\
|
T
SP
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
3. Hitung batasan kapasitas gas (d)
dimana
Q
g
= laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = Inch
4. Hitung batasan kapasitas liquid (d
2
h)
dimana
t
r
= retention time, 1 3 menit
Q
e
= laju produksi liquid, BFPD
K .
P
Q . Z . T
504 d
g
2
(
=
12 . 0
Q . t
h d
l r 2
=
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
5. Buatlah tabel untuk kombinasi dari tr = 1 3, dan berbagai
diameter (d), sehingga diperoleh masing-masing
ketinggian liquid (h)
dimana :
h = ketinggian liquid, inch
d = gunakan diameter > diameter gas, lihat Tabel 3
( )
2
2
d
h d
h =
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
6. Masih menggunakan tabel yang sama (Tabel 3), hitunglah seam
to seam length (Lss) :
- Untuk OD s 36
- Untuk OD > 36
dimana
Lss = seam to seam length, ft
d
min
= diameter minimum yang sisyaratkan gas, inch, lihat No.
3
12
76 h
Lss
+
=
12
40 d h
Lss
min
+ +
=
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
7. Hitung Slenderdness ratio, masih menggunakan tabel yang sama
8. Tentukan diameter (d) dan panjang (Lss) dari tabel yang
mempunyai slenderdness ratio 3 4.
d
Lss . 12
Ratio ss Slenderdne =
Gambar 44
Skema Ukuran Separator Vertikal
Tabel 3
Data Separator yang tersedia di Pasaran
Horizontal Separators Size and Working Pressure Rating
Nominal
Maximum Allowable Working Pressure, psig @ 100
o
F
Diameter, Inch
12
...
230
600
1000
1200
1440
2000
16
...
230
600
1000
1200
1440
2000
20
125
230
600
1000
1200
1440
2000
24
125
230
600
1000
1200
1440
2000
30
125
230
600
1000
1200
1440
2000
36
125
230
600
1000
1200
1440
2000
42
125
230
600
1000
1200
1440
2000
48
125
230
600
1000
1200
1440
2000
54
125
230
600
1000
1200
1440
2000
60
125
230
600
1000
1200
1440
2000
Tabel 3
Data Separator yang tersedia di Pasaran (lanjutan)
Vertical Separators Size and Working Pressure Rating
Nominal
Maximum Allowable Working Pressure, psig @ 100
o
F
Diameter, Inch
16
...
230
600
1000
1200
1440
2000
20
125
230
600
1000
1200
1440
2000
24
125
230
600
1000
1200
1440
2000
30
125
230
600
1000
1200
1440
2000
36
125
230
600
1000
1200
1440
2000
42
125
230
600
1000
1200
1440
2000
48
125
230
600
1000
1200
1440
2000
54
125
230
600
1000
1200
1440
2000
60
125
230
600
1000
1200
1440
2000
Tabel 3
Data Separator yang tersedia di Pasaran (lanjutan)
Spherical Separators Size and Working Pressure Rating
Nominal
Maximum Allowable Working Pressure, psig @ 100
o
F
Diameter, Inch
24
....
230
600
1000
1200
1440
2000
30
....
230
600
1000
1200
1440
2000
36
....
230
600
1000
1200
1440
2000
41
125
230
600
1000
1200
1440
2000
42
125
230
600
1000
1200
1440
2000
48
125
230
600
1000
1200
1440
2000
54
125
230
600
1000
1200
1440
2000
60
125
230
600
1000
1200
1440
2000
Separator Horizontal 2 Phasa
Urutan-urutan dalam mendesain separator vertikal untuk memisahkan
liquid dan gas, lihat Gambar 44, adalah sebagai berikut
1. Hitung konstanta :
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur,
o
R
2. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan nilai K
|
.
|
\
|
T
SP
Separator Horizontal 2 Phasa (lanjutan)
3. Hitung batasan kapasitas gas (d)
dimana
Q
g
= laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = Inch
L
eff
= panjang efektif, ft
4. Hitung seam to seam length (Lss)
Lss =4/3 . L
eff
5. Buatlah tabel antara d, L
eff
, dan Lss
K .
P
Q . Z . T
42 L d
g
eff (
=
Separator Horizontal 2 Phasa (lanjutan)
6. Hitung Slenderdness ratio, masih menggunakan tabel yang sama
7. Hitung batasan kapasitas liquid (d
2
.Leff), untuk berbagai retention
time (tr)
8. Buat tabel d, L
eff
, untuk berbagai tr = 1 3, dimana dapat dilihat
pada Tabel 3
d
Lss . 12
Ratio ss Slenderdne =
7 . 0
Q . t
L . d
l r
eff
2
=
Separator Horizontal 2 Phasa (lanjutan)
9. Hitunglah Lss dan Slenderness ratio, seperti pada nomor 4 dan 6,
masing menggunakan tabel yang sama.
10. Pilihlah dari tabel liquid dan tabel gas yang memberikan
slenderness ratio = 3 4.
11. Pilihlah kapasitas (d, Lss) yang terbesar diantara hasil hitungan
liquid dan gas.
Separator Horizontal 2 Phasa
Urutan-urutan dalam mendesain separator vertikal untuk memisahkan
liquid dan gas, ligat Gambar 44, adalah sebagai berikut
1. Hitung konstanta :
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur,
o
R
2. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan nilai K
|
.
|
\
|
T
SP
Gambar 45
Grafik Untuk Menentukan Nilai K
Separator Vertikal 3 Phasa
1. Hitung perbedaan SG air dan minyak
ASG =SG air SG minyak
2. Hitung konstanta
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur,
o
R
3. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan K
|
.
|
\
|
T
SP
Separator Vertikal 3 Phasa (lanjutan)
4. Hitung batasan kapasitas gas (d)
dimana
Q
g
= laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
5. Hitung batasan kapasitas minyak (d
min
)
dimana
= viskositas minyak, cp
K .
P
Q . Z . T
504 d
g
2
(
=
K .
SG
Q
0267 . 0 d
o 2
(
=
A
Separator Vertikal 3 Phasa (lanjutan)
6. Hitung ketinggian minyak (h
o
) dan air (h
w
) :
Retention time yang dipakai antara 3 30 menit
Gunakan d
min
terbesar diantara hasil No. 4 dan 5
7. Buatlah tabel (h
o
+ h
w
) untuk berbagai diameter (d), di mana d
diambil dari tabel yang ada dipasaran (Tabel 3), diameternya harus
lebih besar dari hasil No. 4 dan 5.
2
w w o o
w o
0.12.d
Q . tr Q . tr
h h
+
= +
Separator Vertikal 3 Phasa (lanjutan)
8. Masih menggunakan tabel yang sama, hitunglah steam to
steam length (Lss) :
- Untuk OD s 36
- Untuk OD > 36
9. Gunakan tabel yang sama, hitunglah slenderness ratio :
Slenderness ratio = 12 . Lss/d
12
76 h h
Lss
w o
+ +
=
12
40 d h h
Lss
min w o
+ + +
=
Gambar 46
Skema Separator Horizontal
Separator Horizontal 3 Phasa
1. Hitung perbedaan SG air dan minyak
ASG =SG air SG minyak
2. Hitung konstanta
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur,
o
R
3. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan K
|
.
|
\
|
T
SP
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
4. Hitung batasan kapasitas gas (d)
dimana
Q
g
= laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = diameter, inch
L
eff
= panjang efektif, ft
5. Buatlah tabel antara d vs. Leff, dimana d mengambil dari Tabel 3
K .
P
Q . Z . T
42 L . d
g
eff (
=
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
6. Dengan tabel yang sama hitunglah slenderness ratio :
7. Hitung maksimum tinggi minyak (h
o
)max
dimana
tro = retention time untuk minyak, 3 30 menit
= viskositas minyak, cp
eff
L .
3
4
Lss
|
.
|
\
|
=
d
Lss . 12
Ratio s Slendernes =
( )
(
ASG tr
320 h
o
max o
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
8. Hitung konstanta luas air terhadap selinder
dimana
tr
w
= retention time untuk air, 3 30 menit
Q
o
= laju alir minyak, BOPD
Q
w
= laju alir air, BWPD
9. Tentukan nilai dari Gambar 47
|
.
|
\
|
A
A
w
(
= |
.
|
\
|
w w o o
w w w
tr . Q . Tr . Q
tr . Q
. 5 , 0
A
A
|
.
|
\
|
d
h
o
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
10. Hitung diameter maksimum (d
max
) :
11. Hitung batasan liquid retention
12. Buatlah tabel L
eff
untuk berbagai diameter (d), dimana diameter
separator menggunakan Tabel 3 dan lebih kecil dari d
max
.
13. Hitung steam to steam (Lss), masukkan pada tabel yang sama
( )
( ) d h
h
d
o
max o
max
=
| |
o o w w eff
2
tr . Q tr . Q 1,42 L . d + =
eff
L .
3
4
Lss
|
.
|
\
|
=
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
14. Hitung slenderness ratio, masukkan pada tabel yang sama.
15. Pilihlah yang mempunyai slenderness ratio 3 - 5
11. Hitung batasan liquid retention
d
Lss . 12
Ratio s slendernes =
Gambar 47
Koefisien (ho/d) Fungsi dari (Aw/A)
Gas Scrubber
Gas scrubber digunakan untuk meyakinkan bahwa gas tidak mengandung
material atau fluida yang dapat merusak peralatan, sehingga scrubber harus
dipasang untuk melindungi peralatan seperti kompresor degydrator,
sweetener, metering, dan regulator.
Kegunaan dari scrubber adalah membersihkan gas yang akan digunakan
untuk:
a. Bahan bakar heater, boiler, generator uap dan mesin-mesin dengan
bahan bakar gas
b. Pengontrolan gas sebelum masuk ke processing plant
c. Unstream dehydrator dan sweetener
d. Upstream gas distribution/transmition untuk memisahkan cairan dan
debu atau padatan-padatan lainnya.
e. Downstream gas transmitionline compressor station untuk
memisahkan cairan atau pelumas yang tercampur dalam gas
terkompresi.
Gas Scrubber (lanjutan)
Tipe vertikal atau horizontal scrubber keduanya dapat bekerja secara
efektif dan efisien untuk hal-hal yang tertulis di atas. Pemilihan
vertikal atau horizontal scrubber dipengaruhi oleh keterbatasan
ruang, pertimbangan ekonomi serta pengalaman yang sering
dipergunakan di lapangan. Sejumlah tipe, desain dan ukuran scrubber
banyak tersedia dari berbagai perusahaan. Kapasitas dari scrubber
dapat diperkirakan dengan menggunakan Gambar 48.
Gambar 48
Kapasitas Gas Schrubber Vertikal
Gas Dehydration
Seperti telah dijelaskan sebelumnya adanya air bebas merupakan ciri
yang khas dari formasi hydrat. Air bebas umumnya ikut masuk
mengalir bersama dengan aliran gas alam dari reservoir ditambah
kondensat yang jenuh dengan air.
Kandungan aliran dalam aliran gas alam dapat diturunkan dengan
salah satu kombinasi metoda-metoda berikut :
Gas Dehydration (lanjutan)
a. Pendinginan
Pendinginan gas akan menurunkan kemampuan uap air bercampur
dalam phase gas. Batasan dari metoda ini adalah hydrate formation
temperatur dari gas. Metoda ini akan ekonomis untuk sistem dehidrasi
cair atau padatan bila temperatur aliran gas di atas 100
o
F (37.7
o
C).
Penggunaan udara atau air dingin memungkinkan penurunan ukuran dari
dehydration plant dimana akan dapat menurunkan biaya pembangunan
dan biaya operasi.
b. Kompresi diikuti dengan pendinginan
Uap air yang terdapat dalam gas alam dapat diturunkan lebih jauh
dengan menggunakan metoda ini, tetapi mempunyai batasan yaitu
hydrate formation temperatur meningkat dengan naiknya tekanan.
Metoda ini digunakan biasanya digabungkan dengan mechanical
refrigeration (sistem pendinginan mekanik) pada aliran gas yang
mempengaruhi perolehan hidrokarbon cair dan kandungan uap air dalam
gas akan turun di bawah spesifikasi normal.
Gas Dehydration (lanjutan)
c. Penurunan temperatur ekstrasi (LTS)
Low temperatur separator (LTS), merupakan salah satu modifikasi
separator normal. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan
choke pada bagian pemasukkan dan coil penukar panas di dalam
separator.
Pola aliran normal seperti nampak pada Gambar 49. Gas tekanan
tinggi masuk melalui free water knockout drum dan memasuki
penukar panas yang dapat menurunkan panas gas dan akhirnya
masuk ke LTS melalui choke dimana gas diekspansi secara cepat
sehingga terjadi penurunan temperatur, menyebabkan uap air
akan mengembun dan air bebas ini membentuk hydrat yang akan
jatuh ke dalam separator. Coil penukar panas di dalam separator
akan mencairkan hydrat ini dan keluar mengalir bersama produk
non hidrokarbon lainnya.
Gas Dehydration (lanjutan)
Bila terdapat sejumlah uap air dalam gas yang dapat
menyebabkan terbentuknya hydrat sebelum choke, maka glycol
diinjeksikan untuk menangani permasalahan ini, bila kasus ini
terjadi di dalam separator, maka proses ini ditiadakan.
d. Proses penyerapan
Terdapat dua proses dimana air dapat diserap, yaitu secara :
- Adsorpsi :
Yaitu mengalirkan air melalui material yang mempunyai sifat
menyerap air. Air akan ditahan pada permukaan butiran-butiran
penyerap air. Tempat dimana proses ini berlangsung disebut
dengan contactor atau sorber.
Gas Dehydration (lanjutan)
- Absorpsi :
Berhubungan dengan proses dimana aliran gas yang melalui
fluida tertentu yang mampu menyerap uap air dari gas. Cairan
ini disebut dengan dessicants.
Gambar 49
Low Temperatur Separator
Liquid Dessicant (Absorpsi)
Dessicant yang selalu digunakan adalah glycol, diethylene glycol
(DEG) dan triethylene glycol (TEG), Jenis-jenis ini mempunyai
kelebihan, yaitu senyawa yang agak tidak reaktif, dapat melarutkan air
sangat cepat, dengan kestabilan temperatur yang baik serta memiliki
titik didih yang tinggi. Dessicant model juga agak murah.
Tipe-tipe Glycol
Hampir sebagian besar unit dehidrasi yang digunakan pada storage
dan pusat-pusat produksi adalah tipe Glycol. Tipe Glycol yang sering
dipakai adalah :
a. Ethylene glycol
b. Diethylene glycol
c. Triethylene glycol
Liquid Dessicant (Absorpsi) (lanjutan)
Dari ketiga tipe ini hanya triethylene glycol (TEG) yang paling sering
digunakan dalam proses hidrasi. Karena TEG memberikan hasil yang sangat
memuaskan dalam proses penyerapan uap air dalam gas, karena :
a. mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat baik
b. jika dilihat dari biaya cukup bersaing
c. tidak korosif
d. substansi stabil
e. regenerasi secara kontinyu dan sederhana
f. viskositas masih stabil pada temperatur 50
o
g. tekanan uap rendah pada temperatur operasi
h. kemampuan melarutkan gas alam sangat rendah
i. tendesi pembuihan dan penemulsian sangat rendah
j. mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari jenis glycol lainnya
Deskripsi Peralatan
Peralatan proses TEG dehydration umumnya terdiri dari peralatan
berikut :
a. absorber
b. glycol/glycol heat exchanger
c. flash tank
d. filter system
e. glycol regenerator
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Biasanya juga terdiri dari peralatan-peralatan pendukung seperti
berikut:
a. high pressure displacement pump
b. circulating pump
c. liquid level valve
d. boiler fuel system
e. level control
f. thermostatic control
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Glycol Absorber
Absorber seperti tampak pada Gambar 50, yaitu jenis silinder vertikal
yang memiliki sejumlah bubble tray di dalam peralatan. Glycol bersih
(lean glycol) masuk ke absorber pada bagian puncak dari peralatan
jatuh ke satu tray yang dilanjutkan ke tray berikutnya ke arah bawah.
Gas basah (wet gas) masuk dari dasar absorber dan bergerak ke atas
menembus tray yang berisi glycol. Gas yang telah kering bergerak ke
atas yang biasanya melalui satu atau lebih mist extractor, dimana TEG
yang ikut mengalir bersama gas akan dipisahkan sebelum gas bersih
dan kering masuk ke sistem pemipaan.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Dengan adanya tray yang mengandung glycol, gelembung-gelembung
gas yang mengandung uap air akan diserap oleh glycol. Dengan
meningkatnya permukaan bidang kontak dengan dessicant akan
meningkatkan jumlah penyerapan uap air dari gas. Laju alir gas dan
glycol sangat memegang peranan penting dalam efisiensi penyerapan
uap air. Jika laju alir gas terlalu cepat, tidak hanya gas mengalami
waktu kontak dengan glycol yang sangat cepat, tetapi juga akan
mempercepat rusaknya/terangkatnya tray serta kemungkinan
terbawanya glycol bersama dengan aliran gas.
Beberapa sistem biasanya menggunakan dua buah tray, atau bahkan
sampai empat atau lima tray. Tray tingkat pertama (paling bawah) akan
menyerap paling banyak uap air dan prosentase penyerapan uap air
pada tray akan menurun dengan meningkatnya tingkatan tray, karena
telah terpisahkan oleh tray sebelumnya.
Gambar 50
Absorber
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Glycol/Glycol Heat Exchanger
Umumnya berupa shell and tube heat exchanger dan
menggunakan panas dari lean glycol untuk memanaskan rich glycol
yang mengalir ke generator system.
Flash Tank
Flash tank adalah suatu peralatan yang tekanannya diturunkan
sehingga memungkinkan terlepasnya gas-gas yang terlarut dalam
fluida. Gas ini akan digunakan dalam stripper.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Glycol Filter
Filter merupakan peralatan yang sangat penting dan berharga dalam sistem
operasi peralatan dehydrator, lihat Gambar 51. Kegunaan dari filter ini adalah
untuk menyaring scale, produk korosi dan padatan-padatan lainnya yang
terdapat dalam aliran gas yang tidak terpisahkan pada inlet separator.
Dengan hadirnya padatan-padatan di atas akan menyebabkan foaming pada
contactor atau stripper. Foaming akan menyebabkan peralatan ini rusak,
maka padatan ini harus dihindari selama operasi. Maka dengan adanya filter
ini akan menghindari dan memperlambat terjadinya kerusakan pada sistem
peralatan ini, dengan demikian maka perawatan terhadap filter harus
dilaksanakan secara teratur. Pengamatan indikator tekanan yang baik akan
memberikan indikasi bahwa filter masih dalam kondisi yang baik. Jika filter
sudah tersumbat dan memerlukan pembersihan, maka back pressure yang
terbaca akan mulai naik.
Gambar 51
Glycol Filter
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Regenerator
Unit regenerator seperti tampak pada Gambar 52 yang dilengkapi
dengan stripping gas sistem. Stripping gas akan membantu
pengembalian konsentrasi glycol (TEG) pada prosentase yang cukup
tinggi, sehingga akan meningkatkan kemampuan penyerapan uap air
yang akan mengembalikan efisiensi dari sistem. Jumlah dari stripping
gas yang harus digunakan bervariasi antara 0.77 sampai 3.86 m
3
/liter
glycol yang disirkulasikan. Ruang penyulingan (Still Column) juga
dilengkapi dengan sistem refluks, dimana uap air akan terbebaskan
ke udara/atmosfir tetapi uap glycol dikondensasikan dan jatuh
kembali ke circulating.
Gambar 52
Regenerator
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Still Column
Still column (ruang penyulingan) merupakan suatu paket tersendiri
dengan material yang digunakan pada bagian ini adalah keramik yang
disebut dengan Berl Saddles atau Rasching Ring. Rasching ring
ukurannya bervariasi berkisar antara in in, yang bentuknya
mirip dengan pegangan mug/cangkir. Berl saddle kira-kira dengan
dimensi yang sama dengan rasching ring tetapi dengan bentuk
seperti saddle.
Paket peralatan ini di dalam column didukung oleh stainless stell di
antara tower dan reboiler. Untuk unit-unit jenis lama biasanya
menggunakan carbon steel yang tidak tahan akan korosi sehingga
cepat rusak.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Accumulator
Accumulator diletakkan di bawah reboiler dan dihubungkan dengan
downcomer dan weir yang disusun sedemikian rupa sehingga berupa
satu paket peralatan. Beban kontaminan yang terlalu berat dalam
larutan akan berkecenderungan terjadi penyumbatan yang akan
menyebabkan beberapa persoalan serius, seperti tingginya back
pressure pada reboiler yang akan menghasilkan titik didih yang
sangat tinggi yang akan menyebabkan turunnya efisiensi dehidrasi.
Tujuan dari accumulator adalah sumber suplai lean glycol yang siap
untuk dipompakan kembali ke sistem.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Refluks System
Refluks system pada kolom penyulingan glycol umumnya berupa fin
tube (tabung-tabung sirip) yang disusun sehingga terjadinya
pendinginan secara atmosfer dan terjadi pengkondensasian uap
glycol. Adapula yang melakukan sirkulasi rich glycol dingin melalui
coil untuk memperluas aksi refluks (Gambar 53).
Gambar 53
Reflux System
Gambar 53
Reflux System (lanjutan)
Dehydration Process
Beberapa definisi yang harus diketahui sebelum mempelajari sistem
dehidrasi, yaitu :
1. Wet gas :
Gas yang mengandung uap air selama kontak dengan unit
absorber
2. Dry gas
Gas yang telah meninggalkan absorber unit
3. Lean solution :
Desiccant dengan kandungan air yang rendah
4. Rich solution
Desiccant dengan kandungan air yang banyak
Dehydration Process (lanjutan)
Proses dehydrasi dapat dibagi menjadi dua seksi/phase, seperti
tampak pada Gambar 54, yaitu :
Phase 1 :
Adalah proses penyerapan, yaitu memisahkan air dari aliran gas
Dehydration Process (lanjutan)
Phase 2 :
Adalah proses regenerasi, yaitu mengembalikan konsentrasi
substansi yang telah digunakan dalam proses absorpsi pada phase 1
yang akan digunakan kembali dalam phase 1.
Dalam kenyataannya proses berjalan secara kontinyu antara phase 1
dan phase 2, seperti tampak pada Gambar 55.
Proses absorpsi terjadi pada peralatan yang disebut dengan absorber.
Dalam peralatan ini wet gas dan cairan desiccant mengalir ke
bawah. Gas keluar dari bagian atas peralatan, sedangkan larutan
desiccant yang telah digunakan keluar dari dasar peralatan dan
masuk ke flash tank dimana tekanannya diturunan sehingga terjadi
pelepasan gas hidrokarbon dari dalam cairan glycol.
Gambar 54
Skema Proses Dehydration Unit
Gambar 55
Dehydration Facilities
Penentuan Dimensi Dehydrator
Gas alam yang ditujukan untuk ditransportasikan melalui jaringan
pipeline harus memenuhi beberapa kriteria, seperti :
a. Kandungan air maksimum
b. Kandungan kondensat maksimum
c. Konsentrasi dari kontaminan, seperti H
2
S, CO
2
serta kandungan
padatan lainnya.
d. Parameter lain yang harus diperhatikan selama pengiriman gas
adalah tekanan, laju alir dan temperatur selama pengiriman.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Fluida reservoir mengalir ke permukaan selama produksi berlangsung
umumnya mengandung air, karena dari sejarah pengendapan dan
pembentukan hidrokarbon terjadi pada lingkungan yang mengandung air.
Zona-zona produksi gas berkecenderungan mengandung lebih banyak uap
air dan sedikit cairan atau air bebas dibandingkan dengan zona yang
menghasilkan minyak. Alasan mendasar mengapa uap air harus dihilangkan
dari dalam gas sebelum ditransmisikan melalui jaringan pipa yang panjang
adalah :
a. Uap air dalam gas dapat membentuk padatan Hidrat Es yang dapat
menyumbat peralatan.
b. Gas alam yang mengandung air bersifat korosif, lebih-lebih bila
mengandung H
2
S atau CO
2
.
c. Uap air dalam gas dapat terkondensasi dalam pipeline yang dapat
menyebabkan kondisi aliran slugging.
d. Uap air meningkatkan volume dan menurunkan nilai panas dari gas, hal
ini akan menurunkan kapasitas pipa.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Perkiraan Kandungan Air
Semua gas alam mengandung uap air dengan derajat kandungan
yang berbeda-beda. Kelarutan air akan meningkat dengan naiknya
temperatur dan menurun dengan meningktnya tekanan. Kandungan
air biasanya dinyatakan dalam pound per milion standard cubic feet
(lbm/MMscf). Harga ini dapat ditentukan dengan menggunakan
korelasi Mc KETTA dan WEHE yang dinyatakan dalam chart seperti
terlihat pada Gambar 56.
Gambar 56
Kandungan Air dalam Gas, Fungsi Temperatur dan Tekanan
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Desain Glycol Gehydrator
Triethylene glycol dehydrator yang menggunakan tray atau packed
coloumn contactor dapat didesain dengan mengikuti prosedur berikut
ini yang didasarkan atas grafik dan tabel dari SIVALS.
Parameter tersebut harus tersedia dalam pendesainan glycol
dehydrator, yaitu :
a. laju alir gas, MMscfd
b. specifik gravity gas
c. tekanan operasi, psig
d. tekanan terja maksimum contctor, psig
e. temperatur gas masuk,
o
F
f. kandungan uap air akhir dalam gas, lbm/MMscf
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Setelah memiliki parameter-parameter di atas, kemudian melakukan
pemilihan dua pertimbangan yang harus dilakukan sebelum
pendesainan :
1. Laju sirkulasi glycol terhadap air yang akan dipisahkan. Laju
sirkulasi 2 6 gal TEG/lb H
2
O yang dipisahkan sering
dipergunakan di lapangan-lapangan.
2. Konsentrasi lean glycol dari reconcentrator berkisar antara 99.0
99.9 % lean TEG. Nilai 99.5 % lean TEG sering digunakan untuk
suatu pendesainan.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Inlet Scrubber
Inlet scrubber yang baik akan menghasilkan efisiensi yang baik
operasi unit glycol dehydrator. Besar diameter inlet vertikal scrubber
yang dibutuhkan dapat ditentukan, yang pemilihannya berdasarkan
tekanan operasi dan kapasitas gas yang akan ditangani.
Glycol Gas Contactor
Pemilihan diameter contactor berdasarkan tekanan operasi dan
pendekatan kapasitas gas yang akan ditangani, dapat dilihat pada
Gambar 57 dan 58. Gambar 57 untuk glycol contactor yang
menggunakan trayed clumns dan Gambar 58 untuk glycol contactor
yang menggunakan sistem packed columns.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Kapasitas gas yang diperoleh dari Gambar 57 dan 58 harus dikoreksi ke
temperatur operasi dan specific gravity gas dengan menggunakan
persamaan :
Q
o
=Q
s
(C
t
) (C
g
)
dimana,
Q
o
= kapasitas gas contactor pada kondisi operasi, MMscfd
Q
s
= kapasitas gas contactor pada kondisi standar, (SG gas = 0.7,
100
o
C) MMscfd
Ct = faktor koreksi untuk temperatur operasi (Tabel 4 dan Tabel 5)
Cg = faktor koreksi untuk specific gravity gas (Tabel 6 dan Tabel 7)
Berikutnya adalah menentukan dew point dan water removed dari unit glycol
degydration
Gambar 57
Trayed Glycol Gas Contactor
Gambar 58
Packed Glycol Gas Contactor
Tabel 4
Koreksi Temperatur, Trayed Glycol
Operating Temperatur,
o
F
Correction Factor, C
t
40
1.07
50
1.06
60
1.05
70
1.04
80
1.02
90
1.01
100
1.00
110
0.99
120
0.98
Tabel 5
Koreksi SG, Trayed Glycol
Gas Specific Gravity
Correction Factor, C
g
0.55
1.14
0.60
1.08
0.65
1.04
0.70
1.00
0.75
0.97
0.80
0.93
0.85
0.90
0.90
0.88
Tabel 6
Koreksi Temperatur, Packed Glycol
Operating Temperatur,
o
F
Correction Factor, C
t
50
0.93
60
0.94
70
0.96
80
0.97
90
0.99
100
1.00
110
1.01
120
1.02
Tabel 7
Koreksi SG, Packed Glycol
Gas Specific Gravity
Correction Factor, C
g
0.55
1.13
0.60
1.08
0.65
1.04
0.70
1.00
0.75
0.97
0.80
0.94
0.85
0.91
0.90
0.88
Dew Point Depression
o
F =inlet gas temp.
o
F outlet gas temp.
o
F
Water Removed
dimana :
W
r
= water removed, lbm/hrs
W
i
= kandungan air inlet gas, lb H
2
O/MMcf
Wo = kandungan air outlet gas, lb H
2
O/MMcf
q = laju alir gas, MMscfd
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
( )
24
q W W
W
o i
r
=
Trayed Contactor
Pemilihan jumlah tray yang dibutuhkan menggunakan Gambar 59
berdasarkan dew point depression dan pemilihan laju sirkulasi glycol
terhadap air.
Pertama-tama menentukan konsentrasi Rich TEG meningglakan
bagian bawah dari glycol gas contactor.
i
=SG
gl
x (8.34)
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
( ) ( )
w
i
i
L
1
TEG lean
TEG Rich
+
=
dimana,
i
= densitas lean TEG, lbm/gal
SG
gal
= specific gravity lean TEG pada temperatur operasi
contactor
Rich TEG = konsentrasi TEG dalam rich solution dari contactor,
%/100
Lean TEG = konsentrasi TEG dalam lean solution ke contactor, %/100
L
w
= laju sirkulasi glycol terhadap air, gal TEG/lb H
2
O
Kemudian menentukan jumlah air yang dipisahkan dari dalam gas
pada masing-masing tray. Untuk mempermudah, dapat dilakukan
dengan mengisi tabel berikut :
Top of column : .... lb H2O/MMcf dan .... % lean TEG
Bottom of column : .... lb H2O/MMcf dan .... %
lean TEG
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Equilibrium line points :
*) ditentukan dari chart equilibrium dew points of glycol solutions, pada
berbagai temperatur kontak, lihat Gambar 60
**) ditentukan dari chart water vapor content of gas, pada berbagai tekanan dan
temperatur, lihat Gambar 56
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Percent TEG
Equilibrium Dew Point Temperature at
Contactor Operating Temperatur *)
Water Content of Gas at Dew
Point and Contactor Operating
Pressure, lb H2O/MMcf **)
99
98
97
96
95
Sehingga jumlah tray yang diperlukan dapat ditentukan dengan
memperhatikan efisiensi tray :
dimana,
Efisiensi tray = 25 % untuk bubble cap
trays
= 33 1/3 % untuk valve tray
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Efisiensi Tray
Tray Jumlah
Tray Jumlah
teori
sebenarnya
=
Umumnya tray spacing untuk standar field dehydration contactor
mempunyai spasi sebesar 24 in. Hal ini disebabkan oleh
kecenderungan glycol akan membentuk busa (foaming) dengan
hadirnya cairan hidrokarbon, sehingga disarankan jangan membuat
spasi antar tray lebih dari 24 in untuk menghindari permasalahan
terhadap unit peralatan. Bila masalah foaming terbentuk akibat jarak
tray terlalu dekat, maka glycol akan terbawa oleh aliran gas dan akan
menyebabkan kehilangan glycol yang berlebihan sehingga akan
menurunkan efisiensi proses dehidrasi gas.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Gambar 59
Jumlah Trayed yang Dibutuhkan
Gambar 60
Jumlah Air Terkandung Dalam Glycol, Fungsi Temperatur
Packed Contactor
Prosedur yang sama dapat digunakan untuk packed contactor dan
kedalaman dari packed yang digunakan. Kedalaman dari packing
yang diperlukan dapat itentukan dengan persamaan empiris yang
berdasarkan 1 in metal pall ring dalam
contactor :
Depth packing, ft = no. Theoritical Trays
Untuk memperoleh operasi yang baik, minimum 4 ft packing harus
digunakan untuk setiap gas glycol contactor.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Glycol Reconcentrator
Untuk pendesainan detail, termasuk penentuan dimensi dari berbagai
komponen dari glycol reconcentrator, maka pertama-tama penentuan
laju sirkulasi glycol dengan menggunakan persamaan :
dimana,
L = laju sirkulasi glycol, gal/hrs
Lw = laju sirkulasi glycol air, gal TEG/lb H
2
O
Wi = kandungan air inlet gas, lb H
2
O/MMscf
q = laju alir gas, MMscfd
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
24
q W L
L
i w
=
Reboiler
Jumlah energi panas yang diperlukan oleh reboiler dapat diperkirakan
dengan menggunakan persamaan berikut :
Ht = 2000 L
dimana,
Ht = panas total yang diperlukan oleh reboiler, BTU/hrs
L = laju sirkulasi glycol, gal/hrs
Persamaan di atas dipergunakan untuk menentukan panas yang
diperlukan secara perkiraan, perhitungan yang tepat dapat dilakukan
dengan menggunakan serangkaian persamaan di bawah ini :
H
l
= L
i
C (T
2
T
1
)
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
H
r
= 0.25 H
w
Hh = 5000 20.000 Btu/h, tergantung ukuran boiler
H
t
= H
l
+ H
w
+ H
r
+ H
h
dimana,
H
l
= panas sensible yang diperlukan oleh glycol,
Btuh
H
w
= patas untuk menguapkan air, Btuh
H
r
= panas untuk menguapkan air reflux di stil,
Btuh
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
( )
24
q W - W 3 . 970
H
o i
w
=
H
h
= hilangnya panas dari reboiler dan stripping still, Btuh
H
t
= panas total yang diperlukan oleh reboiler, Btuh
L = laju sirkulasi glycol, gal/hrs
= densitas glycol pada temperatur rata-rata reboiler, Btu/lbm
o
F
C = glycol specific heat pada temperatur rata-rata boiler, Btu/lbm
o
F
T
1
= temperatur mula-mula (masuk) glycol,
o
F
T
2
= temperatur akhir (keluar) glycol,
o
F
970.3 = panas untuk penguapan air pada 212
o
F, 14.7 psia, Btu/lbm
W
i
= kandungan air inlet gas, lb H
2
O/MMscf
W
o
= kandungan air outlet gas, lb H
2
O/MMscf
q = laju alir gas, MMscfd
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Catatan : untuk high pressure glycol dehydrator,
i
C (T
2
T
1
) 1200
Bila ukuran dari reboiler dan stripping still diketahui atau diperkirakan,
hilangnya panas dapat lebih akurat ditentukan dengan menggunakan
persamaan
Hh =0.24 (As) (Tv Ta)
dimana,
Hh = kehilangan panas total dari reboiler dan still, Btuh
As = luas permukaan total dari reboiler dan still, ft
2
Tv = temperatur fluida dalam vessel,
o
F
Ta = temperatur minimum ambient udara,
o
F
0.24 = hilangnya panas dari permukaan besar dan diisolasi, Btuh/ft
2
o
F
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Luas permukaan firebox yang diperlukan untuk directfired reboilers
dapat ditentukan dari persamaan berikut, berdasarkan disain heat
flux sebesar 7000 Btuh/ft
2
. Dengan menentukan diameter dan panjang
keseluruhan dari U tube firebox, maka luas permukaan total dapat
dihitung, sehingga ukuran secara keseluruhan dari ukuran reboiler
dapat ditentukan.
dimana,
A = luas permukaan total firebox
H
t
= panas total yang diperlukan reboiler, Btuh
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
7000
H
A
t
=
Glycol Circulating Pump
Ukuran dari glycol circulating pump dapat ditentukan berdasarkan
laju sirkulasi glycol dan tekanan operasi maksimum dari contactor.
Glycol Flash Separator
Flash separator harus dipasang pada pada downstream dari glycol
pump (khususnya bila menggunakan pompa glycol power type) untuk
menghilangkan sisa hidrokarbon dari rich glycol. 125 psi WP vertikal
two-phase separator cukup untuk mengatasi permasalahan ini.
Ukuran separator ditentukan berdasarkan liquid retention time vessel
yang diperkirakan sekitar 5 menit.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
dimana,
V = volume settling yang diperlukan separator, gal
L = laju sirkulasi glycol, gph
T = retention time = 5 menit
Bila cairan hidrokarbon tidak diperbolehkan lewat ke glycol gas
contactor, maka harus dipasang tree phase glycol flash separator.
Liquid retention time yang digunakan pada persamaan di atas harus
ditambah yaitu sekitar 20 30 menit.
Gas hidrokarbon yang terlepas dari flash separator dapat dialirkan ke
reboiler yang digunakan sebagai vahan bakar dan stripping gas.
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
50
T L
V =