Anda di halaman 1dari 0

0

Authors :
Liza Novita, S. Ked
Kurnia Sari, S. Ked








Faculty of Medicine University of Riau
Pekanbaru, Riau
2009






Doctors Files: (http://www.Doctors-Filez.tk


1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Ulkus kruris merupakan penyakit yang lazim ditemui dalam praktek
dermatologi. Di Amerika Serikat, hampir 2,5 juta orang menderita ulkus kruris.
Insiden prevalensi ulkus kruris semakin meningkat seiring dengan peningkatan
usia
(1)
. Di Negara tropik insidens ulkus kruris lebih kurang 2% dari populasi dan
didominasi oleh ulkus neurotropik dan ulkus varikosum. Di Negara barat, kurang
lebih 0,5% penduduk menderita ulkus kruris berupa ulkus varikosum. Wanita
lebih banyak terserang ulkus varikosum daripada pria, dengan perbandingan 2:1,
dengan usia rata-rata di atas 37 tahun untuk prevalensi varises. Pada wanita hamil,
perbandingan paritas terhadap varises adalah 21,3% pada nullipara dan 42% pada
paritas lebih dari 2
(2)
.
Penyebab pasti ulkus kruris belum diketahui namun diduga disebabkan
oleh trauma, higiene yang buruk, gizi buruk, gangguan pada pembuluh darah dan
kerusakan saraf perifer. Kerusakan saraf perifer biasanya terjadi pada penderita
diabetes mellitus dan penderita kusta. Sedangkan yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah sering dikaitkan dengan hipertensi
(3)
.
Penyakit ini pada umunya memiliki prognosis yang baik tergantung pada
keadaan umum penderita serta jenis penyakit yang mendasarinya. Namun pada
ulkus varikosum prognosisnya kurang menggembirakan karena sering residif
(3)
.





2
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Ulkus kruris adalah luka terbuka disertai hilangnya epidermis dan sebagian
atau seluruh dermis pada ekstrimitas bawah maupun ekstrimitas atas yang
disebabkan oleh infeksi, gangguan pembuluh darah, atau keganasan
(2,4)
.

KLASIFIKASI
Pembagian ulkus kruris dibagi ke dalam 4 golongan, yaitu; ulkus
tropikum, ulkus varikosus, ulkus arterial dan ulkus neurotrofik
(3,5)
.
A. Ulkus Tropikum
Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya
pada tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi
di daerah tropik
(3)
.

Etiologi :
Penyebab pasti ulkus tropikum belum diketahui secara pasti. Ada tiga
faktor yang memegang peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini,
yaitu trauma, higiene dan gizi serta infeksi oleh kuman Bacillus fusiformis
yang biasanya bersama-sama dengan Borrelia vincentii. Trauma merupakan
keadaan yang mendahului timbulnya ulkus. Ada kemungkinan trauma tersebut
sangat kecil sehingga tidak memberi keluhan, namun sudah cukup untuk
tempat masuk kuman. Keadaan higiene dan gizi merupakan faktor yang sangat
penting karena mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap serangan
penyakit. Demikian pula halnya dengan ulkus tropikum akan lebih mudah

3
timbul pada penderita yang kekurangan gizi, misalnya pada keadaan
malnutrisi akibat kekurangan protein dan kalori
(3)
.
Manifestasi Klinis :
Biasanya dimulai dengan luka kecil, kemudian terbentuk papula yang
dengan cepat meluas menjadi vesikel. Vesikel kemudian pecah dan
terbentuklah ulkus kecil. Setelah ulkus diinfeksi oleh kuman, ulkus meluas ke
samping dan ke dalam dan memberi bentuk khas ulkus tropikum
(5)
.

Gambar 1. Ulkus Tropikum

B. Ulkus Varikosum
Ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah vena
(2,3)
.
Etiologi :
Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua yaitu, berasal dari pembuluh darah seperti
trombosis atau kelainan katup vena dan yang berasal dari luar pembuluh darah
seperti bendungan di daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di
abdomen, kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan dengan banyak berdiri
(3)
.

4
Bila terjadi bendungan di daerah proksimal atau terjadi kerusakan katup
vena tungkai bawah maka tekanan vena akan meningkat. Akibat keadaan ini
akan timbul edema yang dimulai dari sekitar pergelangan kaki. Tekanan
kapiler juga akan meningkat dan sel darah merah keluar ke jaringan sehingga
timbul perdarahan di kulit, yang semula terlihat sebagai bintik-bintik merah
lambat laun berubah menjadi hitam
(6)
. Vena superfisialis melebar dan
memanjang berkelok-kelok seperti cacing (varises). Keadaan ini akan lebih
jelas terlihat ketika pasien berdiri. Bila hal ini berlangsung lama, jaringan yang
semula sembab akan digantikan jaringan fibrotik, sehingga kulit teraba kaku
atau mengeras. Hal ini akan mengakibatkan jaringan mengalami gangguan
suplai darah karena iskemik, lambat laun terjadi nekrosis
(7)
.
Manifestasi klinis :
Tanda yang khas dari ekstrimitas dengan insufisiensi vena menahun
adalah edema. Penderita sering mengeluh bengkak pada kaki yang semakin
meningkat saat berdiri dan diam, dan akan berkurang bila dilakukan elevasi
tungkai
(8)
. Keluhan lain adalah kaki terasa pegal, gatal, rasa terbakar, tidak
nyeri dan berdenyut. Biasanya terdapat riwayat trombosis vena, trauma
operasi dan multiparitas. Juga adanya riwayat obesitas dan gagal jantung
kongestif. Ulkus biasanya memilki tepi yang tidak teratur, ukurannya
bervariasai, dan dapat menjadi luas. Di dasar ulkus terlihat jaringan granulasi
atau bahan fibrosa. Dapat juga terlihat eksudat yang banyak. Kulit sekitarnya
tampak merah kecoklatan akibat hemosiderin. Kelainan kulit ini dapat
mengalami perubahan menjadi lesi eksema (dermatitis statis)
(9)
. Kulit sekitar
luka mengalami indurasi, mengkilat, dan fibrotik
(1)
.

5
Daerah predileksi yaitu daerah antara maleolus dan betis, tetapi
cenderung timbul di sekitar maleolus medialis. Dapat juga meluas sampai
tungkai atas. Sering terjadi varises pada tungkai bawah. Ulkus yang telah
berlangsung bertahun-tahun dapat terjadi perubahan pinggir ulkus tumbuh
menimbul, dan berbenjol-benjol. Dalam hal ini perlu dipikirkan kemungkinan
ulkus tersebut telah mengalami pertumbuhan ganas. Perubahan keganasan
pada ulkus tungkai biasanya sangat jarang
(1,3)
.


Gambar 2. Ulkus Varikosum
Diagnosis Banding :
Ulkus tropikum yang kronis dapat menyerupai ulkus varikosum atau ulkus
arteriosum
(3)
.

C. Ulkus Arteriosum
Ulkus arteriosum adalah ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran
darah arteri
(3)
.
Etiologi :
Penyebab yang paling sering adalah ateroma yang terjadi pada pembuluh
darah abdominal dan tungkai, di samping penyebab lain yang belum diketahui

6
secara pasti. Secara garis besar penyebab gangguan tersebut dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu: Ekstra mural, mural dan intra mural.
Ekstra mural. Aliran darah arteri terganggu oleh karena pembuluh darah
arteriole terjepit oleh jaringan fibrosis, misalnya karena edema yang lama,
dapat juga oleh sklerosis karena skleroderma.
Mural. Aliran darah terganggu karena kelainan pada dinding pembuluh darah,
misalnya vaskulitis atau aterosklerosis.
Intra mural. Aliran darah terganggu karena sumbatan lumen pembuluh darah
kecil, misalnya akibat perubahan viskositas darah, perlekatan, platelet,
fibrinogenesis, dan sebagainya
(3)
.
Patogenesis :
Oleh karena gangguan aliran darah arteri, misalnya terjadi penyempitan
atau penyumbatan lumen, maka jaringan akan mengalami hipoksia (iskemi),
sehingga terjadi perubahan di kulit. Perubahan tersebut berupa kulit menjadi
tipis, kering dan bersisik, sianotik, bulu tungkai berkurang, kuku jari kaki
menebal dan distrofik. Akibatnya daya tahan terhadap trauma dan infeksi
menurun. Perubahan selanjutnya dapat terjadi ganggren pada jari kaki, kaki
dan tungkai, dan akhirnya timbul ulkus
(3)
.
Manifestasi Klinis :
Ulkus oleh karena hipertensi paling sering timbul di sebelah posterior,
medial atau anterior; sedangkan yang disebabkan oleh arteriosklerosis
obliterans terjadi pada tonjolan tulang. Pada mulanya terlihat lesi eritematosa
yang nyeri, kemudian bagian tengah berwarna kebiruan dan menjadi bula
hemoragik, akhirnya mengalami nekrosis. Ulkus yang timbul biasanya dalam,

7
berbentuk plong (punched out), kotor tepi ulkus jelas. Rasa nyeri merupakan
gejala penting pada penyakit arteri; rasa nyeri ini terasa lebih hebat pada
malam hari, dapat timbul mendadak atau perlahan-lahan, terus menerus atau
hilang timbul. Bila tungkai diangkat atau keadaan dingin, rasa nyeri
bertambah hebat, sehingga bila tidur penderita lebih suka menggantung
kakinya. Jika di raba dengan punggung tangan, bagian distal lebih dingin
daripada bagian proksimal atau kaki sebelah yang sehat. Denyut nadi pada
dorsum pedis teraba lemah atau sama sekali tidak teraba
(3)
.

Gambar 3. Ulkus Arteriosum
Diagnosis Banding :
Sebagai diagnosis banding adalah ulkus varikosum. Ulkus ini lebih
dangkal, umumnya tidak nyeri, letaknya sedikit di atas maleolus internus.
Prognosis :
Umumnya prognosis baik namun tergantung juga pada keadaaan umum
penderita serta jenis penyakit yang mendasarinya.

D. Ulkus Neurotrofik
Ulkus neurotrofik adalah ulkus yang terjadi karena tekanan atau trauma
pada kulit yang anestetik
(3)
.

8
Etiologi :
Karena kerusakan saraf terjadi neuropati perifer yang berakibat hilangnya
rasa nyeri (anestesi). Hal ini terjadi misalnya pada penderita siringomieli,
spina bifida, tabes dorsalis atau cedera pada saraf. Ulkus tungkai bawah dan
kaki paling sering di temukan pada penderita diabetes melitus yang
mengalami komplikasi neuropati perifer sehingga berbahaya karena bila
menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah
dengan mudahnya terjadi infeksi
(10)
. Juga pada penderita kusta, dapat
ditemukan ulkus pada kaki. Tekanan atau trauma yang berulang-ulang pada
daerah anestesi tersebut akan menimbulkan kerusakan jaringan. Pada diabetes
melitus, karena iskemia dan kecenderungan mudah terkena infeksi, kerusakan
jaringan juga akan lebih mudah terjadi. Rasa nyeri dan suhu pada penderita
kusta hilang oleh karena kerusakan saraf kulit, sehingga penderita tidak
menyadari bila terjadi trauma pada daerah tersebut
(3)
.
Manifestasi Klinis :
Ulkus paling sering terjadi pada kaki, di daerah yang paling kuat terkena
tekanan, yaitu di tumit dan metatarsal, umumnya tunggal atau multipel.
Bentuk ulkus bulat, tidak nyeri, berisi jaringan nekrotik, biasanya kering
(anhidrotik), kulit di sekeliling ulkus hiperkeratotik (kalus). Ulkus dapat
sampai di subkutis membentuk sinus, bahkan mengenai tulang, dan dapat pula
mengalami infeksi sekunder
(3)
.

9

Gambar 4. Ulkus Neurotropik
Prognosis :
Prognosis jenis ulkus ini umumnya kurang baik, sering mengalami
residif
(3)
.
















10
DIAGNOSIS ULKUS KRURIS DIAGNOSIS ULKUS KRURIS DIAGNOSIS ULKUS KRURIS DIAGNOSIS ULKUS KRURIS

Pada umumnya tidak sulit untuk mendiagnosis ulkus kruris, karena dengan
melihat gambaran klinisnya saja sudah cukup
(3)
.
A. Ulkus Tropikum
Predileksi terutama di tungkai bawah. Kelainan kulit berupa; ulkus solitar,
numular, kadang-kadang ada lesi satelit akibat autoinokulasi. Pinggir ulkus
meninggi, dinding menggaung, dasar kotor, cekung berbenjol-benjol, tepi teratur,
sekret produktif berwarna kuning coklat kehijauan dan berbau. Ulkus biasanya
nyeri, namun tidak disertai gejala konstitusi. Pemeriksaan sedian langsung dari
sekret yang diambil dari dinding ulkus untuk mencari Bacillus fusiformis dan
Borrelia vincentii,kadang-kadang diperlukan untuk memperkuat diagnosis
(3)
.

B. Ulkus Varikosum
Predileksi; tungkai bawah dan betis. Kelainan kulit berupa; ulkus dikelilingi
oleh eritema dan hiperpigmentasi. Ulkus soliter tetapi dapat pula multipel. Bentuk
ulkus bulat atau oval, kadang-kadang berbentuk tidak teratur. Tepi luka lunak dan
meninggi oleh karena radang akut dan dasar kotor. Pada umumnya ulkus tidak
terasa nyeri, kecuali bila disertai selulitis atau infeksi sekunder lainnya
(3)
.

C. Ulkus Arteriosum
Predileksi; tungkai bawah. Kelainan kulit berupa: ulkus yang timbul biasanya
dalam, berbentuk plong (Punched out), kotor, dan tepi ulkus jelas. Rasa nyeri

11
merupakan gejala penting pada penyakit ini. Pemeriksaan flebografi juga dapat
dilakukan untuk mengetahui letak vena yang terganggu
(3)
.

D. Ulkus Neurotropik
Predileksi terutama di telapak kaki, ujung jari dan sela pangkal jari
kaki.Kelainan kulit berupa; ulkus soliter, bulat, pinggir rata, dinding menggaung,
dasar cekung, sekret tidak produktif tanpa indurasi dan tanpa nyeri. Ulkus dapat di
tutupi krusta dan daerah sekitarnya anhidrosis. Pemeriksaan penunjang perlu
dilakukan untuk menentukan penyebab, misalnya gula darah untukdiabetes
mellitus, biopsy untuk kusta dan sebagainya.















12
PENATA PENATA PENATA PENATALAKSANAAN LAKSANAAN LAKSANAAN LAKSANAAN

Ulkus kruris merupakan suatu kelainan kulit yang disebabkan oleh
berbagai faktor, oleh karena itu membutuhkan penatalaksanaan yang berbeda.
Teknik umum yang digunakan untuk terapi intervensi pada ulkus kruris seperti
perawatan vaskuler, perawatan tekanan, kendalikan kadar gula darah, pembebasan
tekanan
(1)
.

A. Ulkus Tropikum
1. Penatalaksanaan Umum
(3)
Perbaiki keadaan gizi dengan cara memberikan makanan yang mengandung
kalori dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral.
2. Penatalaksaan Khusus(
3)
Penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan sistemik dan topikal.
a. Pengobatan Sistemik
Penisillin intramuskular selama 1 minggu sampai 10 hari, dosis sehari
600.000 unit sampai 1,2 juta unit. Tetrasiklin peroral dengan dosis 3x500
mg sehari dapat juga dipakai sebagai pengganti penicillin.
b. Pengobatan Topikal
Salap salisilat 2%
Kompres KMnO
4





13
B. Ulkus Varikosum
1. Penatalaksanaan Umum
(3,8)
Tinggikan letak tungkai saat berbaring untuk mengurangi hambatan aliran
vena, sementara untuk varises yang terletak di proksimal dari ulkus diberi
bebat elastin agar dapat membantu kerja otot tungkai bawah memompa
darah ke jantung.
Konsul pasien ke Bagian Penyakit Dalam untuk mengobati penyebab
(varises).
2. Penatalaksanaan Khusus
(3,8)
a. Pengobatan Sistemik
Seng Sulfat 2x200 mg/hari
b. Pengobatan Topikal
Bila terdapat pus kompres dengan larutan permanganas kalikus 1:5000 atau
larutan perak nitrat 0,5% atau 0,25%.

C. Ulkus Arteriosum
1. Penatalaksanaan Umum
(3)
Pengobatan terhadap penyebabnya dengan konsul ke Bagian Penyakit
Dalam.
Hindari suhu dingin
Hindari merokok
2. Penatalaksanaan Khusus
(3)
a. Pengobatan Sistemik

14
Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan antibiotik atau metronidazol
(khusus kuman anaerob) dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
b. Pengobatan Topikal
Permanganas kalikus 1:5000, Benzoin peroksida 10%-20% untuk
merangsang granulasi, bakterisidal, dan melepaskan oksigen ke dalam jaringan,
Vaseline agar kulit normal di sekitar ulkus tidak teriritasi, Seng Oksida untuk
mengabsorbsi eksudat dan bakteri
(3)
.

D. Ulkus Neurotropik
Penyembuhan ulkus jenis ini biasanya lambat dan sering tidak
memuaskan. Upaya yang dilakukan adalah untuk mengurangi tekanan, mengatasi
infeksi dan bila mungkin memperbaiki sensibilitas serta konsul pasien ke Bagian
Penyakit Dalam untuk mengobati penyebab (Diabetes Mellitus, dan sebagainya).
Pengobatan topikal seperti yang dikerjakan pada ulkus yang lain dapat dicoba.
Penyakit atau kelainan yang mendasari harus diobati. Penyuluhan perlu diberikan
kepada penderita, terutama dalam cara melindungi dirinya terhadap trauma
(3)
.









15
PENUTUP PENUTUP PENUTUP PENUTUP

KESIMPULAN
Ulkus kruris merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya epidermis
dan sebagian atau seluruh dermis yang dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok yaitu; ulkus tropikum, ulkus varikosum, ulkus arteriosum dan ulkus
neurotrofik.
Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa faktor
mempengaruhi seperti trauma, hygiene, gizi, infeksi, gangguan aliran darah balik,
ateroma pembuluh darah abdominal dan tungkai, serta kerusakan saraf perifer.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang terarah dan gejala
klinis. Pemeriksaan lain diperlukan untuk menentukan penyebabnya, misalnya
hipertensi, diabetes mellitus, dan faktor resiko yang lain.
Penetalaksanaan ulkus kruris terdiri dari penatalaksanaan umum dan khusus.
Pada penatalaksanaan umum pasien diharapkan memperbaiki status gizi,
meletakkan tungkai lebih tinggi dari kepala saat berbaring, hindari dingin dan
hindari rokok. Sedangkan penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan sistemik
dan topikal.

SARAN
1. Memberikan edukasi yang jelas pada pasien tentang penyakitnya dan faktor-
faktor yang dapat memperberat penyakitnya
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada penderita untuk mendapatkan
hasil yang baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Lin P, Phillips T. Ulcers in Jean L Bolognia et al. Dermatology. Volume 2.
London: Mosby, 2003:1631-48.
2. Sudirman U, dr. Ulkus Kulit dalam Ulkus Kulit. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:
Hipokrats, 2000:281-97.
3. Sularsito S.A. Ulkus Kruris dalam Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Edisi III. Jakarta: FKUI, 2002:227-34.
4. Siregar R.S. Ulkus Tropikum, Ulkus Trofik. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2.
Jakarta: EGC,2004:63-7.
5. PeDOIA, Ulcus Cruris Venosum, http://www.dermis.net [diakses 23
September 2007].
6. Hall John C. Sauers Manual of Skin Disease. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins, 2000:110-2.
7. Landow K R. Ulkus Tungkai. Kapita Selekta Terapi Dermatologi. Jakarta:
EGC,1995:201-3.
8. Agustin T, Pusponegoro EHD. Patogenesis dan Penatalaksanaan Ulkus Stasis.
Media Dermato-Venereologica Indonesiana:2005;32:87-95.
9. Mulyana S. Ullkus Diabetik, http://www.tentangkedokterandanlinux.html
[diakses:22 September 2007].
10. ellerman K, Rothel H, Ulcus Cruris Assosiated With Polidase Deficiency,
http://Dermatology.Colib.org [diakses 23 September 2007].
Doctors Files: (http://www.Doctors-Filez.tk

Anda mungkin juga menyukai