Gambar 2. Peta letak DPL Kampung Yensawai di Pulau Batanta Kabupaten Raja
Kampung Yensawai termasuk daerah yang relatif sulit untuk dijangkau,
Ampat
mengingat belum ada jalur transportasi umum yang seperti kapal perintis atau
angkutan umum laut. Biasanya kalau ke Kampung Yensawai numpang kapal
perusahaan mutiara PT. Arta Samudera dari Sorong yang memakan waktu
Sebagian hutan sebelah barat Yensawai termasuk dalam kawasan Cagar Alam Pulau Batanta Barat berdasarkan keputusan Menteri
Gambar 5 Terumbu Karang sebagai rumah Pertanian nomor 912/Kpts/ Um/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981. Berdasarkan penataan
ikan
batas Sub Biphut manokwari tahun 1985 luasnya secara defenitif adalah 16.749 Ha (Atlas
Sumber daya Pesisir Kabupaten Raja Ampat, 2006).
Jenis tumbuhan yang berada di Cagar Alam Pulau Batanta Barat antara lain : Merbau (Intsia bijuga), Merbau (Intsia palembanica), Matoa
(Pometia sp), Kayu bugis (Koordersiodendron pinnatum), Beringin (Ficus spp), kayu kuku (Pericopsis sp, Pysoxsylon sp). Sedangkan jenis
satwa yang ada antara lain : Kakatua Jambul kuning (Cacatua galeritatriton), Cendrawasih merah (Paradisaea rubra) Kakatua Raja (
Probosciger atterimus), Raja udang (Halyon macleayii), Nuri merah kepala hitam (Lorius lory) Cendrawasih kecil (Paradisaea minor), Ketam
kenari (Birgus latro), kus-kus berbintik (Spilocuscus maculatus). Kampung Yensawai juga berada dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) Selat Dampir dimanasalah satu zona intinya terdapat di Daerah Perlindungan Laut Yensawai Bam Fnober.
Jumlah anak dibawah 12 tahun terbesar di Distrik Selat Sagawin yaitu mencapai 246 orang, sehingga kebutuhan untuk tempat makanan
dan ruang perlu dipikirkan
Sesuai dengan pendataan yang dilakukan pada tahun 2008, menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat pendidikannya masih tergolong
rendah. Dimana tingkat pendidikan masyarakat hanya tamat sekolah dasar saja (155 orang).
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya keterbatasan biaya untuk menyekolahkan
anak-anak mereka, dan juga Jarak yang jauh untuk melanjutkan sekolah yaitu ke kota Sorong.
Selanjutnya kepedulian orang tua akan pentingnya pendidikan terhadap anak-anak mereka
masih belum kelihatan.Halini telihat ada pada Table 3.
Sesuai dengan pendataan penduduk bahwa ada tiga (3) kelompok marga yang terdapat di Kampung Yensawai. Kelompok marga yang
terbanyak adalah marga gabungan (45 KK). Yang dimaksud dengan marga gabungan adalah marga campuran dari beberapa suku dan fam
yang keluar masuk kawin di kampung Yensawai. Selanjutnya marga Saleo 32 KK, dan marga Omkarsba 15 KK.
Sesuai dengan data yang ada (Gambar 6) menunjukkan bahwa tingkat kerajinan ibu-ibu sangat
potensial untuk dikembangkan. Ini adalah salah satu peluang dan keunggulan Kampumg Yensawai
menuju tercipatanya visi kampung sebagai daerah wisata ke depan (15 tahun). Biasanya ibu-ibu
memasarkan kerajinan mereka ke waisai atau ke sorong. Namun belum ada tempat khusus untuk
menjual hasil kerajinan mereka. Kadang juga mereka menjual ke tamu atau orang luar yang datang di
kampung. Khusus untuk anyaman senat lebih banyak dipakai untuk kepentingan keluarga sebagai
tikar buat tidur dan lain-lain.
Gambar 13.
Kegiatan ekonomi
masyarakat memarut
kelapa untuk
Profil Kampung Yensawai dijadikan minyak Page 11
Sesuai dengan data yang didapatkan dari nelayan pada table 8 yang menunjukkan jenis ikan tangkapan dan harga jualnya. Harga tertinggi
dari semua jenis ikan tangkapan yaitu jenis teripang susu (Rp. 280.000). Selanjutnya ikan kerapu jenis mulut tikus (Rp. 270.000). Untuk lebih
jelasnya lihat pada table 8. Biasanya hasil tangkapan mereka lansung dia jual ke kota Sorong.
4.3. Perumahan
Pada umumnya rumah masyarakat Kampung Yensawai seragam dan satu bentuk yaitu semi permanen (60 buah rumah). Tetapi itu semua itu
rumah bantuan sosial dari pemerintah propinsi papua tahun 1992.
Sebagian rumah yang masyarkat bangun adalah usaha pribadi, seperti yang permanen (2 buah) dan nonpermanen (8 buah).
Pada umumnya masyarakat menggunakan sarana transportasi berupa katinting (42buah). Tetapi itu hanya sebatas untuk kegiatan melaut
saja, seperti mancing ikan, mengambil kayu bakar, pergi ke kebun, dan trasportasi lokal untuk kampung tetangga yang masih dianggap
dekat. Selanjutnya sarana transportasi berupa perahu jhonson hanya orang yang mampu di kampung yang punya, atau sarana umum
kampung (bantuan Pemda Raja Ampat). Biasanya masyarakat kalau bepergian jauh baru menggunakan motor jhonson, seperti ke kota
Sorong atau ke Waisai (ibukota Kabupaten Raja Ampat)
Tabel 12. Data sarana transportasi kampung
No Alat Jumlah
Transportasi (buah)
1. Katinting 42
2. Yamaha 15 PK 16
3 Yamaha 30 PK 1
4. Yamaha 40 PK 3
Total 87
Profil Kampung ini dibuat berdasarkan kondisi kampung dimana data profil kampung ini diambil. Data dalam profil kampung ini akan mengalami
perubahan-peruhan dikemudian hari sesuai dengan perkembangan kampung dan Kabupaten Raja Ampat.