Anda di halaman 1dari 0

ANOTASI BIBLIOGRAFI

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010




MATA KULIAH: EVALUASI KURIKULUM
DOSEN: PROF. DR. H. S. HAMID HASAN, M.A.




oleh:
PEPEN PERMANA
NIM: 0809734
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 1

1. Judul buku: Curriculum and Assessment
Editor: David Scott
Penerbit: Ablex Publishing (2001)
Buku yang merupakan bunga rampai ini menelaah hubungan antara kurikulum
dan asesmen, dan mengadopsi pendakatan komparatif dan pendekatan lintas
sektor. Kontributor dalam buku ini berasal dari berbagai negara, mencurahkan
buah pikirannya yang terfokus pada sektor sistem pendidikan primer, sekunder,
pascasarjana, dan universitas. Buku ini mengupas perdebatan tentang penilaian
dan kurikulum terkait pada sistem pendidikan di seluruh dunia dan berargam
bangiannya. Beberapa perdebatan yang dimaksud dalam buku ini meliputi
penilaian sumatif versus formatif; diferensiasi versus inklusi; kerangka penilaian
psychometric versus holistik; penilaian konteks versus dekontekstualisasi;
pendekatan belajar proses-simbol versus kognisionis; penilaian integral versus
penilaian koneksi; penilaian high stakes versus penilaian low stakes. Para penulis
dalam buku ini berasal dari berbagai perspektif dan dari latar belakang yang
berbeda. Buku ini bukan untuk mencapai kesepakatan tentang kerangka kerja
penilaian dan kurikulum, tetapi untuk mengungkap berbagai perdebatan yang
dimaksud di atas dan mengembangkan kerangka kerja baru untuk memahami isu-
isu penting ini.
***

2. Judul buku: Evaluation in Education
Penulis: Darlene Russ-Eft, Hallie Preskill
Penerbit: Perseus Publishing (2001)
Evaluasi bisa berarti banyak hal untuk banyak orang, dan dalam buku ini,
ditunjukkan bagaimana praktek evaluasi dapat secara efektif menginformasikan
pengambilan keputusan dan tindakan di dalam organisasi, khususnya seputar
masalah pembelajaran, performansi, dan perubahan. Namun demikan, isi buku
juga merefleksikan mencerminkan peaktek evaluasi secara umum, yang dengan
demikian dapat juga membantu dalam bidang lain dalam konteks organisasi.
Filosofi dan ide-ide yang memengaruhi tulisan ini, cara berpikir, dan praktik
didasarkan pada asumsi-asumsi dan keyakinan tertentu yang didapatkan selama
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 2

melakukan pekerjaan evaluasi. Ini menunjukkan bahwa evaluasi harus memiliki
karakter sebagai berikut: berorientasi pada pembelajaran, terintegrasi pada
praktek perkerjaan sehari-hari, inklusif, terfokus pada stakeholder, beroriantasi
pada perubahan, berkelanjutan, bermanfaat, terfokus pada pembangunan
kapasitas, didasarkan pada realitas organisasi, berorientasi pada proses dan
produk, kontekstual, dinamis, berorientasi sistem, berorientasi pada perbaikan,
kolaboratif dan partisipatoris, holistik, adaptif dan fleksibel, bermakna, dan
responsif.
***

3. Judul buku: Evaluation: A Systematic Approach
Penulis: Peter Henry Rossi, Dr. Howard E. Freeman, Mark W. Lipsey
Penerbit: Sage Publications (1998)
Buku ini membahas evaluasi secara komprehensif yang merupakan hasil dari
hampir empat dekade penelitian dan revisi hingga mencapai tujuh edisi. Buku ini
membahas konsep dan prinsip-prinsip evaluasi. Di sini juga mengkaji pengantar
dalam bidang evaluasi, sejarah singkat dan asal usulnya, komponen penting dalam
evaluasi, teori dan desainnya. Penulis membuat banyak usaha untuk memberikan
kerangka teoritis yang umum namun ternyata apa yang ditulikan di sini terlalu
general dan tidak terdapat instruksi yang jelas tentang bagaimana seharusnya
memulai evaluasi atau bagaimana seharusnya dilanjutkan. Mungkin hal ini
berguna untuk perantara para akademisi dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu,
dan juga bermanfaat bagi mereka yang tertarik dalam penyelesaian, atau mampu
memahami dan menangani isu-isu teoritis dan metodologis yang melekat dalam
setiap evaluasi belajar.
***

4. Judul buku: Participatory Evaluation in Education
Editor: J.Bradley Cousins, Lorna M.Earl
Penerbit: Taylor & Francis e-Library (2005)
Buku ini berbicara tentang perubahan dalam organisasi pendidikan, khususnya
mengenai kesadaran integrasi pada operasi normal sekolah dan sistem sekolah
dari proses yang sangat deliberatif mengenai inkuiri sistematis dan metode
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 3

penelitian terapan. Dalam buku ini kita bisa menggali apa yang peneliti, baik yang
digunakan secara internal di dalam sistem atau di luar kapasitas tertentu, dapat
membawa kepada proses perubahan dan bagaimana apa yang dihasillkan dapat
diterima. Garis besar buku ini merefleksikan secara kritis tentang proses yang
penulis sarankan. Pada bagian awal, buku ini mendeskripsikan kisah sukses penulis
dan berbagi pendapat tentang peran penelitian terapan dan peran peneliti dalam
konteks organisasi pendidikan. Kemudian buku ini menyajikan seperangkat studi
empiris asli dengan data yang terkumpul, yang sebagian besar berasal dari guru,
administrator sekolah, peneliti dan administrator tingkat wilayah; dan dari mereka
yang terlibat langsung atau yang berminat pada proses penelitian kolaboratif.
Melalui pendapat mereka kita dapat menambah pengetahuan kita tentang
kepekaan dan potensi kelangsungan hidup 'evaluasi partisipatif' sebagai suatu
pendekatan dengan perubahan organisasi di bidang pendidikan.
***

5. Judul buku: Teacher Evaluation, To Enhance Professional Practice
Penulis: Charlotte Danielson, Thomas L. McGreal
Penerbit: Association for Supervision and Curriculum Development
(2000)
Beberapa kasus menunjukkan bahwa ada indikasi masalah yang cukup besar
dalam sistem evaluasi guru saat ini. Meski dibangun dengan seksama, sistem ini
tampak membebani dan tak membantu guru yang ingin mengenmbangkan
kinerjanya. Sistem ini juga tidak banyak membantu para administrator dalam
membuat keputusan yang sulit mengenai performansi guru. Kekurangan-
kekurangan tersebut ditelaah dalam enam hal, yakni kriteria yang terbatas dan
usang, jarangnya kesempatan untuk berbagi mengenai nilai-nilai dan asumsi
tentang pengajaran yang baik, kurangnya ketepatan dalam mengevaluasi
performansi, adanya komunikasi satu arah yang hierarkis, tak ada diferensiasi
antara praktisi pemula dan berpengalaman, terbatasnya kepakaran administrator.
Akibatnya guru menjadi kurang jujur mengungkapkan kesulitan yang dialami,
karena takut akan dicap sebagai kelemahan pada saat dievaluasi.
***
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 4


6. Judul buku: Linking Teacher Evaluation and Student Learning
Penulis: Pamela D. Tucker, James H. Stronge
Penerbit: Association for Supervision and Curriculum Development
(2005)
Buku ini disusun atas dasar keyakinan akan pentingnya mengukur hasil belajar
siswa dalam rangka menilai kualitas guru, yang telah dilakukan selama bertahun-
tahun di beberapa sekolah demi mencapai meraih hasil evaluasi guru yang
bermakna. Secara intuitif kita tahu bahwa guru yang benar-benar efektif adalah
mereka yang dapat memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan siswa
sehari-hari, dan dalam kehidupan pendidikan dan karirnya. Secara empiris seorang
guru yang efektif adalah yang memiliki pengaruh langsung dalam
meningkatkatkan kualitas belajar siswa. Berdasarkan penelitian bertahun-tahun
mengenai guru yang efektif dapat dikatakan bahwa guru yang efektif bukan hanya
yang mampu membuat siswa merasa nyaman belajar dan bersekolah, tapi juga
mereka yang berkarya yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa. Karakteristik
guru yang sukses menurut buku ini adalah mereka yang memiliki: kemampuan
verbal, pengetahuan akan materi, pengetahuan pedagogis, status sertifikasi,
keahlian dalam menggunakan serangkaian strategi mengajar, dan antusias dalam
bidang mereka.
***

7. Judul buku: The Case for Commitment to Teacher Growth: Research On
Teacher Evaluation
Penulis: Richard J. Stiggins, Daniel Linden Duke
Penerbit: State University of New York Press (1987)
Evaluasi guru adalah kunci dalam peningkatan kualitas sekolah. Demi meraih
keunggulan pendidikan melalui peningkatan pengembangan professional guru,
maka kontribusi potensial dari guru terhadap proses evaluasi dalam rangka
pengembangan tersebut tidak dapat diabaikan. Kontribusi tersebut selalu
dikesampingkan dalam beberapa tahun ke belakang. Buku ini merupakan hasil
penelitian selama tiga tahun yang menginvestigasi mengapa evaluasi tidak
berhasil dalam meningkatkan pengajaran dan bagaimana prosedur evaluasi perlu
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 5

diubah demi meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan guru. Disajikan
empat studi demi membagi evolusi cara berpikir untuk merevisi proses evaluasi.
Tahap awal merupakan review yang komprehensif mengenai literatur-literatur
penelitian tentang evaluasi guru. Tahap kedua adalah studi mendalam tentang
sistem evaluasi guru. Tahap selanjutnya terfokus pada pengalaman evaluasi dari
beberapa guru yang diuntungkan oleh evaluasi yang sukses. Dan tahap terakhir
mengeksplorasi unsur dan dampak pengalaman evaluasi dari para guru dalam
jumlah yang lebih besar.
***

8. Judul buku: Evaluation, Language Teaching: a Scheme for Teacher
Education
Penulis: Paula Rea-Dickins, Kevin Germaine
Penerbit: Oxford University Press (1993)
Dua pendekatan yang disarankan dalam menyelenggarakan evaluasi adalah: (1)
pendekatan berbasis pengukuran yang menekankan pada pengujian hipotesis
dengan menggunakan prosedur seperti tes yang hasilnya bisa dianalisis secara
statistic. Jenis evaluasi berorientasi pada produk dan kesimpulan yang bersifat
luas, lebih terfokus pada akhir daripada maknanya. (2) pendekatan berbasis
deskripsi database yang cakupan utamanya adalah mengumpulkan informasi baru
dengan maksud membentuk wawasan baru pada aspek pengajaran dan
pembelajaran bahasa. Hasil yang hanya dinyatakan dalam makna kuantitatif
memiliki nilai terbatas dalam jenis studi ini, di mana informasi yang bersifat
kualitatif, dalam bentuk deskripsi ataupun eksplanasi, berpotensi bersifat lebih
informatf. Hal ini dipandang perlu karena perhatian utamanya adalah menangkap
dan memahami realitas yang terjadi di dalam kelas demi mempertahankan apa
yang telah berfungsi dan membuat perubahan-perubahan yang sesuai.
Guru berperan sangat penting dalam proses evaluasi, khususnya ketika
mengevaluasi aspek-aspek dalam praktek di kelas. Inkuiri dalam skala kecil dalam
jalur penelitian tindakan berfungsi untuk mengklarifikasi isu-isu penting di bidang
pedagogis. Hal ini dapat berkontribusi pada kurikulum yang berlaku secara lebih
efektif dan efisien. Peran ahli eksternal dalam hal ini lebih dibatasi, karena
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 6

kontribusi dari guru dianggap lebih penting.
***

9. Judul buku: Approaches to Evaluating Teacher Effectiveness: A Research
Synthesis
Penulis: L. Goe, C. Bell, O. Little
Penerbit: National Comprehensive Center for Teacher Quality (2008)
Sebuah hasil penelitian tentang efektivitas guru, yang hasilnya dipresentasikan
dengan implikasi kebijakan dan saran-saran praktis bagi mereka yang
berkecimpung dalam evaluasi kefektifan guru. Sebagai kesimpulan, penulis
merekomendasikan suatu pengukuran yang tidak menekankan pada pertambahan
nilain (de-emphasis on value-added measures) dan suatu penekanan pada
pengukuran ganda dan definisi yang luas mengenai efektifitas guru. Efektifitas
guru diukur berdasarkan skor tes yang terstandarisasi. Guru yang efektif adalah
guru yang: (1) Memiliki ekspetasi tinggi / membantu siswa belajar (yang
ditunjukkan melalui skor tes); (2) berkontribusi pada kehadiran regular, promosi,
dan perilaku kooperatif; (3) menggunakan beragam sumber belajar, menilai
pembelajaran siswa, dan senantiasa mengadaptasi pembelajaran; (4) mendukung
keragaman dan berpola piker madani; (5) berkolaborasi demi mendukung siswa
belajar. Kriteria dalam mengukur keefektifan adalah valid, komprehensif, general,
bermanfaat, praktis, reliable, dan kredibel. Tujuh metode dalam mengevaluasi
pengajaran: observasi kelas, evaluasi kepala sekolah, artefak instruksional,
portofolio, evaluasi diri, survey pada siswa, model pertambahan nilai.
Buku ini juga membahas beberapa contoh instrument yang spesifik menerapkan
strategi dan memberikan konsiderasi dalam implementasinya, yang harus
komprehensif, berbasis konteks, dan bersifat formatif dalam melakukan asesmen.
Beberapa saran yang diajukan antara lain: harus menggunakan pengukuran yang
beragam, pertimbangkan tujuan pengukuran, harus diingat bahwa validitas bukan
hanya untuk instrument saja juga untuk implementasinya, libatkan stakeholder
dalam mengambil keputusan , dan antisipasi biaya yang harus dikeluarkan.
***


Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 7

10. Judul buku: Rush to Judgment: Teacher Evaluation in Public Education
Penulis: T. Toch, R. Rothman
Penerbit: Education Sector / www.education sector.org (2008)
Masalah yang dialami dalam hal evaluasi guru saat ini adalah bahwa sertifikat
pengesahan dianggap lebih bernilai dari pada performansi; jadwal single-salary
menyebabkan sertifikasi menjadi over quality; evaluasi guru menempati prioritas
rendah; evaluasi biasanya hanya berisi observasi kilat dengan sistem ceklist; skor
tes standar adalah cara yang langsung dalam menilai performansi, akan tetapi
hanya setengah dari jumlah guru yang ada yang dites dengan tes tersebut, tes
standar hanya mengukur skill tingkat dasar, dan jika berpatokan pada skor tes ini
tidak tercermin input dari siswa. Penulis kemudian menyarankan penggunaan
suatu model baru dalam usaha untuk mengungkap kompleksitas pengajaran yang
disebut dengan Praxis III. Model ini menggunakan empat kategori utama, yakni
perencanaan dan persiapan, lingkungan kelas, pembelajaran, dan tanggung jawab
profesional. Kategori ini kemudian dikembangkan menjadi 22 thema (seperti
pengetahuan akan bidang studi, motivasi siswa dsb.) dan 77 skill kunci (seperti
pengelompokkan siswa, penyediaan umpan balik dari siswa dsb.). Untuk setiap
skill tersebut model ini menyarankan penilaian rubric, seperti tidak memuaskan,
mendasar,mahir, dan unggul.
***

11. Judul
Artikel:
Identifying Effective Teachers Using Performance on The Job.
Penulis: R. Gordon, T.J. Kane, D.O. Staiger
Penerbit: The Brookings Institution (2006)
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sertifikasi tidak sama dengan efektivitas.
Dengan demikian guru yang efektif harus diidentifikasi berdasarkan kinerja
mereka. Artikel ini menyarankan bahwa banyak guru yang harus dievalusi
berdasarkan kinerjanya. Hal ini tentu saja membutuhkan pengukuran yang
konsisten dan reliable terhadap performansi guru. Penulis artikel ini memberikan
lima rekomendasi yang spesifik, yakni;
1. Rintangan untuk memasuki dunia profesi guru harus dikurangi.
Pengetahuan akan konten memang penting, akan tetapi sertifikasi tidak harus
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 8

dibutuhkan bagi guru baru yang akan datang. Penulis berpendapat bahwahai
ini akan meningkatkan kualitas dan mengantisipasi kurangnya jumlah guru.
2. Guru yang tidak efektif jangan langsung diberi ikatan dinas.
Para guru harus diranking berdasar pada skor tes value-added. Guru yang
berada pada kelas bawah jangan dipertahankan. Kepala sekolah dapat
mempertahankan guru kelas bawah hanya dengan ijin dinas setempat. Dengan
demikian sekolah akan mengontrak guru baru yang belum siap untuk ikatan
dinas.
3. Tunjangan harus dibayarkan pada guru yang berkualitas tinggi dengan batasan
tertentu.
Guru yang berada pada tingkat atas harus diberi tunjangan yang sesuai.
4. Setiap guru harus dievaluasi dengan alat ukur yang beragam.
Rekomendasi ini bergantung pada definisi dan pengukuran efektifitas.
Tantangan dalam mendefinisikan/mengukur efektifitas meliputi keseimbangan
dalam subjektifitas dan objektifitas, penggunaan faktor kontrol, mengevaluasi
guru yang baru lulus, standar antara absolute dan relatif, dan kepastian
kualitas, ekuitas, dan partisipasi guru, peran kepala sekolah, dan evalusi
pemerintah daerah dan sekolah.
5. Dana bantuan pemerintah harus senantiasa membantu pemerintah daerah
yang menautkan performansi siswa dengan guru secara individu. Pemerintah
daerah memerlukan sistem data dan asistensi teknis, dan pemerintah pusat
harus menyediakannya.
***

12. Judul buku: Improving Instruction through Effective Teacher Evaluation:
Options for States and Districts.
Penulis: C. Mathers, M. Oliva, S. W. M. Laine
Penerbit: National Comprehensive Center for Teacher Quality (2008)
Penelitian menunjukkan bahwa pengajaran yang efektif dapat mengantarkan pada
prestasi siswa. Akan tetapi skill spesifik yang mengarahkan siswa berprestasi
tersebut belum teridentifikasi secara sistematis. Evaluasi guru harus mengukur
strategi, perilaku, dan konten yang berhubungan dengan belajar siswa. Penulis
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 9

menyarankan pentingnya digunakan pengukuran yang bervariasi, yang meliputi:
perencanaan pembelajaran, observasi kelas, asesmen diri, asesmen portofolio,
data prestasi siswa, dan review sampel kerja siswa. Di sini juga diungkapkan
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pengukuran tersebut. Buku ini juga
membahas mengenai reliabilitas dan validitas alat pengukuran.
Buku ini memberikan rekomendasi praktis mengenai evaluasi, yakni bahwa (1)
yang sebaiknya melakukan evaluasi adalah bukan satu evaluator saja, tapi juga
melibatkan mereka yang dalam hal konten dan pembelajaran; (2) guru sebaiknya
dievaluasi secara berkala, empat sampai lima kali; (3) para evaluator harus dilatih
mengenai rubric dan karakteristik/perilaku yang diukur; (4) komunikasi yang
sistematis harus terjalin sebelum, selama, dan sesudah evaluasi. Guru juga harus
dilibatkan dalam perancangan dan implementasinya; (5) penilaian sumatif (untuk
kepentingan umpan balik) dan formatif (untuk pengambilan keputusan) sama-
sama penting, dan evaluasi harus berhubungan dengan pengembangan
professional.
***

13. Judul
artikel:
State Policies on Teacher Evaluation Practices in the
Midwest Region.
Penulis: C. Brandt, J. Thomas, M. Burke
Alamat: http://ies.ed.gov/ncee/edlabs (2008)
Artikel ini berisi tentang deskripsi kebijakan negara bagian mengenai evaluasi guru
di tujuh negara bagian, yakni Illinois, Indiana, Iowa, Michigan, Minnesota, Ohio
dan Wisconsin berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan selama Juni-Agustus
2007. Semua negara bagian memperbolehkan dilakukannya kontrol local,
sementara beberapa negara bagian memiliki kebijakan resmi yang memandu
pelaksanaan evaluasi guru. Negara-negara bagian tersebut diteliti dengan
menggunakan karakteristik sistem evaluasi guru yang meliputi: standar evaluasi
guru dan kriteria performansi guru, kriteria spesifik yang dievaluasi, sumber
eksternal yang digunakan untuk menginformasikan evaluasi, pelatihan yang
dibutuhkan evaluator, kebijakan evaluasi yang berbeda untuk area
konten/populasi khusus, proses evaluasi guru, frekuensi evaluasi, alat evaluasi
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 10

yang digunakan, metode yang disarankan/dibutuhkan, responsibilitas dalam
pelaksanaan evaluasi, komunikasi kebijakan evaluasi pada guru, pelaporan hasil,
prosedur penyampaian keluhan bagi guru. Selain itu artikal ini juga memberikan
detail tambahan pada setiap kategori umum, yakni standar evaluasi guru, proses
evaluasi guru, dan hasil evaluasi guru.
***

14. Judul artikel: Creating a World-Class Education System in Ohio.
Penulis: Achieve, Inc
Alamat: http://education.ohio.gov/GD/Templates/Pages/
ODE/ODEDetail.aspx?Page=3&TopicRelationID=10
&Content=37423. (2007)
Artikel ini menginformasikan sejauh mana negara bagian Ohio telah berada pada
jalur sistem pendidikan yang benar. Artikel ini juga berisi rekomendasi tentang
bagaimana membangun usaha Ohio saat ini dan menuju sistem pendidikan Ohio
masa depan yang berdasar praktek nasional dan iternasional terbaik. Artikel ini
juga membahas tujuh praktek terbaik, yakni:
1. Pastikan kesiapan menyongsong ekonomi dan kampus global dengan tetap
meningkatkan standar dan melakukan improvisasi asesmen.
2. Perkuat fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional.
3. Sejajarkan ekspetasi yang nyata tentang guru dengan evaluasi, perkembangan
professional, dan konsekuensinya.
4. Lakukan motivasi dan dukungan menyeluruh pada siswa untuk meraih
ekspetasi tingkat tinggi dengan memenuhi kebutuhan unik mereka.
5. Pastikan bahwa pendanaan teralokasi dengan adil dan memiliki akuntabilitas
yang baik.
6. Tingkatkan efektivitas sekolah
7. Berikan siswa akses pada opsi sekolah public yang berkualitas tinggi.
Dari sekian banyak parktek tersebut, praktek nomor tiga merupakan yang paling
relevan bagi panduan evaluasi kinerja guru yang dapat disimpulkan bahwa untuk
mencapainya dapat mempertimbangkan rekomendasi berikut:
1. Gunakan ekspetasi yang jelas dan sesuai bagi semua guru yang terfokus pada
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 11

komponen pengajaran yang efektif dan pengukuran yang sesuai dengan
prestasi siswa.
2. Ciptakan proses evaluasi yang ketat dan konsisten, sehingga evaluasi dapat
digunakan sebagai alat pengembangan.
3. Kembangkan serangkaian alat yang dapat memfasilitasi guru untuk
memberikan umpan balik pada prestasi siswa.
4. Kenali kebutuhan guru secara individu dengan menciptakan sistem
pembelajaran professional yang secara formal berhuungan dengan evaluasi
individu dan berpusat pada kelas.
5. Hubungkan antara penghargaan dan hukuman pada evaluasi guru.
***

15. Judul buku: The Handbook for Enhancing Professional Practice: Using the
Framework for Teaching in Your School.
Penulis: Danielson, C.
Penerbit: Association for Supervision and Curriculum Development
(2008)
Buku ini membahas pentingnya memiliki definisi yang jelas tentang pengajaran
yang efektif dan bukti pengajaran. Bab 1 membahas ragam bukti yang dapat
berupa bukti pengajaran meliputi observasi, artefak, tes (value-added test), dan
survey pada siswa dan orang tua. Bab ini juga membahas pentingnya konsistensi
dalam menganalisis bukti-bukti dan kebutuhan terkait mengenai pelatihan untuk
memastiken konsistensi, dan instrument evaluasi. Bab 2 dan bab 3 tida terfokus
pada masalah evaluasi. Baru pada bab 4 dibahas mengenai penggunaan kerangka
evaluasi guru. Dalam bab ini diungkapkan bahwa evaluasi guru memiliki dua
tujuan, yakni untuk memastikan kualitas guru dan untuk meningkatkan
pembelajaran guru. Evaluasi itu harus dibedakan pada guru dinas, guru non-dinas
dan guru dinas yang membutuhkan asistensi. Bab 5 membahas penggunaan
kerangka untuk inkuiri professional. Bab 6 yang rekomendasi prosedur evaluasi
guru, yang meliputi observasi kelas formal, observasi kelas informal, praktek
observasi lain, pemeriksaan artefak, dan evaluasi tahunan.
***

Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 12

16. Judul buku: Observations of Teachers Classroom Performance
Penulis: A. T. Milanowski, C. D. Prince, J. Koppich
Penerbit: Center for Educator Compensation Reform (2007)
Buku ini menjabarkan daftar keuntungan penggunaan observasi guru sebagai
bagian dari sistem evaluasi. Observasi ini sangat penting karena:
1. Skor tes bukanlah satu-satunya tanggung jawab guru.
2. Bagaimana guru dapat prestasi perlu diperhitungkan.
3. Guru dapat mengontrol perilkau mereka.
4. Observasi memberikan kredit bagi guru jika tes performansi mereka tidak
terkontrol.
5. Observasi dapat memberikan umpan balik/arahan untuk improvisasi
selanjutnya.
Dengan keuntungan-keuntungan tersebut dapat diasumsikan bahwa sistem
evaluasi akan melibatkan observasi itu. Dengan demikian sistem evaluasi yang
ideal adalah sistem yang (1) mengukur hal yang benar, (2) menciptakan
pengukuran yang valid dan reliable, (3) menyediakan alat untuk membantu
pendidik meningkatkan performansinya, (4) dapat diterima oleh mereka yang
diukur dan yang mengukur.
***

17. Judul buku: 2008 State Teacher Policy Yearbook: What States Can Do to
Retain Effective New Teachers.
Penulis: National Council on Teacher Quality
Penerbit: National Council on Teacher Quality - www.nctq.org/stpy08/
(2009)
Buku tahunan ini membahas temuan nasional dalam tiga area terkait kualitas
guru. Tiga area tersebut adalah (1) identifikasi guru yang efektif, (2)
mempertahankan guru yang efektif, dan (3) keluar dari dari guru yang tidak
efektif. Tujuan dari masing-masing area tersebut juga disebutkan, yang meliputi
(1.1) perlunya mengembangkan sistem data yang memberikan kontribusi pada
beberapa bukti yang diperlukan untuk menilai efektifitas guru, (1.2) perlunya
efektifitas instruksional yang menjadi kriteria utama dalam setiap evaluasi guru,
(1.3) perlunya pemahaman akan bermaknanya keputusan ikatan dinas; (2.1)
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 13

perlunya induksi yang efektif untuk semua guru baru, dengan penekanan khusus
pada guru di sekolah yang berkebutuhan tinggi, (2.2) perlunya memastikan bahwa
satu-satunya faktor yang diperlukan ketika berpindah dari lisensi percobaan ke
lisensi non-percobaan adalah efektifitas guru tingkat lanjut, (2.3) perlunya
memberikan otoritas penuh pada distrik local dalam hal skala pembayaran,
eliminasi hambatan potensial seperti jadwal penggajian pemerinah daerah dan
regulasi lainnya yang mengontrol distrik, (2.4) perlunya mendukung bayaran
retensi, seperti peningkatan gaji yang signifikan setelah ikatan dinas, demi
keefektifan guru, (2.5) perlunya mendorong distik untuk menyediakan kompensasi
terhadap area subjek prioritas, (2.6) perlunya mendukung pembayaran yang
berbeda untuk pengajaran yang efektif sesuai kebutuhan, (2.7) perlunya
mendukung pembayaran performansi, tapi dalam kepentingan yang sesuai dan
terbatas, (2.8) perlunya memastikan bahwa sistem pension fleksibel dan adil bagi
semua guru; (3.1) perlunya menyediakan evaluasi formal yang beragam bagi
semua guru baru, (3.2) perlunya mengartikulasi konsekuensi bagi guru dengan
hasil evaluasi yang tidak memuaskan, termasuk menspesifikasi bahwa guru
dengan hasil evaluasi yang tidak memuaskan berpotensi untuk diberhentikan, dan
(3.3) perlunya menutup celah yang memungkinkan guru yang tidak berlisensi
dapat terus mengajar.
***

18. Judul buku: Handbook on Teacher Evaluation: Assessing and Improving
Performance
Penulis: J. H. Stronge, P. D. Tucker
Penerbit: Eye on Education (2003)
Penulis memberikan asumsi dasar bahwa efektifitas guru merupakan jantungnya
kualitas pendidikan. Dengan demikian mengevaluasi dan mengembangkan skill
guru merupakan hal yang esensial untuk mewujudkan sekolah/pendidikan yang
berkualitas. Menurut penulis, komponen penting suksesnya evaluasi meliputi: (1)
Komunikasi, perlunya keterlibatan stakeholder dalam mendesain sistem, dan
perlunya membangun komunikasi dua arah antara evaluator dan guru sebagai
evaluan; (2) Komitmen, mencakup sumberdaya dalam membiayai evaluator,
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 14

waktu bagi guru sebagai evaluan, dan dana untuk pengembangan setelah evaluasi
dilaksanakan; (3) Kolaborasi, perlunya kolaborasi antara administrasi dan guru.
Standar yang harus dipenuhi dalam evaluasi personal meliputi: Propriety (evaluasi
harus legal, etis, dan adil), Utility (evaluasi harus konstruktif, informative, tepat
waktu, dan fungsional dan dilakukan oleh evaluator yang terlatih.), Feasibility
(mudah, efisien, praktis, dan didukung oleh sumberdaya), Accuracy (berdasarkan
pada deskripsi kerja yang terdefinisi dengan baik, terkait konteks, valid, reliable,
sistematis, dan terpantau).
Beberapa model untuk evaluasi guru mencakup: (1) Teacher trait model (evaluasi
terhadap ceklis akan atribut tertentu) (2) Process-oriented model (evaluasi
terhadap observasi perilaku guru), (3) Duties-based evaluation model (evaluasi
terhadap tugas kerja yang spesifik) (4) Accountability model (evaluasi akan
pengukuran prestasi siswa) (5) Goals-based evaluation (evaluasi terhadap
seperangkat tujuan performansi guru), (6) Professional growth model (evaluasi
tentang perngembangan prosfesional), (7) Hybrid (model kombinasi dari yang
disebutkan di atas). Dari beberapa model tersebut penulis menyarankan model
hybrid di mana evaluasi ditanamkan pada tujuan organisasi yang lebih besar.
***

19. Judul buku: Evaluation Models, Viewpoints on Educational and Human
Services Evaluation (Second Edition)
Editor: George F. Madaus, Daniel L. Stufflebeam
Penerbit: Sage Publications (1998)
Sebuah bunga rampai yang mengkaji berbagai jenis model evaluasi dan
permasalahannya. Berisi 25 buah pikiran dari para praktisi evaluasi, dan lima di
antaranya ditulis oleh Stufflebeam, yang membahas evaluasi program, model
CIPP, dan teori metaevaluasi. Di sini dikemukakan bahwa setiap upaya untuk
mengevaluasi sesuatu akan berkaitan dengan berbagai konsep-konsep seperti
nilai, arti (merit), nilai (worth), pertumbuhan, kriteria, standar, tujuan, kebutuhan,
norma, klien, audiens, validitas, reliabilitas, objektivitas, signifikansi praktis,
akuntabilitas, perbaikan, masukan, proses, produk, formatif, sumatif, biaya,
dampak, informasi, kredibilitas, dan tentu saja, istilah evaluasi itu sendiri. Untuk
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 15

berkomunikasi dengan rekan dan klien, evaluator harus jelas tentang apa yang
dimaksud dengan konsep-konsep tersebut. Selain itu, perlu untuk
mengintegrasikan konsep-konsep dan maknanya menjadi kerangka kerja koheren
yang membimbing semua aspek konseptualisasi mereka. Pekerjaan evaluasi
bukanlah sebuah aktivitas sekali jadi yang statis. Akan tetapi, gagasan yang
memandu pekerjaan evaluasi harus mengikuti perkembangan teori dan praktek di
lapangan. Lebih jauh lagi, rancangan dan pelaksanaan studi tertentu akan
melibatkan banyak pemikiran yang terfokus pada pekerjaan yang sedang
dilakukan, di mana akan diperlukan identifikasi dan penentuan persyaratan
audiens dan informasi; obyek untuk dievaluasi, tujuan evaluasi; penyelidikan
prosedur; keprihatinan dan isu-isu untuk diperiksa; variabel yang akan dinilai;
dasar untuk menginterpretasikan temuan dan standar yang akan dipanggil dalam
menilai kualitas pekerjaan. Yang mencoba konsep evaluasi termasuk di antara
karya yang paling berpengaruh dalam literatur tumbuh dengan cepat pada topik,
dan isi dari antologi ini menegaskan adanya rangkaian yang kaya perspektif
teoretis. Perspektif ini bervariasi dalam banyak hal, mengingat kompleksitas
pekerjaan evaluasi; beragam situasi dan konteks politik yang dilakukan; dengan
orientasi pelayanan dan beragam latar belakang dan kepercayaan dari orang-
orang yang menulis tentang evaluasi.
***

20. Judul artikel: CIPP Evaluation Model Checklist
Penulis: Daniel L. Stufflebeam
Alamat: http://www.wmich.edu/evalctr/checklists/cippchecklist.pdf
(2002)
Model Evaluasi CIPP merupakan suatu kerangka kerja yang komprehensif untuk
memandu evaluasi program, proyek, personil, produk, institusi, dan sistem. Daftar
checklist yang dibahas dalam artikel ini merupakan pola yang dikembangkan dari
Model CIPP, yang difokuskan pada evaluasi program, khususnya bagi mereka yang
bertujuan untuk melakukan improvisasi jangka panjang, dan berkelanjutan.
Checklist ini merefleksikan hasil evaluasi delapan tahun (1994-2002), yang
dilakukan oleh Western Michigan University Evaluation Center. Hal ini umumnya
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 16

konsisten dengan berbagai program evaluasi yang dilakukan oleh Pusat Evaluasi di
bidang seperti ilmu pengetahuan dan pendidikan matematika, pendidikan
pedesaan, penelitian dan pengembangan pendidikan, prestasi pengujian, sistem
negara akuntabilitas pendidikan, perbaikan sekolah, sekolah pengembangan
profesional , transisi untuk bekerja, pelatihan dan pengembangan personel,
reformasi kesejahteraan, organisasi nirlaba layanan, pengembangan masyarakat,
berbasis masyarakat program pemuda, yayasan masyarakat, dan teknologi. Sesuai
dengan singkatannya, model CIPP adalah evaluasi bagian inti konteks, input,
proses, dan produk. Secara umum, setiap keempat bagian dari evaluasi tersebut
terdapat pertanyaan Apa yang perlu dilakukan?, Bagaimana seharusnya hal itu
dilakukan? Apakah yang dilakukan?, Apakah itu berhasil? Dalam checklist ini,
pertanyaan "Apakah itu berhasil?" adalah bagian evaluasi produk yang dibagi
menjadi evaluasi dampak, efektivitas, kesinambungan, dan transportabilitas.
Masing-masing, keempat evaluasi produk subparts bertanya, Apakah penerima
manfaat yang tepat tercapai? Apakah kebutuhan mereka terpenuhi? Apakah
keuntungan bagi para penerima manfaat yang berkelanjutan? Apakah proses-
proses yang menghasilkan keuntungan membuktikan diangkut dan beradaptasi
untuk penggunaan efektif dalam pengaturan lain?
***

21. Judul artikel: Guidelines for Developing Evaluation Checklists:
The Checklists Development Checklist (CDC)
Penulis: Daniel L. Stufflebeam
Alamat: http://www.wmich.edu/evalctr/checklists/guidelines_cdc.pdf
(2000)
Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan panduan praktis kepada orang-orang
yang ingin mengembangkan checklist sebagai alat untuk mengevaluasi di bidang
tertentu. Checklist merupakan perangkat evaluasi yang berharga jika
dikembangkan, divalidasi, dan diterapkan dengan seksama. Evaluasi checklist
menjelaskan kriteria yang setidaknya harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi
sesuatu di bidang tertentu; ini juga berperan membantu evaluator untuk tidak
melupakan kriteria penting dan meningkatkan obejktivitas evaluasi, kredibilitas,
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 17

dan reproduktifitasnya. Selain itu, checklist ini juga berguna dalam perencanaan
sebuah pekerjaan, dalam pemantauan dan panduan pelaksanaannya, serta dalam
penilaian hasilnya. Checklist ini juga bermanfaat untuk evaluasi formatif dan
sumatif. Panduan disajikan dalam artikel ini didasarkan pada pengalaman penulis
yang lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam pengembangan dan penerapan
evaluasi checklist. Panduan ini juga meliputi daftar checklist untuk memandu
perencanaan dan pelaksanaan evaluasi dan metaevaluasi program dan personil.
Semua checklist dan standar ini telah dikembangkan, diterapkan, halus,
diterbitkan, dan digunakan cukup luas.
***

22. Judul artikel: The Logic and Methodology of Checklists
Penulis: Michael Scriven
Alamat: http://www.wmich.edu/evalctr/checklists/papers/logic
methodology_dec07.pdf (2007)
Checklist yang sederhana, yang kebermanfaatannya dalam bidang evaluasi dan
bidang lain tidak dapat disangkal lagi, biasanya dianggap akan dikupas pada
tingkat dasar yang bias kita sebut sebagai metodologi, apalagi teori. Tetapi
evaluasi checklist digunakan dalam menggabungkan teori yang cukup rumit, atau
setidaknya satu set asumsi, yang sangat dianjurkan untuk diungkap. Dan proses
untuk memvalidasi sebuah evaluasi checklist merupakan suatu tugas yang cukup
menyerukan kecanggihan. Sementara teori yang mendasari sebuah evaluasi
checklist kurang ambisius dari jenis yang biasanya kita sebut teori sebuah
program, namun seringkali semua teori itu adalah yang kita butuhkan untuk
evaluasi. Artikel ini mencakup beberapa fitur dasar dari evaluasi checklist dan
aplikasinya dalam evaluasi, tetapi tidak mengklaim untuk menguras logika atau
metodologinya.
Daftar evaluasi checklist yang dibahas di makalah ini diuraikan berdasar faktor-
faktor, sifat, aspek, komponen, kriteria, tugas, atau dimensi, kehadiran, rujukan,
atau jumlah yang dapat dipertimbangkan secara terpisah, demi melakukan
pekerjaan evaluasi tertentu. Ada banyak berbagai jenis checklist, meskipun
mereka memiliki setidaknya satu fungsi nondefinitional secara umum - yang
Anotasi Bibliografi | Evaluasi Kurikulum | Pepen Permana 18

merupakan perangkat mnemonik. Fungsi ini saja sudah berguna dalam melakukan
evaluasi, sejak sifat evaluasi profesional menuntut adanya pendekatan sistematis
untuk menentukan merit, worth, dll, dari apa yang sering menjadi entitas
kompleks. Dengan demikian, sejumlah komponen, atau dimensi kinerja, dari
entitas semacam itu sering berharga. Dalam menilai dari hasil, bahkan evaluator
profesional pun sering melupakan unsur-unsur kunci yang harus disertakan dalam
evaluasi sistematis.
***

23. Judul
artikel:
The Evaluation Checklist Project: The Inside Scoop on Content,
Process, Policies, Impact, and Challenges
Penulis: Lori A.Wingate
Alamat : http://www.wmich.edu/evalctr/checklists/papers/insidescoop
.pdf (2002)
Dalam artikel ini penulis mencoba menyajikan lingkup intern dari apa yang disebut
dengan proyek 18hecklist, bagaimana para ahli dapat terlibat dalam proyek
tersebut, bagaimana mereka melakukannya, bagaimana dampak dan tantangan
yang dihadapinya. Proyek evaluasi checklist adalah sebuah upaya untuk
mengembangkan suatu alat yang sangat berguna, yakni alat evaluasi berupa
checklist yang sudah tersedia online bagi masyarakat luas melalui website
www.wmich.edu/evalcrt/checklists/. Menurut D. Stufflebeam (2002) checklist
merupakan distilasi dari pelajaran yang dipelajari dari praktek. Suatu checklist
dapat memberikan format yang mudah digunakan untuk berbagi pelajaran
tersebut.
Ada beberapa isu yang dikemukakan yang merupakan tantanngan dalam
mengembangkan proyek ini ke depan, yakni: metode, pekerjaan, dan pendekatan
evaluasi apa yang representative terhadap koleksi ceklist dan apa yang tidak
mewakili? Perlukah dikembangkan rubric evaluasi ceklist? Adakah panduan yang
memadai untuk penggunaan ceklis tersebut?
***

Anda mungkin juga menyukai