Anda di halaman 1dari 11

DBD

Kelompok : 5 Nama Anggota : Ria Tiara Wuri Widya Arsita Zahra A

Masalah
Berdasarkan Laporan WHO, Demam berdarah dengue (DBD) setiap tahunnya menginfeksi 50 hingga 100 juta orang di lebih dari 100 negara. Angka mortalitasnya rata-rata mencapai satu persen. Indonesia dengan prevalensi rata-rata 100.000 kasus DBD per tahun sesuai data departemen kesehatan, menjadi negara kedua setelah Brasil, yang memiliki kasus DBD tertinggi di dunia. Penyakit ini terus menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang setiap tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga mengenai orang dewasa muda umur 18-25 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali.

Pada tahun 2010, Indonesia, khususnya di beberapa wilayah pernah menetapkan status waspada demam berdarah, bahkan status Kejadian Luar Biasa di beberapa daerah khusus yang mengalami tingkat kematian pasien yang tinggi akibat Demam Berdarah Dengue. Pada tahun ini, sebanyak 5.500 kasus DBD masuk ke dalam daftar Kementerian Kesehatan. Hal paling fatal ketika penanganan yang terlambat adalah kematian yang akan terjadi.

Langkah-Langkah
Antisipasi Penyebaran oleh Pemerintah
Pemerintah melalui dinas-dinas kesehatan, dapat memberikan sosialisasi bagi masyarakat awam mengenai gejala penyakit, 3M+ dan bagaimana menjaga kesehatan lingkungan baik melalui penyuluhan-penyuluhan, iklan layanan televisi, ataupun melalui sosial media yang saat ini menjadi dunia pertukaran informasi yang sangat cepat. Selain itu, dinas-dinas kesehatan di daerah mampu mengerahkan petugas untuk melakukan fogging secara berkala di daerah-daerah yang telah disinyalir menjadi daerah endemis wabah DBD.

Kemudian, berbagai kota, salah satunya Palembang juga menebarkan ikan tempalo di banyak titik lokasi, hingga membagikan bubuk abate. Bubuk abate bisa diambil di kelurahan dan puskesmas tanpa dipungut biaya.
Hal yang sangat penting adalah pemerintah melalui pusat-pusat penelitian penyakit tropis, ataupun akademisi di lingkungan perguruan tinggi, dapat bekerja sama untuk mengembangkan metode ataupun teknik dalam upaya menekan laju perkembangbiakan larva nyamuk ini.

Langkah-langkah
Pencegahan Individu
1. 2. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang. Jangan biarkan baju kotor menumpuk Cobalah menanam tanaman anti nyamuk Biarkan sinar matahari masuk ke ruangan Menyemprot nyamuk dan menebarkan bubuk abate

3. 4. 5. 6.

Langkah-langkah
Pengobatan

Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Dengan memberikan minum banyak diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan yang diminum anak mencukupi. Berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini harus dipilih obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan jenis asetosal atau aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan memperberat bila terdapat perdarahan lambung. Kompres dapat membantu bila anak menderita demam terlalu tinggi sebaiknya diberikan kompres hangat dan bukan kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak menggigil. Sebagai tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping obat penurun panas dapat diberikan obat anti kejang.

Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus). Oleh sebab itu, diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila demam tetap tinggi 3 hari terus menerus apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan dengan penyakit lain seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan. Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi kental atau lebih. Bila keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan dan hasil laboratorium darah masih normal, maka anak dapat berobat jalan. Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga pemeriksaan darah seringkali perlu diulang kembali. Seorang yang diduga menderita demam berdarah akan mengalami bahaya bila mendapat syok dan perdarahan hebat. Untuk mencegah hal-hal tersebut, maka penderita kemudian dianjurkan dirawat di rumah sakit.

Pendapat
Endemi DBD dapat terjadi di mana saja. Pola hidup yang tidak sehat dan tidak bersih serta cenderung membiarkan sampah menumpuk di mana-mana makin menambah resiko nyamuk aides berkembang biak dengan baik. Di tambah lagi, dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis serta dengan curah hujan yang lumayan tinggi menjadikan DBD sebagai salah satu penyakit yang perlu di waspadai.
Untuk itu, DBD bisa dicegah dengan melakukan antisipasi penyebaran dan memperbaiki pola perilaku sehat pada diri sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mampu berprilaku sehat. Apabila diri sendiri mampu hidup sehat maka akan memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi diri sendiri dari penyakit DBD.

Anda mungkin juga menyukai