Anda di halaman 1dari 13

PATISIPATORY ACTION RESEARCH

N U R M U K H L I S H Z A K A R I YA

PENGANTAR

Dunia penelitian merupakan milik para akademisi (kampus), karena para pemikir atau ilmuwan besar lahir dan berada di kampus, yg berperan besar dalam proses perubahan sosial Para intelektual kampus biasanya mengedepankan cara berfikir ilmiah sehingga muncul klaim seolah hanya para akedemisi yang paling shahih atau absah melahirkan ilmu pengetahuan. Sementara di luar kampus sebagai yg lain (the others) yang tak berpengetahuan ilmiah. Posisi ini tentu saja melahirkan relasi kuasa pengetahuan, sehingga yg punya keahlian tertentu jauh memiliki pengaruh dibandingkan dengan suara rakyat kebanyakan. Dasawarsa terakhir lahir intelektual generasi baru, baik dalam kampus atau yg berkiprah di luar kampus menjadi kekuatan civil society melancarkan suara kritis, riset yang kritis untuk mendorong tindakan pembebasan atas kolonisasi, kapitalisasi atas masyarakat.

Bagaimana IP lahir dan Direproduksi?

Pengetahuan yang direproduksi oleh masyarakat awam (pengetahuan praktis). Bentuknya melalui percakapan, gosip dan sejenisnya. Pengetahuan yang direproduksi kaum akademisi melalui pendekatan metodologis dan sistematis yang melahirkan pengetahuan teoritis. Aspek metodologis menjadi kata kunci yang membedakan bentuk atau jenis (ilmu) pengetahuan di dalam mendorong keberpihakan. Apakah nantinya berpihak pada ilmu untuk ilmu, ilmu untuk kekuasaan atau ilmu untuk mendorong pembebasan atas perbaikan nasib rakyat.

Jenis Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian akademis (academic research): bertujuan untuk memperkaya pengetahuan tentang kenyataan sosial, melalui metode yang menjadikan masyarakat sebagai obyek kajian. Prinsip yang dikedepankan adalah obyektifitas, netralitas sebagai turunan dari filosofi ilmu harus bebas nilai. Hasilnya adalah ilmu untuk kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan dapat dipergunakan oleh siapa saja. Metodologi penelitian kebijakan (policy research); bertujuan untuk melaksanakan rekayasa sosial. Umumnya dilakukan oleh para politisi, dan birokrasi pemerintah dalam melakukan program-program pembangunan

Metodologi penelitian semi partisipatoris; bertujuan untuk membongkar pengetahuan yang melegitimasi praktek pembangunan yang menindas rakyat kecil, membangun kesadaran kritis terhadap kelompok sasaran. Namun belum sampai pada upaya untuk melakukan transformasi sosial. Metodologi penelitian partisipatoris (partisipatory research); bertujuan untuk membongkar pengetahuan yang melegitimasi praktek pembangunan yang menindas rakyat kecil sambil melakukan proses transformasi sosial. Metode yang digunakan partisipatif, yakni peneliti dengan masyarakat yang diteliti memiliki kesetaraan dan saling bekerjasama. Di sini masyarakat (perwakilan) diposisikan sebagai peneliti atas kasus yang alaminya. Hasil yang diharapkan adalah adanya tindakan kritis untuk mendorong perubahan sosial yang memperkuat warga atau komunitas yang marginal.

Asal-Usul PAR

Kemmis dan Mc Taggert (1988), Zuber-Skerrit (1992), Holer dan SchwartzBarcott (1993) menyatakan bahwa action research berasal dari Kurt Lewin, seorang psikolog Amerika. McKernan (1988 ; seperti dikutip dalam MecKernan ; 1991) menyatakan bahwa action research sebagai sebuah method of inquiry telah berkembang pada abad lalu dan studi literatur memperlihatkan dengan jelas dan meyakinkan bahwa action research berakar pada derivatif dari metode ilmiah yang berhulu kepada gerakan ilmu pendidian pada akhir abad 19. (McKernan 1991:8). McKernan (1991) juga menyatakan bahwa ada bukti bahwa dimana penggunaan action research oleh sejumlah reformis sosial sebelum Lewin, seperti Collier tahun 1945, Lippitt and Radke tahun 1946 dan Corey tahun 1953. Mc Taggert (1992) mensitasi karya Gstettner and Alltricher menggunakan group participation pada tahun 1913 pada sebuah inisiatif pengembangan komunitas prostitusi di Vienna. Freideres (1992) memasukan konsep participation research yang muncul tahun 1970 dari pengembangan lebih lanjut pengalaman negara berpenghasilan rendah.

Kurt Lewin pada tahun 1940-an membuat teori action research, yg menjelaskan bahwa dalam rangka memahami dan merubah paksis-praksis sosial tertentu, ilmuwan sosial harus memasukkan praktisioner dari dunia sosial nyata dalam semua fase penyelidikan (McKernan 1991). Konstruksi dari teori action research oleh Lewin ini membuat action research menjadi sebuah metode penyelidikan yang dapat diterima (McKernan 1991).

Paradigma PAR
PAR merubah cara berpikir kita tentang penelitian dengan menjadikan penelitian sebuah proses partisipasi PAR adalah proses dengan mana komunitas-komunitas berusaha mempelajari masalah secara ilmiah dalam rangka memandu, memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan aksi mereka.

Features PAR

Participation mengambil bentuk inquirer decision-making yang menggunakan the principle of equity (dipahami sebagai co-existence and self determination) untuk membawa divergent contextual factors dan divergent interpretations dari metodologi ke dalam tugas menggeneralisasi data (subscribing to the relativist characteristic of the paradigm). Action adalah direct experience dari partisipan dengan isu sebagaimana dipresentasikan dalam setiap kehidupan sehari-hari, dan bagaimana participatory action research methods dapat melibatkan secara langsung partisipan dengan dunia mereka. Research adalah process and form menghasilkan pengetahuan dalam empat domain pengetahuan: experiental, presentational, propositional, practical (John Heron 1996), dan sebagaimana diarahkan oleh partisipan untuk pelananan terbaik bagi kepentingan masyarakat. Pengetahuan dikembangkan melalui dialog reflektif dan analisis kritis yang dilakukan oleh partisipan yang terlibat dalam aksi (subscribing to the hermeneutic and dialog characteristic of the paradigm).

Pengertian Participation Action Research (PAR)

PAR(Participation Action Research) adalah suatu metoda penelitian dan pengembangan secara partisipasi yang mengakui hubungan sosial dan nilai realitas pengalaman, pikiran dan perasaan kita. Penelitian ini mencari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial. PAR(Participation Action Research) adalah penelitian oleh, dengan, dan untuk orang bukan penelitian terhadap orang. PAR adalah partisipatif dalam arti bahwa ia sebuah kondisi yang diperlukan dimana orang memainkan peran kunci di dalamnya dan memiliki informasi yang relevan tentang sistem sosial (komunias) yang tengah berada di bawah pengkajian, dan bahwa mereka berpartisipasi dalam rancangan dan implementasi rencana aksi itu didasarkan pada hasil penelitian. PAR(Participation Action Research) dikenal dengan banyak nama, termasuk partisipation research, action research, collaborative inquiry, collaborative action research, emancipatory research, action learning, contextual action research; semuanya itu hanyalah variasi dalam tema yang sama.

Pengertian Dasar Participation Action Research

Sebuah gerakan dengan semangat pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi dan relasi kekuasan yang menghambat manusia mencapai perkembangan harkat dan martabat kemanusiaannya; Sebuah proses dimana kelompok sosial kelas bawah mengontrol ilmu pengetahuan dan membangun kekuatan politik malalui pendidikan orang dewasa, penelitian kritis dan tindakan sosial-politik; Proses masyarakat membangun kesadaran diri melalui dialog dan refleksi kritis; Riset sosial dengan prinsip: Produksi pengetahuan oleh komunitas mengenai agenda kehidupan mereka sendiri, partisipasi dalam pengumpulan dan analisa data, dan kontrol mereka terhadap penggunaan hasil riset. Orientasi komunitas lebih pada proses perubahan relasi sosial (Transformasi sosial)

Beberapa Pendapat

Kurt Lewin, (1947) , pencetus terminologi Action Research AR adalah proses spiral yang meliputi ; perencanaan tindakan yang melibatkan investigasi yang cermat ; pelaksanaan tindakan ; penemuan fakta-fakta tentang hasil dari tindakan ; dan penemuan makna baru dari pengalaman sosial. Corey, (1953) , Action Research adalah proses dimana kelompok sosial berusaha melakukan studi masalah mereka secara ilmiyah dalam rangka mengarahkan, memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan tindakan mereka. Hopkins, (1985) , dimaksudkan untuk mengkontribusikan baik pada masalah praktis pemecahan masalah maupun pada tujuan ilmu sosial itu sendiri dengan mengkolaborasikan didalamnya yang dapat diterima oleh kerangka kerja etik. Peter Park, (1993) , para penguatan rakyat melalui penyadaran diri untuk melakukan tindakan yang efektif menuju perbaikan kondisi kehidupan mereka.

PRINSIP PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)


Sarri dan Sarri(1992)
1.

2. 3.

4.

5. 6.

7.

Participatory : organisasi dan warga komuniti secara aktif terlibat dalam berbagai aspek penelitian. Prioritas utama kondisi dan isu diidentifikasi oleh warga Empowering : organisasi dan warga komuniti adar akan sumberdaya, situasi dalam memanfaatkan strategi untuk merubah sitem sosial Experimental : pengalaman dan pengetahuan warga dalam mengungkapkan dan menrefleksikan kondisi yang mempengaruhi hidup mereka Co-learning : baik peneliti maupun warga terlibat dalam membangun ekplanasi dari situasi dengan mengunakan pengetahuan utk sistem sosial (Israel, Schurman, & House, 1989) Creative : riset dan warga terlibat dalam proses kolaborasi dimana pengetahuan akan bertambah pedoman rencana aksi Collaborative : Peneliti dan warga komuniti terlibat dalam dukungan kerjasama kelompok baik masukan pengetahuan dan pengalaman dalam menidentifikasi kebutuhan , perencanaan, implementasi dan solusi evaluasi Political Active : relasi kekuasaan dengan memberi akses pada warga komuniti

Anda mungkin juga menyukai