Anda di halaman 1dari 9

Kriteria Seorang Bhikkhu yang Memiliki Kesempurnaan dalam Moralitas (Sla)

Penjelasan ini adalah kutipan dari Brahmajla Sutta (Dgha Nikya No. 1), hal ini juga terdapat di Smaaphala Sutta (DN 2) dan tentunya semua ini terdapat di Vinaya Pitaka. Bila anda bersedia meluangkan waktu sedikit saja untuk membaca catatan ini, maka anda akan menemui bahwa banyak sekali praktik-praktik yang menyimpang yang dilakukan oleh para bhikkhu pada saat ini. Hal-hal ini sangatlah baik untuk diketahui oleh para umat. Dengan demikian, para umat tidak mengondisikan para bhikkhu untuk melakukan pelanggaran atas silanya dan dapat melakukan sokongan dengan cara yang benar. Selain itu, para bhikkhu juga tidak bisa memberikan alasan bahwa semua itu kan dilakukan demi keuntungan dan kebaikan para umat. Seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha di bagian terakhir dari paragraf 1.27, masalah ini (sla) adalah hal yang kecil tidak terlalu berarti. Bila hal kecil ini saja sulit untuk dipatuhi, bagaimana umat (para penyokong) mendapatkan berkah yang berlimpah dengan berdana kepada para bhikkhu? Silakan baca catatan (note) Jadilah seperti Kain Sutera. Ingatlah, niat baik saja tidaklah cukup. Bila para umat melakukan sokongan secara salah karena dilandasi oleh keserakahan dan kebodohan, maka anda akan rugi berkali-kali lipat. Bukan hanya anda akan kehilangan uang atau barang yang anda danakan, tetapi anda juga akan mendapatkan karma buruk yang berlimpah, anda akan menuju alam menderita, dan yang terburuk adalah anda menjadi penghancur Ajaran yang Sungguh Mulia ini. Silakan baca catatan (note) Niat Baik Saja Tidaklah Cukup & Mengapa Berdana Uang Kpd Bhikkkhu-Karma Buruk. Bhante juga ingin menekankan khususnya kepada para Romo Pandita agar memahami hal ini, karena andalah orang-orang yang sering membabarkan Dhamma kepada para umat. Bila anda tidak mengerti dan menyampaikan hal yang bukan Dhamma-Vinaya sebagai Dhamma-Vinaya, anda akan memetik karma buruk yang luar biasa. Ingatlah arti dari kata Romo Pandita (Rama/Romo = Ayah/Bapak atau orang yang dituakan/dihormati, dan Paita = Orang yang Bijaksana) yaitu orang yang dihormati karena kebijaksanaannya. Bhante mengajak para umat dan tentu saja khususnya kepada para bhikkhu lain untuk bersama-sama menjaga dan menegakkan Dhamma-Vinaya, sehingga Ajaran ini dapat bertahan lebih lama dan memberikan manfaat bagi banyak makhluk. Semoga niat tulus ini mendapat sambutan yang baik dan dapat terlaksana. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Salam Mett, U Sikkhnanda Benteng Satipahna Tangerang, Banten, Indonesia 30 September, 2013 P.S. Terjemahan ini diambil dari PDF file terbitan DhammaCitta Press 2009. Sedikit tambahan pada catatan kaki no. 14 dan perbaikan pada no. 22. Silakan dan sangat direkomendasikan untuk membaca terjemahan bahasa Inggrisnya.

Bagian singkat tentang Moralitas 1.8. Menghindari pembunuhan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi8 pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, penuh belas kasih, bergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup. Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathgata. Menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi mengambil apa yang tidak diberikan, hidup murni, menerima apa yang diberikan, menunggu apa yang diberikan, tanpa mencuri. Menghindari ketidaksucian, Petapa Gotama hidup jauh darinya, jauh dari praktik kehidupan sosial hubungan seksual. 9 1.9. Menghindari ucapan salah, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi ucapan salah, seorang pembicara kebenaran, seorang yang dapat diandalkan, dapat dipercaya, dapat dijadikan tempat bergantung, bukan seorang penipu dunia. Menghindari fitnah, Beliau tidak mengulangi di sana apa yang Beliau dengarkan di sini untuk merugikan orang-orang ini, atau mengulangi di sini apa yang Beliau dengarkan di sana untuk merugikan orang-orang itu. Demikianlah Beliau adalah penengah bagi mereka yang bersengketa dan pendorong bagi mereka yang rukun, bahagia dalam kedamaian, menyukainya, gembira di dalamnya, seseorang yang berbicara demi kedamaian. Menghindari ucapan kasar, Beliau menjauhinya. Beliau mengatakan apa yang tanpa-cela, indah di telinga, menyenangkan, menyentuh hati, sopan, indah, dan menarik bagi banyak orang. Menghindari gosip, Beliau berbicara di saat yang tepat, apa yang benar dan langsung pada pokok persoalan,10 tentang Dhamma dan disiplin. Beliau adalah seorang pembicara yang kata-katanya harus dihargai, sesuai pada waktunya, [5] beralasan, dijelaskan dengan baik dan berhubungan dengan tujuan.11 Demikianlah orang-orang biasa memuji Sang Tathgata. 1.10. Petapa Gotama adalah seorang yang menjauhi merusak benih dan hasil panen. Beliau makan sekali sehari dan tidak makan pada waktu malam, menjauhi makan pada waktu yang salah.12 Beliau menghindari menonton tari-tarian, nyanyian, musik, dan pertunjukan. Beliau menghindari memakai karangan bunga, pengharum, kosmetik, dan perhiasan. Beliau menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi atau lebar. Beliau menghindari menerima emas dan perak.13 Beliau menghindari menerima beras (biji-bijian) mentah atau daging mentah, Beliau tidak menerima perempuan atau gadis muda, budak laki-laki atau perempuan, domba dan kambing, ayam dan babi, gajah, sapi, kuda jantan dan betina, ladang dan bidang tanah;14 Beliau menghindari menjadi kurir, membeli dan menjual, menipu dengan timbangan dan takaran yang salah, dari menyuap dan korupsi, dari penipuan dan kemunafikan, dari melukai, membunuh, memenjarakan, perampok jalanan, dan mengambil makanan dengan paksa. Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathgata. [Bagian menengah tentang Moralitas] 1.11. Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian. Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathgata. [6] 1.12. Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung menikmati barang-barang simpanan seperti makanan, minuman, pakaian, alat transportasi, tempat tidur, pengharum, daging, Petapa Gotama menjauhi kenikmatan demikian. 1.13. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menikmati pertunjukan seperti tarian, nyanyian, musik, penampilan, pembacaan, musik-tangan, simbal dan tambur, pertunjukan sihir,15

akrobatik dan sulap,16 pertandingan gajah, kerbau, sapi, kambing, domba, ayam, burung puyuh, perkelahian dengan tongkat, tinju, gulat, perkelahian pura-pura, parade, pertunjukan manuver dan militer, Petapa Gotama menjauhi menikmati penampilan demikian. 1.14. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menikmati permainan-permainan dan kegiatan sia-sia seperti catur delapan atau sepuluh baris,17 catur di udara,18 permainan jingkat, permainan biji-bijian, permainan dadu, melempar tongkat, lukisan-tangan, permainan bola, meniup melalui pipa mainan, permainan dengan bajak mainan, jungkir balik, permainan dengan kincir, pengukuran, kereta [7] dan busur mainan, menebak huruf,19 menebak pikiran,20 meniru penampilan cacat, Petapa Gotama menjauhi kegiatan sia-sia demikian. 1.15. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai tempat tidur yang tinggi dan lebar dan tempat duduk yang tinggi, alas duduk berhiaskan kulit binatang,21 dilapisi wol atau dengan berbagai macam penutup, penutup dengan bulu di kedua sisi atau di satu sisi, penutup sutra, berhiaskan dengan atau tanpa permata, permadani-kereta, -gajah, -kuda, berbagai selimut dari kulit-kijang, bantal bertenda, atau dengan bantal merah di kedua sisi, Petapa Gotama menjauhi tempat tidur tinggi dan lebar demikian. 1.16. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai bentuk-bentuk hiasan-diri dan perhiasan seperti melumuri tubuh dengan pengharum, memijat, mandi dengan air harum, menggunakan pencuci rambut, menggunakan cermin, salep, karangan bunga, wangi-wangian, bedak, kosmetik, kalung, ikat kepala, tongkat hiasan, botol, pedang, penghalang sinar matahari, sandal berhias, serban, permata, kipas ekor-yak, jubah berumbai, Petapa Gotama menjauhi hiasan-diri demikian. 1.17. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai pembicaraan yang tidak bermanfaat22 seperti tentang raja-raja, perampok-perampok, menteri-menteri, bala tentara, bahaya-bahaya, perang, makanan, minuman, pakaian, tempat tidur, karangan bunga, pengharum, sanak saudara, kereta, desa-desa, pasar-pasar dan kota-kota, negara-negara, perempuanperempuan, [8] pahlawan-pahlawan, gosip-sumur dan jalanan, pembicaraan tentang mereka yang meninggal dunia, pembicaraan yang tidak menentu, spekulasi tentang daratan dan lautan,23 pembicaraan tentang ke-ada-an dan ke-tiada-an,24 Petapa Gotama menjauhi pembicaraan demikian. 1.18. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai perdebatan seperti: Engkau tidak memahami ajaran dan disiplin ini Aku memahami!, Bagaimana engkau dapat memahami ajaran dan disiplin ini?, Jalanmu semuanya salah jalanku yang benar, Aku konsisten engkau tidak!, Engkau mengatakannya terakhir apa yang seharusnya engkau katakan pertama kali!, Apa yang lama engkau pikirkan telah terbantah!, Argumentasimu telah dipatahkan, engkau kalah!, Pergi, selamatkan ajaranmu keluarlah dari sana jika engkau mampu!, Petapa Gotama menjauhi perdebatan demikian. 25 1.19. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai hal-hal seperti menjadi kurir dan penyampai pesan, seperti untuk raja, menteri, para mulia, Brahmana, perumah tangga, dan anak muda yang mengatakan: Pergilah ke sini pergilah ke sana! Bawalah ini ke sana bawalah itu dari sana! Petapa Gotama menjauhi menjadi kurir demikian.

1.20. Sementara beberapa petapa dan Brahmana masih menyukai kebohongan, ucapan sia-sia, nasihat tersirat, meremehkan, dan selalu berusaha memperoleh keuntungan, Petapa Gotama menjauhi kebohongan demikian. Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathgata. 26

[Bagian panjang tentang Moralitas] 1.21. Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan murahan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan,27 meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, persembahan dari sesendok sekam, tepung beras, beras, ghee atau minyak, dari darah atau dari mulut, membaca ujung jari, pengetahuan rumah dan kebun, ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah,28 pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian. 1.22. Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti menilai tanda-tanda permata, tongkat, pakaian, pedang, tombak, anak panah, senjata, perempuan, laki-laki, anak-anak, gadis-gadis, budak perempuan dan laki-laki, gajah, kuda, kerbau, banteng, sapi, kambing, domba, ayam, burung puyuh, iguana, tikus bambu,29 kura-kura, rusa, Petapa Gotama menjauhi keterampilan demikian. 1.23. Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan: Pemimpin30 akan berjalan keluar pemimpin akan berjalan kembali, Pemimpin kita [10] akan bergerak maju dan pemimpin musuh akan bergerak mundur, Pemimpin kita akan menang dan pemimpin musuh akan kalah, Pemimpin musuh akan menang dan pemimpin kita akan kalah, Demikianlah akan ada kemenangan di satu pihak dan kekalahan di pihak lainnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan demikian. 1.24. Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan gerhana bulan, matahari, bintang; bahwa matahari dan bulan akan bergerak sesuai jalur yang benar akan bergerak tidak menentu; bahwa bintang akan bergerak sesuai jalur yang benar akan bergerak tidak menentu; bahwa akan terjadi hujan meteor, suatu kebakaran dahsyat di angkasa, gempa bumi, guruh; matahari, bulan, dan bintang yang terbit, terbenam, gelap dan terang; dan demikianlah akibat dari benda-benda ini, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian. [11] 1.25. Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan hujan yang baik atau buruk; panen yang baik atau buruk; keamanan, bahaya; penyakit, kesehatan, atau mencatat, menentukan, menghitung, komposisi syair, menjelaskan alasan-alasan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian. 1.26. Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti mengatur pemberian dan penerimaan dalam suatu pernikahan, pertunangan dan perceraian; [menyatakan waktu untuk] menabung dan belanja, membawa kebaikan dan keburukan, melakukan aborsi,31 menggunakan mantra untuk mengikat lidah, mengikat rahang, menyebabkan tangan gemetar, menyebabkan tuli, mencari jawaban dari cermin, menjadi gadis-medium, dewa; memuja matahari atau Mah Brahm, meniupkan api, memanggil dewi keberuntungan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.

1.27. Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dengan keterampilan demikian, penghidupan salah seperti menenangkan para dewa dan menepati janji terhadap para dewa, membuat jimat rumah tanah, memberikan kekuatan dan kelemahan, mempersiapkan dan menyucikan bangunan, memberikan upacara pembersihan dan pemandian, memberikan korban, memberikan obat pencahar, obat penawar, obat batuk dan pilek, memberikan obat-telinga, -mata, -hidung, salep dan saleppenawar, pembedahan mata, pembedahan, pengobatan bayi, menggunakan balsam untuk melawan efek samping dari pengobatan sebelumnya, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian. 32 Ini, para bhikkhu, untuk hal-hal mendasar, persoalan kecil inilah, maka orang-orang biasa memuji Sang Tathgata. Catatan Kaki: 8. Kata menjauhi ini diulang di seluruh naskah. 9. Brahmacariy adalah cara hidup suci yang tertinggi, yaitu hidup selibat. DA menunjukkan bahwa hal ini termasuk menjauhi segala bentuk perilaku erotis selain hubungan seksual. 10. Atthavd: attha juga berarti yang bermanfaat. 11. Atthasahita: Di sini, makna attha sebagai bermanfaat jelas. 12. Pada waktu yang salah artinya antara tengah hari dan fajar keesokan harinya. 13. Paragraf 8-9 mencakup empat sila pertama yang dilaksanakan oleh smaera. Penjelasan atas berbagai bentuk ucapan salah di sini (dan di bagian lain) mencerminkan pentingnya mengendalikan lidah. Yang mengherankan adalah tidak adanya aturan menghindari kemabukan, tetapi digantikan dengan sebuah rujukan pada merusak benih dan hasil panen. Lima aturan berikutnya sesuai dengan smaera sla 6-10. 14. Akan tetapi Sang Buddha sendiri menerima tanah dari Anthapiika dan yang lainnya untuk Sangha. (PENGERTIAN YANG KELIRU DARI PENERJEMAH, BUDDHA MENERIMANYA SEBAGAI VIHRA, BUKAN
SEBAGAI SEPETAK TANAH, KEBUN, ATAU LADANG. PENERIMAAN INI DIMULAI PERTAMA KALINYA PADA SAAT BELIAU BERKUNJUNG KE RJAGAHA - VIN 4 - 1. MAHKHANDHAKO - 13. BIMBISRASAMGAMAKATH).

15. Sobha-nagaraka: dari kota Sobha (ini adalah kota para gandhabba atau musisi surgawi). RD berpikir tentang sebuah pertunjukan Balet yang diperankan oleh peri-peri. BB menerjemahkannya sebagai Pertunjukan seni yang tentu saja memberikan kesan yang keliru bagi pembaca masa kini! 16. Cadla vasa dhopana: tidak jelas. Pelakunya diduga berkasta rendah. DA berpikir tentang sebuah bola besi (yang digunakan untuk sulap). 17. Catur, dengan 64 atau 100 kotak, berasal dari India. Meskipun sebelumnya tidak dikenal, namun diperkenalkan di Eropa oleh orang-orang Kristen. 18. Catur pikiran, yang dimainkan tanpa papan catur. 19. Ditulis di udara, atau di punggung seseorang. Tulisannya diketahui, tetapi tidak digunakan oleh Sang Buddha atau guru-guru lainnya pada masa itu. 20. Permainan tebak-tebakan, bukan telepati. 21. Pallanka: (dari mana, yang tertinggi, tandu kita), juga berarti duduk bersila. 22. Tiracchna-kath: secara harfiah: pembicaraan-binatang. Karena binatang berjalan sejajar dengan tanah (mendatar), jadi pembicaraan ini tidak mengarah menuju ke atas (DA). 23. Lokakhyika: spekulasi filosofis dari jenis para materialis (DA). 24. Iti-bhavbhava-kath: juga diartikan sebagai untung dan rugi, namun makna filosofis (seperti dalam terjemahan Horner dan amolli dari MN 76) lebih disukai. 25. Juga pada MN 77, dan SN 46.9. 26. Untuk keterangan terperinci mengenai praktik ini, baca VM 26. 1.61-82. 27. Anga: Termasuk telapak kaki serta telapak tangan. 28. Mengetahui jimat yang digunakan oleh seseorang yang berdiam dalam sebuah rumah tanah.

29. Kaika-lakkhaa: dari kaa telinga. DA berpikir bahwa ini artinya giwang atau sudut atap rumah, keduanya tidak cocok di sini. Saya mengikuti terjemahan Thai, yang mungkin mengikuti tradisi kuno, memiliki tun tikus bambu (Baca McFarland, Thai-English Dictionary, p. 371). Franke mengatakan seekor binatang yang selalu disebut kelinci, dan diduga bahwa tentunya berarti seekor binatang bertelinga panjang. 30. Raa: yaitu pemimpin bersama dari suatu negara republik. 31. Viruddha-gabbha-karaa: atau mungkin menghidupkan janin. 32. Yaitu praktik pengobatan untuk mendapatkan keuntungan yang dicela di sini.

Terjemahan Bahasa Inggrisnya


[Short Section on Morality]1 [4] 1.8. "'Abandoning the taking of life, the ascetic Gotama dwells refraining from taking life, without stick or sword, scrupulous, compassionate, trembling for the welfare of all living beings." Thus the worldling would praise the Tathgata.2 "Abandoning the taking of what is not given, the ascetic Gotama dwells refraining from taking what is not given, living purely, accepting what is given, awaiting what is given, without stealing. Abandoning unchastity, the ascetic Gotama lives far from it, aloof from the village-practice of sex.3 1.9. "'Abandoning false speech, the ascetic Gotama dwells refraining from false speech, a truthspeaker, one to be relied on, trustworthy, dependable, not a deceiver of the world. Abandoning malicious speech, he does not repeat there what he has heard here to the detriment of these, or repeat here what he has heard there to the detriment of those. Thus he is a reconciler of those at variance and an encourager of those at one, rejoicing in peace, loving it, delighting in it, one who speaks up for peace. Abandoning harsh speech, he refrains from it. He speaks whatever is blameless, pleasing to the ear, agreeable, reaching the heart, urbane, pleasing and attractive to the multitude. Abandoning idle chatter, he speaks at the right time, what is correct and to the point,4 of Dhamma and discipline. He is a speaker whose words are to be treasured, seasonable, [5] reasoned, well-defined and connected with the goal."5 Thus the worldling would praise the Tathgata. 1.10. "'The ascetic Gotama is a refrainer from damaging seeds and crops. He eats once a day and not at night, refraining from eating at improper times.6 He avoids watching dancing, singing, music and shows. He abstains from using garlands, perfumes, cosmetics, ornaments and adornments. He avoids using high or wide beds. He avoids accepting gold and silver.7 He avoids accepting raw grain or raw flesh, he does not accept women and young girls, male or female slaves, sheep and goats,
These three sections on morality occur verbatim in all of the first 13 Suttas and may once have formed a separate 'tract' (RD).
2 3 1

This 'refrain' is repeated throughout.

Brahmacariy is the supreme or holy life, i.e. celibacy. DA points out that it involves refraining from other forms of erotic behaviour besides intercourse. 4 Atthavd: attha may also mean 'that which is profitable' (see next note). 5 Atthasahita: here the meaning of attha as 'the profitable' is clear. 6 'At improper times' means between midday and the following dawn. 7 Verses 8-9 embrace the first four precepts undertaken by novices (smaera). The elaboration of the different forms of wrong speech here (and elsewhere) reflects the importance of controlling the tongue. Curiously, there is no mention of abstaining from intoxicants, but instead a reference to 'damaging seeds and crops'. The next five items correspond to the novices' precepts 6-10.

cocks and pigs, elephants, cattle, horses and mares, fields and plots;8 he refrains from running errands, from buying and selling, from cheating with false weights and measures, from bribery and corruption, deception and insincerity, from wounding, killing, imprisoning, highway robbery, and taking food by force." Thus the worldling would praise the Tathgata.' [Middle Section on Morality] 1.11. "'Whereas, gentlemen, some ascetics and Brahmins, feeding on the food of the faithful, are addicted to the destruction of such seeds as are propagated from roots, from stems, from pints, from cuttings, from seeds, the ascetic Gotama refrains from such destruction." Thus the worldling would praise the Tathgata. [6] 1.12. "'Whereas some ascetics and Brahmins, feeding on the food of the faithful, remain addicted to the enjoyment of stored-up goods such as food, drink, clothing, carriages, beds, perfumes, meat, the ascetic Gotama refrains from such enjoyment. 1.13. "'Whereas some ascetics and Brahmins ... remain addicted to attending such shows as dancing, singing, music, displays, recitations, hand-music, cymbals and drums, fairyshows,9 acrobatic and conjuring tricks10 combats of elephants, buffaloes, bulls, goats, rams, cocks and quail, fighting with staves, boxing, wrestling, sham-fights, parades, manoeuvres and military reviews, the ascetic Gotama refrains from attending such displays. 1.14. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to such games and idle pursuits as eight- or ten-row chess,11 'chess in the air',12 hopscotch, spillikins, dicing, hitting sticks, 'handpictures', ball-games, blowing through toy pipes, playing with toy ploughs, turning somersaults, playing with toy windmills, measures, carriages, [7] and bows, guessing letters,13 guessing thoughts14 mimicking deformities, the ascetic Gotama refrains from such idle pursuits. 1.15. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to high and wide beds and long chairs, couches adorned with animal figures,15 fleecy or variegated coverlets, coverlets with hair on both sides or one side, silk coverlets, embroidered with gems or without, elephant-, horse- or chariot-rugs, choice spreads of antelope-hide, couches with awnings, or with red cushions at both ends, the ascetic Gotama refrains from such high and wide beds. 1.16. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to such forms of self-adornment and embellishment as rubbing the body with perfumes, massaging, bathing in scented water,
8

The Buddha did, however, accept land from Anthapiika and others for the Sangha (Pengertian yang keliru, Buddha menerimanya sebagai vihra, bukan sebagai sepetak tanah, kebun, atau ladang). 9 Sobha-nagaraka: 'of the city Sobha' (this was the city of the gandhabbas or heavenly musicians). RD thinks of a ballet with fairy scenes. BB renders it 'art exhibitions' - which surely gives the wrong impression for modern readers! 10 Cadla vasa dhopana: rather obscure. The performers were presumably low-caste. DA thinks of an iron ball (used for juggling?). 11 Chess, with a board of 64 or loo squares, originated in India. Though previously not unknown, it was popularised in Europe by the Crusaders.
12
13

Mental chess, played without a board.


Written in the air, or on one's back. Writing was known, but was not used by the Buddha or other teachers of the day.

14
15

A guessing game, not telepathy.


Pallanka: (whence, ultimately, our 'palanquin'), also means 'sitting cross-legged' (see n.519, 520).

shampooing, using mirrors, ointments, garlands, scents, unguents, cosmetics, bracelets, headbands, fancy sticks, bottles, swords, sunshades, decorated sandals, turbans, gems, yak-tail fans, long-fringed white robes, the ascetic Gotama refrains from such self-adornment. 1.17. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to such unedifying conversation16 as about kings, robbers, ministers, armies, dangers, wars, food, drink, clothes, beds, garlands, perfumes, relatives, carriages, villages, towns and cities, countries, women, [8] heroes, street- and wellgossip, talk of the departed, desultory chat, speculations about land and sea,17 talk about being and non-being,18 the ascetic Gotama refrains from such conversation. 1.18. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to disputation such as: 'You don't understand this doctrine and discipline - I do!' 'How could you understand this doctrine and discipline?' 'Your way is all wrong - mine is right!' 'I am consistent - you aren't!' 'You said last what you should have said first, and you said first what you should have said last!' 'What you took so long to think up has been refuted!' 'Your argument has been overthrown, you're defeated!' 'Go on, save your doctrine - get out of that if you can!' the ascetic Gotama refrains from such disputation.19 1.19. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to such things as running errands and messages, such as for kings, ministers, nobles, Brahmins, householders and young men who say: 'Go here - go there! Take this there - bring that from there!' the ascetic Gotama refrains from such errand-running. 1.20. "'Whereas some ascetics and Brahmins remain addicted to deception, patter, hinting, belittling, and are always on the make for further gains, the ascetic Gotama refrains from such deception." Thus the worldling would praise the Tathgata.'20 [Large Section on Morality] 1.21. "'Whereas some ascetics and Brahmins, feeding on the food of the faithful, make their living by such base arts, such wrong means of livelihood as palmistry,21 divining by signs, portents, dreams, body-marks, mouse-gnawings, fire-oblations, oblations from a ladle, of husks, ricepowder, ricegrains, ghee or oil, from the mouth or of blood, reading the finger-tips, house- and garden-lore, skill in charms, ghostlore, earth-house lore,22 snake-lore, poison-lore, rat-lore, birdlore, crow-lore, foretelling a person's life-span, charms against arrows, knowledge of animals' cries, the ascetic Gotama refrains from such base arts and wrong means of livelihood. 1.22. "'Whereas some ascetics and Brahmins make their living by such base arts as judging the marks of gems, sticks, clothes, swords, spears, arrows, weapons, women, men, boys, girls, male
16

Tiracchna-kath: lit. 'animal-talk'. As animals walk parallel to the earth, so this kind of talk does not lead upward (DA). See also n.244.

17 18

Lokakhyika: philosophical speculations of a materialist kind (DA). Iti-bhavbhava-kath: also rendered 'profit and loss', but the philosophical sense (as in the Homer and Nanamoli translations of MN 76) is preferable.
Also at MN 77, and SN 46.9.

19

20
21

For a detailed account of these practices, see VM 1.61-82.

Anga: including soles as well as palms. 22 Knowing charms to be used by one dwelling in an earthen house.

and female slaves, elephants, horses, buffaloes, bulls, cows, goats, rams, cocks, quail, iguanas, bamboo-rats23 tortoises, deer, the ascetic Gotama refrains from such base arts. 1.23. "'Whereas some ascetics and Brahmins make their living by such base arts as predicting: 'The chiefs24 will march out - the chiefs will march back', 'Our chiefs [io] will advance and the other chiefs will retreat', 'Our chiefs will win and the other chiefs will lose', 'The other chiefs will win and ours will lose', 'Thus there will be victory for one side and defeat for the other', the ascetic Gotama refrains from such base arts. 1.24. "'Whereas some ascetics and Brahmins make their living by such base arts as predicting an eclipse of the moon, the sun, a star; that the sun and moon will go on their proper course - will go astray; that a star will go on its proper course - will go astray; that there will be a shower of meteors, a blaze in the sky, an earthquake, thunder; a rising, setting, darkening, brightening of the moon, the sun, the stars; and 'such will be the outcome of these things', the ascetic Gotama refrains from such base arts and wrong means of livelihood. [II] 1.25. "'Whereas some ascetics and Brahmins make their living by such base arts as predicting good or bad rainfall; a good or bad harvest; security, danger; disease, health; or accounting, computing, calculating, poetic composition, philosophising, the ascetic Gotama refrains from such base arts and wrong means of livelihood. 1.26. "'Whereas some ascetics and Brahmins make their living by such base arts as arranging the giving and taking in marriage, engagements and divorces; [declaring the time for] saving and spending, bringing good or bad luck, procuring abortions.25 using spells to bind the tongue, binding the jaw, making the hands jerk, causing deafness, getting answers with a mirror, a girl-medium, a deva; worshipping the sun or Great Brahma, breathing fire, invoking the goddess of luck, the ascetic Gotama refrains from such base arts and wrong means of livelihood. 1.27. "'Whereas some ascetics and Brahmins, feeding on the food of the faithful, make their living by such base arts, such wrong means of livelihood as appeasing the devas and redeeming vows to them, making earth-house spells, causing virility or impotence, preparing and consecrating buildingsites, giving ritual rinsings and bathings, making sacrifices, giving emetics, purges, expectorants and phlegmagogues, giving ear-, eye-, nose-medicine, ointments and counterointments, eye-surgery, surgery, pediatry, using balms to counter the side-effects of previous remedies, the ascetic Gotama refrains from such base arts and wrong means of livelihood."26 It is, monks, for such elementary, inferior matters of moral practice that the worldling would praise the Tathgata. (Alternatif - Bhikkhu Bodhi: These, bhikkhus, are those trifling and insignificant matters, those minor details of mere moral virtue, that a worldling would refer to when speaking in praise of the Tathgata.)
23

Kaika-lakkhaa: from kanna 'ear'. DA thinks it means either ear-rings or house-gables, both of which are incongruous here. I follow the Thai translation which, probably following an old tradition, has tun 'bamboo-rat' (see McFarland, Thai-English Dictionary, p. 371). Franke says 'an animal that is always mentioned with the hare', and considers that it must mean an animal with long ears. 24 Raa (gen. pl.): i.e. the joint leaders of a republican state. 25 Viruddha-gabbha-karaa: Or perhaps 'reviving the foetus'. 26 It is the practice of medicine for gain that is here condemned.

Anda mungkin juga menyukai