STRUKTUR PRESENTASI
KONDISI UMUM CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KOTA BIDANG FISIK DAN TATA RUANG SAMPAI DENGAN TAHUN 2010 PERMASALAHAN POKOK PEMBANGUNAN KOTA BIDANG FISIK DAN TATA RUANG SASARAN PEMBANGUNAN KOTA BIDANG FISIK DAN TATA RUANG TAHUN 2011 PROGRAM KERJA PEMBANGUNANKOTA BIDANG FISIK DAN TATA RUANG TAHUN 2011
Catatan: Ruang lingkup pembangunan kota bidang fisik dan tata ruang: Urusan Pekerjaan Umum Urusan Perumahan Urusan Perhubungan Urusan Bidang Lingkungan Hidup Urusan Penataan Ruang
KONDISI UMUM CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN KOTA BIDANG FISIK DAN TATA RUANG SAMPAI DENGAN TAHUN 2010
Seiring dengan meningkatnya kemampuan keuangan daerah, maka kondisi jalan baik di kota Medan, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tren persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir menunjukan peningkatan, dimana pada tahun 2007 jalan kota dalam kondisi baik sebesar 66,10% an pada tahun 2010 diperkirakan telah mencapai 75,09%
URUSAN UMUM
II. DRAINASE
PEKERJAAN
Kondisi saat ini menunjukan bahwasanya terdapat 90 titik kawasan rawan genangan dengan total kawasan rawan genangan di Kota Medan seluas 1.782 Ha. Jaringan Drainase yang ada dikoya Medan saat ini terdiri dari saluran primer sepanjang 600 km; saluran sekunder 1.700 km dan saluran tertier 800 km (data tahun 2009) Dari kondisi yang ada di butuhkan pemeliharaan saluran primer sepanjang 600 km; saluran sekunder 1.700 km dan saluran tertier 800 km. Untuk kawasan utara Kota Medan, permasalahan yang ada berupa banjir rob/ pasang surut
URUSAN PERUMAHAN
I. PENGEMBANGAN PERUMAHAN PEMUKIMAN
Persentase rumah layak huni Kota Medan
dimana pada umumnya berada pada bantaran sungai dan rel KA terutama di pusat kota.
DAN
Upaya yang dilakukan Pemerintah kota Medan dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) salah satunya berupa penyediaan lahan bagi perumahan pada beberapa lokasi : Kecamatan Medan Labuhan seluas 203,8 Ha diantaranya di Kelurahan Nelayan Indah dimana telah dibangun 8 Ha untuk perumahan Nelayan sebanyak 1300 Unit, dan penimbunan lahan 3,3 Ha. Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan seluas 6 Ha telah dibangun Rusunawa 3 twinblok Kecamatan Medan Deli di kelurahan Tanjung Mulia seluas 3 Ha telah terbangun Rusunawa 1 twinblok
84.38
2010
Kawasan permukiman kumuh di Kota Medan saat ini diperkirakan mencapai 22,5% dari luas wilayah Kota Medan yang terdiri dari 88.166 unit rumah atau 13,62% dari jumlah rumah yang ada di Kota Medan. Kawasan permukiman kumuh tersebut tersebar di 145 titik lokasi,
URUSAN PERUMAHAN
I. PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN)
KORBAN JIWA
Luka-Luka 40 30 20 10 0 8 8 2 2006 5 0 2008 2009 19 4 4 2010 Meninggal Dunia 32
S
30
2007
aat ini Dinas Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran telah memiliki 4 pos pemadam kebakaran. Namun sarana tersebut masih dirasakan sangat kurang mengingat luas wilayah Kota Medan serta tata bangunan dan lingkungan yang kompleks.
terjadi sebanyak 90 peristiwa kebakaran di Kota Medan dan berhasil ditanggulangi. Telah dilakukan upaya dalam meminimasi dampak peristiwa kebakaran tersebut dengan tiba tepat waktu pada lokasi bencana (waktu responsive < 15 menit)
URUSAN PERUMAHAN
dengan system perpipaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Perumahan dan Permukiman serta PDAM Tirtanadi telah mencakup 68,41%. Kenaikan tersebut merupakan hasil program Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR) dan Master Meter yaitu program yang menyediakan air bersih bagi masyarakat kurang mampu melalui pembangunan sumur bor dan pemasangan pipa jaringan distribusi air.
URUSAN PERUMAHAN
Pelayanan air bersih
N o 1 2 3 4 5
Tempat Penyaluran Air Limbah (BAB) Cubluk Septic tank Saluran terbuka Jaringan pipa air limbah (Pemda) Jaringan pipa air limbah (masyarakat)
Secara umum, penduduk yang mempunyai akses sanitasi dasar yang memadai (tangki septic dan lubang tanah) telah mencapai 93,7% pada Tahun 2009. Kondisi demikian sudah sangat baik dibandingkan dengan data nasional sebesar 68,7% dan 81,22% untuk penduduk perkotaan (Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2007). Namun hal yang perlu dikhawatirkan bahwa masih terdapat 6,3 % yang membuang tinja di saluran terbuka antara lain di sungai/selokan, lahan terbuka/kebun/lahan kosong,pantai dan rawarawa. Dalam rangka meningkatkan rumah tangga bersanitasi, Pemeintah Kota Medan telah berupaya melalui pembangunan SANIMAS,MCK Plus, dan Septic tank terapung. Programprogram tersebut disertai dengan faislitasi pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan warga mampu untuk memelihara sarana sanitas yang telah terbangun.
URUSAN PERHUBUNGAN
Rasio Jumlah Angkutan Darat dan Jumlah Penumpang Angkutan Darat diKota Medan pada Tahun 2010 adalah sebesar 2,39%. Masih rendahnya disiplin pengguna kendaraan bermotor diindikasikan menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Rata-rata kenaikan angka kecelakaan lalu lintas per tahun dalam kurun waktu 2004-2009 berkisar 18%.
I.
Luas ruang hijau di Kota Medan masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan RTH sebesar 30% (amanat UU Penataan
Luas RTH Kota Medan saat ini masih sekitar 7,5 10%.
Ruang Nomor 26 Tahun 2007).
Pertumbuhan industry di Kota Medan ditenggarai cenderung hal ini berdampak (kesehatan). langsung terhadap kualitas
di Kota Medan untuk mempersiapkan dokumen dan UKL/UPL (Upaya pengelolaan dan pemantauanlingkungan) perlu ditingkatkan.
I.
program
pengendalian
polusi udara
antara lain pengujian polusi udara akibat aktivitas industri, uji emisi kendaraan bermotor, pengadaan alat kontrol kualitas udara dan free day.
terdapat sebanyak 32 kegiatan/usaha yang mengajukan dokumen AMDAL dan seluruhnya telah diproses
Hingga tahu 2010, atau telah memiliki dokumen AMDAL. Peningkatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kota Medan dan berdasarkan hasil pemantauan seluruh sungai yang melintasi
ada
yang
Kota Medan menyediakan RTH seluas 7.953 Ha atau 30% dari luas Kota Medan.
82.97 57.7
Tren persentase penanganan sampah di Kota Medan menunjukan penurunan pada kurun waktu 2007-2009. Penyebabnya antara lain Peningkatan volume timbulan sampah tidak diimbangi dengan penambahan penyediaan TPS sementara pembangunan TPS dilingkungan tempat tinggal mengalami penolakan olah warga setempat. Sistem pengangkutan sampah yang belum optimal dari Rumah Tangga TPS TPA.
Penyebaran fungsi dan pusat-pusat pertumbuhan belum sepenuhnya merata dan Hirarki jalan di dalam struktur ruang kota belum terintegrasi, sehingga secara system terdapat Bottle Neck atau sumbatansumbatan arus lalu lintas.
Perkembangan pusat-pusat pertumbuhan sejalan dengan perkembangan sector informal namun belum diantisipasi dengan penataan yang baik. Kondisi ini menyebabkan masalah lalu lintas.
Tersusunnya
21
Dokumen
RDTR
(Rencana Detail Tata Ruang) Kecamatan di Kota Medan dan proses penetapan PERDA RTRW
Kota Medan Tahun 2010-2030. Peningkatan koordinasi sistem perizinan yang dan integrasi
terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang antara lain sertifikasi tanah, pengucuran kredit perbankan, dll.
Perumahan
Masih rendahnya penyediaan rumah yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dimana terdapat 16,87% unit rumah tidak layakhuni. Masih terdapatnya kawasan permukiman yang belum tertata secara baik dimana terdapat 22,5% kawasan yang tergolong kawasan pemukiman kumuh. Tingginya harga tanah bagi penyediaan rumah Belum optimalnya system tanggap darurat bencana kebakaran Belum optimalnya peran serta masyarakat dan pencegahan bencana kebakaran dan bencana alamlainnya Defisit air dimana pemakaian air pada jam puncak bisa mencapai 1.921 liter/detik PDAM Tirtanadi belum mampu menambah produksi debit air. Keterbatasan lahan membangun sanitasi di kawasan padat permukiman.
PERMASALAHAN DI RUANG(LANJUTAN)
Urusan Perhubungan
BIDANG
FISIK
DAN
TATA
Lingkungan Hidup
Masalah Pokok Tingkat kemacetan lalu lintas di kota Medan yang semakin meningkat yang disebabkan antara lain pertumbuhan kenderaanyang tidak diimbangi dengan penambahan kapasitas jalan. Masih lemahnya kesadaran pengguna kendaraan dalam berlalu lintas. Parkir. Persamaan persepsi antar instansi terkait dalam menangani masalah lingkungan hidup masih belum sama mengakibatkan koordinasi antar instansi terkait juga belum berjalan sebagaimana mestinya. Masih kurang optimalnya pemanfaatan dan pencapaian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Medan, saat ini persentase RTH
Penataan Ruang
hanya 5% dari total luas lahan Kota Medan. Pemahaman masyarakat dan para pelaku usaha tentang pengelolaan lingkungan masih sangat rendah dimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan juga sangat rendah. Kurangnya kesadaran serta komitmen masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup. Penolakan warga akan keberadaan TPS yang kerap menimbulkan bau tidak sedap. Kesadaran warga menjaga kebersihan masih kurang. Sistem manajemen persampahan yang ada masih konvensional. Daya tampung TPA yang terbatas, sedankan volume timbulan sampah semakin meningkat. Saat ini hanya 80% dari total sampah yang dapat terlayani. Pengelolaan sampah di TPA yang masih menggunakan sistem terbuka (open dumping). Masih rendahnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan pertumbuhan wilayah. Belum adanya keterkaitan prasarana dan sarana perkotaan yang membentuk satu kesatuan pola menghubungkan seluruh wilayah Kota Medan.
SASARAN PEMBANGUNAN
Perhubungan
pencegahan dan pemadam kebakaran menjadi 100% Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran menjadi 70% Meningkatnya rumah tangga yang menggunakan air bersih menjadi 79,83% Meningkatnya rumah tangga bersanitasi menjadi 95% Meningkatnya tingkat okupansi angkutan umum menjadi 50% Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas Menurunnya tingkat kecelakaan lalu lintas di Kota Medan sebesar 10%
Penataan Ruang
0,270 Tersedianya kebijakan tentang RDTRK, RTRK, dan RTBL Tersedianya peraturan daerah tentang RTRW Kota Medan Meningkatnya rasio rumah ber-IMB tahun 2011 menjadi 50,90% Meningkatnya pembinaan penyelenggaraan penataan ruang oleh pemerintah daerah dan masyarakat Tersedianya
PROGRAM KERJA
4.
yaitu pembangunan saluran drainase/gorong-gorong di 21 kecamatan. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Talud/Bronjong Program ini bertujuan untuk memelihara saluran drainase termasuk talud/bronjong dalam kondisi baik guna meningkatkan kelancaran aliran melalui kegiatan pokok yaitu Rehabilitasi/pemeliharaan talud dan drainase di 21 kecamatan serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Pengawasan Dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan Program ini dimaksudkan untuk mengawasi serta menertibkan kegiatan masyarakat yang berpotensi merusak lingkungan melalui kegiatan pokok diantaranya pengawasan atas izin penggunaan ruang milik jalan, sosialisasi izin pemanfaatan air bawah tanah dan sosialisasi izin penyediaan ketenagalistrikan yang tidak terhubung jaringan transmisi nasional Kota Medan.
20.181.095
5.
165.000
4.
berbasis masyarakat. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program ini bertujuan untuk memelihara prasarana dan sarana dasar permukiman melalui kegiatan pemeliharaan jalan setapak dan drainase lingkungan. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran melalui pelatihan tenaga pemadam kebakaran serta penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran dan beberapa kegiatan penunjang lainnya.
3.000.000
5.
5.600.877
CATATAN :
Tidak seluruhnya pembiayaan kegiatan tersebut bersumber dari APBD Kota Medan karena jumlahnya yang terbatas oleh karena itu sumber pembiayaan juga diperoleh dari APBD Provinsi Suamtera Utara dan APBN.