Anda di halaman 1dari 2

Al HamduLILLAH teman-teman ku sesama Mahasiswa banyak yang mengaji Kitab dari Hujjatul Islam Al Imam Abu Zakariya

Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi) pengarang Kitab Riyadhus Sholihin
karena beliau adalah orang Ahlussunnah wal Jama`ah karena beliau :
1. Karena Beliau Menerima Bid`ah Hasanah dengan bukti berikut : Penjelasan mengenai hadits dari Imam Muslim : Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalamIslam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurangsedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk dalamIslam, maka baginya dosanya. Imam Nawawi berkata : Hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan - kebiasaan yang baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yang buruk, dan padahadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : semua yang baru adalah Bidah,dan semua yang bidah adalah sesat, sungguh yang dimaksudkan adalah hal baru yangburuk dan bidah yang tercela. (Syarh Annawawi ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105) Dan berkata pula Imam Nawawi : Bahwa Ulama membagi bidah menjadi 5, yaitu bidahyang wajib, bidah yang mandub, bidah yang mubah, bidah yang makruh dan bidahyang haram.Bidah yang wajib contohnya adalah mencantumkan dalil dalil pada ucapan ucapanyang menentang kemungkaran. Contoh bidah yang mandub (mendapat pahala biladilakukan dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku - buku ilmusyariah, membangun majelis taklim dan pesantren. Dan Bidah yang mubah adalah bermacam macam dari jenis makanan, dan Bidah makruh dan haram sudahjelasdiketahui. Demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yang umum,sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik sebaiknya bidah. (Syarh Imam Nawawi ala Shahih Muslim Juz 6 hal 154-155) 2. Karena Beliau BerAqidah Ahlussunaah yaitu Aqidah Imam Al-Asyari dengan Bukti bahwa Beliau Menta`wil Hadist, Beliau tidak menyerupakan Allah dengan makhluk, dengan bukti sebagai berikut : Dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman : Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk-Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba-Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya? (Shahih Muslim hadits No.2569) Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Nawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yang dimaksud sakit pada Allah adalah hamba-Nya, dan kemuliaan serta kedekatan-Nya pada hamba-Nya itu. Wa mana wajadtaniy indahu yaniy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan-Ku dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala Shahih Muslim Juz 16 hal 125) Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah waljamaah yang berpegang pada pendapat Tawil, seperti Imam Ibn Abbas, Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan Al Asyariy, al Imam al Hafizh Abdurrahman Ibnul Jawzi dll (lihat Dafussyubhat Attasybiih oleh al Imam al Hafizh Abdurrahman Ibnul Jawzi) 3. Beliau adalah Ulama` yang bermadzhab, yaitu Madzhab Imam Syafi`i karena beliau Imam Besar Assafiiyah dengan bukti kitab karangan beliau yang sangat terkenal dalam bidang Fiqih yaitu Majmu Syarh AlMuhadzdzab yang mencapai 20 Jilid 4. Beliau adalah orang yang memuliakan Para HABAIB ( Habib, Sayyid dan Syarifah) yaitu keturunan atau ahlu bait RosuluLLAH SAW yang kadang olehsekolompok orang-orang bilang bahwa Habib dan Sayyid adalah Pemimpin Bid`ah (AstaghfiruLLAH), Imam Nawawi tidak demikian

dengan Bukti di Kitab beliau yaitu Riyadhus Sholihin Beliau memberikan Bab tersendiri yaitu Baabu Ikromi Ahli Baiti RosuluLLAH SAW wa Bayaani Fadlihim (Bab memuliakan Ahlu Bait RosuluLLAH SAW dan penjelasan keutamaannya) Dan begitu juga Ulama Ahli Hadits yang Lain seperti Imam Muslim Shohih Muslim, bab keutamaan-keutamaan Ahlul Bait ), (Baihaqi di dalam Sunan al-Kubra, bab keterangan AhlulBaitnya (Rasulullah saw); tafsir ath-Thabari, jilid 22, hal 5; tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, hal 485; tafsirad-Durr al-Mantsur, jilid 5, hal 198 - 199; Shohih Turmudzi, bab keutamaan-keutamaan Fathimah;Musnad Ahmad, jilid 6, hal 292 - 323.) 5. Beliau Terawih 20 Rokaat dengan bukti sebagai berikut Imam An-Nawawi

menyebutkan dalam Majmu Syarh Al-Muhadzdzab: Shalat Taraweh adalah satu Shalat sunnah yang sangat dikukuhkan sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits yaitu 20 (dua puluh rokaat) selain Witir dan jika ditambah dengan 3 rokaat Witir maka jadilah 23 rokaat. Oleh karena itu Ummat telah sepakat baik Salaf maupun Kholaf dari zaman Kholifah Ar-Rosyidin yaitu Sayyidina Umar bin Khaththab ra sampai zaman sekarang tidak ada satu Ulama pun yang berbeda dari para Imam Madzhab yang 4 kecuali yang diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas yang mengatakan hingga 36 rokaat dengan hujjah pengamalan penduduk Madinah. Dan telah diriwayatkan dari Nafi beliau berkata : Aku melihat orang-orang di bulan Ramadhan Shalat (Taraweh) 39 rokaat dengan Witir 3 rokaat. . . . Namun riwayat yang masyhur dari Imam Malik adalah yang senada dengan pendapat jumhur dari kalangan Ulama Hanafiyah, Syafiiyah dan Hanabilah yaitu 20 rokaat, maka dari itu Ulama 4 madzhab sudah sepakat dan telah sempurna menjadi Sebuah Ijma (Kesepakatan Ulama) bahwa sholat taraweh adalah 20 rokaat. Berkata pula beliau di kitab yang sama: Madzhab kami (Syafii) Shalat Taraweh adalah 20 rokaat dengan 10 salam selain Witir dan itu 10 istirahatan, 1 tarwihan 4 rokaat dengan 2 kali salam dan ini yang dikatakan oleh Imam Abu Hanifah dan Ashabnya, Imam Ahmad, Dawud dan Qodi Iyadh menukilnya dari jumhur Ulama. Imam Malik berkata: Taraweh itu 9 istirahatan dan jumlahnya 36 rokaat. Imam An-Nawawi menyebutkan lagi dalam kitab Al-Khulashoh sanad hadits tersebut Shohih, begitu juga Imam Khotib Asy-Syirbini Asy-Syafii menyebutkan dalam kitab Syarh Al-Minhaj hal. 226 : Shalat Taraweh itu 20 rokaat dengan 10 kali salam pada setiap malam bulan Ramadhan berdasarkan hadits riwayat Imam Al-Baihaqi dengan sanad yang Shohih yaitu : Sesungguhnya mereka (para Sahabat Nabi) melakukan Shalat Taraweh 20 rokaat di bulan Ramadhan pada masa Sayyidina Umar Bin Khaththab ra.
Catatan : Perlu diketahui bahwa Imam Nawawi adalah Ulama` Ahli Hadist yang sudah mencapai derajat al Hujjah (Hujjatul Islam) diatas dari al Hafidz, Al Hafidh dalam para ahli hadits adalah yang telah hafal 100.000 hadits berikut hukum sanad dan matannya, sedangkan 1 hadits yang bila panjangnya hanya sebaris saja itu bisa menjadi dua halaman bila ditulis berikut hukum sanad dan hukum matannya, diatas tingkatan Al Hafidh ini masih adalagi yang disebut Al Hujjah (Hujjatul Islam) yaitu yang hafal 300.000 hadits dengan hukum matan dan hukum sanadnya, (lihat kitab Hasyiah Luqathuddurar Bisyarh Nukhbatulfikar oleh Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalaniy), itulah beliau

Syaikhul Madzhab, Imam di dalam Madzhab Imam Syafii, Imam besar yaitu Hujjatul Islam Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf

Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)

Anda mungkin juga menyukai