Anda di halaman 1dari 4

Sistem Pertahanan Tubuh - Pasukan Berani Mati - Bimbie.

com

13/10/01

Bimbie.com Ilmu Pengetahuan Biologi Sistem Pertahanan Tubuh

Artikel Terkait
Sistem Pertahanan Tubuh Adalah Ciptaan, Bukan Kebetulan!

Sistem Pertahanan Tubuh - Pasukan Berani Mati


Tubuh bisa diibaratkan sebagai sebuah benteng yang sangat kompleks. Untuk melindunginya, tubuh memerlukan seperangkat alat pertahanan yang sangat canggih, pasukan-pasukan berdedikasi dengan loyalitas tanpa cela, sistem koordinasi dan komunikasi antarelemen yang cepat dan responsif. Sama seperti benteng yang sangat bergantung pada pertahanannya agar serangan dari luar tidak bisa merusak isinya, tubuh juga sangat bergantung pada serangkaian pertahanan yang kokoh agar penyakit tidak bisa masuk. Sistem imunitas yang efektif adalah ketika tubuh mampu membedakan bagian-bagian dirinya sendiri dan bendabenda asing yang masuk dalam tubuh dan berpotensi merusak tubuh. Biasanya, jika suatu benda asing masuk, tubuh akan meresponnya dengan mengaktifkan sistem imunitas. Sistem imunitas atau kekebalan tubuh merupakan kelompok sel, molekul, dan organ yang secara aktif dan bersamasama mempertahankan tubuh dari serangan benda-benda asing yang dapat menyebabkan penyakit; seperti virus, bakteri, maupun jamur. Kesehatan tubuh tergantung kemampuan sistem imun dalam mengenal, menolak dan menghancurkan bibit-bibit penyakit tersebut. Kemampuan ini disebut respon imun . Berdasarkan mekanisme kerjanya, respon imun terbagi kepada dua kelompok yaitu respon imun humoral dan repson imun seluler. Respon imun humoral adalah respon imun yang dilakukan oleh antibodi (Imunoglobulin) dan sekresi (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan respon imun selular adalah respon imun yang dilakukan oleh sel-sel darah putih dan respon imun yang dilakukan oleh molekul protein yang tersimpan di dalam limfa dan plasma darah. Respon imun yang dilakukan oleh sel darah putih dapat berupa makrofag, limfosit, maupun neutrofil yang beredar di dalam tubuh. Sistem imun humoral terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh kita (kulit dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. Selain sebagai penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zatzat pelindung. Contohnya adalah pada sekresi kulit (keringat) yang bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) pada hidung akan menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernapasan. Sistem imun seluler akan melaw an bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu melew ati sistem imun humoral. Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya. Imun seluler dapat berupa rangsangan kimiaw i dan melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer (sel pembunuh alami), protein anti mikroba yang melaw an zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan (inflamasi) dan demam. Berdasarkan perolehan atau asalnya, sistem imun terbagi menjadi dua, yaitu sistem imun non spesifik ( Innate immunity, sistem imun alami) dan sistem imun spesifik ( adaptive immunity, sistem imun hasil adaptasi). 1. Innate immunity, merupakan mekanisme pertama yang akan terjadi ketika infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap infeksi mikrobia. Imunitas ini akan berlangsung antara jam ke-0 hingga jam ke-12. Mekanismenya akan melibatkan penghalang-penghalang fisik dan kimia (seperti epitel dan senyaw a lain yang dihasilkan dari epitel), protein-protein dalam darah, sel fagosit dan sel natural killer, serta protein sitokin yang mengatur jalannya mekanisme sel-sel tersebut. Imunitas alami terjadi karena tubuh dapat mengenali struktur mikroba yang masuk. Hal tersebut bisa disebabkan karena sebelumnya mikroba tersebut sudah pernah menginfeksi tubuh, atau karena struktur mikroba tersebut mirip seperti struktur mikroba lain yang pernah menginfeksi tubuh sebelumnya. Ini yang disebut sebagai "infeksi berulang" atau reinfection . Reinfeksi akan "membangunkan" sel memori ini sehingga responnya berlangsung secara cepat. Kekebalan jenis ini merupakan garis utama tubuh yang pertama melaw an semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat yang menghalangi dalam imunitas alami, seperti kulit, air mata, mukus, dan air ludah yang mencegah laju peradangan setelah terjadi luka atau infeksi. Mekanisme kekebalan alami adalah menghalangi masuk dan tersebarnya penyakit, tetapi jarang mencegah penyakit secara keseluruhan. Pengenalan antigen oleh imunitas alami berdasarkan sama tidaknya pola molekul permukaan sel, atau dikenal dengan ( pattern recognition ). Apabila polanya sama dengan pola sel-sel tubuh ( self), maka akan dibiarkan saja. Akan tetapi apabila polanya berbeda, maka akan dikenali sebagai benda asing atau nonself, hal inilah yang memicu munculnya respon imun. Kelemahan dari mekanisme ini adalah tidak dapat mengenali struktur yang sama sekali baru menginfeksi tubuh. Untuk infeksi tersebut, adaptive immunity yang berperan.

Topik Terkait
Metabolisme Archaebacteria dan Eubacteria Protista Embriologi Tumbuhan Ekosistem Fungi Ekologi Hew an

http://www.bimbie.com/sistem-pertahanan-tubuh-manusia.htm

1/4

Sistem Pertahanan Tubuh - Pasukan Berani Mati - Bimbie.com

13/10/01

2. Adaptive immunity, atau imunitas spesifik, terjadi ketika innate immunity gagal menghalau infeksi dikarenakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh memiliki struktur yang sama sekali baru bagi tubuh. Mekanisme ini terjadi sekitar 1 hingga 5 hari setelah infeksi. Jika garis pertama kekebalan tubuh mendapat serbuan maka sel, molekul dan organ dari sistem imun menghasilkan suatu imun yang spesifik untuk melaw an agen yang disesuaikan dengan jenis agen penyerang tersebut. Sehingga, sistem imun ini akan bekerja untuk melaw an bila agen asing menyerang lagi. Secara singkat, mekanisme perlindungan tubuh ini akan mencoba membuat "ingatan" baru mengenai struktur benda asing yang masuk ke tubuh untuk kemudian bereaksi menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada mekanisme ini adalah limfosit, baik sel T limfosit maupun sel B limfosit. Respon imunitas humoral dan imunitas seluler termasuk dalam kelompok ini. Selain itu juga, berkaitan dengan sistem imun dikenal istilah Komplemen (zat glikoprotein yang berperan membantu kerja sel imun yaitu sebagai aktivator, mediator, penghancur) dan sitokine (zat yang dihasilkan oleh sel-sel limfosit dan beberapa sel sistem imun yang berperan sebagai motivator dalam sistem imun). Kedua zat ini secara langsung maupun tidak langsung membantu proses imunitas suatu individu. Komplemen merupakan kumpulan sembilan protein plasma (C1-C9) bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen-antibodi sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Aktivasi dari komplemen ini menghasilkan sejumlah molekeul efektor (opsonin, anafilaktoisisin, membrane attack complex, dan adherens imun) yang memiliki efek biologi. Komponen ini melengkapi aktivitas suatu antibodi sebagai antibakteri, sebagai efektor dalam respon antibodi, komplemen juga diaktivasi lebih aw al bahkan sebelum munculnya antibodi. Contoh dari mekanisme kerja komplemen ini adalah pada proses pembekuan darah dengan pembentukan enzim terstimulasi dalam plasma darah yang kebanyakan sifatnya adalah serangkaian proteinase. Respon yang cepat dan bertingkat terhadap suatu stimulus yang dapat berupa kompleks imun merupakan ciri paling spesifik dari sistem ini. Sitokine merupakan macam-macam protein sekresi kecil yang berperan sebagai perantara dan pengaturan ( regulated ) imunitas, inflamasi dan haematopoiesis. Sitokine diproduksi secara de novo (sebagai respon terhadap rangsangan imunitas). Secara sederhana, sitokine diartikan sebagai protein yang dipakai untuk menyebarkan informasi antarsel. Pada umumnya (meskipun tidak selalu), sitokine bekerja pada konsentrasi yang sangat rendah serta w aktu yang sangat singkat. Sitokine bekerja dengan berikatan pada membran reseptor spesifik yang kemudian memberi sinyal ke sel-sel sekitarnya melelui second messengers. Respon terhadap sitokine antara lain adalah: meningkatnya atau menurunnya espressi membran protein (termasuk reseptor-reseptor sitokine), proliferasi dan sekresi dari molekulmolekul efektor. Sitokine adalah nama umum dari sel yang menyebarkan informasi antarsel, oleh karena itu terdapat nama-nama yang lebih spesifik antara lain adalah monokine (sitokine yang dihasilkan oleh monosite), interleukine (sitokine yang dihasilkan oleh leukosit dan bekerja pada leukosit lainnya), limfokine (sitokine yang dihasilkan oleh limfosit) serta khemokine (sitokine yang memiliki aktifitas kimia). Sitokine mungkin juga bekerja pada sel-sel yang mensekresinya ( autocrine action ), pada sel-sel yang ada di dekatnya (paracrine action), tetapi juga ke sel-sel yang jauh ( endocrine action ). Merupakan sebuah hal yang umum ketika beberapa sel menghasilkan sitokine yang sama atau juga satu jenis sitokine bekerja pada beberapa jenis sel yang berbeda. Dalam aktifitasnya sitokine bisa bersifat redundant (sitokine yang berbeda memiliki fungsi yang sama). Selain itu juga seringkali satu sitokine akan memicu target selnya agar menghasilkan sitokine pula. Kemudian sitokine juga dua atau lebih sitokine bekerja bersama-sama (sinergis) maupun sitokine menyebabkan aktifitas yang berbeda (antagonis).

Imunitas Humoral
1. Sistem Sekresi tubuh Bagian permukaan tubuh sesungguhnya telah Tuhan ciptakan sebagai alat penghalang bagi masuknya benda-benda asing dan berbahaya bagi tubuh. Lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air yang akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga kulit menjadi penghalang bagi masuknya bakteri patogen. Perlaw anan air mata terhadap benda asing adalah dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae (kelenjar minyak) mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir pada hidung digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus untuk kemudian dikeluarkan oleh paru-paru. Rambut hidung bertugas untuk menyaring udara dari zat-zat yang berbahaya. Semua zat yang dihasilkan oleh tubuh yang bersifat cair (mukus, air mata, saliva) mengandung lisozim, yaitu enzim yang mampu menghidrolisis membran dinding sel bakteri (patogenik maupun non patogenik) sehingga sel tersebut pecah dan mati. 2. Limfosit B Limfosit dalam respon imun humoral ini akan melalui dua proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder. Limfosit B ini disebut juga sebagai antibody mediated karena antibodi tersebut bersirkulasi dalam darah atau limfe.

http://www.bimbie.com/sistem-pertahanan-tubuh-manusia.htm

2/4

Sistem Pertahanan Tubuh - Pasukan Berani Mati - Bimbie.com

13/10/01

Proses respon imun primer adalah jika sel limfosit B bertemu dengan antigen yang cocok, lalu limfosit B akan melakukan pembelahan secara mitosis kemudian menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit B segera melepaskan antibodi yang dimilikinya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. Satu buah sel limfosit B (limfosit B memori) dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerangan terjadi. Respon imun sekunder akan terjadi jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali. Lebih banyak limfosit B akan dihasilkan dibandingkan sebelumnya dengan kecepatan yang tinggi. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Suatu saat ketika antigen yang sama tidak menjangkiti suatu individu, limfosit B akan mengingat bahw a antigen tersebut telah mati, sehingga individu tersebut bisa saja bisa terjangkit oleh antigen yang sama. Limfosit B memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Limfosit B juga bisa mati jika antigen tersebut tidak menjangkiti dalam w aktu yang sangat lama. Maka ketika antigen tersebut menyerang, seluruh proses imun harus diulang kembali dari aw al. 3. Antibodi Antibodi disebut juga Imunoglobulin(Ig), terdapat pada hampir seluruh mamalia, merupakan sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh. Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama. Antibodi hanya dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Dikenal 5 kelas imunoglobulin yang terdapat pada manusia. Tiap kelas memiliki perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik yang berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dan rantai L (rantai ringan). Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu satu buah rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino, diapit oleh ikatan-ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan kembali oleh ikatan disulfid interchain . Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (), rantai A (), rantai M (), rantai E () dan rantai D (). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain. Saat respon imun humoral terjadi, sel B pertama kali akan memproduksi IgM, untuk kemudian imunoglobulin jenis ini akan bertambah banyak dalam w aktu singkat. Beberapa jam setelah IgM diproduksi, sel B mulai memproduksi IgG, konsentrasi IgG akan meningkat cepat melebihi konsentrasi IgM. Karena ukurannya yang kecil, antibodi IgG ini lebih kuat untuk melaw an kuman patogen. Sehingga IgG dapat berpenetrasi ke dalam jaringan pada tempat yang penting, sementara aktifitas IgM terbatas pada saluran darah. Akan tetapi IgM merupakan respon antibodi pertama (antibodi primer) dalam mempertahankan tubuh terhadap antigen sampai cukup terbentuknya IgG (antibodi sekunder). Kedua bentuk antibodi tersebut secara terus-menerus diproduksi selama ada antigen dalam tubuh. Antibodi yang diproduksi oleh sel B tersebut akan melekat pada antigen dan dikeluarkan dari tubuh. Antibodi lainnya yang tidak digunakan dikatabolisme dan hancur sendiri. Waktu paroh biologi ( biological half life ) setiap antibodi berbeda-beda. Kemampuan hidup dari IgG1, IgG2 dan IgG4 adalah 20 hari, IgM selama 10 hari, IgA 6 hari, dan IgD juga IgE selama 2 hari. Antibodi yang diproduksi oleh sel B adalah penanda dasar pada daerah khusus yang spesifik untuk antigen target. Dengan melalui proses kimia atau sel tertentu, sel imun memilih sasaran antigen yang dapat dihancurkannya. Dalam hal ini antibodi yang berbeda memilih antigen yang sesuai dengannya untuk dihancurkannya. Bilamana antibodi berikatan dengan antigen, maka akan mengaktifkan aliran 9 protein yang disebut complement yang biasanya bersirkulasi secara non-aktif di dalam darah. Komplemen tersebut merupakan partner dari antibodi, dimana sekali mereka bereaksi dengan antigen, langsung menolong untuk menghancurkan antigen asing tersebut dan mengeluarkan dari tubuh, disamping itu tipe lain dari antibodi juga dapat mencegah masuknya virus ke dalam sel. Aktivitas antigen yang merusak tubuh juga dapat dihentikan oleh antibodi dengan cara mengikatkan diri pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antibodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi (bersiap untuk makan). IgM dan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi, IgA dapat keluar dari peredaran darah dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi. IgA berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA berperan penting pula untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.

http://www.bimbie.com/sistem-pertahanan-tubuh-manusia.htm

3/4

Sistem Pertahanan Tubuh - Pasukan Berani Mati - Bimbie.com

13/10/01

Sistem Imun Seluler


Untuk respon seluler, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T. Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu: 1. Limfosit T pembantu ( helper T cells), berfungsi mengatur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun. 2. Limfosit T pembunuh ( killer T cells) atau Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen. 3. Limfosit T surpressor ( surpressor T cells), berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi. Respon imun seluler akan dimulai antigen bertemu dengan limfosit T pembantu yang sedang berpatroli, yaitu antigen tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen. Maka ketika antibodi dan antigennya cocok, limfosit T pembantu memiliki dua pilihan untuk menghancurkan antigen yang mengandung bakteri patogennya: 1. Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyaw a baru disebut interleukin 2, berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. 2. Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyaw a bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati. Karena respon imun ini terdapat dalam sel darah putih, maka ada beberapa sel fagositik yang berperan dalam kekebalan seluler, antara lain neutrofil, makrofag, dan eosinofil. 1. Neutrofil, dalam sel darah putih (leukosit) kandungannya berkisar antara 60% sampai dengan 70%. Neutrofil akan datang oleh sinyal-sinyal kimiaw i yang dilepaskan sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang. Neutrofil akan memasuki jaringan yang terinfeksi untuk menelan dan merusak mikroba yang ada di sana. Namun, neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak penyerang asing, dan masa hidupnya rata-rata hanya beberapa hari. 2. Makro fag akan berlekatan dengan polisakarida di permukaan tubuh mikroba lalu kemudian menelan mikroba tersebut. 3. Eosinofil meliputi sekitar 1,5% saja dari leukosit. Sumbangan untuk eosinofil pada pertahanan adalah melaw an penyerang parasitik yang berukuran lebih besar, seperti cacing darah. Eosinofil memosisikan dirinya melaw an dinding eksternal parasit dan melepaskan enzim-enzim perusak dari granula sitoplasmik. Sel-sel ini mempunyai aktivitas fagositik yang terbatas. 4. Natural Killer (Sel pembunuh alami) menyerang sel parasit dengan cara mengeluarkan senyaw a penghancur yang disebut perofin. Sel natural killer dapat melisiskan dan membunuh sel-sel kanker serta virus sebelum kekebalan adaptif diaktivasi. Protein anti mikroba meningkatkan pertahanan tubuh dengan menyerang mikroorganisme secara langsung maupun dengan cara menghambat reproduksi mikroorganisme. Salah satu protein antimikroba yang penting untuk melindungi sel dari serangan virus dan interferon. Sel T sitotoksik juga dapat aktif membelah dan berdiferensiasi dengan bantuan hormon interleukin yang disekresikan dari sel T penolong. Sel sitotoksik mengenali sel-sel asing atau sel yang terinfeksi virus di dalam tubuh, kemudian menguraikan membran selnya dengan protein yang dihasilkannya. Hal ini sangat penting, karena antibodi tidak dapat menyerang patogen yang telah menginfeksi sel tubuh.

Tolong di SHARE :
Share
Tweet 0

Beranda | Kontak Kami | Privacy Policy | Sitemap

http://www.bimbie.com/sistem-pertahanan-tubuh-manusia.htm

4/4

Anda mungkin juga menyukai