
2
+ Dk
2
26
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
101
Ada masalah: 5 unknown dengan 4 equation. Kita perlu satu
lagi equation. Akan tetapi ingat, kita dapat menerapkan
normalisasi jika kita memerlukan
Kita hanya tertarik menyelesaikan rasio F*F/ A*A. Kita dapat
menyelesaikan N equation dlm N+1 unknown coefficien untuk
rasio dua coefficien.
A + B = C + D
2 2 1
- k L k L j k L
Ce + De = Fe
2 2 1
- k L k L j k L
2 2 1
-k Ce + k De = jk Fe
Ajk
1
Bjk
1
= -Ck
2
+ Dk
2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
102
Bagaimana
mendapatkan
A/F?
Silahkan coba sendiri.
Jawabannya adalah :
( ) ( )
1 2 1 2
jk + k L jk -k L
2 1 2 1
1 2 1 2
k k k k A 1 j 1 j
= + - e + - - e
F 2 4 k k 2 4 k k
( ( | | | |
( ( | |
\ . \ .
A + B = C + D
2 2 1
- k L k L j k L
Ce + De = Fe
2 2 1
- k L k L j k L
2 2 1
-k Ce + k De = jk Fe
Ajk
1
Bjk
1
= -Ck
2
+ Dk
2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
103
Kita dapat sederhanakan persoalan dgn mengasumsikan
penghalang yang tinggi dan lebar.
Tinggi berarti potential penghalang relatif tinggi thd energi
kinetik. Pada kasus ini k
2
/k
1
>k
1
/k
2
. (lihat lagi definisi k1 dan
k2.)
Lebar artinya fungsi gelombang betul-betul disusutkan pada
region penghalang antara x=0 dan x=L. artinya k
2
L >>1.
Dengan pendekatan ini, persamaan untuk A/F dapat
disederhanakan menjadi
( )
1 2
jk + k L
2
1
k A 1 j
= + e
F 2 4 k
( | |
( |
\ .
hey, thats
not so bad
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
104
Kita harus mendapatkan complex conjugate A*/F* (hanya ganti
j dgn -j ). Transmissi menjadi
2
*
-2k L
2 *
2
1
F F 16
T = = e
A A
k
4 +
k
(
(
(
( | |
|
(
\ .
Kuantitas pada kurung kotak bervariasi slowly dibandingkan
dengan bagian exponential, dan besarnya disekitar 1, shg kita
dapat sederhanakan lagi
2
-2k L
T = e
dimana
( )
2
2m U - E
k = .
h
27
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
105
2
-2k L
T = e
( )
2
2m U - E
k =
h
Simpan dlm ingatan bahwa ini hanya berlaku untuk penghalang
yg tinggi dan lebar. Jika penghalang tdk tinggi dan lebar, kita
harus gunakan ekspresi penuh untuk A/F (kemudian kita
kalikan dgn complex conjugate).
Tadi kita sederhanakan bahwa besaran dlm kurung
kotak memiliki nilai sekitar 1, namun sebenarnya lebih
dekat ke 4. Apakah menggangu?
Iya, tapi 4 lebih dekat ke 1 dibanding ke 10, shg kita anggap
bernilai 1.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
106
Artinya kita menerima error sampai faktor 10? Teori
apa?
Ini adalah teori yang hebat, jika kita hanya ingin
mengembangkan feel for the physics. Tentu saja, dalam real
life kita harus menggunakan full expression, tanpa pendekatan
Mari kita lihat contoh. Misalkan 1 eV elektron menumbuk
penghalang 5 eV dan 0.5 nm lebar.
5 adalah lebih besar dari 1, dan 0.5 nm lebih panjang dibanding
panjang gelombang elektron energi rendah. Sehingga kita
mungkin dapat menggunakan persamaan transmissi yang
disederhanakan.
Pertama-tama, kita cari k
2
.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
107
( )
2
2m U - E
k =
h
( )( ) ( )
( )
-31 -19
2
-34
2 9.1110 kg 5 eV - 1 eV 1.610 J/eV
k =
1.05510 J s
Absolutely not! The
square root messes
up your units. You
will be wrong every
time!
-10 -1
2
k = 1.0010 m
What mass do I use here?
What is the object?
Electron!
Can I keep energies
in eV and use the
eVs version of ?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
108
transmissis
2
-2k L
T = e
( )( )
10 -10
-2 1.010 5.010
-5
T = e = 4.510
T sebaiknya diantara 0 dan 1. Untuk pendekatan ini sebaiknya
kecil. Sepertinya pendekatan kita OK.
Dapatkah kita menghitung probabilitas refleksi?
Because of the exponential,
small differences in how you
round in calculating k
2
can make
large apparent differences here.
28
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
109
5.11 Harmonic Oscillator
Deret Maclaurin (deret Taylor disekitar origin):
2 2 3 3
2 3
0
0 0
dF x d F x d F
F(x) = F(0) + x + + + . . .
dx 2! dx 3! dx
| | | |
| |
| | |
\ .
\ . \ .
Jika F menyatakan gaya balik (restoring) (gaya yang
mengembalikan sistem ke asalnya) maka F(0) = 0.
Untuk simpangan yang kecil, seluruh orde yang tinggi
(termasuk x
2
, x
3
, dsb.) cukup kecil, sehingga
0
dF
F(x) x = - k x .
dx
| |

|
\ .
Tanda ada karena F adalah gaya restoring, shg turunannya adalah negatif.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
110
Pada simpangan yang kecil, semua gaya balik (restoring)
mengikuti hukum Hooke:
F(x) = - k x .
Secara klasik, osilator harmonik tunduk pd hukum Hooke.
Satu pers. differential lagi yang harus dicari solusinya!
Dari Hukum ke-2 Newton F = ma. diperoleh
2
2
d x
- k x = m .
dt
2
2
d x
m + k x = 0 .
dt
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
111
Solusi dari persamaan differential tadi berbentuk
x = A cos (t + )
Dimana frekuensi osilasi f
k
= 2 f = .
m

2
1
U(x) = k x .
2
Lalu apa?
Dari Fisika Dasar, potential harmonik osilator adalah
Banyak sistem yang dijelaskan dengan osilator harmonik. Kita
lebih baik melihat tinjauan quantum mekanik tentang ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
112
Mari kita pikirkan tentang osilator harmonik
Klasih, seluruh energi diperbolehkan . Menunut QM?
Hanya energi tertentu (kuantisasi)?
Klasik, enrgi = nol diperbolehkan. Menunut QM?
Nonzero, seperti partikel dlm box
Klasik, osillator tdk dapat eksis dlm daerah terlarang. Sebagai
contoh osilasi pendulum dgn amplitude A tdk dapat memiliki
simpangan > A.
Ada kemungkinan menemukan sistem di daerah terlarang
29
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
113
Mari kita selesaikan persamaan Schrdinger untuk potential
osilator harmonik.
2
2
2 2
2m 1
+ E - kx = 0 .
x 2
| |

|

\ .
h
Jika kita misalkan
2 m f 2E
y = x and =
h hf


maka persamaan Schrdinger menjadi
( )
2

.
2
2
+ + y = 0
y

Solusi persamaan ini harus mengikuti semua persyaratan yg


telah kita diskusikan dan harus dinormalisasi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
114
Persamaan dapat diselesaikan hanya untuk harga tertentu,
yaitu =2n+1 dimana n = 0, 1, 2, 3, ...
Untuk harga tersebut diatas, fungsi gelombang memiliki
bentuk
( )

2
1
y
- 1
4 -
2
n 2
n n
2mf
= 2 n! H (y) e .
h
| |
|
\ .
| |
|
\ .
Orang biasa mungkin akan melihat persamaan diatas rumit,
namun bagi ahli matematika persamaan diatas adalah simpel.
Hanya kumpulan angka, fungsi exponential, dan Polynomial
Hermite H
n
. Polynomial adalah simple. H
0
(y) = 1, H
1
(y) = 2y,
dan polynomial berikutnya lihat di Table 5.2 buku Beiser.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
115
Yang lebih penting, kita menemukan bahwa pers. gelombang
dapat diselesaikan hanya dengan nilai E tertentu (ingat, =
2E/hf = 2n+1),
n
1
E = n + hf , n = 0,1,2, ...
2
| |
|
\ .
Energi E dari osilator harmonika mekanika quantum
terkuantisasi dengan step hf, dan zero point energinya adalah
E
0
= hf.
Dokumen Mathcad yg mengilustrasikan tingkat energi osilator
harmonik QM, probabilitas, dan nilai ekspektasi adalad sbb.
Karena scaling yg kita lakukan dlm re-writing persamaan
Schrdinger, sulit sekali mengidentifikasi daerah terlarang pada
grafik Mathcad. Gantinya silahkan lihat Figures 5.12 dan 5.13,
hal. 191 dari buku Beiser, untuk illustrasi bagaimana ekor
fungsi gelombang dlm daerah terlarang mengkerut dgn naiknya
n.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
116
Wave Functions
30
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
117
Probability Densities
n = 1 n = 2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
118
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
119
OSILATOR HARMONIK
Deret Maclaurin (deret Taylor disekitar origin):
2 2 3 3
2 3
0
0 0
dF x d F x d F
F(x) = F(0) + x + + + . . .
dx 2! dx 3! dx
| | | |
| |
| | |
\ .
\ . \ .
Jika F menyatakan gaya balik (restoring) (gaya yang
mengembalikan sistem ke asalnya) maka F(0) = 0.
Untuk simpangan yang kecil, seluruh orde yang tinggi
(termasuk x
2
, x
3
, dsb.) cukup kecil, sehingga
0
dF
F(x) x = - k x .
dx
| |

|
\ .
Tanda ada karena F adalah gaya restoring, shg turunannya adalah negatif.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
120
Pada simpangan yang kecil, semua gaya balik (restoring)
mengikuti hukum Hooke:
F(x) = - k x .
Secara klasik, osilator harmonik tunduk pd hukum Hooke.
Satu pers. differential lagi yang harus dicari solusinya!
Dari Hukum ke-2 Newton F = ma. diperoleh
2
2
d x
- k x = m .
dt
2
2
d x
m + k x = 0 .
dt
31
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
121
Solusi dari persamaan differential tadi berbentuk
x = A cos (t + )
Dimana frekuensi osilasi f
k
= 2 f = .
m

2
1
U(x) = k x .
2
Lalu apa?
Dari Fisika Dasar, potential harmonik osilator adalah
Banyak sistem yang dijelaskan dengan osilator harmonik. Kita
lebih baik melihat tinjauan quantum mekanik tentang ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
122
Mari kita pikirkan tentang osilator harmonik
Klasik, seluruh energi diperbolehkan . Menunut QM?
Hanya energi tertentu (kuantisasi)?
Klasik, energi = nol diperbolehkan. Menunut QM?
Nonzero, seperti partikel dlm box
Klasik, osillator tdk dapat eksis dlm daerah terlarang. Sebagai
contoh osilasi pendulum dgn amplitude A tdk dapat memiliki
simpangan > A.
Ada kemungkinan menemukan sistem di daerah terlarang
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
123
Mari kita selesaikan persamaan Schrdinger untuk potential
osilator harmonik.
2
2
2 2
2m 1
+ E - kx = 0 .
x 2
| |

|

\ .
h
Jika kita misalkan
2 m f 2E
y = x and =
h hf


maka persamaan Schrdinger menjadi
( )
2

.
2
2
+ + y = 0
y

Solusi persamaan ini harus mengikuti semua persyaratan yg


telah kita diskusikan dan harus dinormalisasi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
124
Persamaan dapat diselesaikan hanya untuk harga tertentu,
yaitu =2n+1 dimana n = 0, 1, 2, 3, ...
Untuk harga tersebut diatas, fungsi gelombang memiliki
bentuk
( )

2
1
y
- 1
4 -
2
n 2
n n
2mf
= 2 n! H (y) e .
h
| |
|
\ .
| |
|
\ .
Orang biasa mungkin akan melihat persamaan diatas rumit,
namun bagi ahli matematika persamaan diatas adalah simpel.
Hanya kumpulan angka, fungsi exponential, dan Polynomial
Hermite H
n
. Polynomial adalah simple. H
0
(y) = 1, H
1
(y) = 2y,
dan polynomial berikutnya lihat di Table 5.2 buku Beiser.
32
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
125
Yang lebih penting, kita menemukan bahwa pers. gelombang
dapat diselesaikan hanya dengan nilai E tertentu (ingat, =
2E/hf = 2n+1),
n
1
E = n + hf , n = 0,1,2, ...
2
| |
|
\ .
Energi E dari osilator harmonika mekanika quantum
terkuantisasi dengan step hf, dan zero point energinya adalah
E
0
= hf.
Dokumen Mathcad yg mengilustrasikan tingkat energi osilator
harmonik QM, probabilitas, dan nilai ekspektasi adalad sbb.
Karena scaling yg kita lakukan dlm re-writing persamaan
Schrdinger, sulit sekali mengidentifikasi daerah terlarang pada
grafik Mathcad. Gantinya silahkan lihat Figures 5.12 dan 5.13,
hal. 191 dari buku Beiser, untuk illustrasi bagaimana ekor
fungsi gelombang dlm daerah terlarang mengkerut dgn naiknya
n.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
126
Wave Functions
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
127
Probability Densities
n = 1 n = 2
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
128
Dari Figure 5.13, terlihat osilator harmonik QM "reduces"
menjadi osilator harmonik klasik untuk harga n yg besar.
33
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
129
Figure 5.11, potential yang berbeda untuk sistem yang berbeda
menyebabkan tingkat energi yg berbeda
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
130
Priview Bab 5
Fungsi Gelombang probability densities normalization
expectation values good and bad* wave functions
perhitungan probabilitas.
Partikel dlm box Bagaimana menyelesaikan SE tingkat
energi kuantisasi nilai ekspektasi pengaruh panjang
box perhitungan probabilitas.
Partikel dlmsumur Bagaimana menyelesaikan SE
tingkat energi kuantisasi nilai ekspektasi pengaruh
panjang box perhitungan probabilitas bandingkan dgn
infinite well forbidden regions (klasik).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla
131
Tunneling (mencari solusi SE) probabilitas transmissi
probabilitas refleksi efek masa partikle dan energi pd
probabilitas tunneling efek tinggi penghalang pada
probabilitas tunneling.
Beberapa conyoh aplikasi. Scanning tunneling microscope
(STM). Efek Quantum pd IC dengan semakin kecilnya
ukuran IC .
Osilator Harmonik (mencari solusi SE) tingkat energi
zero point energi kuantisasi nilai ekspektasi
forbidden regions (klasik) batas klasik.

Anda mungkin juga menyukai