Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan sebuah masa transisi yang dilalui oleh semua manusia sebelum akhirnya memasuki fase dewasa. Remaja merupakan masa terjadinya sebuah jalan persimpangan dalam hidup yang akhirnya dipilih sebagai bekal kehidupannya kelak, dan proses pemilihan itu sangat erat kaitannya dengan kualitas diri seorang remaja dalam kegiatan proses belajar. Begitu luasnya aspek yang bisa dibicarakan dengan remaja, namun yang kini menjadi sebuah dilema bagi masyarakat adalah hadirnya sosok remaja yang kurang peka terhadap permasalahan-permasalahan sosial. Dan yang paling menonjol adalah sebuah pembentukan kelompok-kelompok sosial non-formal yang disinyalir sebagai sebuah mata rantai kehidupan bebas remaja yang lazim disebutgeng.Adanya geng seperti sebuah kelompok kelompok sosial yang semu, karena terbentuk dari sebuah jiwa bebas yang terhambur. Salah satu geng yang banyak digemari di kalangan remaja adalah geng motor. Adanya geng motor sangat meresahkan masyarakat, karena mereka selalu membuat kegaduhan. Mereka melakukan balap liar pada waktu tengah malam sehingga mengganggu masyarakat yang sedang beristirahat. Selain itu mereka juga merusak fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah. Fenomena yang terjadi belakangan ini mengenai aksi ulah para geng motor yang sangat mengganggu ketertiban masyarakat di wilayah Pasuruan, selain mencelakai atau membahayakan nyawa dan keselamatan orang lain juga mereka merusak fungsi dari fasilitas publik. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia di Indonesia dirasakan tepat jika kualitas dihubungkan dengan situasi lingkungan pendidikan formal apalagi jika hal ini dikaitkan dengan keberadaan kelompok-kelompok remaja yang disebut geng. Remaja yang sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap nilai ademiknya. Mengenai proses belajar dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang bersifat positif pada remaja sehingga pada tahapan akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang Dampak balap liar bagi kehidupan remaja di kota Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di uraikan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah sikap pelajar SMP Negeri 8 terhadap keberadaan geng motor di kota Pasuruan? 2. Bagaimanakah dampak geng motor terhadap perilaku pelajar SMP Negeri 8 Pasuruan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sikap pelajar SMP Negeri 8 terhadap geng motor di kota Pasuruan? 2. Untuk mengetahui dampak geng motor terhadap perilaku pelajar SMP negeri 8 Pasuruan? 1.4 Manfaat Penelitan Adapun penelitian ini mempunyai Manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa : Agar siswa tidak terpengaruh dengan aktivitas-aktivitas yang merugikan bagi diri sendiri terhadap masa depannya apabila dia mengikuti kegiatan geng motor. 2. Bagi sekolah : Kepala sekolah dan majelis guru dapat memberi pengarahan kepada siswanya agar bisa memilih kegiatan-kegiatan yang menunjang prestasi baik akademik maupun non akademik. 3. Bagi orang tua: Agar orang tua selalu memberikan perhatian kepada anak-anaknya dan memberikan arahan serta bimbingan kepada anaknya 4. Bagi masyarakat: Agar tanggap terhadap aktivitas-aktivitas geng motor yang merugikan masyarakat, serta melaporkan ke pihak yang berwenang.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 PENGERTIAN Balap Liar Adalah salah satu aktivitas remaja yang berdampak negatif di lingkungan masyarakat. Balap liar biasanya disebut juga Genk Motor. Balap liar sering membuat masyarakat resah dan takut jika ingin bepergian keluar rumah dan tak jarang juga merusak sarana dan prasana umum. 2.2 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF BALAP LIAR 2.2.3DAMPAKPOSITIF Jika dikaji mendalam balap liar mengandung beberapa nilai positif. Em-Plus memantau beberapa momen anak-anak balap liar yang menerima tantangan lawannya. Misalnya saat menantang komunitas BNK Performance, komunitas balap liar asal Perumnas Bugul, Pasuruan, yang melakukan balap liar padatengah malam . Pukul 21:00 WIB, mekaniknya Devaldi sudah sibuk memodif tunggangan dan dicoba berkali-kali. Ada sisi edukasi dan semangat tampil terbaik di momen ini. Semangat tampil prima dan tidak melakukan kesalahan menjadi energi positif untuk menjadi yang terbaik. Lebih bagus lagi tidak ada anggota komunitas yang mengnganggur, semua saling mengisi dan membantu setidaknya menghibur agar suasana tidak suntuk. Pengaturan yang baik ini membuahkan kekompakan yang jarang didapat komunitas non balap liar. Bicara soal ini mereka termasuk punya rasa solidaritas yang tinggi. Keselamatan joki dan pertaruhan uang yang didapat dari saweran jadi pemicu mengentalnya rasa senasib sepenanggungan sampai pada saat kritis seperti terjadinya kecelakaan atau digaruk polisi. Lawan dan temannya mengawasi di tiga titik, start, pertengahan dan finish. Mereka saling mengawasi kalau terjadi kecurangan. Sikap sportif bisa tumbuh di sini. Maklumlah taruhannya terkadang nyawa atau paling apes motor dirazia polisi. Aura kebersamaan terjalin di antara sesama pelaku..

2.2.4

DAMPAKNEGATIF Yang paling memperihatinkan tentu saja nyawa melayang sia-sia.Beberapa

waktu sebelum lebaran, trek-trekan di kecamatan pojentrek (pleret), kabupaten pasuruan memakan korban. Ketika ngetrek, mereka dirazia polisi. Dua pengendara motor RX-King dan Yamaha Mio panik dan memacu motornya secara berlawanan. Mereka saling bertabrakan, 2 rider tewas di tempat. Kasus tewas saat ngetrek memang sudah sangat banyak. Anehnya, jarang dari pengendara ngetrek memakai piranti keselamatan yang memadai. Potensi tawuran antar geng juga mungkin terjadi.

Biasanya ini memacu keributan antar komunitas atau geng motor. Tidak cuma itu,sportivitas saat taruhan kadang diabaikan. Bisa terjadi yang kalah tidak menepati janjinya untuk membayar dengan berbagai alasan. Terjadi hubungan yang tak harmonis posisi menjadi lawan antara aparat dan pelaku trek-trekan. Saat persiapan balap misalnya, banyak polisi berpakaian sipil di antara komunitas untuk menghalau dan memeriksa brother yang sedang nongkrong. Kucing-kucingan antarpolisi dan tukang ngetrek kerap terjadi. Tentu kejadian itu sangat membahayakan keselamatan. Khususnya jika mereka kabur secara membabi buta. Kasus tewasnya dua rider Yamaha Mio dan RX-King sebagai contoh nyata yang begitu mengerikan. Kecemasan orang-orang yang kita cintai seperti orang tua, adik-kakak juga wajib jadi bahan perhitungan. Mereka mengalami siksaan psikologis saat brother terutama pengendara trek-trekan beraksi. Em-Plus ikut merasakan saat seorang pengendara dan mekanik berpamitan kepada orang tua masing-masing untuk melakukan trek-trekan. Walau tidak diutarakan secara langsung terbersit kekhawatiran para orang tua kepada anaknya sanagat luara biasa 2.3 CARA MENGATASI BALAP LIAR Jika pihak Satlantas Polres Pasuruan menggunakan penegakkan hukum dengan memberikan sanksi denda Rp 3 juta bagi mereka yang tertangkap tangan mengikuti balapan liar, maka Ketua KNPI Pasuruan, Andi Arif Agung memiliki pandangan tersendiri untuk mengatasi aksi balapan liar di kalangan remaja tersebut. Dikatakannya, maraknya aksi balapan liar yang terjadi di kalangan remaja Pasuruan disebabkan minimnya sarana dan prasarana pendukung bagi pemuda yang ingin

menyalurkan bakat dan hobinya mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Sudah seharusnya Pemkot menangkap gejolak sosial ini, karena jika dibiarkan terusmenerus maka akan terjadi sesuatu hal yang kontra produktif baik terhadap perkembangan pemikiran maupun mental para remaja tersebut, kata Agung saat menghubungi Jawa Pos, kemarin. Dijelaskannya, fenomena balapan liar di kalangan pemuda dan remaja tersebut, menandakan bahwa potensi-potensi pemuda Pasuruan dalam dunia olah raga ekstrem perlu mendapatkan dukungan dan bimbingan, agar bakan dan potensi-potensi tersebut, tidak berdampak negatif bagi pemuda itu sendiri, maupun pengendara lainnya. Aksi ini jelas merugikan, karena bukan hanya menyangkut nyawa para pemuda itu sendiri, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian bagi pengendara lainnya. Kalau aksi ini dilakukan di jalan raya yang banyak dilalui pengendara lainnya, tetapi kalau Pemkot bisa menyediakan fasilitas arena balap, justru akan berdampak positif, potensi-potensi itu bisa kita kembangkan, malah bisa jadi mengharumkan nama Balikpapan, kalau ternyata potensi itu bisa membuahkan prestasi yang diraih pemuda di kejuaraan yang diikuti, jelas dia. Untuk itu, ia mengharapkan agar Pemkot dan DPRD Balikpapan, segera merealisasikan wacana pembangunan sirkuit balap di kawasan Timur Balikpapan, agar para pemuda dan remaja Balikpapan, memiliki sarana untukmenyalurkan hobi dan bakat mereka di bidang balap motor. Pembangunan sirkuit road race ini bukan untuk tujuan negatif, tetapi lebih kepada penyediaan fasilitas dari pemerintah terhadap warga kotanya. Sehingga, hal-hal negatif yang terjadi pada diri remaja tersebut bisa diminimalisir, terlebih sebagian besar dari mereka masih pada usia sekolah, yang merupakan bagian dari generasi muda yang nantinya juga akan membangun kota ini kedepannya,pungkas Agung. Sebelumnya diberitakan, pihak Satlantas Polres Pasuruan mengklaim telah maksimal dalam upaya menekan terjadinya balapan liar di jalanan. Para remaja yang tertangkap tangan sedang mengikuti balap liar, mendapatkan sanksi tegas mulai dari tilang hingga pidana. Khusus balapan liar, kita kenakan sanksi maksimal. Ini bertujuan untuk memberikan efek jera dan pelajaran bagi yang lain, yakni denda Rp 3 juta, kata Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Sigit Harimbawan saat ditemui, Sabtu (25/2) lalu.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Daerah penelitian merupakan tempat atau lokasi yang menjadi pusat kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling area yang artinya tempat peneltian sudah ditentukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu, dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya yang terbatas.(Arikunto,1998 : 120 ). Adapun yang menjadi daerah penelitian adalah SMPN 8 Pasuruan. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 26 Februari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012. 3.1.2 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Pemberian definisi operasional variabel dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahfahaman arti yang terkandung dalam judul penelitian. Selain itu juga berguna untuk mempertegas ruang lingkup permasalahan penelitian. Berikut ini diberikan definisi operasional variabel yaitu: 3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian ini merupakan penelitian korelasi sehingga didalamnya terkandung hubungan antara beberapa variabel. Berikut bagan desain penelitian :

S X Y (Margono, 1996:139) Gambar 1 : Desain penelitian Dalam penelitian ini siswa diberi angket tentang Dampak Balap Liar (X). Data tentang balap kemudian dianalisis akibatnya(Y). Kemudian hubungan antara kedua variabel tersebut. 3.2.3 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Penelitian merupakan strategi penelitian yang berisi gambaran tentang penelitian yang mencakup langkah-langkah penelitian secara berurutan dan sistematis untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut: dianalisis

populasi sampel Angket Dampak Balap Liar Analisis data pembahasan hasil kesimpulan Gambar 2: Bagan alur penelitian 3.3 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Metode penelitian ini menggunakan metode angket, yaitu metode penelitian yang instrumennya berupa angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sugiyono, 2006: 199. Sedangkan menurut Arikunto, 2002: 128 kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya. Pada penelitian ini angket kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist () Ridwan, 2005: 72. Dan kuesioner yang dipakai termasuk kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya Arikunto, 2002: 129. Angket penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran. Menurut Sudjana(1995:80) dalam skala likert terdapat 2 pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif penilaian skala likert terdapat 3 pilihan jawaban : ya, kadang-kadang atau jarang, tidak. Dengan ketentuan skor sebagai berikut:

Untuk pernyataan positif Ya Jarang/kadang-kadang Tidak =3 =2 =1

Untuk pernyataan negatif Ya Jarang/kadang-kadang Tidak =1 =2 =3

Tabel 1: skala likert penelitian Pada penelitian ini dipakai interval skor untuk menentukan kesimpulan tentang sikap atau ketertarikan pelajar SMP Negeri 8 Pasuruan terhadap geng motor adalah sebagai berikut: a. skor 26 30 : berarti pelajar sangat tidak tertarik pada geng motor b. skor 21 25 : berarti pelajar tidak tertarik pada geng motor c. skor 16 20 : berarti pelajar cukup tertarik pada geng motor d. skor 10 15 : berarti pelajar tertarik pada geng motor Bagi siswa yang merasa tertarik dan cukup tertarik pada geng motor berarti ada dampak geng motor terhadap sikap perilaku pelajar SMP Negeri 8 Pasuruan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 DATA PENELITIAN Data jumlah skor pada angket Berikut disajikan data secara umum data terperinci disajikan dalam lampiran.

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

NAMA

JUMLAH

Lucky Aziz Sukma 22 Galang Adhi Pratam 24 Arsak Tri Arman 28 Jony Praseteyo 14 M. Romadoni Zakaria 23 M. Kamil 16 M. Subkhan 19 Doni Rahmat Hidayat 17 Hilman Arif Prayoga 19 M. Farizal Farid 21 Hendra Lutfiyanto 18 Akbar Budi Putra 26 Sukmo adji Miradana 20 Tabel 3: data jumlah skor angket

4.2 PEMBAHASAN Geng motor yang bisa diartikan balap liar banyak dilakukan oleh kalangan remaja tidak terkecuali para pelajar. Karena aktifitas dari geng motor yang pada

umumnya penuh dengan tantangan dan kekerasan dapat menyebabkan perubahan sikap perilaku dari anggota-anggotanya termasuk dari kalangan remaja yang hanya sekedar sebagai penonton atau pengagum saja. Aksi kekerasan yang dilakukan geng motor tidak hanya adu ketrampilan dalam trek-trekan sepeda motor, tapi juga biasanya sering disertai dengan perkelahian antar geng motor. Hal ini sangat membahayakan bagi nyawa anggota geng motor saja tapi juga nyawa orang lain yang kebetulan berada diantara perkelahian mereka. Bahkan juga bisa merusak fasilitas umum termasuk mobil atau kendaraan polisi dan kantor polisi karena mereka sering menjadi sasaran polisi untuk diamankan. Anggota geng motor mempunyai sifat yang cenderung keras, cuek, berani dan tidak perduli pada keadaan sekitar lingkungannya. Maka dapat dipastikan mereka tidak jauh dari pemakaian minuman keras dan narkoba. Oleh karena itu keberadaan geng motor sangat berdampak negatif terhadap sikap perilaku remaja yang merasa tertarik dengan aksi ugal-ugalan dari geng motor. Hal ini sangat membahayakan bagi remaja yang masih berstatus sebagai pelajar, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk meneliti sejauh mana sikap perilaku pelajar terhadap keberadaan geng motor. Hasil penelitian dapat diperoleh dari skor angket yang disebarkan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian. Dari hasil penelitian diatas dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Pelajar yang sangat tidak tertarik pada geng motor ada 5 b. Pelajar yang tidak tertarik pada geng motor ada 9 c. Pelajar yang cukup tertarik pada geng motor ada 8 d. Pelajar yang tertarik pada geng motor ada 8 Kesimpulan yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah bahwa ada dampak balap liar terhadap sikap perilaku pelajar SMP Negeri 8 Pasuruan.

10

BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Dari penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: Ada Dampak Balap Liar terhadap sikap perilaku pelajar SMP Negeri 8 Pasuruan. 5.2 SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Dampak Balap Liar Bagi Kehidupan Reamaja, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada pelajar untuk tidak bergabung dalam geng motor yang meresahkan warga. 2. Kepada orang tua untuk selalu mengawasi puteranya dalam mengambil pergaulan agar tidak melakukan penyimpangan serta memberikan bimbingan agar bisa memilih kegiatan yang lebih bermanfaat. 3. Kepada Kepala sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang bahayanya balap liar

11

DAFTAR PUSTAKA
Andrisman, Tri. 2006. Asas-Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Fakultas Hukum Unila. Bandar Lampung. Marwan, M. 2009. Rangkuman Istilah dan Pengertian Dalam Hukum. Reality Publisher. Surabaya. Nawawi, Barda dan Muladi. 2001. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti: Bandung. Soekanto,Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta. -----------------------. 1980. Penegakan Hukum. Bina Cipta. Bandung. Sudarto, 1986. Hukum dan Hukum Pidana. Alumni. Bandung. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya. Ditlantas Mabes Polri. Jakarta. Tim Penyusun Kamus. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta. http://www.PR.online.com (Aspirasi Rakyat Bandung Terhadap Geng Motor, 17 Desember 2009, 16:20). http://www.hukumonline.com. (wacana/Geng Motor Di Bandung, 19 Desember 2009, 15:45)

12

13

Anda mungkin juga menyukai