Anda di halaman 1dari 4

NAURA LUTHFIA 11/313025/TK/37761 PKSDA-A

Sumber Daya Alam yang Ada di Maluku 1. Sumber daya alam kehutanan
Propinsi Maluku juga memiliki potensi yang cukup baik di sektor kehutanan, antara lain terdapat di kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Tengah, dan Maluku Utara dengan komoditas andalan seperti: kayu meranti, kayu besi, rotan, rempah-rempah, kayu hitam, kayu jati, cendana, damar, dan kayu putih. Daerah Maluku sejak jaman penjajahan Belanda sangat terkenal sebagai penghasil remapah-rempah dan minyak kayu putih. Luas areal tanah di Propinsi Maluku, yang meliputi Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Tengah, Maluku Utara dan Halmahera Tengah, adalah 8.572.800 ha. Areal itu terdiri dari hutan lindung seluas 1.809.634 ha; hutan PPA 447.344 ha; hutan produksi terbatas 1.653.625 ha; hutan produksi tetap 1.053.171 ha; hutan komersial 2.304.923 ha; dan yang lainnya 1.304.095 ha. Di seluruh daerah Maluku, sekurang-kurangnya terdapat 34 HPH, seperti Inhutani I, Mangole I hingga V, Prima Maluku Timber, Jayanti, PT. Taiwi I dan II, Jati Maluku Timber, Jati Subur Jaya, dan sebagainya. Produksi kayu olahan di seluruh Maluku pada 1997 adalah lebih dari 26 ribu m3, pada 1998 meningkat menjadi lebih dari 29 ribu m3. Produksi kayu bulat pada 1997 mencapai lebih dari 914 ribu m3, tahun berikutnya (1998) turun menjadi hanya 400 ribu m3. Sementara produksi hasil hutan non kayu pada 1998, adalah sebagai berikut: rotan 55,085 ton; damar 461,732; minyak kayu putih 90,660 ton; kayu gaharu 418,10 ton; dan arang serbuk lebih dari 108 ribu ton. 2. Sumber Daya Alam Pertambangan dan Industri Maluku memiliki berbagai potensi galian dan mineral yang belum dikembangkan secara optimal. Emas banyak terdapat di Pulau Wetar dan Lirang, sementara kaolin, pasir kuarsa, belerang, kapur, batu apung, asbes, mangan, tembaga, krom, dan bahan mineral lainnya tersebar di 40 daerah lokasi pertambangan di Maluku. Selain itu, telah ditemukan lokasi tambang minyak dan gas bumi di sekitar pulau Seram, Buru, Kepulauan Aru, dan Tanimbar. Pertambangan dan bahan galian yang ada di Maluku meliputi antara lain nikel, minyak dan gas, batu apung, mangan, emas, perak, barite dan merkuri. Perusahaan pertambangan di Maluku pada 1998 berjumlah 24 unit. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 33,33 % dibandingkan tahun 1997. begitu pula, hasil tambang tahun 1998 yang besarnya mencapai 2.702.524,53 ton mengalami penurunan drastis. Hal itu disebabkan karena beberapa jenis hasil tambang dan galian seperti emas, perak, barite dan batu apung tidak berproduksi. Produksi hasil pertambangan 1997 adalah sebagai berikut: nikel 2.607.458 ton, emas 641.04 kg, perak 6.300 kg, belerang 66.000 kg, batu apung 1.628 ton. Sementara produksi hasil tambang dan bahan galian pada 1998 meliputi antara lain nikel sebanyak143.487,90 ton, batu kali 303.275 ton, batu karang 56.870 ton, batu pecah 439.407 ton, kerikil 107.028 ton. Jumlah total bahan galian yang dihasilkan daerah Maluku pada 1998 mencapai 2.702.524,53 ton.

NAURA LUTHFIA 11/313025/TK/37761


Industri yang berbasiskan sumber daya alam, khususnya industri pengolahan hasil hutan dan kelautan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara lebih maju dan modern. Sejak 1994/1995 hingga 1998/1999 perkembangan industri di Propinsi Maluku meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan itu terjadi pada kelompok industri anek, industri mesin logam dan kimia, industri hasil pertanian dan kehutanan, serta industri kecil dan kerajinan. 3. Sumber Daya Alam Pertanian dan Perkebunan Hasil pertanian berupa tanaman pangan, sayur-sayuran dan buah-buahan di Maluku sebenarnya hampir sama dengan daerah lain di Indonesia. Hasil pertanian yang ada berupa padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, bawang merah, bawang putih, lombok, tomat, jeruk, alpukat, durian, salak, pisang, pepaya, jambu, mangga, duku, dan nanas. Luas areal dan produksi utama di Maluku pada 1997 adalah sebagai berikut: luas panen padi mencapai 6.788 ha, produksinya 17.878 ton; luas panen jagung 28.779 ha, produksinya 45.918 ton; luas panen ubi kayu 20.806 ha, produksinya 248.028 ton; luas panen ubi jalar 4.601 ha, produksinya 41.341 ton; dan sebagainya. Hasil perkebunan di Maluku yang menonjol antara lain adalah kelapa, cengkeh, pala, coklat, kopi, jambu mete, dan kapuk randu. Cengkeh dan hasil rempah-rempah lainnya merupakan hasil perkebunan yang diandalkan di seluruh Maluku. Hasil perkebunan besar negara dan swasta pada 1998 diantaranya adalah karet 1.385,5 ton, kakao 840,79 ton, dan kelapa 503 ton. Sementara itu, hasil perkebunan rakyat 1998 menunjukkan hasil seperti berikut: kelapa 247.974 ton, cengkeh 7.530 ton, pala 4.795 ton, coklat 15.665 ton, kopi 1.317 ton, jambu mete 1.724 ton, kapuk randu 225,76 ton, dan sebagainya. 4. Sumber Daya Alam Peternakan dan Perikanan Hasil ternak utama di Maluku pada 1997 adalah sapi 109.835 ekor, kerbau 23.277 ekor, kambing 261.385 ekor, domba 7.490 ekor, babi 109.335 ekor, kuda 10.065 ekor, ayam petelur 124.863 ekor, ayam broiler 961.884 ekor, ayam kampung 2.105.649 ekor, dan itik 109.360 ekor. Sumber daya perikanan dan hasil laut di daerah Maluku memiliki potensi yang besar dan prospek yang baik bagi pemenuhan permintaan pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Komoditas andalan hasil laut dan perikanan laut antara lain adalah mutiara, rumput laut, ikan hias, ikan cakalang, dan berbagai jenis udang laut yang banyak terdapat di perairan laut Maluku Tengah dan Maluku Tenggara. Produksi ikan laut di Maluku pada 1998 mencapai hasil 372.082,7 ton dengan nilai Rp 406.473.279.000,00. Jumlah itu mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya (1997); yang mencapai hasil 329.319,6 ton dengan nilai Rp354.469.711.000,00. Hasil komoditas utama laut di Maluku antara lain adalah udang, ikan selar, teripang, cumi-cumi, ekor hiu, ikan kayu, ikan kerapu, mutiara bundar, ikan hias, dan ikan campuran. Sementara itu, produksi perikanan darat pada 1998 mencapai hasil 207,8 ton dengan nilai Rp1.566.565.000,00. Jumlah tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan produksi 1997, yang mencapai hasil 153,9 ton dengan nilai Rp1.120.495.000,00. Hasil perikanan darat terdiri dari ikan tambak dan kolam, seperti bandeng, mujair, tawes, dan ikan mas.

NAURA LUTHFIA 11/313025/TK/37761


Khusus menyangkut sektor perikanan laut, perlu dikembangkan konsep kelautan Indonesia. Mengingat wilayah Indonesia sebagian besar berupa lautan, sangat diperlukan perundang-undangan yang menyatakan bahwa lautan Indonesia adalah ruang hidup bagi bangsa Indonesia. Artinya, manusia Indonesia harus hidup dari dan dengan laut. Konsepsi ini perlu dijabarkan dalam visi dan misi bangsa Indonesia, yang intinya adalah bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa bahanri dan negaranya merupakan negara maritim. Oleh Dr. M.T.Zen, hal itu harus dirinci menjadi empat hal, yakni (1) lautan harus menjadi salah satu sumber kehidupan rakyat; (2) sumber kesempatan kerja; (3) sumber energi, mineral, dan protein untuk kebutuhan seluruh bangsa Indonesia; dan (4) sumber pertahanan dan pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, Indonesia saat ini sangat membutuhkan armada ikan yang sanga besar, baik berupa kapal-kapal besar, sedang, dan kecil, termasuk kapal berupa pabrik terapung. Daerah Maluku yang memiliki potensi besar hasil laut daapt merintis kerjasama dengan propinsi lain yang memiliki kualitas SDM yang baik, khususnya ahli kelautan dan ikan laut. Dengan begitu akan diperoleh hasil optimal untuk menambah pendapatan daerah dan devisa negara.

Sumber Pangan Penduduk Maluku


Salah satu yang menjadi motor penggerak perekonomian Provinsi Maluku adalah sektor pertanian, Luas penggunaan lahan untuk hutan lindung 779.618 hektar, hutan suaka alam dan wisata 475.433 hektar, hutan produksi tetap 475.433 hektar, dan untuk lahan persawahan pada 2005 seluas 3.469 hektar, sedangkan untuk sawah tadah hujan 1.065 hektar. Produksi padi sawah pada 2005 sebesar 32.836 ton akan naik sebesar 4,89% dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu 31.304 ton. Produksi padi ladang sebesar 4.403 ton atau turun sebesar 9,10% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 4.844 ton. Produksi palawija mengalami kenaikan diantaranya: jagung pada 2004 sebesar l2.477 ton menjadi 14.262 di tahun 2005 atau naik sebesar 14,31%, kacang tanah dari 1.876 ton menjadi 2.508 ton atau naik sebesar 33,69%. Demikian juga dengan abi kayu pada 2005 sebesar 94.995 Lon naik sebesar 3,99% dari tahun 2004, sedangkan ubi jalar naik dari 15.298 ton pada 2004 menjadi 16.701 ton di tahun 2005 atau naik 9,17%. Perkebunan di Provinsi Maluku adalah perkebunan rakyat dengan angka produksi di tahun 2005 sebanyak 69.175 ton, cengkeh sebesar 12.765 ton, pala sebesar 1.998 ton, coklat sebesar 4.185 ton, kopi sebesar 734 ton, jambu mete sebesar 2.068 ton dan kapuk sebesar 182 ton. Sedangkan hasil kehutanan yang terbesar kayu bulat, dengan total produksi pada 2005 sebesar 124.213,18 m mengalami penurunan sebesar 32,91% dari tahun 2004, yaitu 185147,36 m. Jumlah ternak untuk tahun 2005, antara lain: sapi sebanyak 66,578 ekor, kerbau 22,607 ekor, kambing 146,193 ekor, domba 13.873 ekor, babi 110,896 ekor dan kuda 8.820 ekor. Produksi perikanan di tahun 2004 sebesar 425.671,4 ton, naik menjadi 453.380,6 ton atau sebesar 6,51% di tahun 2005.

NAURA LUTHFIA 11/313025/TK/37761

Potensi Tambang dan Mineral


Adapun daerah penghasil tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah :

Emas : Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku & Pulau Romang Mercuri : Pulau Damar Perak : Pulau Romang Logam Dasar : Pulau Haruku dan Nusalaut Kuarsa : Pulau Buru Minyak Bumi : Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya. Mangan : Laut Banda

Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku


Sumber daya perairan 658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut Banda : 277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram : 590.640 ton/tahun Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di Maluku antara lain : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi. Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep. Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya payau adalah bandeng dan udang windu.

Energi
Kepulauan Indonesia bagian timur umumnya serta Maluku secara khususnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di Indonesia tercatat berada di blok Pulau Masela di MTB (Maluku Tenggara Barat).

Anda mungkin juga menyukai