Anda di halaman 1dari 62

HIPERTENSI

Kristiana Y N Marissa Ika P M Sahlan Nurul Eka Russel K

PATOFISIOLOGI

Muhammad Sahlan 1106017446

DEFINISI
Tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan tubuh dari tekanan darah yang meningkat akibat dari adanya peningkatan tekanan darah secara kornis (dalam jangka waktu yang cukup lama). Hipertensi sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg. Bila selalu meningkat stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial dan merupakan penyebab utama dari gagal jantung kronis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg

GEJALA-GEJALA AWAL
Sakit kepala Jantung berdebar-debar Sulit bernapas setelah berkerja keras atau mengangkat beban berat Mudah lelah. Penglihatan kabur Wajah memerah Hidung berdarah Sering buang air kecil, terutama di malam hari Telinga berdening (tinnitus) Dunia aterasa berputar (vertigo)

JENIS-JENIS HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi primer Tekanan darah tinggi sekunder Tekanan darah tinggi maligna Tekanan darah tinggi sistolik terisolasi White coat hypertension Hipertensi resisten

TEKANAN DARAH TINGGI PRIMER


Hampir 95% dari semua kasus hipertensi yang ditemukan adalah tekanan darah tinggi primer atau disebut juga hipertensi esensial. Penyebabnya adalah gabungan dari beberapa faktor yakni gen, gaya hidup, berat badan, dan lainnya. Biasanya, dokter menyarankan untuk melakukan modifikasi pada gaya hidup dan pola makan. Jika perubahan gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk menormalkan tekanan darah.

TEKANAN DARAH TINGGI SEKUNDER


Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab hipertensi sekunder yang paling umum adalah kerusakan dan disfungsi ginjal. Penyebab lainnya adalah tumor, masalah pada kelenjar tiroid, kondisi selama kehamilan, dan lain-lain. Biasanya, hipertensi jenis ini bisa disembuhkan jika penyebabnya lebih dulu disembuhkan.

TEKANAN DARAH TINGGI MALIGNA


Ini adalah jenis hipertensi yang paling parah dan cepat berkembang. Hipertensi maligna sangat cepat untuk merusak organ dalam tubuh. Jika dalam lima tahun hipertensi maligna tidak diobati, konsekuensinya adalah kematian yang disebabkan oleh kerusakan otak, jantung, dan gagal ginjal. Namun, hipertensi jenis ini dapat diobati dengan catatan pengobatan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Seseorang yang menderita hipertensi jenis ini merasakan kebas di sekujur tubuh, penglihatan kabur, kecemasan, dan sangat kelelahan.

TEKANAN DARAH TINGGI SISTOLIK TERISOLASI


Jenis hipertensi ini disebabkan oleh umur, mengonsumsi tembakau, diabetes, dan diet yang salah. Pada hipertensi ini, arteri menjadi kaku sehingga menyebabkan sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi) sangat tinggi sedangkan diastolik (tekanan darah saat jantung istirahat) normal.

WHITE COAT HYPERTENSION


Hipertensi jenis ini hanya terjadi jika pasien sedang berada di pusat klinik atau rumah sakit. Jenis tekanan darah tinggi ini disebabkan oleh kegugupan saat akan diperiksa oleh pihak rumah sakit. Di luar rumah sakit, tekanan darah pasien ini sangat normal. Jika terjadi hal yang sama dalam pemeriksaan ulang maka jenis hipertensi ini tidak perlu diobati.

HIPERTENSI RESISTEN
Penderita hipertensi resisten tidak merespon obat apapun lagi. Hipertensi dikatakan resisten jika 3 jenis obat tidak sanggup menurunkan tekanan darah. Maka diperlukan 4 macam jenis obat untuk menurunkan tekanan darah.

GEJALA HIPERTENSI YANG SEMAKIN BERAT DAN KIAN LAMA DIRASAKAN AKAN MENAMPAKKAN GEJALA SEPERTI :
- Sakit kepala - Sering merasa pusing yang terkadang dirasakn sangat berat - Nyeri perut - Muntah - Anoreksia - Gelisah - Berat badan turun - Keluar keringan secara berlebihan - Epistaksis - Palpitasi - Poliuri - Proteinuri - Hematuri - Retardasi atau pertumbuhan

TERAPI

Marissa Ika

TUJUAN TERAPI
Secara keseluruhan tujuan penanganan hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan kematian Target nilai tekanan darahnya kurang dari 140/90 untuk hipertensi tidak komplikasi dan kurang 130/80 untuk penderita diabetes mellitus serta ginjal kronik TDS merupakan indikais yang baik untuk resiko kardiovaskular daripada TDD dan seharusnya dijadikan tanda klinik primer dalam mengontrol hipertensi

TERAPI NON FARMAKOLOGI

PENDEKATAN UMUM

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Penderita Prehipertensi dan hipertensi sebaiknya digunakan untuk memodifikasi gaya hidup, termasuk Penurunan Berat Badan jika kelebihan berat badan Melakukan diet makanan yang diambil DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) Mengurangi asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan 2.4 gram/hari (6 gram/hari NaCl) Melakukan aktivitas fisik seperti aerobic Mengurangi konsumsi alcohol Menghentikan kebiasaan merokok Penderita yang didiagnosis hipertensi tahap 1 atau 2 sebaiknya ditempatkan pada terapi modifikasi gaya hidup dan terapi obat-obatan secara bersamaan

TERAPI FARMAKOLOGI

HIPERTENSI

DIURETIK

DIURETIK
THIAZIDE
Penderita dengan fungsi ginjalnya kurang baik Laju Filtrasi Glomerulus diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen diuretic yang paling efektif menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan terakumulasi maka diuretic jerat henle perlu digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dannatrium tersebut

DIURETIK HEMAT KALIUM


Merupakan antihipertens yang lemah jika digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretic dikombinasikan dengan diuretic hemat kalium thiazide, diuretic hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretic lainnya

DIURETIK
Antagonis Aldosteron
Merupakan diuretic hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton)

DIURETIK
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis. Pengurangan volume plasma dan stroke volume berhubungan dengan diuresis dalam penurunan curah jantung dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama menyebabkan peningkatan resistensi perifer. Pada terapi diuretic pada hipertensi kronik, volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hamper kembali pada kondisi pretreatment. Penurunan pada resistensi vascular perifer bertanggung jawab atas efek hipotensi jangka panjang. Thiazide menurunkan tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi vascular perifer

TIASID CHLORTALIDON MG/HARI HIDROKLOROTIASID INDAPAMID LOOP DIURETIK FUROSEMID BUMETAMID

DIURETIK
1X 6.25 25 1 X 12.5-50 MG/HARI 1 X 1.25 2.5 MG/HARI 2 X 20 80 MG/HARI 2 X 0.5 4 MG/HARI 1/ 2 X 5 10 MG/HARI 1/ 2 X 50 100

HEMAT KALIUM AMILORID TRIAMTEREN MG/HARI ANTAGONIS ALDOSTERON SPRONOLAKTON EPLERENON

1/ 2 X 25 50 MG/HARI 1/ 2 X 50 100 MG/HARI

BERIKAN DIURETIK PADA PAGI HARI. CHLORTHALIDUN POTENSI 2X HCT

EFEK SAMPING TIASID DIURETIK : HIPOKALEMIA, HIPONATREMIA, PENINGKATAN GLUKOSA DAN URAT DAN KALSIUM PLASMA ES LOOP DIURETIK: HIPOKALEMIA, HIPONATREMIA, PENINGKATAN GLUKOSA DAN URAT , RASH, HPERSENSITIVITAS REAKSI ES DIURETIK HEMAT KALIUM: HIPERKALEMIA, GYNAECOMASTIA

SEDIAAN YANG BEREDAR


Hidroklortiazid : Hygroton

Furosemid : Arsiret Uresix

ACE INHIBITOR

Rusel Koyean

Pada sistem RAAS, ACE inhibitor bekerja dengan merintangi enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) yang mengubah AT I ke AT II.

OBAT ACE INHIBITOR


Kaptopril (Capozide)
T1/2 2-3 jam ES : Batuk Kering (ditawarkan oleh NSAID) Dosis : Hiperteinsi oral 1-2 dd 25 mg

Enapril (Tenazide)
T1/2 11 jam Dosis : Hiperteinsi oral 1-2 dd 5-10 mg

OBAT ACE INHIBITOR


Lisinorpril (Zestril)
T1/2 12 jam Dosis : Hiperteinsi oral 1 dd 10 mg

Fosinopril (Acenor-M)
Dosis 1 dd 10 mg

Ramipril (Tritace)
Dosis 1 dd 2,5 mg

ARB (ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER)


Obat2 ARB bekerja dengan memblok reseptor angiotensin sehingga angiotensin II yang dihasilkan pada Sistem RAAS bisa dicegah untuk berikatan dengan reseptor angiotensin (Antagonis Angiotensin II)

OBAT ARB
Contoh : Lorsartan, Valsartan, Candesartan, Irbesartan.

BETA BLOKER

Kristiana Y N

MEKANISME
Stimulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu penglepasan neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system saraf simpatis

Peningkatan Cardiac Output

Stimulasi reseptor beta1 pada nodus sinoatrial dan miokardiak meningkatkan laju jantung dan kekuatan kontraksi

betablocker akan mengantagonis semua efek tersebut sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

PENGOLONGAN

1. BETABLOCKER SELEKTIF ( CARDIOSELECTIVE BETABLOCKERS)


Bekerja hanya pada reseptor Beta-1 saja Contoh : Atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol

2. BETABLOCKER YANG NONSELEKTIF


memblok reseptor beta1 dan beta 2 penggunaannya pada pasien dengan riwayat asma dan bronkhospasma harus hati-hati Contoh : Propanolol

3. BETABLOCKER AGONIS PARSIAL


Memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik Memblok aktivitas beta saat aktivitas adrenergik meningkat dan menstimulasi beta saat istirahat

Kontraindikasi pd pasien pos miokardiak infark

Contoh :

Acebutolol, Carteolol, Penbutolol, Pindolol

EFEK SAMPING
Bradikardia, gangguan kontraktil miokard, dan tangakaki terasa dingin karena vasokonstriksi akibat blokade reseptor beta2 pada otot polos pembuluh darah perifer. Pada pasien diabetes militus tipe 1 meyebabkan menurunnya kesadaran terhadap gejala hipoglikemia, karena betablocker memblok sistem saraf simpatis yang bertanggung jawabuntuk memberi peringatan jika terjadi hipoglikemia.

PERINGATAN
Betablocker tidak boleh dihentikan mendadak melainkan harus secara bertahap, terutama pada pasien dengan angina, karena dapat terjadi fenomena rebound.

CALCIUM CHANNEL BLOKER

MEKANISME
Memblok Kanal Kalsium

influks ion kalsium ke dalam sel miokard turun

Menurunkan kontraksi selsel otot polos pembuluh darah


a k

Menurunkan kontriksi otot polos pembuluh darah

aka

Menurunkan sistem konduksi jantung,

akan menurunkan kontraktilitas jantung

PENGOLONGAN
Dihidropiridin, contoh : nifedipin, amlodipin antagonis terhadap kanal kalsium diotot polos Fenilalkilamin, contoh : verapamil Benzotiazepin, contoh : diltiazem antagonis terhadap kanal kalsium diotot jantung

EFEK SAMPING
Wajah menjadi merah , pusing dan pembengkakan pergelangan kaki, karena efek vasodilatasi oleh dihidropiridin. Ganguna saluran cerna karena influks ion kalsium, yang mengakibatkan gangguan gastrointestinal, termasuk konstipasi.

PENGHAMBAT RESEPTOR LFA-1

MEKANISME
memblok adrenoseptor alfa1 perifer, mengakibatkan efek vasodilatasi karena merelaksaasi otot polos pembuluh darah.

Contoh : Prasozin, terasozin, doxazosin

EFEK SAMPING
Menyebabkan hipotensi postural, yang sering terjadi pada pemberian dosis pertama kali.

ANTAGONIS ALFA2-PUSAT

Nurul Eka

Mekanisme kerja
Menurunkan tekanan darah pada umumnya dengan cara menstimulasi reseptor alfa 2 adrenergik di otak, yang mengurangi aliran simpatetik dari pusat vasomotor dan meningkatkan tonus vagal. Stimulasi reseptor alfa 2 presinaptik secara perifer menyebabkan penurunan tonus simpatetik. Oleh karena itu dapat terjadi penurunan denyut jantung, curah jantung, resistensi perifer total, refleks baroreseptor. Contoh : Clonidine,guanabenz, guanfacine, dan metyldopa Dosis rendah Clonidine,guanabenz, guanfacine dapat digunakan untuk menangani hipertensi ringan tanpa penambahan diuretik

Sediaan beredar
Klonidin : Clonidin(generik),Catapres, Dixarit Metildopa : Dopamet , Medopa , Tensipas ,Hyperpax

Catapres
Indikasi: Dosis: Krisis hipertensi. Tablet : Awal 0.075-0.15 mg/hari, dapat ditingkatkan setelah 2-4 minggu. Untuk hipertensi berat : dapat ditingkatkan 0.3 mg 3 kali/hari. Ampul : 0.2 mcg/kg berat badan/menit secara infus IV dengan kecepatan tidak lebih 0.5 mcg/kg berat badan/menit. Maksimal 0.15 mcg/infus. Bila perlu dapat diberikan 4 kali/hari.

Pemberian Obat: Kontra Indikasi: Perhatian:

Diberikan sebelum atau sesudah makan. Blok AV derajat 2 dan 3, sindroma sick-sinus. Penghentian obat secara tiba-tiba. Gangguan ritme dan konduksi sistem AV pada jantung, gagal ginjal, gangguan perfusi serebral atau perifer, depresi, polineuropati, konstipasi, gangguan dalam mengemudi atau mengoperasikan mesin. Rasa lelah, sedasi, mulut kering. Meningkatkan efek antihipertensi dari diuretik, vasodilator, -bloker. Dengan antidepresan trisiklik menurunkan TD. Dengan -bloker dan atau glikosidajantung menyebabkan disaritmia dan penurunan frekuensi denyut jantung. Ampul 1 mg/mL x 10

Efek Samping: Interaksi Obat:

Kemasan:

Dopamet ,

Komposisi: Indikasi: Dosis: Pemberian Obat: Kontra Indikasi: Perhatian: Efek Samping:

Methyldopa Hipertensi essensial ringan dan berat, hipertensi nefrogenik, hipertensi pada awal kehamilan. Awal : 1/2-1 tablet/hari, tingkatkan secara bertahap 1/2-1 tablet tiap 2-3 kali/hari. Diberikan sebelum atau sesudah makan. Hipersensitif, sirosis hati atau riwayat penyakit hati, hepatitis akut. Disfungsi ginjal berat, penyakit hati dan gangguan mental. Ruam kulit, mulut kering, sakit kepala, lesu, hidung tersumbat, gangguan saluran cerna, pusing, peningkatan berat badan, edema, impotensi.

Interaksi Obat:

Efek hipotensi dikurangi dengan obat simpatomimetik, antidepresan trisiklik, fenotiazid dan dipertinggi dengan diuretik tiazid, alkohol, I-dopa, vasodilator. Mempotensiasi kerja hipoglikemik dari tolbutamid.

Kemasan:

Tablet 250 mg x 100

Reserpin
Mekanisme kerja

Mengosongkan norepinefrin dari saraf akhir simpatik dan memblok transpor norepinefrin ke dalam granul penyimpanan. Pada saat saraf terstimulasi, sejumlah norepinefrin dilepaskan ke dalam sinap sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Dapat meyebabkan retensi natrium dan cairam dengan signifikan sehingga perlu diberikan bersama dengan diuretik thiazide

DELLASIDREX TABLET
Komposisi:

Indikasi:

Reserpin 0,1 mg, dihidralazin 10 mg, hidroklorotiazid 10 mg Semua tingkat dari hipertensi esensial atau hipertensi yang disebabkan karena gangguan ginjal Sehari 2-3x 1 tablet, sebaiknya diminum sesudah makan; bila perlu bisa dinaikkan sesuai dengan kasusnya Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat Pada permulaan pengobatan, kadang-kadang terjadi sumbatan hidung, gangguan lambung, perasaan lelah dan ngantuk Drag 100 x 1

Dosis:

Kontra Indikasi: Efek Samping:

Kemasan:

Vasodilator arteri langsung


Mekanisme kerja

Mengaktivasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor, meningkatkan denyut jantung, curah jantung dan pelepasan renin. Oleh karena itu, efek hipotensif dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan inhibitor simpatetik dan diuretik.
Penderita yang mendapatkan terapi obat ini sebaiknya mendapat terapi utama dengan diuretik dan beta adrenergik.

Contoh : Hydralazine dan Minoxidil

HYDRALAZIN E
Dapat menyebabkan sindrom ketergantungan dosis seperti lupus Efek samping : dermatitis, demam, hepatitis dan sakit kepala vaskular. Memiliki kegunaan yang terbatas terhadap pengobatan hipertensi

Minoxidil
Vasodilator yang lebih poten dibanding hydralazine Dapat meningkatkan denyut jantung, curah jantung, pelepasan renin dan retensi natrium. Efek samping : efusi perikardial dan perubahan nonspesifik gelombang-T pada ECG. Umumnya digunakan sebagai cadangan untuk mengontrol hipertensi yang sulit

INHIBITOR SIMPATETIK POSTGANGLION


Mekanisme kerja

Mengkosongkan norepinefrin dari terminal saraf simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Contoh : Guanethidin dan Guanadrel Efek samping : Disfungsi ereksi, diare dan vasokonstriksi. Memiliki peran kecil terhadap pengobatan hipertensi.

Algoritme terapi hipertensi


PILIHAN AWAL TERAPI TDK ADA INDIKASI KOMPLIKASI KOMPLIKASI HIPERTENSI TAHAP 1 HIPERTENSI TAHAP 2 ADA INDIKASI

DIURETIK, TIASID DIPERTIMBANGKAN ACE INHIBITOR SESUAI ARB BETABLOKER CCB ATAU KOMBINASI

KOMBINASI 2 OBAT OBAT UTK KOMPIKLASI UMUMNYA TIASID + ANTIHPERTENSI ACE INHIBITOR ATAU YG DIGUNAKAN
ARB ATAU BETABLOKER ATAU CCB KEBUTUHAN

TAMBAHAN
Kesimpulan algoritma : Pre-Hipertensi tidak memerlukan obat dalam medikasi cukup dengan terapi swamedikasi.

Pilihan obat untuk hipertensi tahap 1 adalah mengunakan obat tunggal, jika hipertensi menjadi semakin parah dan masuk pada tahap 2 maka pengombatan dilakukan dengan kombinasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.deherba.com/tipe-tipe-hipertensi.html http://gejalahipertensi.com/ Rahardja, Kirana, 2009, Obat-obat Penting, Jakarta : Elex Media.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai