A titik dan l garis dengan A tidak terletak pada l. Dapat diambil dua titik berbeda misalkan B dan C di l, maka l = BC jadi A tidak terletak pada BC. Dari Teorema 3, A, B, C, berbeda dan nonkolinear. Dari tiga titik berbeda dapat dibuat sebuah bidang maka A, B dan C terletak pada sebuah bidang Oleh karena itu B , C , karena BC = l maka l . Andaikan ada bidang lain yang memuat l dan A. Maka juga memuat B dan C. Artinya memuat A, B, C maka = . Ini berarti satu-satunya bidang yang memuat l dan A.
Teorema 5: Jika dua garis memiliki titik potong maka garis tersebut sebidang
Bukti: Misal diberikan garis l dan k dan A pada l, B pada k. Misal C = (l,k) dengan C pada garis AC, Maka k = BC dan l = AC. Dari tiga titik yang berbeda A, B dan C, dapat dibuat sebuah bidang
Teorema 6: Jika dua bidang berpotongan maka perpotongannya adalah sebuah garis
Bukti : Misal diberikan 2 bidang berbeda U dan V yang berpotongan. Maka terdapat 2 titik misal A dan B sedemikian hingga titik A dan B merupakan 2 titik persekutuan bidang U dan V.(aksioma 6). Dari A dan B dapat dibuat garis AB.(aksioma 3). Jadi garis AB pada bidang U dan juga garis AB pada bidang V. Akibatnya AB merupakan garis persekutuan bidang U dan V. Karena
dalam aksioma 6 hanya dikatakan bahwa minimal perpotongan 2 bidang adalah 2 titik, maka memungkinkan terdapat titik lain C dengan C pada bidang U dan C juga pada bidang V. Andaikan C tidak pada garis AB. Maka AB dan C termuat pada 1 bidang ABC(teorema 4). Padahal AB dan C merupakan persekutuan 2 bidang U dan V. Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui bahwa bidang U dan bidang V adalah 2 bidang yang berbeda. Akibatnya pengandaian salah, yang benar C pada garis AB. Jadi hanya garis AB yang merupakan titik potong bidang U dan V.
Akibat : Jika sebuah garis termuat pada dua buah bidang yang berbeda, maka garis tersebut adalah perpotongan kedua bidang. Bukti : apabila ada garis g, bidang dan bidang dimana g termuat pada dan juga termuat pada maka g disebut garis persekutuan bidang dan . Dengan demikian, g = atau g adalah perpotongan kedua bidang tersebut.
Teorema 7: Terdapat empat titik sebidang yang tiga diantaranya tidak collinear
Bukti: Berdasarkan 3 aksioma pertama, terdapat 2 garis berbeda yang memiliki titik potong dan masing-masing memuat paling sedikit 2 titik selain titik potong tadi. Misal: EA memuat B, EC memuat D. Akan dibuktikan A, B, C, D nonkolinear. Andaikan A, B, C kolinear. Maka E pada AB akan kolinear dengan ketiga titik tersebut. Sehingga EA = EC. Kontradiksi dengan permisalan bahwa EA tidak sama dengan EC. Jadi permisalan salah, yang benar adalah A, B, C noncolinear
Prinsip Dualitas Salah satu sifat yang istimewa dari geometri proyektif ialah prinsip dualitasnya (principle of duality) yang menyatakan, bahwa dalam bidang proyektif setiap definisi tetap berarti dan setiap dalil tetap benar, apabila kita tukar kata titik dengan garis (terletak pada dengan melalui, menghubungkan dengan memotong, segaris dengan berpotongan pada satu titik). Jadi, jika diketahui suatu dalil dengan buktinya maka kita dapat langsung menyatakan dual dari dalil itu dan mendapatkan buktinya dari bukti dalil tersebut dengan menuliskan dual dari setiap langkahnya. Dalam aksioma 1 dinyatakan bahwa terdapat sebuah titik dan sebuah garis yang tidak insiden. Berdasarkan prinsip dualitas, dengan mengganti istilah titik dengangaris dan istilah garis dengan titik diperoleh dual aksioma 1 adalah aksioma 1 itu sendiri. Dengan cara yang sama terhadap aksioma berikutnya, diperoleh teorema- teorema berikut. Teorema 8: (dual aksioma 2) Sebarang titik insiden dengan minimal 3 garis berbeda
Bukti: Berdasarkan aksioma 1, terdapat sebuah titik dan sebuah garis yang tidak insiden, misal titik A dan garis BC tidak insiden. Berdasarkan aksioma 2, garis BC memuat minimal 3 titik berbeda yaitu B, C dan D. Berdasarkan aksioma 3, dapat dibuat garis AB, AC dan AD.
Teorema 9: (dual aksioma 3) Sebarang 2 garis berbeda insiden dengan tepat 1 titik. Bukti : Diketahui 2 garis k dan l, misal dua garis tersebut berinsiden di dua titik yaitu A dan B. Berdasarkan aksioma 3, dua titik sebarang yang berbeda berinsiden hanya dengan 1 garis. Hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa ada dua garis k dan l. yang benar sebarang 2 garis berbeda insiden tepat 1 titik.
Teorema 10: (dual aksioma4) Jika a, b, c, d adalah 4 garis berbeda sedemikian hingga ab segaris dengan cd, maka ac segaris dengan bd
Teorema 11: (dual aksioma 7) 3 garis diagonal pada complete quadrilateral tidak pernah konkuren
Bukti : Andaikan dual ini tidak benar maka ada sisi segiempat pqrs sedemikian hingga d1,d2, dan d3 berpotongan pada satu titik. Misalkan titik potong d2 dan d3 itu D1, maka D1 yaitu titik potong PR dan QS harus terletak di d1. Hal ini tidak mungkin karena D1, D2, dan D3 tidak segaris (berdasarkan aksioma 7). Jadi pengandaian salah.
Perspektif Elementary correspondence Pemetaan 1-1 antara Pencil of points dengan pencil of lines disebut dengan Elementary correspondence jika setiap titik pada Pencil of points insiden dengan garis yang koresponden dengan pencil of lines
Perspektivity Pemetaan 1-1 antara dua Pencil of points disebut perspektivitas jika garis insiden dengan titik yang berkorespondensi dengan dua Pencil of points concurrent. Titik dimana garis tersebut berpotongan disebut center of the perspectivity
Pemetaan 1-1 antara dua Pencil of lines disebut perspektivitas jika titik insiden dengan garis yang berkorespondensi dengan dua Pencil of lines collinear. Garis yang memuat titik yang berpotongan disebut axis of the perspectivity.
Proyektif Proyektivitas adalah perluasan dari perspektivitas. Dua bangun F dan F dikatak an proyektivitas jika yang satu dapat diperoleh dari yang lain dengan suatu transformasi proyektif, yaitu jika ada deretan bangun berhingga F1, F2,,Fk sedemikian hingga F perspektif dengan F1, F1 perspektif dengan F2, dan seterusnya hingga Fk perspektif dengan F. Dapat juga dikatakan bahwa proyektivitas adalah hasil kali dari perspektivitas. Dua buah bangun F dan F yang perspektif dari suatu titik O dinyatakan dengan F dinyatakan dengan F F Maka jika F F dan dua bangun yang perspektif dari suatu garis F1 F2 F3 Fk F, dikatakan F dan F
korespondensi satu-satu antara unsur-unsurnya. Perspektivitas adalah keadaan khusus dari proyektivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Eniyulianti.
2009.