Anda di halaman 1dari 0

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini
salah satunya berkaitan dengan radiasi nuklir. Radiasi nuklir seperti radiasi
gamma, telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang kegiatan seperti rumah
sakit, laboratorium penelitian, industri bahkan pengawetan makanan. Mengingat
hal itu, untuk menjamin keselamatan kerja di kawasan radiasi nuklir seperti
radiasi gamma maka dibutuhkan suatu alat seperti sensor radiasi.
Secara umum sensor radiasi dibagi menjadi dua yaitu sensor radiasi aktif
dan sensor radiasi pasif. Sensor radiasi aktif merupakan sensor yang memberikan
data radiasi berupa laju dosis, contohnya surveymeter. Sedangkan sensor radiasi
pasif merupakan sensor yang memberikan data akumulasi dosis yang dapat
diketahui secara real-time ataupun non real-time, contohnya dosimeter (Dani,
2010).
Pada umumnya sensor radiasi yang biasa digunakan (Dani dkk, 2009)
adalah jenis film badge dan TLD (termoluminesens dosimeter). Akan tetapi TLD
yang sekarang dikenal dinilai kurang praktis dalam pembacaan dosis, karena
diperlukan alat baca khusus yaitu TLD Reader yang harganya cukup mahal.
Untuk mendapatkan sensor radiasi yang evaluasi dosisnya sederhana salah satu
caranya adalah dengan rekayasa bahan tertentu dengan memanfaatkan fakta
bahwa material-material jika diberikan radiasi sifat listriknya (I-V) akan berubah.
2


Material yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai sensor radiasi
salah satunya adalah material oksida, karena diduga sifat listriknya dapat diubah
dengan radiasi (Dani Gustaman S,dkk, 2009). Material-material oksida tersebut
tentunya harus memiliki beberapa persyaratan diantaranya band gap pada material
oksida tersebut kecil/sempit sehingga menjadi divais yang beroperasi pada
tegangan yang tidak terlalu besar (sekitar 220 volt DC), pemberian
dopan/pengotor dan material oksida yang memiliki cacat kristal vakansi oksigen
(M.Akhadi, 2004).
Penelitian tentang sensor radiasi gamma pasif dengan evaluasi dosis yang
sederhana melalui pengukuran I-V sebelumnya telah dilakukan oleh Khalil
Arshak dan Olga K dengan memanfaatkan mineral TeO (tellurium dioxide) yang
diproduksi dalam bentuk film tipis. Film tipis TeO tersebut diiradiasi gamma dari
sumber Co-60 pada dosis yang berbeda dan dapat memberikan respon radiasi dari
dosis 18 Gy sampai 72 Gy. Diketahui mineral TeO memiliki energy gap yang
cukup besar yaitu 3,75 eV (Khalil Arshak, et.al, 2002).
Penelitian yang serupa juga telah dilakukan oleh Dani dkk dengan
memanfaatkan mineral oksida MnFe
2
O
4
yang diketahui memiliki energi gap
sebesar 2,5 eV. Pada penelitian tersebut bahan yang digunakan adalah serbuk
Mn
2
O
3
dan serbuk Fe
2
O
3
yang diproduksi dalam bentuk film tebal dengan tiga
variasi komposisi dan dibakar dalam atmosfer udara pada suhu 1000
0
C selama 1
jam.

Dari hasil penelitian tersebut dikatakan bahwa keramik MnFe
2
O
4
dapat
diaplikasikan sebagai sensor radiasi gamma pada dosis rendah dibawah 10 Gy
(Dani, dkk, 2009;Carter, Z. Szotek, et.al, 2006).

3


Pada penelitian ini dicoba untuk memanfaatkan mineral oksida CuFe
2
O
4
.
Mineral oksida tersebut dibuat dari serbuk CuO dan Fe
2
O
3
yang kandungan
mineralnya sangat melimpah di Indonesia dan harganya yang relatif murah (Dani
Gustaman, dkk,2009). Disamping CuFe
2
O
4
termasuk material oksida yang diduga
memiliki sifat listrik yang berubah dengan radiasi pengion (Eustrella, et.al, 2009),
salah satu kelebihan mineral oksida CuFe
2
O
4
yaitu memiliki band gap yang kecil
yaitu 2,0 eV (Z. Szotek, et.al, 2006) dibanding dengan mineral TeO dan MnFe
2
O
4
.
Sifat listrik keramik CuFe
2
O
4
juga dipengaruhi oleh cara pembuatannya
seperti penggunaan variasi suhu pembakaran pada 900
0
C, 1000
0
C dan 1100
0
C
untuk aplikasi termistor (Wiendartun, dkk, 2009). Penelitian tentang variasi
atmosfer pembakaran untuk sensor radiasi gamma sejauh ini belum ditemukan
maka, pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh atmosfer pembakaran dan
radiasi gamma terhadap karakteristik I-V keramik CuFe
2
O
4
. Atmosfer
pembakaran divariasikan yaitu dengan menggunakan atmosfer gas N
2
yang
mewakili kandungan O
2
mendekati 0 % dan atmosfer udara yang mewakili
kandungan O
2
21 % (Wikipedia, 2010).

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka,
permasalahan pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh atmosfer pembakaran yang divariasikan menjadi
atmosfer gas N
2
dan atmosfer udara terhadap karakteristik I-V keramik film
tebal CuFe
2
O
4
?


4


2. Bagaimanakah pengaruh radiasi sinar gamma terhadap karakteristik I-V
keramik film tebal CuFe
2
O
4
yang dibakar dalam atmosfer gas N
2
dan atmosfer
udara?

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah karakteristik I-V
CuFe
2
O
4
, variabel tetapnya adalah waktu dan temperatur pada proses pembakaran.
Sedangkan yang menjadi variabel bebasnya adalah atmosfer pembakaran gas
nitrogen (N
2
) yang mewakili kandungan O
2
mendekati 0 % dan atmosfer udara
yang mewakili kandungan O
2
21 % serta dosis iradiasi sinar gamma.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan keramik film tebal CuFe
2
O
4

dengan menggunakan metode screen printing diatas substrat alumina.
Penggunaan metode screen printing dikarenakan metode tersebut lebih sederhana
dibandingkan dengan metode sol gel pada pembuatan pelet, lebih ekonomis dan
tidak memerlukan waktu yang lama dalam prosesnya (wikipedia, 2010). Keramik
film tebal tersebut kemudian dibakar pada suhu 1000
0
C selama 1 jam. Pemilihan
suhu dan waktu pembakaran 1000
0
C selama 1 jam didasarkan studi literatur
penelitian CuFe
2
O
4
sebelumnya yang menghasilkan tahanan (R) relatif kecil untuk
aplikasi termistor (Wiendartun, dkk, 2009). Pembakaran dilakukan dalam dua
variasi atmosfer yaitu atmosfer udara yang mewakili kandungan O
2
sekitar 21 %
dan atmosfer gas nitrogen (N
2
) yang mewakili kandungan O
2
mendekati 0%.
Selanjutnya dilakukan pengukuran V & I dari tegangan 10 sampai 200 volt pada
5


suhu ruang dan iradiasi sinar gamma dari sumber radioaktif Co-60 dengan
aktivitas radioaktif 1,148 Ci pada 4 variasi dosis yaitu 5 mGy, 10 mGy, 14 mGy,
18 mGy.

1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh atmosfer pembakaran yang divariasikan menjadi
atmosfer gas N
2
dan atmosfer udara terhadap karakteristik I-V keramik
CuFe
2
O
4
.
2. Mengetahui pengaruh radiasi sinar gamma terhadap karakteristik I-V
keramik CuFe
2
O
4
yang dibakar dalam atmosfer gas N
2
dan atmosfer udara.

1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan keramik film tebal
CuFe
2
O
4
yang telah dibuat memenuhi kriteria sebagai sensor radiasi gamma dan
data data penelitian menjadi data base untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai