BAB I PENDAHULUAN
Neuralgia Pasca Herpetika (NPH) adalah nyeri yang dirasakan di tempat penyembuhan ruam Herpes Zoster dan terjadi pada 9 % hingga 15 % pasien herpes zoster yang tidak diobati, dengan risiko yang lebih tinggi pada usia tua. Neuralgia pasca herpetika merupakan komplikasi dari infeksi Herpes Zoster. Herpes Zoster sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicela zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. 1 Nyeri yang terdapat pada NPH adalah, nyeri yang dapat menganggu tidur, mood, dan pekerjaan sehingga mempengaruhi kualitas hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberian terapi analgetik klasik tidak efektif terhadap neuralgia pasca herpes. Hal ini dapat dimengerti karena bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan adanya keterlibatan susunan saraf pusat pada NPH. 2
Gambar 1: Infeksi Herpes Zoster Virus Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 1
BAB II PEMBAHASAN
I. DEFINISI Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicela zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Neuralgia pascaherpetika adalah rasa nyeri yang ditimbulkan pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan seharihari.3 II. ETIOLOGI Virus varisella zoster merupakan salah satu dari delapan virus herpes yang menginfeksi manusia. Virus ini termasuk dalam famili herpesviridae.3 III. EPIDEMIOLOGI Penyakit ini terutama pada orang dewasa diatas 50 tahun, walau sekitar 5 10 % mengenai anak-anak. Insidensinya meningkat sesuai pertambahan usia. Menurunnya imunitas seluler karena usia lanjut merupakan faktor utama penyebab reaktivasi. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012 Page 2
mempengaruhi, kemungkinan kunjungan usia produktif ke RSCM lebih banyak dibandingkan dengan para lanjut usia. Insiden herpes zoster tidak tergantung musim. Namun sebuah survei serologis di negeri beriklim tropis menunjukkan seroprevalensi yang lebih rendah dibandingkan dengan negeri yang memiliki iklim lebih dingin, kemungkinan karena cuaca panas menghambat penyebaran virus.4
IV. PATOFISIOLOGI Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah lain tidak jarang. Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur lebih sering pada orang dewasa. Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.3 Infeksi herpes zoster dapat terjadi di ganglion Gasseri. Yang paling sering terkena adalah bagian ganglion Gasseri yang membentuk cabang opthalmika.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 3
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 4
Gambar 3: Infeksi Laten NPH1 V. MANIFESTASI KLINIK Sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala prodormal baik sistemik (demam, pusing, malaise), maupun gejala prodormal local (nyeri otot tulang, gatal, pegal, dan sebagainya. Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012 Page 5
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 6
NYERI ZOSTER
Gambar 4: Nyeri Zoster 1 Manifestasi klinis yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri yang sangat mengganggu penderitanya. Nyeri yang dirasakan dapat mengganggu pekerjaan pasien, tidur bahkan sampai mood sehingga nyeri ini dapat mempengaruhi kualitas hidup jangka pendek maupun jangka panjang pasien. Nyeri dapat dirasakan beberapa hari atau beberapa minggu sebelum timbulnya erupsi kulit. Keluhan yang paling sering dilaporkan adalah nyeri seperti rasa terbakar, parestesi yang dapat disertai dengan rasa sakit (disestesi), hiperestesia yang merupakan respon nyeri berlebihan terhadap stimulus, atau nyeri seperti terkena/ tersetrum listrik. Nyeri sendiri dapat diprovokasi antara lain dengan stimulus ringan/ normal, rasa gata-gatal yang tidak tertahankan dan nyeri yang terus bertambah dalam menanggapi rangsang yang berulang.7 Beberapa faktor resiko terjadinya neuralgia pasca herpetika adalah meningkatnya usia, nyeri yang hebat pada fase akut herpes zoster dan beratnya ruam Herpes Zoster. Dikatakan bahwa ruam berat yang terjadi dalam 3 hari setelah onset herpes zoster, 72% penderitanya mengalami neuralgia pasca herpetika. Faktor resiko lain yang mempunyai peranan pula dalam menimbulkan neuralgia pasca herpetika adalah gangguan sistem kekebalan tubuh, pasien dengan penyakit keganasan (leukimia, limfoma), lama terjadinya ruam.7 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012 Page 7
Gambar 4 : Lipschutz inclusion body2 VII. PENATALAKSANAAN Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotika. Indikasi obat antiviral adalah herpes zoster opthalmikus dan dengan pasien defisiensi imunitas mengingat komplikasinya. Obat yang biasa digunakan adalah asiklovir (dosis 5x800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari), valasiklovir (dosis 3x1000 mg sehari). Obat-obatan yang lebih baru adalah famsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu eliminasi lebih lama sehingga cukup diberikan 3x250 mg sehari. Obat-obat tersebut diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul. Untuk neuralgia pascaherpetika belum ada obat pilihan. Obat pertama yang dapat diberikan adalah untuk mengobati nyeri neuropatik pada pasien dengan neuropati perifer diabetic dan neuralgia pascaherpetika ialah pregabalin. Dosis awalnya Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 8
Page 9
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 10
bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Penatalaksanaan untuk NPH difokuskan pada penggunaan psikotropik dan antikonvulsan yang efektif untuk menurunkan kualitas nyeri. pengobatan topikal dapat pula digunakan. Neuralgia pasca herpetika dapat dicegah dengan penggunaan kortikosteroid dan antiviral seperti asiklovir yang dimulai selambatKepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012 Page 11
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 12
2000; 92-94.
5. Sidharta; Priguna dan Mardjono; Mahar. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ketileng Semarang Periode 30 Juli 2012 1 September 2012
Page 13