Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PROSES INDUSTRI KIMIA PROSES PEMBUATAN BESI

Disusun Oleh:

1. FAMELA RURI KLAUDIA 2. NENDEN DEA KARTIKA

(21030110141030) (21030110141010)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ Daftar Isi ................................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... I.1 Latar belakang ....................................................................................................... I.2 Sejarah ................................................................................................................... I.3 Spesifikasi Bahan Baku......................................................................................... I.4 Spesifikasi Produk ................................................................................................. I.5 Kegunaan Produk .................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ II.1. Konsep Proses ...................................................................................................... II.2. Tinjauan Thermodinamika ................................................................................... II.3. Tinjauan Kinetika ................................................................................................ BAB III PENUTUP ............................................................................................................... III.1. Kesimpulan .......................................................................................................... III.2. Saran .................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

i ii 1 1 1 2 7 7 8 8 12 14 18 18 18 19

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam yang berada dalam kumpulan 8 dan periode 4. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya : Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar Pengolahannya relatif mudah dan murah Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang mengunakan besi. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

I.2 Sejarah Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam unsur dasar dari meteorit sejenis siderite dan sangat sedikit terdapat dalam 2 jenis meteorit lainnya. Inti bumi dengan radius 2150 mil, terdiri dari besi dengan 10 persen hidrogen teroklusi. Besi merupakan unsur keempat yang berlimpah ditemukan di kerak bumi. Kekerasan besi dan sumber bijih besi yang melimpah membuat besi lebih dipilih dari pada perunggu, yang mempengaruhi dipilihnya besi sebagai logam yang paling umum digunakan. Diperkirakan bahwa besi telah dikenal manusia disekitar tahun 1200 SM. Dalam arkeologi, Zaman Besi adalah suatu tahap perkembangan budaya manusia di mana penggunaan besi untuk pembuatan alat dan senjata sangat dominan. Penggunaan bahan baru ini, di dalam suatu masyarakat sering kali mencakup perubahan praktik pertanian, kepercayaan agama, dan gaya seni, walaupun hal ini tidak selalu terjadi.

Zaman Besi adalah periode utama terakhir dalam sistem tiga zaman untuk mengklasifikasi masyarakat prasejarah, yang didahului oleh Zaman Perunggu. Waktu berlangsung dan konteks zaman ini berbeda, tergantung pada negara atau wilayah geografis. Secara klasik, Zaman Besi dianggap dimulai pada Zaman Kegelapan Yunani pada abad ke-12 SM dan Timur Tengah Kuno, abad ke-11 SM di India, dan antara abad ke-8 SM (Eropa Tengah) dan abad ke-6 SM (Eropa Utara) di Eropa. Kerajinan besi diperkenalkan secara langsung ke Amerika dan Austria oleh bangsa Eropa.

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/besi

I.3 Spesifikasi Bahan Baku 1. Karbon Dioksida Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah.

Fase Rumus molekul Massa molar Penampilan Densitas

gas CO2 44,0095(14) g/mol gas tidak berwarna 1.600g/L(padat) 1,98 g/L (gas) 57 C(216K) (di bawah tekanan) 78 C(195K) (menyublim) 1,45 g/L 6,35 dan 10,33 0,07 cP pada 78 C Nol

Titik leleh Titik didih Kelarutan dalam air Keasaman (pKa) Viskositas Momen dipol

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida

2. Karbon Monoksida

Sifat fisika Fase Berat molekul Densitas pada STP Temperatur kritis Tekanan kritis Volume kritis Gas 28,01 gr/gmol 1,250 gr/cm3 -140,23 C 34,529 atm 93,06 cm3 5,01 kal/molC)

Specific Heat (volume (-100C = 5,03 kal/molC); (0C = 4,97 kal/molC); (100C = konstan, 1 atm )

Specific Heat ( tekanan (-100C = 7,05 kal/molC); (0C = 6,97 kal/molC); (100C = konstan, 1 atm ) Enthropy ( 1 atm ) 7,01 kal/molC) (-100C = 43,457 kal/molC); (0C = 46,656 kal/molC); (100C = 48,831 kal/molC) Enthalpy ( 1 atm ) (-100C = 3130,6 kal/molC); (0C = 3831,8 kal/molC); (100C = 4529,8 kal/molC)
Sumber data : id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida

Sifat kimia Bereaksi dengan methanol membentuk asam asetat CH3OH + CO CH3COOH + H2O

Bereaksi dengan hidrogen membentuk methanol CO + H2 CH3OH

Bereaksi dengan dimetil amine membentuk dimetil nonamide (CH3)2NH + CO 3. Hidrogen Sifat Fisika Fase Massa jenis Gas (0C,101.325kPa) 0,08988 g/L (CH3)2NHCO

Titik lebur Titik didih Titik tripel Titik kritis Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor

14,01 K (259,14 C, 434,45 F) 20,28K (252,87 C, 423,17 F) 13,8033 K, 7,042 kPa 32,97 K, 1,293 Mpa (H2) 0,117 kJmol1 (H2) 0,904 kJmol1 (25C)(H2) 28,836 Jmol1K1

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/hidrogen

Sifat kimia Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan 6aramagn dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam. Pembakaran Gas 6aramagn sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran 6aramagn adalah 286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia: 2H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol) 4. Oksigen Oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan 6aramagnetic yang kuat. Fasenya gas Massa jenis Titik lebur Titik didih Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor (0 C; 101,325 kPa) 1,429 g/L 54,36 K 90,20 K (-218,79 C, -361,82 F) (-182,95 C, -297,31 F)

(O2) 0,444 kJ/mol (O2) 6,82 kJ/mol (25 C) (O2) 29,378 J/(molK)

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/oksigen

5. Fe2O3 [besi (III) oksida]

Besi(III) oksida dikenal juga dengan nama bijih besi adalah salah satu senyawa oksida dari besi dan mempunyai rumus kimia Fe2O3 dan mempunyai sifat paramagnetik. Massa molar Titik leleh Densitas Kelarutan dalam air Entalpi pembentukan standar 159,69 g/mol 1566 C (1838 K) decomp. 5.242 g/cm3, padat Tidak larut -825,50 kJ/mol

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/besi

6. FeO Besi (II) oksida, juga dikenal sebagai oksida besi, adalah salah satu oksida besi . Ini adalah bubuk berwarna hitam dengan rumus kimia Fe O . Ini terdiri dari unsur kimia besi di bilangan oksidasi dari 2 terikat pada oksigen Rumus molekul Massa molar Titik lebur Titik didih Penampilan Kelarutan dalam air Kelarutan FeO 71,844 g/mol 1377 C, 1650 K, 2511 F 3414 C, 3687 K, 6177 F Hitam kristal Larut Larut dalam alkali, larut dalam asam

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/besi(II)oksida I.4 Spesifikasi Produk Besi (Fe) Sifat Fisika Fase Massa jenis (sekitar suhu kamar) Massa jenis cair pada titik lebur Titik lebur Titik didih Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor Padat 7,86 g/cm 6,98 g/cm 1811K (1538 C, 2800 F) 3134K (2861 C, 5182 F) 13,81 kJ/mol 340 kJ/mol (25 C) 25,10 J/(molK)

Sumber data: id.wikipedia.org/wiki/besi

I.5 Kegunaan Produk Besi adalah penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dengan bekerja sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin. Dalam kehidupan sehari-hari, sangat banyak barang yang terbuat dari besi murni maupun dari campuran besi dengan logam lain. Antara lain sebagai berikut: 1. Untuk alat rumah tangga seperti pisau dan sendok. 2. Untuk alat pertanian seperti cangkul, sabit dan kapak. 3. Untuk perangkat berat seperti jembatan, rangka bangunan, kendaraan, dan landasan kapal terbang. 4. Karena sifatnya yang keras, sehingga dipadukan dengan logam lain. Perpaduan ini memiliki sifat-sifat material yang sesuai kebutuhan dari alat-alat kantor, rangka gedung pencakar langit, hingga persenjataan militer. 5. Besi juga dapat digunakan sebagai katalis (dalam proses Haber). Adnyana, 1993. Metalurgi Las(Welding Metalurgy), Institut Sain dan Teknologi Nasianal, Jakarta Cubberly William H,1983, Metals Handbook Ninth Edition Vol.1

Properties and Selection Iron and Steels .


American Society For Metals, New York. I.6 Harga Besi
Daftar Harga Bahan Bangunan Besi Beton

BESI BETON (ROLLING, WIRE ROD & BESI ULIR)


ROLLING Kode BBR07 BBR08 BBR09 BBR10 BBR11 BBR12 BBR14 BBR15 BBR16 WIRE ROD Kode BBWR05 Diameter (mm) Panjang (meter) 7 12 8 12 9 12 10 12 11 12 12 12 14 12 15 12 16 12 Diameter (mm) Panjang (meter) 5 12 Harga/ batang (Rp) 23,000 31,000 39,000 47,000 57,000 68,000 92,000 105,000 119,000 Harga/ batang (Rp) 12,000

BBWR06 6 12 18,000 BBWR07 7 12 25,000 BBWR08 8 12 32,000 CATATAN: PANJANG BISA DISESUAIKAN DENGAN PERMINTAAN ULIR Kode Diameter (mm) Panjang (meter) Harga/ batang (Rp) BBU08 8 12 30,000 BBU10 10 12 47,000 BBU12 12 12 68,000 BBU13 13 12 80,000 BBU16 16 12 121,000 BBU19 19 12 171,000
Sumber data : http://jual-besi-beton.blogspot.com/

BAB II PEMBAHASAN II.1 Konsep Proses Bahan utama besi dan paduannya adalah besi kasar, yang dihasilkan dalam tanur tinggi. Bijih besi yang dicampur dengan kokas dan batu gamping (batu kapur) dilebur dalam tanur ini. Komposisi kimia besi yang dihasilkan bergantung pada jenis bijih yang digunakan. Jenis bijih besi yang lazim digunakan adalah hematit, magnetit, siderit dan himosit. Hematit (Fe2O3) adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan karena kadar besinya tinggi, sedangkan kadar kotorannya relatif rendah. Meskipun pirit (FeS 2) banyak ditemukan, jenis biih ini tidak digunakan karena kadar sulfur yang tinggi sehingga diperlukan tahap pemurnian tambahan. Karena di alam ini besi berbentuk oksida dan karbonat, atau sulfida sehingga hampir semua proses produksinya diawali dengan reduksi dengan gas reduktor H2 atau CO2. 1. Proses reduksi langsung Proses mereduksi bijih besi menjadi bes spons terjadi dalam reaktor. Bijih besi yang masuk ke dalam reaktor mengalami proses reduksi yang bertujuan untuk menghilangkan kadar oksigen pada bijih besi sehingga akan didapat bijih besi dengan kadar Fe 98%. Proses reduksi di dalam reaktor menggunakan gas H2 sebagai reduktor dengan tekanan 4,55 kg/cm2 pada temperatur 13500C. Setelah bijih besi tersebut mengalami proses reduksi maka bijih besi tersebut mengalami perubahan kandungan strukturnya. Bijih besi yang telah mengalami perubahan kandungan strukturnya disebut sebagai sponge iron yang akan diolah lagi di dalam furnace menjadi baja. Proses dalam reaktor terbagi dalam tiga ruangan yaitu : Reduction Zone, isobaric Zone, Cooling Zone. Masing-masing ruangan mempunyai temperatur yang berbeda-beda. Temperatur pada Reduction Zone adalah 11000C sedang temperatur pada Isobaric Zone adalah 10000C dan temperatur pada Cooling Zone adalah 4500C. Untuk mengurangi kerugian panas, pada reaktor diberikan suatu isolator berupa refraktori. Refraktori tersebut digunakan untuk mempertahankan tempperatur pada reaktor. Kualitas yang baik dari refraktori merupakan satu faktor penting yang menentukan proses reduksi bijih besi di dalam reaktor. Makin baik fungsi refraktori maka makin kecil heat losses yang terjadi pada reaktor. Mekanisme reaksi :

3Fe2O3(s) Fe3O4(s) FeO(s) Konversi

+ H2(g)
+ H2(g)

2Fe3O4(s) 3FeO(s) Fe(s)

+ + +

H2O(g) H2O(g) H2O(g)

+ H2(g) : 63%

Tingkat metalisasi

: 86%-90% : 4,55 kg/cm2

Diulakukan pada suhu : 13590C Tekanan

2. Proses reduksi tidak langsung Reduksi primer bijih besi oksida dalam cerobong raksasa yang disebut tanur tinggi. Dalam ruang reaksi yang sangat panas, terbentuk lelehan besi, dan SiO 2, bahan kotoran utama, sebagian besar dihilangkan dalam bentuk terak (slag) kalsium silikat (CaSiO3). Tanur tinggi adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 m dan diameternya 8m. Bahan yang digunakan untuk membuat besi murni yaitu bijih besi, kokas (C), dan kapur (CaCO3). Kokas digunakan untuk menghasilkan gas CO karena gas CO digunakan sebagai zat pereduksi. Sedangkan batu kapur yang bersifat basa berfungsi untuk menetralkan asam dari bijih logam yang disebabkan adanya oksida silikon (SiO2). Cara kerja tanur tinggi sebagai berikut : semua bahan dimasukkan ke dalam tungku. Kemudian ditiupkan udara panas melalui bagian bawah tungku sehingga terjadi peleburan. Reaksinya sebagai berikut : Mula-mula karbon bereaksi dengan oksigen membentuk CO CO yang terbentuk naik ke dalam cerobong dan bersama kokas yang panas. Di bagian tengah dan atas tanur, CO bereaksi dengan mereduksi besi oksida untuk membentuk besi. Batu kapur akan terurai karena pemanasan menghasilkan CaO dan CO2. CaO bereaksi dengan SiO2 membentuk bara (CaSiO3) Cairan besi akan keluar melalui saluran didasar tanur. Sedangkan bara ada di permukaan cairan besi dan keluar melalui saluran yang lebih atas dari cairan besi. Cairan besi yang diperoleh dari tanur ini disebut besi gubal dan mengandung 95% besi, 4% karbon, sisanya silikon dan fosfor. Besi gubal didinginkan dan digunakan sebagai besi tuang, sedang hasil samping berupa bara digunakan untuk proses pembuatan semen. Mekanisme Reaksi

2C(s) Fe3O4(s) FeO(s) Konversi

+ O2(g) CO (g) : 5%

2CO(g) 2Fe3O4(s) 3FeO(s) Fe(s) + + + CO2(g) CO2 (g) CO2 (g)

3Fe2O3(s) + CO(g)
+

+ CO (g)

Tingkat metalisasi Suhu


Tekanan

: 92,99% : 11000C
: 1 atm

Gambar tanur tinggi :

Besi diolah dari bijihnya dalam suatu tungku yang disebut tanur hembus/dapur tinggi (blast furnance)..Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini.

Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi.Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara. Bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam tanur ini terdiri dari bijih besi, kokas (C), dan batu gamping (CaCO3). Biji besi yang berupa Fe2O3 mengandung pengotor, yaitu oksida asam (SiO2, Al2O3, dan P2O3)dan oksida basa (CaO, MgO, dan MnO). Batu gamping dimasukkan untuk mengikat oksida asam. Kokas yang dimasukkan bersam-sama dengan bijih besi sebagai reduktor. Prinsip pengolahan besi dari bijih besi adalah dengan mereduksi bijih besi menggunakan reduktor karbon. Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). Proses pada dapur tinggi seperti dalam gambar diatas. Proses pembuatan besi dan baja pada suatu industri terbagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Industri hulu : industri yang mengolah bahan tambang berupa biji logam menjadi logam dasar melalui proses pemurnian dan proses eduksi/peleburan. 2. Industri antara : industri yang mengolah logam dasar baik yang berbentuk ingot primer atau masih berupa logam cair menjadi produk antara seperti billet, slab, bloom, rod atau ingot paduan untuk industri pengecoran. 3. Industri hilir : industri yang mengolah lebih lanjut produk industri antara menjadi produk setengah jadi dan selanjutnya melalui proses pabrikasi dan pengerjaan akhir menjadi produk jadi Reff : www.wikipedia.org/Blast_furnace Bangyo Sucahyo, 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Surakarta

Flowsheet Pembuatan Besi

II.2 Tinjauan Thermodinamika Untuk mengetahui apakah sifat reaksi berjalan eksotermis atau endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan standar, Hf. Pada tekanan 1 atm dengan suhu sebesar 298.15 K. Reaksi pembuatan besi dari bijih besi dapat ditulis sbb Reaksi Utama FeO(s) + H2(g) Data : Hfo298 FeO(s) Hfo298 H2(g) Hfo298 Fe(s) Hfo298 H2O(g) = -272.000 kJ/kmol =0 =0 =-241.818 kJ/kmol (J.M.Smith,H.C.Van Ness,M.M.abbott.
T=1350OC P=4,55 kg/cm2

Fe(s) + H2O(g)

Introduction to chemichal engineering thermodynamics -6th ed) Maka : Hfo298 = H produk H reaktan = (Hfo298 Fe + Hfo298 H2O) (Hfo298 FeO + Hfo298 H2 ) = (0-241.818) (-272.000 + 0) = 30.182 kJ/kmol Pada suhu reaksi 1350oC = 1623 K, maka : H1623 = H298 + (n.Cp.dTp - nCpdTr) = 30.182 + 12.428 = 30.194,482 kJ/kmol Panas reaksi bernilai positif sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi pembentukan besi merupakan reaksi endotermis. Sedangkan untuk mengetahui apakah reaksi pembentukan besi searah (reversible) atau tidak searah (irreversible) berdasarkan tinjauan termodinamika dengan persamaan vant Hoff sebagai berikut : = -HRT Sehingga : = -HRT Dengan : G = Energi gibbs standar T = Temperature reaksi R = Tetapan gas umum K = Konstanta kesetimbangan reaksi maka Dengan G/RT = -lnK

Apabila K 1. Maka reaksi tersebut searah (irreversible) Apabila K 1, maka reaksi tersebut bolak-balik (reversible) Data : Gfo298 FeO(s) Gfo298 H2(g) Gfo298 Fe(s) Gfo298 H2O(g) Maka : Go = Go produk Go reaktan =0 =0 =0 = -228.572

= (0 + (-228.572)) (0 + 0 ) = -228.572

(J.M.Smith,H.C.Van Ness,M.M.abbott. Introduction to chemichal engineering thermodynamics -6th ed)

Harga K yang cukup besar (K>>>) menunjukkan bahwa reaksi yang berlangsung adalah reaksi irreversibel (searah), berarti laju reaksi dipengaruhi oleh laju kinetika. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa konstanta kesetimbangan reaksi (K) pembentukan besi merupakan reaksi non bolak-balik (irreversible) Contoh perhitungan nilai konversi pada tinjauan termodinamika K standar pada 298 K = e(-Go/RT) = e(228,572 J/mol / (8,314 J/mol K Pada T = 200 oC = 473 K
x 298 K)

= 1,097

( K = -4,94*10^-3= 0,024 X= Dst sampai suhu 1400oC

Tabel hubungan suhu dan presentase metalisasi Suhu oC 0 200 400 800 900 1000 1100 Metalisasi % 0 8.25 20.75 52.6 62.35 70.35 78.35

1350 1400 Grafik Perpotongan Suhu vs % metalisasi


120 100 % metalisasi 80 60 40 20 0 0 200 400 600 800 Suhu 1000

96.83 97.35

Grafik Hubungan suhu vs % metalisasi

1200

1400

II.3 Tinjauan Kinetika FeO(s) + H2(g)

T=1350OC P=4,55 kg/cm2

Fe(s) + H2O(g)

Tinjauan kinetika ini bertujuan untuk mengetahui harga konstanta kecepatan reaksi pembentukan besi yang dapat diprediksi dengan persamaan berikut : Persamaan Arrhenius :

Dimana : k = konstanta kecepatan reaksi (jam-1) Ea= Energi aktivasi (-45.504,431 kJ/mol) T = suhu ( K)

o

A = faktor tumbukan (4,339/jam) R = konstanta gas (8314 kJ/mol. K)

Maka untuk persamaan reaksi ini, dengan kenaikan suhu reaksi, konstanta kecepatan reaksi semakin besar pula. Ini berarti reaksi ke kanan akan berjalan lebih cepat dan dapat dikatakan reaksi yang terjadi searah/irreversibel. Kecepatan Reaksi Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat,

maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Konsentrasi Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Levenspiel,Octave.Chemical Reaction Engineering 3rd ed. Department of Chemical Engineering Oregon State University

Contoh perhitungan konversi pada tinjauan kinetika k=Ae(-E/RT) =4,339*e-(-5,47323*T) T pada 200oC=473K k=4,339*e-(-5,47323*T) =4,339*e-(-5,47323*473) =4,39 X=( =( =20 Dst sampai suhu 1400oC Berikut Grafik Perpotongan antara suhu dengan % metalisasi dari tinjauan kinetika dan tinjauan thermodinamika Tinjauan Termodinamika Suhu 0 200 400 %metalisasi 0 8.25 20.75 Tinjauan Kinetika Suhu 0 200 400 %Metalisasi 0 20 40 ) )

800 900 1000 1100 1350 1400

52.6 62.35 70.35 78.35 96.83 97.35

800 900 1000 1100 1350 1400

78 83 90 92 97 97.35

120 100 % metalisasi 80 60 40 20 0 0

Grafik Perpotongan tinjauan thermodinamika dan kinetika

Tinjauan kinetika tinjauan termodinamika

200

400

600

800 Suhu (C)

1000

1200

1400

1600

Dari grafik diatas maka terlihat bahwa dilihat dari tinjauan thermodinamika dan kinetika proses pembuatan besi,terdapat perpotongan pada suhu 1350 oC dengan %metalisasi hingga 97,35%.

BAB III PENUTUP

III.1

Kesimpulan 1. Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Besi adalah penyusunan utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin. 3. Di alam besi berbentuk oksida dan karbonat atau sulfida, sehingga proses produksinya diawali dengan reduksi. 4. Ada dua proses reduksi, yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak langsung. 5. Reaksi pembentukan besi adalah reaksi irreversibel, tinjauan yang lebih berpengaruh adalah tinjauan kinetika. Semakin tinggi suhu maka kecepatan reaksinya semakin besar pula. 6. Konversi maksimal 97.35% . Pada suhu optimal 1350 oC. Suhu optimal dari literature 1359 oC, maka persen penyimpangannya 0,66%. 7. Reaktan yang digunakan CO2, CO, H2, O2, Fe2O3, FeO.

III.2

Saran 1. Pembuatan besi lebih baik menggunakan proses reduksi langsung, karena konversinya besar yaitu 63%. 2. Dalam penggunaan besi, sebaiknya besi diberikan perlindungan karena mudah teroksidasi. 3. Untuk produsen: Bijak dan cerdas dalam pengkomposisian bahan untuk pembuatan material besi yang baik Cermat dalam pengkondisian opersai pembuatan besi dan pemisahan slurry dan besi untuk menghasilkan besi yang minim impuritas 4. Untuk konsumen Bijak dalam pengaplikasian besi,pemilihan jenis besi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penggunaan Cermat dalam pemilihan kualitas besi dan bijak dalam penggunaan jumlah material besi

DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, Selamet. 2010. Proses Industri Kimia. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Smith. J.M.,dkk. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics. 6th ed. Mc Graw Hill. Levenspiel,Octave.Chemical Reaction Engineering 3rd ed. Bangyo Sucahyo, 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Surakarta Adnyana, 1993. Metalurgi Las(Welding Metalurgy), Institut Sain dan Teknologi Nasianal, Jakarta Cubberly William H, 1983. Metals Handbook Ninth Edition Vol.1 Properties and Selection Iron and Steels. American Society For Metals , New York. www.wikipedia.org/Blast_furnance www.wikipedia.org/Fe www.wikipedia.org/FeO www.wikipedia.org/Fe2O3 www.wikipedia.org/hidrogen www.wikipedia.org/karbonmonoksida www.wikipedia.org/karbondioksida www.wikipedia.org/oksigen

Anda mungkin juga menyukai