Anda di halaman 1dari 9

MODUL XII BEBAN

12.1 Klasifikasi Beban Secara garis besar, ragam beban dapat diklasifikasikan ke dalam : a. Rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat rumah tangga, seperti kipas angin, pemanas air,lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa air dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memunvak pada malam hari dimana konsumen banyak menyalakan lampunya dan beberapa aktifitas lainya yang dilakukan seperti menonton televise yang juga menyebabkan beban malam hari bertambah. b. Komersial umumnya terdiri atas penerangan untuk took, reklame, kipas angin, penyejuk udara dan alat alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran, took dan sebaginya.beban hotel hotel juga diklasifikasikan sebagi bahan komersial (bisnis)begitu juga perkantoran. Beban ini beroperasi secara drstis naik disiang hari untuk beban perkantoran dan pertokoan dan menurun di waktu sore. c. Industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beropersi disiang hari sedangkan industry besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam. Beberapa daerah operasi tenaga listrik memberikan ciri tersendiri, misalnya di bali dimana daerah ini pelanggan bisnis mempengaruhi penjualan kWh walaupun penggan bisnis jauh lebih kecil disbanding dengan pelanggan rumah tangga. Di jakrta hampir sama dengan jawa timur, pelanggan indutri dan bisnis bersaing dalam penjulan kWh, namun di jawa tengah penjualan kWh sangat dipengaruhi oleh konsumen rumah tangga. 12.2 kepadatan beban Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik untuk Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2. Kadang kadang satuan kepadatan beban ini dapat berupa VA/m2, yang penggunaannya terbatas; terutama dipakai dalam mengukur kepadatan beabn dari gedung gedung yang bertingkat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Sebelum melangkah lebih lanjut mengenai pengertian beban, perhatikanlah gambar 12.2. pada gambar ini terlihat bahwa penyambungan listrik untuk perumahan ini dipasok oleh dua gardu ditribusi dan dimisalkan setiap gardu masing masing mencatu 4 rumah yang beabn puncaknya 10 kVA per rumah. Jadi disini beban puncak setiap rumah adalah 10 kVA beban sebesar 10kVA ini bukan merupakan besarnya beban per rumah yang terjadi secara terus menerus ; beban sebesar 10 kVA ini hanya terjadi sesaay saja katakanlah selama 15 menit. Disamping itu harus diingat bahwa setiap harinya dapat terjadi perubahan pemakaian energy listrik, seirama dengan kebutuhan manusia yang bervariasi baik per minggu dalam sebulan setiap bulannya dalam setahun.

Gambar 12.2 pelanggan TR yang diacu dua gardu distribusi Total beban puncak dari ke-empat rumah tersebut lebih kecil dari penjumlahan secara ilmu hitung dari kempat beban puncak dari masing masing rumah tersebut. Hal ini disebabkan karena penggunaan beban puncak dari keempat rumah tersebut tidak selalu bersamaan waktunya. Dengan kata lain terjadi ketidak bersamaan waktu penggunaan (non cincedent) beban puncaknya atau terdapat diversikasi demand. Dari gambar 12.2, beban puncak total ke empat rumah tersebut hanya 30 kVA (beban puncak transformatornya) dan beban puncak total dari kedua transformator tersebut hanya 40 kVA. Dari contoh ini ketidaksamaan penggunaan beban puncak demand (peak diversified demand) dari sejumlah (sekelompok besar) pelanggan, biasanya dipakai dalam menentukan kepadatan beban. Pada daerah perumahan atau pedesaan beban puncak diversitas yang dilihat dari gardu induk merupakan angka yang terbaik bila

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

digunakan untuk menentukan kepadatn beban sedangkan pada daerah komersial, angka yang terbaik itu dilihat dari sisi gardu distribusinya. 12.3 Karakteristik Umum Beban Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban. Sarjan sistem planning dan design mempunyai kebebasan dalam mendisain sistem tersebut. Akan tetapi ada suatu factor utama yang paling penting, justru diluar kendali dari yang membuat rencana tersebut. Factor tersebut adalah karakteristik dari berbagai beban. Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thernis dari pembebanan dapat diamalisis dengan baik. Analisis tersebut ternasuk dalam menentukan keadaan awal yang akan di proyeksikan dalam perencanaan selanjutnya. Agar supaya penggunaan karakteristik beban dapat efektif, sarjana teknik tersebut harus memahami pengeretian dan pemakaian praktis dari karakteristik beban tersebut. Bila hal ini tidak ada cara pendekatan dapat digunakan. Sebelum hal ini dilakukan, terlebih dahulu diberikan beberapa definisi antara lain mengenai daya, deman, factor demand dan factor lainnya. 12.4 Daya Secara teoritis daya merupakan hasil perkaliaan antara tegangan (E) dan arus (I). daya biasanya ditunjukkan dalam watt (W) atau Horse Power (HP). Jenis daya dalam sistem tenaga listrik terbagi tiga, yaitu: daya aktif (watt), Daya Reaktif (Volt Ampere Reaktif) dan Daya semu (volt ampere) berikut akan diperjelas mengenai masing masing jenis daya diatas. Daya merupakan banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus. Satuan daya adalah watt. Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat adalah hasil kali jatuh tegangan sesaat diantara beban dalam volt dengan arus sesaatyan mengalir dalam beban tersebut dalam smper. Guna keperluaan analisa, daya dalam sirkuit arus bolak balik, dirinci lagi sesuai tipe dari daya tersebut. Tipe daya tersebut adalah : a. Daya sesaat b. Daya kompleks c. Daya aktif d. Daya reaktif e. Daya vector. 12.5 Daya Sesaat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Daya sesaat ditentukan dengan persamaan : P=ei Dimana e dan i masing masing adalah nilai sesaat dari beda tegangan dan arus. Untuk gelomnbang sinusoida.

Dimana

dan

masing masing adalah nilai maksimum dari perbedaan

tegangan dan arus. Sudut dari persamaan positif bila arusnya mengikuti tegangan dan negative bila arusnya mendahului tegangan. Persamaan dapat ditulis :

Dimana

dapat diganti dengan [V].[I]; dimana V dan I adalah nilai efektifnya.

12.6 Daya kompleks (Apparent power) Daya kompleks untuk sistem fasa tunggal, sirkuit dua adalah perkalian scalar arus efektif dan beda tegangan efektifnya. Jadi daya kompleks S dinyatakan oleh persamaan : Sedang untuk sistem fasa tiga daya semunya adalah : Dimana V1 = tegangan fasa dan I1 arus jala. 12.7 Daya aktif (Aktive power) Rangkaia AC sederhana dapat dilihat pada gambar 12.7 yang terdiri dari sebuah resistor yang dihubungkan pada sebuah generator ac. Tegangan efektif disimbolkan dengan E, sedangkan arus efektif disimbolkan dengan I. dalam sebuah rangkaian resistif, arah phasor E dan I adalah searah/sefase (lihat gambar 12.7b)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Secara umum daya aktif dinyatakan oleh persamaan :

Dimana

daya sesaat sebagai fungsi dari waktu T periode dari arus bolak balik

Bila diperhatikan suku pertama dari persamaan, terlihat bahwa sukunya mengandung cos, yang nilai rata ratanya selalu positif yaitu:

Dan merupakan daya aktif (P). jadi

Atau Dimana V dan I nilai efektifnya. P adalah daya rata rata yang juga disebut daya aktif. Bila beaba fasa tiganya seimbang maka:

Dimana

tegangan jala efektif dan

arus jala efektif.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Dalam studi analisa tenaga listrik, biasanya digunakan per fasa, oleh karenanya untuk beban fasa tiga yang seimbang pada sirkuit fasa tiga, daya aktif per fasa 1/3 dari persamaan. Daya aktif yang dipakai atau komponen energy dari daya yang diperlukan untuk beban harus dipasok dari pembangkit. 12.8 Daya Reaktif Rangkaian pada gambar 12.8a hampir sama dengan rangkaian resistif, namun bedabya kini diganti resistor diganti dengan sebuah inductor. Pada gambar 12.8b terlihat bahwa arus I tertinggal 90 di belakang E. Untuk melihat apa yang terjadi didalam rangkaian secara jelas, kita gambarkan bentuk gelombang untuk E dan I, dan dengan mengalikan nilai sesaat dari E dan I kita memperoleh kurva daya sesaat seperti terlihat pada gambar 12.8c. daya P ini terdiri dari sederet pulsa positif dan negative yang sama. Gelombang positif adalah daya sesaat yang dikirim oleh generator ke inductor dan gelombang negative adalah daya sesaat yang dikirim dari inductor ke generator. Daya yang mengalir mundur dan maju ini disebut daya reaktif, disimbolkan dengan Q untuk membedakan daya ini dengan daya aktif sebelumnay. Daya reaktif dalam gambar 12.8 juga dihasilkan oleh E dan I. namun untuk membedakan daya ini dengan daya aktif, unit satuan yang digunakan adalah VAR. Alat khusus yang dinamakan Varmeter, digunakan untuk mengukur daya reaktif dalam sebuah rangkaian. Sebuah varmeter bekerja dari hasil perkalian tegangan E efektif dengan arus I efektif dan sin ,dimana varmeter membaca nilai nol. Perbedaan mendasar antara daya aktif dan daya reaktif yang paling penting untuk diingat adalah bahwa salah satu daya tersebut tidak dapat diubah kedalam bentuk lain. Fungsi daya aktif dan reaktif tergantung antara satu dengan lainnya, oleh sebab itu kedua daya tersebut dapat diperlakukan secara terpisah dalam rangkaian listrik. Pada gambar 12.8 terlihat resistor dan kapasitor dihubungkan pada sebuah sumber listrik. Pada rangkaian ini kapasitor adalah sebuah sumber reaktif. Maka dya reaktif mengalir dari kapasitor menuju ke sumber G dan daya aktif mengalir dari sumber G menuju ke resistor. Daya aktif dan daya reaktif mengalir berlawanan arah. Sebuah Wattmeter dihubungkan ke dalam rangkaian dan akan membawa nilai positif P = E IP (Watt), namumn pembacaan varmeter akan negative, Q = E Iq. Sumber G mengirim daya aktif P namun menerima daya reaktif Q. pada saat itu sumber G merupakan sebuah sumber aktif dan juga beban reaktif. adalah sudut fasa antara E dan I. pembacaan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Keterangan gambar: E = tegangan pada rangkaian I = Arus listrik pada rangkaian L = Beban Induktif P = Daya listrik, hasil perkalian E dan I 12.9 Daya Semu Beban beban listrik menyerap daya aktif P dan daya reaktif Q untuk sebuah resitansi dan sebuah reaktansi induiktif. Sebagai contoh pada gambar 12.9 dimana sebuah resistor dan inductor dihubungkan pada sebuah sumber. Resistor digambarkan sebuah arus Ip dan inductor digambarkan Iq. Didefinisikan bahwa sebuah resistor adalah sebuah beban aktif dan inductor adalah sebuah beban reaktif oleh ksebab itu Ip berada dalam satu fasa dengan E, sedangkan Iq tertnggal 90.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Keterangan gambar: E = tegangan pada rangkaian Ip= Arus listrik yang mengalir pada resistor Iq = Arys listrik yang mengalir pada inductor. Q = Daya reaktif induktif = Daya reaktif induktif P = Daya aktif

Pada gambar 12.9 memperlihatkan garis resultan I tertinggi di belakang tegangan E oleh sebuah sudut sin . Selanjutnya besaran I dapat dirumuskan sebagai berikut:

Komponen daya aktif P dan daya reaktif Q mengalir dalam arah yang sama seperti yang ditunjukan anak panah gambar 12.9. bila kita menghubungkan sebuah Wattmeter ke dalam rangkaian, akan terbaca nilai positif yang diindikasikan oleh P = E Ip dalam Watt dan Q E Iq dalam VAR.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Selanjutnya jika kita menghubungkan sebuah amperemeter ke dalam rangkaian, hal itu akan mengindikasikan sebuah arus I dalam ampere. Hasilnya kita cenderung mempercayai bahwa suplai daya pada beban sama dengan EI dalam Watt. Namun hal into tidak benar karena daya terdiri dari sebuah komponen aktif (watt) dan komponen reaktif (VAR). oleh sebab itu hasil dari EI disebut daya semu. Daya semu ditunjukan bukan dalam Watt maupun VAR melaikan dalam VA (Volt Ampere).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Badruddin

SISTEM DISTRIBUSI

Anda mungkin juga menyukai