Otore pada pasien yang sudah mengalami perforasi yang lama sebelumnya, terkadang disertai dengan kolesteatoma
Cukup dengan evaluasi klinis, Terkadang bisa juga dilakukan CT Scan pada tulang temporal
Infeksi: Terjadi setelah berenang (Swimmers Ear), trauma lokal; nyeri yang jelas, makin buruk dengan traksi telinga
Alergi: Seringkali setelah menggunakan tetes telinga, lebih gatal, eritema, nyeri lebih ringan dibandingkan
yang infeksius
Post Timpanostomi
Setelah pemasangan tuba Cukup dengan evaluasi klinis timpanostomi, mungkin terjadi akibat paparan terhadap air
OTORE KRONIK
Diagnosis Banding Kolesteatoma Temuan Klinis Riwayat perforasi membran timpani, debris pada MAE Pendekatan Diagnosis Lanjut CT Scan, Kultur
Riwayat infeksi telinga yang sudah lama, Nyeri lebih ringan dibandingkan otitis eksterna, Jaringan granulasi, membran timpani immobile, perforasi membran timpani yang terlihat
Benda Asing
Biasa ditemukan pada anakanak, Drainasenya berbau tidak sedap, Benda asing dapat terlihat pada pemeriksaan otoskopi.
Mastoiditis
Sering demam, ada riwayat otitis media yang tidak ditangani atau ditangani tidak tuntas,
Discharge biasanya berdarah, nyeri ringan, Kadang lesi bisa dilihat pada MAE, Pada awalnya sering dibingungkan dengan Otitis Eksterna.
Anamnesis Harus ditanyakan sudah berapa lama kondisi ini terjadi untuk menentukan akut, subakut atau kronis Menanyakan apakah kondisi ini sudah sering terjadi atau baru pertama kali Pasien ditanyakan mengenai aktivitas yang dapat menyebabkan gangguan pada membran timpani (berenang, memasukkan benda, pemakaian cotton buds, penggunaan tetes telinga) Apakah ada riwayat trauma kepala? Apakah pasien mengalami Diabetes Mellitus atau penyakit-penyakit dengan immunocompromised?
Pemeriksaan fisik Vital sign, mencari adanya demam Pemeriksaan inspeksi telinga dan jaringan di sekitarnya, khususnya pada daerah mastoid untuk mencari ada atau tidaknya eritema dan edema Aurikula ditarik ke belakang dan tragus ditekan dan memeriksa apakah nyeri yang dikeluhkan semakin berat Pemeriksaan dengan menggunakan otoskop untuk menilai MAE dan membran timpani: Menilai karakteristik MAE untuk adanya lesi, jaringan granulasi atau benda asing Membran timpani diinspeksi apakah ada inflamasi, perforasi, distorsi atau tanda-tanda kolesteatoma
Pemeriksaan penunjang Jika sekret mukopurulen, dapat dilakukan kultur pada sekret untuk mengetahui bakteri penyebab Dapat dilakukan rontgen pada mastoid Dapat pula dilakukan CT Scan pada kepala