Anda di halaman 1dari 1

Meringkas dan mengkritisi artikel

Judul Artikel Thermo physical properties of elephant grass fiber-reinforced polyester composites (Ramanaiah et al., 2012) Sumber Ramanaiah, K., Ratna Prasad, A.V., Hema Chandra Reddy, K., 2012. Thermo physical properties of elephant grass fiberreinforced polyester composites. Mater. Lett. 89, 156158. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167577X12011901 Abstrak The objective of this study is to examine the variation in thermal conductivity, specific heat capacity and thermal diffusivity of composites with respect to fiber content and temperature. The fiber content in the composites was varied from 0.172 to 0.362 by volume. The results revealed that the thermal conductivity of composite decreased with increase in fiber content and the quite opposite trend was observed with respect to temperature. Moreover, the experimental results of thermal conductivity at different volume fractions were compared with theoretical model. The specific heat capacity of the composite with respect to temperature showed similar trend as that of the thermal conductivity. It was observed that the thermal diffusivity of composite was influenced by the fiber content, and the variation of thermal diffusivity with temperature was just opposite to that of thermal conductivity. Ringkasan Artikel ini melaporkan kajian mengenai karakteristik komposit yang mengandung serat rumput gajah (elephant grass) yang meliputi konduktivitas termal, kapasitas panas jenis dan difusivitas termal. Kajian dilakukan dengan variasi kandungan serat dan suhu. Cara pembuatan komposit mengikuti prosedur yang diuraikan pada publikasi lain (Rao et al., 2007), yaitu retting dan ekstraksi manual pada serat rumput gajah dilanjutkan dengan teknik peletakan biasa (hand lay-up) serat yang sudah disiapkan pada resin ECMALON 4411 sebagai matriks. Kandungan serat yang digunakan adalah antara 17,2 hingga 36,2 % volum. Dalam eksperimen karakterisasi sifat termal, konduktivitas termal (kc) diukur dengan sebuah heat flow meter terpandu, sedangkan kapasitas panas jenis (Cp) diukur dengan differential scanning calorimeter (DSC). Difusivitas termal () dihitung dengan rumus = dengan adalah densitas. Konduktivitas termal untuk komposit diplot dengan 4 variasi komposisi (ditunjukkan oleh Gambar 1) dan memperlihatkan bahwa penambahan volum serat menurunkan konduktivitas termal komposit. Nilai kisaran konduktivitas termal komposit adalah 0,15-0,20 W/m.K. Sebuah model perhitungan konduktivitas termal juga dibahas dengan mengambil nilai konduktivitas termal serat murni dan matriks murni melalui ekstrapolasi linier data terukur. Hasil perhitungan model lebih rendah daripada hasil pengukuran. Alasan perbedaan adalah rumus tidak practical, karena (1) model menggunakan bentuk serat eliptik padahal kenyataannya adalah bulat, dan (2) orientasi serat tidak teratur seperti diasumsikan pada model. Rendahnya nilai konduktivitas termal komposit ini menjadikannya cocok sebagai komponen untuk mengurangi perpindahan panas pada bangunan berpengkondisi ruangan. Eksperimen selanjutnya menunjukkan bahwa konduktivitas termal komposit naik terhadap suhu. Perilaku yang mirip diperoleh pada kapasitas panas jenis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konduktivitas panas komposit dengan 37% volum serat sedikit bervariasi pada kisaran 0,185 W/m.K pada suhu antara 30-120C. Pengaruh kandungan serat dan suhu pada konduktivitas panas dan kapasitas panas jenis disimpulkan mirip. Disimpulkan juga bahwa variasi difusivitas termal berkebalikan dengan variasi konduktivitas.

Mengkritisi berani mencoba bahan alam sebagai komponen komposit berbasis serat Konduktivitas termal serat murni dan matriks murni bukan diukur sendiri melainkan dihitung menggunakan ekstrapolasi linier dari data terukur, padahal Persamaan (2) menunjukkan bahwa konduktivitas termal tidak berbanding lurus terhadap kandungan serat. Jika konduktivitas termal komposit naik terhadap suhu, bagaimanakah kondisi ideal yang dapat dijadikan pedoman untuk menjadikannya material untuk mengurangi perpindahan panas pada bangunan berpengkondisi ruangan? Kesimpulan terakhir:.. variasi difusivitas termal berkebalikan dengan variasi konduktivitas, bukan merupakan hasil riset ini, tetapi dengan mudah dapat ditinjau menggunakan Persamaan (1). Sebuah penelitian mengenai uji ketangguhan retak beton yang diberi penguat serat (Merta and Tschegg, 2013) menunjukkan bahwa pemakaian serat rumput gajah tidak seefektif serat rami. Rao, K.M.M., Prasad, A.V.R., Babu, M.N.V.R., Rao, K.M., Gupta, A.V.S.S.K.S., 2007. Tensile properties of elephant grass fiber reinforced polyester composites. J. Mater. Sci. 42, 32663272. http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10853-006-0657-8 Merta, I., Tschegg, E.K., 2013. Fracture energy of natural fibre reinforced concrete. Constr. Build. Mater. 40, 991997. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0950061812008963

Anda mungkin juga menyukai