Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau

kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Sedangkan sebelumnya WHO 1980 berkata bahwa diabetes melitus merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam suatu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. (Soegondo, 2011) Penyakit diabetes melitus menjadi salah satu penyakit yang

menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan khususnya di Indonesia. Jumlah penderita diabetes melitus terus meningkat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berdasarkan data WHO tahun 2011 jumlah penderita diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan ke-empat terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Pada tahun 2011, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia

yang mengidap diabetes. Pada 2030 penyandang diabetes di Indonesia akan meningkat sebanyak 21,3 juta orang. Sementara, menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari semua umur. Prevalensi diabetes di Indonesia yang ada di perkotaan adalah sebanyak 5,7% dan sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa. (Jawa Pos National Network, 2012). Jumlah penderita diabetes melitus akan semakin meningkat dari tahun ke tahun, khususnya di Indonesia jika faktor luar penyebab diabetes melitus tidak dihiraukan oleh masyarakat. Faktor luar tersebut dapat berupa pola hidup, pola makan, konsumsi bahan-bahan kimia dan obatobatan. Jika keadaan terus berlanjut akan menjadi masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Selain masalah kesehatan, kesejahteraan masyarakat juga menjadi suatu masalah yang efeknya adalah menurunkan kualitas sumber daya manusia yang akhirnya akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Dalam proses pengobatan penyakit diabetes melitus terdiri atas 2 jenis, yaitu: (1) Obat Hipoglikemik Oral (OHO) atau Antidiabetika Oral (ADO) dan (2) Insulin. Pada hakikatnya, pemberian obat pada penderita DM bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah puasa maupun sesudah makan dalam batas normal (Sutedjo, 2010). Jumlah penderita yang terus meningkat, membuat kebutuhan akan obat-obatan meningkat. Namun, obat-obatan DM Indonesia ketersediannya masih terbatas oleh

sebab itu Indonesia lebih memilih mengimpor bahan baku dibandingkan memproduksi. Saat ini, harga dari obat DM melambung tinggi sehingga menyulitkan penderita dalam memperolehnya. Oleh sebab itu, dilakukan upaya untuk memahami serta mengatasi masalah tersebut yaitu dengan pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia. Sumber daya alam yang berpotensi dalam hal ini yaitu penggunaan ekstrak tumbuhan. Menurut Departemen Kesehatan (2008), pada dua dekade terakhir, perhatian

dunia terhadap obat-oabatan dari bahan alam (obat herbal) menunjukkan peningkatan, baik di negara-negara berkembang maupun di negaranegara maju. Menurut data yang dihimpun oleh Sekretariat Convention on Biological Diversity (CBD), pada tahun 2000 penjualan global obat herbal diperkirakan mencapai nilai US$ 60 milyar. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa hingga 65 % dari penduduk negara-negara maju telah menggunakan obat-obat herbal. Banyak tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes. Saat ini terdapat berbagai macam produk impor berupa suplemen yang kaya akan klorofil. Selain itu, beberapa produk tersebut merupakan suplemen sintetis berbahan kimia yang mempuyai efek samping bila konsumsi secara berkelajutan, padahal di sisi lain negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya hayati yang dapat dijadikan alternatif pembuatan suplemen. Kandungan klorofil dalam tumbuhan dimanfaatkan, yaitu sebagai bahan baku dalam pembuatan

suplemen tubuh. Hal ini didukung oleh penggunaan tumbuhan herbal yang semakin pesat di Indonesia. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat diabetes melitus yaitu tumbuhan murbei (Morus multicaulis). Murbei merupakan salah satu tumbuhan yang dikembangkan sebagai sediaan herbal khususnya bahan baku dari obat diabetes melitus. Tumbuhan murbei saat ini dikembangkan menjadi beberapa produk seperti teh dan suplemen. Tumbuhan murbei dikenal sebagai pakan ulat sutera dalam aktivitas persuteraan alam. Di lain pihak, daun murbei juga telah diketahui merupakan ramuan kuno obat tradisional Cina untuk mengobati pengidap penyakit diabetes. Berbagai penelitian tentang alkaloid tanaman murbei yang diduga berkaitan erat dengan efek pengobatan tersebut telah dilakukan, akan tetapi tidak satupun yang dapat menjelaskan bagaimana mekanisme alkaloid-alkaloid tersebut dapat mengurangi penderitaan pengidap sakit diabetes tersebut. Di antaranya adalah senyawa 1-deoxynojirimycin (DNJ) yang berfungsi untuk mengurangi kadar gula darah penderita penyakit diabetes melitus. Sebetulnya senyawa DNJ telah ditemukan dalam bentuk sintetis sejak tahun 1967, akan tetapi baru berhasil ditemukan dalam bentuk alaminya dari ekstrak daun murbei pada tahun 1976 oleh penelitipeneliti yang berasal dari Jepang (Sofian, 2005) dalam Sayuti (2010). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Klorofil

Daun Murbei (Morus multicaulis L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Sprague Dawley Dengan Induksi Streptozotocin.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah yaitu : apakah ektrak kasar klorofil daun Murbei (Morus multicaulis L.) mempunyai efek dalam perubahan kadar glukosa darah pada tikus sprague dawley dengan induksi streptozotosin?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Penelitian: 1. Mempelajari pengaruh ekstrak kasar daun Murbei dengan berbagai konsentrasi yang menimbulkan aktivitas antidiabetik

pada tikus diabetes induksi streptozotosin. b. Tujuan Khusus Penelitian: 1. 2. Mengetahui perubahan kadar glukosa darah. Mengetahui komponen bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak daun Murbei yang dapat menimbulkan efek antidiabetik.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan: 1. Memberikan manfaat kepada industri-industri farmasi terhadap sediaan bahan baku obat antidiabetik, sehingga mengurangi penggunaan bahan baku impor. 2. Sumber informasi bagi masyarakat mengenai bahan baku alternatif obat herbal antidiabetik. 3. Memberikan informasi tentang bahan aktif dan khasiat dari daun murbei. 4. Sebagai peningkatan nilai guna tanaman murbei, dikarenakan bukan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ulat sutera. Namun, sebagai obat herbal antidiabetik.

Anda mungkin juga menyukai