Anda di halaman 1dari 16

PEMBAHASAN

1. Color Noise (Ahmad Muhiddin)

a. White Noise

Dinamakan White Noise seperti analogi spectrum sinar putih. Sinar berwarna putih
mempunyai spectrum yang rata & memanjang. Seperti dalam grafik di samping,

Spectrum frekuensinya terlihat datar &


memanjang, sehingga bisa dikatakan
bahwa daya (kekuatan) sinyal di
bandwidth berapapun akan sama.
Contohnya untuk frekuensi dengan
range antara 40-60 Hz akan memiliki
daya yang sama dengan frekuensi di range 4000-4020 Hz.

b. Black Noise

Atau disebut juga silent noise (derau senyap) tapi juga dapat dianalogikan seperti
sinar berwarna hitam yang memiliki frekuensi terlalu tinggi untuk diterima
penglihatan. Dalam hubungannya dengan black noise ini, derau tadi hampir tidak
terdengar karena kesenyapannya.

red ~ 700–630 nm ~ 430–480 THz


orange ~ 630–590 nm ~ 480–510 THz

yellow ~ 590–560 nm ~ 510–540 THz

green ~ 560–490 nm ~ 540–610 THz

blue ~ 490–450 nm ~ 610–670 THz

violet ~ 450–400 nm ~ 670–750 THz

2. Cara mengatasi delay distorsi (Ahmad Muhiddin)

Dengan teknik equalizing, yaitu:

a. menambahkan adaptive equalizer yang dapat mendeteksi sinyal tertunda dan


memproduksi replika sinyal tertunda untuk mengatasi intersymbol interference
sebagai efek dari delay distorsi.

b. Menggunakan error protection codes yang dapat mendeteksi/mengkoreksi error yang


terjadi

c. Menambahkan channel equalizer yang bersifat adaptif untuk mengkompensasi


intersymbol interference.

3. Bagaimana mengatasi atenuasi? (Uswatun Khasanah 2207100009)

Jawab:

Salah satu cara mengatasi atenuasi adalah dengan menggunakan repeater regeneratif
dalam jarak tertentu di antara perangkat pengirim dengan penerima. Repeater
regenerative merupakan rangkaian amplifier yang dilengkapi dengan filter sehingga
sinyal yang masuk akan difilter terlebih dahulu dari noise kemudian dikuatkan
(amplification) sehingga sinyal terbangkitkan kembali dayanya.

4. Intersymbol Interference / Gangguan Intersimbol

(Febrian Bahari Adi/ Dianisa Primayuki)

Sinyal radio mengikuti lintasan berbeda yang disebabkan oleh pantulan. Setiap lintasan
memiliki jarak yang berbeda sehingga sinyal radio sampai pada penerima dengan waktu
berbeda. Efek yang ditimbulkannya ini disebut delay spread. Jumlah pantulan sinyal
tergantung pada faktor-faktor seperti sudut datang dan frekuensi carrier.

Perbedaan waktu ini mempengaruhi sinyal transmisi yaitu pada perioda simbol yang
dikirimkan, sehingga bisa menimbulkan interferensi intersimbol. Dengan kata lain,
simbol-simbol lain yang sampai pada penerima lebih dahulu atau setelah simbol itu
sendiri bisa menyebabkan simbol asli rusak akibat saling bertumpukan. Simbol ini
dimaksudkan sebagai bit data.
5. Dalam EMI kenapa masih terjadi interferensi padahal sudah ada isolator? (Rizky Pratama
Putra)

EMI (Electromagnetic interference) terjadi pada inductive coupling yaitu adanya induksi
arus di antara kedua konduktor yang diikuti oleh adanya interferensi medan magnet. Hal
ini bisa disebabkan karena isolasi konduktor tidak cukup baik sehingga terjadi EMI.

6. Atenuasi dipengaruhi benda pejal, maksudnya?(Ahmad Muhiddin)

Dalam transmisi unguided, benda pejal tersebut adalah titik-titik air hujan yang dapat
meredam sinyal sehingga sinyal mengalami pelemahan (atenuasi).

Untuk transmisi guided, benda pejal tersebut adalah kabel. Hal ini merupakan sifat alami

Dari suatu konduktor yang dapat meredam sinyal sehingga mengalami pelemahan, bisa
disebabkan karena panas.

7. Faktor penyebab crosstalk? (Firlian Widyananda)

Gangguan crosstalk kebanyakan terdapat pada penyambungan/ perangkaian untuk


transmisi dengan media guided (kabel). Oleh karena itu crosstalk banyak terjadi pada
percakapan dengan sambungan telepon rumah. Crosstalk disebabkan adanya interferensi
sinyal, terutama pada sambungan kabel yang saling berdekatan. Penyebab crosstalk dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Capacitive Coupling

Terjadi ketika jarak kedua konduktor terlalu dekat

b. Inductive Coupling
Terjadi ketika arus pada satu inductor menginduksi arus yang serupa di konduktor
yang lainnya.

c. Conductive Coupling

Terjadi ketika ada kontak fisik antara dua konduktor.

Untuk mengatasi ketiga macam penyebab crosstalk itu tadi antara lain :

a. Pada capacitive coupling, sebaiknya diberikan jarak yang cukup di antara kedua
konduktor atau dengan memperbesar isolasi di antara kedua konduktor.

b. Pada inductive coupling, dapat dikurangi dengan memilin kabel (twisted pair)
sehingga dapat mengurangi interferensi elektromagnetik dimana cross-section nya
semakin mengecil.

c. Pada conductive coupling dengan memberikan isolasi yang cukup di antara


konduktor.

8. Faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan (Ahmad Muhiddin):

a. Makin tinggi frekuensi gelombang radio, makin sulit dipantulkan


oleh ionosphere atau bahkan diteruskan ke angkasa luar.
Sedangkan frekuensi radio yang rendah antara MF dengan HF
masih dapat dipantulkan ionosfer.

b. Daya pancar dari transmitter.

c. Medium transmisinya.

d. Atenuasi sinyal. Terjadinya pemantulan sinyal berulang-ulang (multiple hop)


untuk mencapai jarak yang sangat jauh akan mengurangi kekuatan sinyal (ibarat
kita memantulkan bola tenis ke lantai, semakin lama pantulannya semakin
rendah).

e. Sudut pantulan, hal ini dipengaruhi tipe antena yang digunakan.


9. Bagaimana jarak antara repeater untuk mengurangi distorsi?

Kategori Jenis Media Parameter Satuan Keterangan Nilai


Transmisi (contoh)

Kabel Coaxial Frekuensi Hz Rentang frekuensi kerja 0-500MHz


Transmisi

Atenuasi dB/km Pelemahan tiap km 7dB/km

Jarak repeater km Jarak maksimum antar 1-9km


repeater

Jenis Media Parameter Satuan Keterangan Nilai (contoh)


Transmisi

Twisted Pair Frekuensi Hz Rentang frekuensi kerja 0-3,5 kHz


Transmisi

Atenuasi dB/km Pelemahan tiap km 0.2dB/km

Jarak repeater km Jarak maksimum antar 2km


repeater

Jenis Media Parameter Satuan Keterangan Nilai


Transmisi (contoh)
Serat Optik Frekuensi Hz Rentang frekuensi 180-
Transmisi kerja 370THz

Atenuasi dB/km Pelemahan tiap km 0.2-


0.5dB/km

Jarak repeater km Jarak maksimum 40km


antar repeater

Jenis Media Parameter Satuan Keterangan Nilai (contoh)


Transmisi

Gel. Mikro Frekuensi Hz Range frekuensi 1000MHz-1000GHz


transmisi

Panjang M Nilai panjang <100m


gelombang gelombang

Jarak repeater Km Nilai panjang 40km


transmisi

Atenuasi dB Nilai Atenuasi 1-10dB/Km

SNR dB Nilai SNR 30-50dB

Jenis Parameter Satuan Keterangan Nilai (contoh)


Media
Transmisi

Infra-red Frekuensi Hz Nilai frekuensi 32KHz-40KHz


modulasi modulasi
Daerah Mikrometer Luas 0,7-100um
jangkauan cakupan/jangkaua
n cahaya

Frekuensi Hz Nilai Frekuensi 3x1011-2x1014


Transmisi

Panjang nm Nilai Panjang 950nm


Gelombang gelombang

Frekuensi Hz Nilai Frekuensi 5-10Hz


Transmisi Transmisi

Jenis Media Parameter Satuan Keterangan Nilai (contoh)


Transmisi

Laser Panjang Micron Nilai Panjang gelombang 0.6943 micron


gelombang

SNR dB Nilai SNR 60 dB

10. Efek delay distorsi di transmisi analog dan digital (M. Novan Luthfi):

a. Transmisi digital:

- Bisa mengakibatkan posisi bit melenceng ke bit yang lain,sehingga muncul bit error.

b. Transmisi analog:

- Akan menimbulkan penundaan di waktu penerimaan sinyal.

- Menimbulkan ketidaksinkronan misalnya antara pemunculan audio dengan display


video sehingga suara terdengar belakangan daripada display-nya.

11. Bagaimana suatu regenerative repeater merekonstruksi sinyal yang rusak?

(Agra Gautama)
Repeater menerima sinyal digital pada suatu medium transmisi dan membangkitkan
kembali sinyal tadi untuk meneruskan transmisinya ke penerima. Repeater mengatasi
atenuasi yang disebabkan oleh medan elektromagnetik maupun rugi-rugi kabel. Jejeran
repeater dalam jarak tertentu dapat memperjauh jangkauan sinyal yang ditransmisikan.
Bagaimana caranya? Repeater menghilangkan noise yang tidak diinginkan dari sinyal
yang masuk. Tidak seperti sinyal analog, sinyal digital yang asli, bahkan yang lemah
maupun terdistorsi dapat direkonstruksi kembali.

Karena keberadaan sinyal digital dipengaruhi besarnya tegangan dan cenderung untuk
terdisipasi lebih cepat daripada sinyal analog sehingga perlu di-repeat lebih sering. Jika
pada transmisi analog, amplifier diletakkan di interval sekitar 18 km-an, maka transmisi
sinyal digital memerlukan jarak 2-6 km interval.

Dalam sistem komunikasi, sebuah repeater terdiri atas sebuah radio receiver, amplifier,
transmitter, isolator & 2 antena. Transmitter menghasilkan sinyal dari frekuensi yang
berbeda dari sinyal yang diterima. Proses ini biasa disebut juga pengimbangan frekuensi
dan ini penting sekali untuk menghindari kerusakan pada receiver. Isolator juga
memberikan tambahan proteksi untuk sisi receiver ini. Sebuah repeater,ketika diletakkan
secara strategis pada suatu puncak gedung bertingkat atau gunung dapat meningkatkan
performa jaringan wireless dengan baik.

12. Impulse Noise mengapa hanya berpengaruh di transmisi data digital? (Kandi
Rahardiyanti)

Impulse noise terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan atau spike-spike noise dengan durasi
pendek dan dengan amplitudo yang relatif tinggi. Impulse noise ini biasanya dihasilkan
oleh kilat, dan kesalahan dan cacat dalam sistim komunikasi. Noise ini merupakan
sumber utama error dalam komunikasi data digital dan hanya merupakan gangguan kecil
bagi data analog.

Derau Impulse (Impulse Noise)


Disebut juga dengan Spikes, yaitu tegangan yang tingginya lebih besar dibandingkan
dengan tegangan
derau rata-rata (Steady State). Beberapa sumbernya antara lain yaitu :
· Perubahan tegangan pada saluran listrik yang berdekatan dengan saluran komunikasi
data.
· Perubahan tegangan pada motor.
· Switch untuk penerangan, dll

13. Apa yang menyebabkan delay? (Ahmad Muhiddin)

a. Medium transmisi. Kecepatan rambat suara di tiap medium transmisi pasti berbeda,
begitu pula halnya dengan transmisi sinyal.
b. Gangguan-gangguan yang terjadi pada transmisi yaitu atenuasi dan distorsi.
c. Limited bandwidth dapat memengaruhi data rate, semakin kecil data rate-nya
semakin lama data sampai ke penerima.

14. Thermal Noise tidak bisa dihilangkan, tapi apa bisa dikurangi? (Nabila)

Usaha untuk mengurangi timbulnya thermal noise adalah dengan menurunkan ”transmit
power”. Penggunaan power yang memadai akan mengurangi amplitudo osilasi sehingga
gaya antar molekul masih dapat mengimbangi getaran yang tinggi. Pengaruh nyata yang
terjadi adalah jarak deteksi yang tidak terlalu jauh, karena nilai SNR (Signal to Noise
Ratio) nya menjadi rendah.

15. Apa maksudnya dua sinyal yang berproperti yang sama? (Dianisa Primayuki)

Di dalam intermodulasi noise mungkin itu adalah dua sinyal yang berproperti sama
adalah dua sinyal yang berada di dalam medium transmisi yang sama. Atau bisa pula
sinyal f1 dan harmonisanya 2f1, 3f1 dan seterusnya.

16. Pada intermodulasi noise, bagaimana suatu sinyal berfrekuensi f1 dan f2 dapat
mengganggu sinyal f1+f2? (M. Avid Fassamsi)
Sinyal dari f1 dan f2 dapat mengganggu sinyal f1+f2 dalam medium transmisi yang sama
dikarenakan ketidaklinearan dari transmitter, receiver maupun sistem transmisi.

Ketika sebuah sinyal f1 dipancarkan, karena ketidaklinieran fungsi tadi maka akan timbul
harmonisanya pula. Harmonisa adalah perkalian dari sinyal asli misalnya 2f1,3f1,4f1 dan
5f1. Jika ada frekuensi lain dalam medium yang sama, misalnya f2, maka harmonisa yang
muncul bisa berupa f1-f2, 2f1-f2 dll (lihat tabel di atas).

Ambil contoh dari tabel misalnya


f1=100kHz dan f2=101kHz
sedangkan sinyal 3rd order-nya
yang 2f1-f2 sebesar 99kHz, maka
antara f1,f2 dengan 2f1-f2 tampak
berdekatan sekali. Bukan hal yang
sulit bagi noise untuk muncul di
sini.
17. Febrian Bahari Adi:”Kenapa sinyal yang diterima harus dijaga, kan sudah diterima? Yang
dijaga semestinya kan hanya untuk sinyal yang akan ditransmisikan lagi.”

Ya, sinyal yang akan ditransmisikan lagi mesti dijaga agar lebih tinggi dari noise-nya.
Sedangkan sinyal yang sudah ada di penerima adalah informasi yang semestinya didapat
oleh receiver (informasi asli yang ditransmisikan).

18. Bagaimana caranya untuk menjaga sinyal agar lebih tinggi dari noise? (Nabila)

Dalam mengatasi atenuasi, kita menggunakan alat yang disebut repeater. Repeater
menerima sinyal yang telah lemah & akan dimasukkan ke repeater untuk merekonstruksi
sinyal tadi. Dalam sinyal teratenuasi yang masuk tadi, tentu saja ada noise yang masuk
sehingga antara noise dan sinyal asli harus dipisahkan. Repeater didesain untuk
mengenali bit pattern dari sinyal yang teratenuasi, dengan begitu antara noise dan sinyal
asli dapat dipisahkan sehingga noise tidak ikut dikuatkan juga pada keluaran dari repeater
itu.

19. Apakah ada pengaruh benda lain terhadap atenuasi misalnya pantulan, gangguan medan
elektromagnetik dan multipath? (Ahmad Muhiddin)

Pantulan yang sangat banyak (multiple hop) yang biasa terjadi pada transmisi gelombang
radio yang mengalami pemantulan oleh atmosfer lama kelamaan semakin jauh jarak yang
harus dijangkaunya, kekuatan sinyalnya tentu saja akan semakin berkurang seperti bola
tenis yang dipantulkan ke lantai.

Multipath terdiri dari beberapa model propagasi misalnya refraksi, hamburan (scattering),
dan difraksi. Hal ini sama halnya dengan penjelasan efek pantulan terhadap atenuasi
sinyal di atas.

Gelombang elektromagnetik merambat diruang bebas terdiri dari medan-medan listrik


dan magnetik, tegak lurus satu sama lain dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat
gelombang. Hubungan antara intensitas medan listrik dan magnetik adalah analogi
dengan hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian dalam hal ini
Hambatan = Tegangan / Arus

Jika dianalogikan tegangan adalah kuat medan listriknya dan arus adalah arus sebagai
medan magnetiknya maka dapat kita ketahui bagaimana pengaruh medan listrik & medan
magnet terhadap kekuatan sinyal (dalam hal ini tegangannya; sebagai efek atenuasi).

20. Apa itu Electromagnetic Interference (EMI)?

Suatu gangguan yang mempengaruhi suatu alat elektronik yang disebabkan pancaran
gelombang elektromagnetik dari suatu sumber di luarnya. Gangguan ini menyebabkan
penurunan performa dari alat elektronik yang terpengaruh itu.

21. Pengaruh Limited Bandwidth :

Bandwidth adalah lebar antara frekuensi tertinggi dengan frekuensi terendah dalam suatu
transmisi. Bandwidth dibatasi di setiap media transmisi untuk menghindari pencampuran
antara sinyal-sinyal lain yang ada di dekatnya. Namun ukuran bandwidth ini dapat
memengaruhi data rate transmisi sinyal yang melewatinya. Semakin lebar bandwidth,
semakin besar pula data rate-nya sehingga waktu yang diperlukan untuk mengirim
informasi dari transmitter ke receiver menjadi lebih cepat. Sedangkan jika bandwidth
semakin sempit, data rate-nya akan mengecil dan diperlukan waktu yang lebih lama agar
informasi sampai ke penerima.

Dengan mengetahui berapa Signal-to-Noise Ratio dan bandwidth dari suatu medium, kita
dapat mengetahui berapa maksimum data rate-nya dengan rumus:

SNR = 10 log10 (S/N)

Lalu

C = W log2 (1+(S/N))

Keterangan:

C : data-rate (dalam satuan bps)


SNR : Signal-to-Noise Ratio (dalam satuan dB)

W : Bandwidth (dalam satuan Hertz)

22. FEXT dan NEXT tidak ada di kabel koaksial, namun ada di kabel twisted pair, mengapa?

FEXT dan NEXT terjadi di dalam sepasang kawat di dalam seutas kabel yang terpilin
atau twisted pair dan hanya terjadi di dalam suatu twisted pair saja. Konstruksi bagian
dalam kabel koaksial (tidak sepasang kawat yang terpilin) tentu saja berbeda dengan
twisted pair.

23. Delay distorsi, perlambatan saja ataukah juga percepatan? (Ahmad Muhiddin)

Delay distorsi hanya berupa perlambatan (penundaan waktu) transmisi.

24. Seberapa jauh suatu transmisi melalui media transmisi terkena atenuasi (parameternya)?
(Ahmad Muhiddin) Pertanyaan ini berkaitan dengan No. 9.
25. Mengapa impulse noise hanya berpengaruh di transmisi data digital saja? (Kandi
Rahardiyanti)

Impulse noise terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan atau spike-spike noise dengan durasi
pendek dan dengan amplitudo yang relatif tinggi. Impulse noise ini biasanya dihasilkan
oleh kilat, perubahan tegangan pada saluran listrik yang berdekatan dengan saluran
komunikasi data, perubahan tegangan pada motor, switch untuk penerangan, dll. Dalam
pembicaraan telepon impulse noise yang sangat singkat ini tidak berpengaruh apa-apa.
Namun pada transmisi data digital, perubahan tegangan mempengaruhi amplitudo sinyal
sehingga bisa menimbulkan atenuasi. Jika digabungkan dengan efek delay distorsi maka
kesalahan dalam data yang diterima dapat terjadi (muncul bit error).

26. Kesalahan dan cacat seperti apa yang bisa terjadi dalam intermodulasi noise? (M. Iqbal
Redha)

a. Pada sinyal keluaran amplifier, keberadaan intermodulasi noise dapat menurunkan


kualitas sinyal yang telah diperkuat di dalam amplifier tadi. Penurunan ini lebih
banyak disebut sebagai distorsi bukan atenuasi, selengkapnya yaitu distorsi
intermodulasi dan distorsi harmoni.
b. Interferensi. Sinyal f1 dan f2 dapat mengganggu sinyal 2f1-f2 seperti pada
pembahasan no.17.
c. Pada pencampuran 2 komponen frekuensi selain bisa menimbulkan interferensi, dapat
pula mengakibatkan cross modulation.

Anda mungkin juga menyukai