Ainur Rokhmah Aktaruddin Arief Santoso ` Fiqnanda Ichfal Rizal Wendy Yuhardika Marta P. 062011101017 072011101044 082011101003 082011101077
Pendahuluan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 6-15%. Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi Hipertensi Emergensi, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden hipertensi emergensi menjadi kurang dari 1 %.
Definisi
Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik 180 mm Hg dan / atau diastolik 120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam dengan menggunakan obat-obat parenteral dan memerlukan pengelolaan di ICU
Faktor Resiko
1. 2. Faktor genetik, Jenis kelamin dan Usia yaitu pria > 55 tahun dan wanita > 65 tahun, 3. Gaya hidup 4. Kebiasaan minum alkohol dan merokok, 5. Obesitas, serta hiperkolesterolemia, diabetes mellitus dan sebagainya 6. Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat. 7. Kehamilan 8. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal. 9. Pengguna NAPZA 10. Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala, penyakit vaskular/ kolagen, trauma kepala).
160-179 mmHg
100-109 mmHg
180-209 mmHg
110-119 mmHg
2.
3. 4. 5.
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas, namun demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu : 1. Peran langsung dari peningkatan Tekanan Darah 2. Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Gangguan autoregulasi
Stres peningkatn tiba2 & terus mnrus Ancaman PD vasokonstriksi Hipertrofi otot PD
KOT
Disfungsi endotelial Mghmbt fibrinolisis Aktivasi sstm koagulasi Peningkatan permeabilitas sel endotel
Peningkatan Renin
Angiotensin I-II
Peningkatan Aldosteron
Peningkatan TD
Seolah2 hipovolemi
Patologi
Jantung
Pembuluh Darah
Retina
Ginjal
Otak
Gejala Klinis
Tabel 2. Gambaran Klinik Hipertensi Darurat Tekanan darah 180/120 mmHg Atau >220/140 mmHg Perdarahan, eksudat, edema papilla Sakit kepala, Denyut jelas, Uremia, proteinuria Mual, muntah Funduskopi Status neurologi Jantung Ginjal Gastrointestinal
Diagnosis
Anamnesis Sewaktu penderita masuk, dilakukan anamnesa singkat. Hal yang penting ditanyakan : a. Riwayat hipertensi, lama dan beratnya. b. Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya. c. Usia, sering pada usia 30 70 tahun. d. Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, pusing, perubahan mental, ansietas ). e. Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urine berkurang ) f. Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah jantung, kongestif dan oedem paru, nyeri dada ). g. Riwayat penyakit glomerulonefrosis, pyelonefritis. h. Riwayat kehamilan, tanda-tanda eklampsia.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik 1. Jantung dan Paru Pemeriksaan fisik seperti Palpasi adanya pergeseran apeks, dengarkan adanya bunyi jantung S3 dan S4 serta adanya murmur. Perhatikan adanya ronki basal yang mengindikasikan CHF Foto polos dada (untuk melihat pembesaran jantung, kondisi intrathoraks dan sirkulasi pulmoner) Elektrokardiografi (untuk deteksi iskemia, gangguan konduksi, aritmia serta hipertrofi ventrikel kiri) Ekokardiografi
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik 2. Mata Funduskopi : Lihat adanya papil edema, pendarahan dan eksudat, penyempitan yang hebat arteriol. 3. Otak Pemeriksaan status neurologik ; pendekatan pada status mental dan perhatikan adanya defisit neurologik fokal. Periksa tingkat kesadarannya dan refleks fisiologis dan patologis. Diagnosis stroke : CT-Scan/MRI (untuk pasien gangguan neural, kehilangan memori, atau gangguan kognitif)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik 5. Fungsi Ginjal Pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya proteinuria/ mikro-makroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin urin Perkiraan Laju Filtrasi Glomerulus. 6. Pembuluh darah Pemeriksaan fisik termasuk penghitungan pulse pressure USG Karotis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan penyakit dasarnya, penyakit penyerta, dan kerusakan target organ. Yang sering dilakukan antara lain ; 1. Pemeriksaan laboratorium awal : urinalisis, Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit. 2. Pemeriksaan penunjang: elektrokardiografi (untuk melihat adakah tanda iskemi), foto thorak. 3. Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.
Penatalaksanaan
Parameter Tekanan darah (mmHg) Hipertensi Darurat >180/ 120 atau > 220/140
Gejala
Pemeriksaan
Terapi
Rencana
Rawat ruangan/ICU
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah memperkecil kerusakan organ target akibat tingginya tekanan darah dan menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan. Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadai Pengobatan parenteral diberikan secara parenteral sesegera mungkin TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb: a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure) diturunkan 20-25%. b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg. c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.
Obat-obatan HT emergency
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat bekerja cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan tekanan darah dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, efek samping minimal.
Untuk hipertensi darurat (emergency) lebih dianjurkan untuk pemakaian parenteral, daftar obat hipertensi parenteral yang dapat dipakai dapat dilihat pada Tabel
Obat
Dosis
Efek Kerja
Sodium nitroprusside
setelah menyebabkan
Nitrogliserin
500-100
kepala,
takikardia,
muntah,
sebagai infus IV
methemoglobinemia;
membutuhkan
sistem
Nicardipine
min/15-30 Takikardi, mual, muntah, sakit kepala, peningkatan tekanan intrakranial; hipotensi min/ 24 Ensepalopati dengan gangguan koroner
Klonidin
5% mikrodrip
5-15 Diltiazem
ug/kg/menit 1-5 min/ 15- 30 Takikardi, mual, muntah, sakit kepala, peningkatan min tekanan intrakranial; hipotensi
sebagi infus IV
Penatalaksanaan
Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi emergensi secara maintenance yaitu setelah tekanan darah pasien tersebut menurun dan kerusakan target organ sudah teratasi atau digunakan pada hipertensi mendesak (urgency)
Obat Captopril Dosis 12,5 - 25 mg PO; ulangi per 30 min ; SL, 25 mg PO 75 - 150 ug, ulangi per jam 10 - 40 mg PO; ulangi setiap 30 min 5 - 10 mg PO; ulangi setiap 15 menit Efek / Lama Kerja 15-30 min/6-8 jam ; SL 10-20 min/2-6 jam 30-60 min/8-16 jam Perhatian khusus Hipotensi, gagal ginjal, stenosis arteri renalis Hipotensi, mengantuk, mulut kering Bronkokonstriksi, blok jantung, hipotensi ortostatik Takikardi, hipotensi, gangguan koroner
Clonidine
Propanolol
Nifedipine
Diseksi aorta
Nitroprusside + esmolol
AMI, iskemia
Edema paru
Nitroprusside, nitrogliserin,
labetalol
Gangguan Ginjal
Kelebihan katekolamin
Hipertensi ensefalopati Subarachnoid hemorrhage
Phentolamine, labetalol
Nitroprusside Nitroprusside, nimodipine, nicardipine
Stroke Iskemik
nicardipine
2.
3. Feokromositoma Gejala biasanya timbul mendadak : nyeri kepala, palpitasi, keringat banyak dan tremor. Obat pilihan : Pentolamin 5-10 mg IV.
5. Toksemia Gravidarum Gejala yang muncul adalah kejangkejang dan kebingungan. Obat pilihan : Hidralazin kemudian dilanjutkan dengan klonidin. 7. Perdarahan Intrakranial Pengobatan hipertensi pada kasus ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena penurunan tekanan yang cepat dapat menghilangkan spasme pembuluh darah disekitar tempat perdarahan, yang justru akan menambah perdarahan. Penurunan tekanan darah dilakukan sebanyak 10-15 % atau diastolik dipertahankan sekitar 110-120 mmHg Obat pilihan : Trimetapan atau Hidralazin.
Uremia 19%
Prognosis
IMA 1%
Diseksi aorta 1%
DAFTAR PUSTAKA
1. Jodi, S.L dan Suwitra, K. 1998. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam Cetakan I: Hipertensi Darurat dan Hipertensi Gawat hal 100-108. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Safra, Amira. 2011. The Study Utiliztion of Antihypertensive Agent in Hypertension Emergency Patient. Surabaya: The Reserch of Neurology and Cardivascular Department of Rumkital Dr Rameran Surabaya. library@lib.unair.ac.id. Rustamaji, A.T. dr, Sp. PD. 2011. Tutorial Klinik. Jakarta: http://rsud.patikab.go.id/?page=download&file=Hipertensi.pdf&id=24 Majid, Abdul. 2004. Krisis Hipertensi Aspek Klinis dan Pengobatan. Sumatera: Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Harrisons Principles of Internal Medicine 16th Edition, page 1463 1480.
2.
3. 4.
5.