Anda di halaman 1dari 41

INVESTIGASI BAKTERIOLOGIS : SALURAN PERNAFASAN ATAS

Dr. Leonardus Widyatmoko

TUJUAN
Setelah sesi ini diharapkan anda dapat memahami : ISPA& kuman patogen yang diharapkan Prosedur pengambilan spesimen untuk mikrobiologi Media kultur & reagen diagnostik terkait Proses melakukan kultur

SUMBER PUSTAKA
WHO Basic Laboratory Clinical Bacteriology 2003 ASM Clinical Procedure Handbook for Clinical Microbiology 2007

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Saluran pernafasan atas dimulai dari hidung + sinus nasofaring orofaring laring Jenis penyakit :
Faringitis (tersering), kadang dengan tonsilitis Otitis media Sinusitis Epiglotitis

20 % etiologi faringitis adl. bakteri, umumnya virus Problem :


Orofaring mengandung heavy-mixed flora normal baik aerobik dan anaerobik PENTING MEMBEDAKAN KUMAN KOMENSAL DENGAN PATOGEN!

FLORA NORMAL FARING

FLORA NORMAL FARING


Pada orang tua, immunocompromised, malnutrisi, pengobatan Ab lama dapat terkolonisasi dengan Enterobacteriaceae (E.coli, Klebsiella spp.), gol Non Fermenter (Acinetobacter spp, Pseudomonas spp.), Candida
KOLONISASI BAKTERI PATOGEN YANG MENJADI PREDISPOSISI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAWAH / BAKTEREMIA

AGEN PENYEBAB FARINGITIS


Streptococcus pyogenes tu.anak usia 5 -12 th Corynebacterium diphteriae pseudomembran tonsilo faringitis Neisseria gonorrhoeae Fusobacterium spp Vincent Angina Treponema vincentii Candida spp

Terkadang dilakukan pemeriksaan swab tenggorok untuk mendeteksi carier pada orang sehat :
S.aureus MRSA N. Meningitidis meningococcal S.pyogenes resistensi Ab C.diphteriae difteri

SPECIMEN COLLECTION

Specimen Collection
Pasien duduk dengan tenang, pencahayaan cukup (head lamp) Kumur-kumur terlebih dulu (bila memungkinkan) Dengan spatula lidah, tekan lidah ke bawah lalu swab area tonsil, faring dan daerah inflamasi dengan alat swab kapas steril yang sudah dibasahi dengan NaCl 0,9% steril Hati-hati jangan menyentuh lidah / mukosa bukal Lakukan 2 x swab (pengecatan gram & kultur) Untuk kultur dianjurkan direct plating pada media agar Apabila tidak dapat direct plating dan lebih dari 4 jam maka dianjurkan menggunakan media transpor Amies

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Bila kecurigaan mengarah pada fusospirochaetal pada Vincent angina atau Candida, Difteri maka dilakukan pemeriksaan Gram Tidak perlu rutin melakukan pemeriksaan gram pada apusan tenggorok karena polimikrobial kecuali atas permintaan klinisi

CULTURE & IDENTIFICATION

PEDOMAN KULTUR
Sediaan apusan tenggorok yang telah tersedia diinokulasikan pada :
Media agar gr (+) : BAP Media agar gr (-) : McConkey Media agar khusus tergantung indikasi klinis
Tellurite agar untuk C.diphteriae

Kultur S. pyogenes
Media agar : Blood agar plate dengan basal media agar adalah TSA (Tryptic Soy Agar) karena rendah kandungan glukosanya Konsentrasi darah : 5% (manusia, domba,kuda)
Disukai darah domba hemolisis lebih jelas

Ketebalan media : 4-5 mm Inkubasi : 18-48 jam, suhu 35 derajat gambaran koloni kecil dengan zona hemolisis ( hemolitik) pada candle jar lebih baik !

KULTUR S.pyogenes

Beta hemolitik khas pada streptococus pyogenes

KULTUR S.pyogenes
Untuk meningkatkan sensitivitas maka dapat ditambahkan disc SXT (Co-trimoxazole) dan Bacitracin disc 0,02-0,05 IU untuk deteksi S.pyogenes S.pyogenes resistan thd SXT dan sensitif thd Bacitracin low dose KHAS! Pada pelaporan harus dicantumkan zona pertumbuhannya (mengikuti zona streak) :
+1 sd +4 pada faringitis terjadi pertumbuhan masif dari S.pyogenes

S. Pyogenes inhibition zone for Bacitracin test disc (low dose)

KULTUR C. DIPHTERIAE

Diphteria
Difteri merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan atas yang diperantarai oleh toksin dari C.diphteriae yang dikeluarkan oleh strain yang toksigenik Terdapat 4 biotipe dari C.diphteriae:
Gravis, mitis, intermedius, belfani

Specimen Collection
1. Gunakan swab kapas :
Jika terdapat membran dan dapat dilepaskan maka swab dasar membrannya Ambil di beberapa area inflamasi, untuk meningkatkan sensitivitas Lakukan swab nasofaring untuk deteksi karier

2. Spesimen transport : Amies swab

Material
Media :
BAP
Penambahan disk fosfomycin 50g pada zona 1 akan menghambat pertumbuhan kuman lain

Selektif
CTBA (Cystine Tellurite Blood Agar) menghambat pertumbuhan mikrobiota oronasal dan merubah koloni Corynebacterium, Staphylococci, yeast menjadi hitam Tinsdale agar base mengandung cysteine & membentuk gambaran halo sekitar koloni yang memproduksi cysteinase

Material
Media :
Slant (optional) :
LAS (Loeffler Agar Slant) PAS (Pai Agar Slant)

Tes biokimia

Prosedur
Inokulasi
Inokulasi pada BAP dan CTBA, inkubasi 35C selama 24-48 jam

Evaluasi kultur
Koloni beta hemolitik pada BAP dan gelap pada CTBA Lakukan pengecatan gram untuk identifikasi awal

Morfologi identification

Identifikasi Morfologi (Gram)

Identifikasi Morfologi (Gram)

Identifikasi Morfologi (Gram)

Identifikasi Morfologi (Koloni)

Identifikasi Morfologi (Koloni)

Identifikasi Morfologi (Koloni)

Identifikasi Morfologi (Koloni)

Identifikasi Corynebacterium sp.

RESULT
C. diphteriae :
Gram positif batang, pleomorfik Tumbuh baik pada BAP, catalase test (+), nonmotil, CAMP (-), urea (-), membentuk halo pada TIN Identifikasi lebih lanjut dengan tes biokimiawi Bila kecurigaan ke arah toksigenik maka harus dilakukan tes modifikasi ELEK tidak rutin, hanya di lab pusat

MEDIA & REAGEN

Anda mungkin juga menyukai