Anda di halaman 1dari 0

36

BAB III
OBYEK PENELITIAN
III.1 Riwayat Singkat PT PELNI Jakarta
Sejarah berdirinya PT. PELNI (Pelayaran Nasioanal Indonesia)
dimulai dengan adanya komitmen pemerintah untuk memiliki suatu
badan usaha pelayaran niaga milik negara, bermula dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama ( SKB ) antara Menteri
Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950
yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal
(Pepuska).
Latar belakang pendirian yayasan Pepuska sebenarnya politis
diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan Indonesia
untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di
Indonesia, yaitu KPM menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah
Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan
operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah
Putih. Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua permintaan yang
diajukan oleh pemerintah Indonesia. Dengan modal awal 8 (delapan) unit
kapal dengan total tonage 4.800 death weight ton (DWT), Pepuska
berlayar berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman
lebih dari setengan abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika
itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman, jumlah armadanya
juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak monopoli.
37

Akhirnya pada tanggal 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi
dibubarkan. Pada saat yang sama didirikan PT. PELNI berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perhubungan Ir. R. Djuanda Nomor M.2/1/2 tanggal
23 februari 1952 dan No A.2/1/2 tanggal 19 April 1952. Berdasarkan
Akte Notaris No 92 Tahun 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia
No. 50 tanggal 20 J uni 1952, secara resmi PT. PELNI berdiri. Sebagai
Presiden Direktur pertamanya diangkatlah R. Mamoen Soemadipraja
(1952-1955), dengan modal nominal dalam bentuk saham bernilai Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) yang semuanya dimilki
pemerintah/Negara.
Dalam Pasal 4 Berita Negara tersimpul: Menjalankan
perusahaan pelayaran untuk melayani masyrakat pada umumnya
dan pemerintah pada khususnya dalam pengangkutan orang, hewan,
serta barang terutama di perairan dan di lautan Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan di atas Direksi PT. PELNI
melaksanakan tugas pokok perusahaan, yaitu:
1. Melayani lin-lin ( jaring pelayaran) tetap yang ditentukan oleh
pemerintah;
2. Melayani lin-lin khusus dalam pengangkutan barang-barang bulk
seperti batu bara, semen, dan sandang pangan/beras;
3. Mengangkut barang-barang keperluan logistik pemerintah termasuk
pengangkutan pasukan (militer).
38

Delapan unit kapal milik Yayasan Pepuska diserahkan kepada PT.
PELNI sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi, maka
Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian kapal sebagai
tambahan dan memesan 45 coaster dari Eropa Barat. Sambil
menunggu datangnya coaster yang dipesan dari Eropa, PT. PELNI
mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai bendera. Langkah
ini diambil untuk mengisi trayek-trayek yang ditinggalkan KPM. Setelah
itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter itu diganti dengan coaster yang
datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil
rampasan perang dari J epang.
Status PT, PELNI mengalami dua kali perubahan. Pada tahun
1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari Perusahaan Persero
menjadi Perusahaan Negara (PN) dan dicantumkan dalam Lembaran
Negara RI No. LN 1961. Kemudian pada tahun 1975 status perusahaan
diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
PELNI sesuai dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975.
Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-1976
dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 J uni 1976. PT. PELNI
didirikan untuk jangka waktu 75 tahun lamanya berturut-turut dan mulai
pada hari perseroan ini menjadi badan hukum dengan mengindahkan apa
yang ditetapkan dalam Pasal 47 dan Pasal 57 KUHD.
Modal PT. PELNI pada awal berdirinya sebesar Rp.
75.000.000.000,- (Tujuh puluh lima miliar rupiah) yang terbagi aats
modal pemerintah sebesar 75% dan saham milik swasta sebesar 25%. PT.
39

PELNI dipimpin dan diurus oleh suatu direksi yang terdiri dari seorang
direktur utama dan sekurang-kurangnya satu orang dan sebanyak-
banyaknya empat orang direktur di bawah pengurusan dewan komisaris
yang terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang diantaranya
sebagai komisaris utama.
III.1.1 Maksud dan tujuan PT. PELNI
Adapun maksud tujuan didirikannya PT. PELNI, yaitu:
1. Menjalankan pelayaran nusantara dan samudera dekan untuk
pengangkutan penumpang, hewan, dan barang dengan kapal dan
kapal khusus;
2. Kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha-usaha pelayaran nusantara
dan samudera dekat, keagenan, kegiatan terminal, pergudangan,
ekspedisi, reparasi dan pemeliharaan;
3. Kegiatan-kegiatan penunjangan lainnya menurut pertimbangan
direksi dengan persetujuan dewan komisaris.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, disamping berfungsi sebagai
perusahaan biasa, PT. PELNI juga mempunyai kewajiban sosial politis,
dimana kapal-kapal PT. PELNI bisa direkrut pemerintah dan para
pelautnya bisa di militerisasikan, misalnya jika negara dalam keadaan
darurat, jika terjadi krisis bahan pokok di suatu daerah, kapal-kapal PT.
PELNI bisa dikerahkan. Kewajiban sosial politis ini terjelma juaga dalam
pelayaran perintis.
40

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha,
perusahaan mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha
pada tahun 1975 berbentuk Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31
tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret
1998 tentang aAnggaran Dasar PT. PELNI yang diumumkan dalam berita
Negara Republik Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 Tambahan
Berita Negara Nomor 2203.

III.1.2 Visi dan Misi
Visi: Menjadi perusahaan pelayaran yang tangguh dan memiliki
jaringan nasional yang optimal.
Misi: Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna
menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya
wawasan nusantara, meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara,
karyawan serta berperan di dalam pembangunan lingkungan dan
pelayaran kepada masyarakat, menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG).

1. Sumber Daya Manusia
Selain terus meningkatkan dan produktifitas kepada para
karyawan, manajemen menyadari bahwa sumber daya manusia
merupakan perubahan asset terbesar dan juga merupakan salah satu kunci
utama untuk mempertahankan posisi perusahaan sebagai pelaku pasar
41

yang kuat dan layak diperhitungkan dalam era globalisasi. Sejalan dengan
hal tersebut, perusahaan mengembangkan program pelatihan khusus dan
berkala yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan
manajerial para karyawannya.
2. Tenaga Kerja
J umlah sumber daya manusia pada akhir tahun 2006 diperkirakan
sebanyak 5.329 pegawai dengan rincian sebagai berikut:
1) Perusahaan induk
Kantor Pusat : 417 pegawai
Kantor Cabang : 800 pegawai
Pegawai Laut/ABK : 2934 pegawai
RS PELNI Petamburan : 1032 pegawai
Wisma Bahtera Cipayung : 24 pegawai
Sub jumlah : 5207 pegawai
2) Perusahaan anak PT SBN dan PT PIDC : 156 +3 sub jumlah :
159 pegawai , jumlah total : 5366 Pegawai. Bagian Pelatihan
Perusahaan telah mengembangkan program pelatihan khusus
dan berkala untuk meningkatkan keahlian operasional para
karyawannya. Pelatihan di titik beratkan pada spesialis teknik
dan manajerial di bidang masing-masing guna meningkatkan
kinerja dan kompetensi yang mengarah pada peningkatan
mutu pelayanan yang berkualitas tinggi. Profesionalisme Anak
42

Buah Kapal (ABK) yang di lengkapi dengan Sertifikasi
Pengawakan ( sesuai STCW 95) antara lain:
1) Sertifikat Keahlian
a) Ahli Nautika Tingkat (ANT)
b) Ahli Teknik Tingkat (ATT)
2) Sertifikat Keterampilan
a) Basic Safety Training (BST)
b) Advance Fire Fighting (AFF)
c) Global Maritime Distress Safety System (GMDSS)
d) Survival Craft and Rescue Boat (SCRB)
e) Medical First Aid (MFA)
f) Medical Careon Board Radar Simulator ARPA
Simulator Crowd
g) Management Crisis Managemen
h) Bridge Resource Management (BRM)


III.2 Struktur Organisasi
Organisasi Kantor Pusat perusahaan disusun berdasarkan pendekatan
fungsi utama organisasi, yaitu usaha, armada, keuangan, sumber daya manusia
dan umum.
Susunan organisasi Kantor Pusat perusahaan terdiri atas:
43

1) Unsur Pimpinan, adalah berupa Dewan Direksi yang bekerja secara kolektif dan
beranggotakan:
2) Direktur Utama sebagai koordinator dan sekaligus anggota Direksi Perusahaan;
3) Direktur Usaha sebagai pimpinan Direktorat Usaha;
4) Direktur Armada sebagai pimpinan Direktorat Armada;
5) Direktur Keuangan sebagai pimpinan Direktorat Keuangan;
6) Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum sebagai pimpinan Direktorat
Sumber Daya Manusia dan Umum.
Unsur organisasi Staf di Kantor Pusat terdiri atas unit kerja:
1) Satuan Pengawasan Intern (SPI), merupakan unit kerja staf Direktur Utama
yang dipimpin oleh seorang Kepala dan membawahi para Pengawas Intern
Area yang mengkoordinir para Pemeriksa Intern dalam penyelenggaraan
kegiatan pengawasan internal pada unit kerja Kapal, Kantor Cabang, Unit
Bisnis Strategik (SBU) dan Kantor Pusat;
2) Designated Person(s) Ashore (DPA), merupakan fungsi staf Direksi yang
secara teknis dikoordinir oleh Direktur Armada dan unit kerja ini dipimpin
oleh seorang Kepala yang membawahi para Pengawas Bidang ISM-Code;
ISPS-Code; serta OHSAS/SMK-3;
3) Biro, merupakan unit kerja di bawah Dewan Direksi yang dibentuk sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan setiap Biro dipimpin oleh seorang Senior
Manager yang membawahi unit kerja Bagian yang dipimpin oleh Manager
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a) Biro Sekretariat Perusahaan, secara teknis dikoordinir oleh Direktur
Utama dan terdiri atas unit kerja:
44

(1) Bagian Hubungan Korporat;
(2) Bagian Sekretariat Direksi dan Good Corporate Governance.
b) Biro Perencanaan, Penelitian, Pengembangan dan Sistem Informasi
Manajemen, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Usaha dan terdiri
atas unit kerja:
(1) Bagian Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan;
(2) Bagian Sistem Informasi Manajemen.
c) Biro Hukum dan Manajemen Risiko, secara teknis dikoordinir oleh
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum serta terdiri atas unit kerja:
(1) Bagian Hukum;
(2) Bagian Manajemen Risiko.
d) Biro Pengadaan, secara teknis dikoordinir oleh Direktur Keuangan dan
terdiri atas unit kerja:
(1) Bagian Administrasi Pengadaan dan Pembelian;
(2) Bagian Pergudangan
4) Divisi, merupakan unit kerja di bawah Direktorat yang dibentuk sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan setiap Divisi dipimpin oleh seorang Senior
Manager yang membawahi unit kerja Bidang yang dipimpin oleh Manager
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
a) Direktorat Usaha, terdiri atas unit kerja:
(1) Divisi Pemasaran dan Pengembangan Usaha, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Pemasaran;
(b) Bidang Pengembangan Usaha.
(2) Divisi Pelayanan J asa, membawahi unit kerja:
45

(a) Bidang Operasi Kapal;
(b) Bidang J aminan Kualitas Pelayanan.
b) Direktorat Armada, terdiri atas unit kerja:
(1) Divisi Teknika, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Perencanaan dan Pengendalian Teknik;
(b) Bidang Pemeliharaan Kapal;
(2) Divisi Nautika, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Pemeliharaan dan Sertifikasi Kapal;
(b) Bidang Telekomunikasi dan Elektronika;
(c) Bidang Pelayanan dan Perbekalan Kapal.

c) Direktorat Keuangan, terdiri atas unit kerja:
(1) Divisi Akuntansi, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Akuntansi Keuangan;
(b) Bidang Akuntansi Manajemen dan Anggaran.
(2) Divisi Perbendaharaan, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Administrasi Keuangan;
(b) Bidang Pengelolaan Dana, Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan.
d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, terdiri atas unit kerja:
(1) Divisi Sumber Daya Manusia, membawahi unit kerja:
(a) Bidang Administrasi Personalia;
(b) Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi.
(2) Divisi Umum, membawahi unit kerja:
46

(a) Bidang Administrasi dan Rumah Tangga Kantor;
(b) Bidang Pendayagunaan dan Pengamanan Asset Umum.






















47

Struktur organisasi PT. PELNI adalah sebagai berikut:























48

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dr. Ir.Tjuk Sukardiman, Msi
Anggota Komisaris : Laksda (purn) TNI Setio Raharjo, Ir. Harry Susetyo
Nugroho, MBA, Kalalo Nugroho, SH
Dewan Direksi
Direktur Utama : Drs. Isnoor Haryanto, Ak
Direktur Usaha : Dra. J ussabella Sahea, M.M
Direktur Armada : Capt. M. Lutfi, M.Mar
Direktur Keuangan : Wibisono, S.E, M.M
Direktur SDM dan Umum : Agus Sumitro, S.E, M.M
Fungsi dan Tugas Pokok Direksi adalah sebagai berikut;
a. Direksi sebagai satu kesatuan kolektif dalam wadah Dewan Direksi, berperan atau
berfungsi sebagai:
1) Pelaksana pengurusan perusahaan untuk memenuhi kepentingan dan mencapai
tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam atau pun di luar
pengadilan;
2) Pimpinan dan pengelola perusahaan yang menguasai, memelihara dan mengurus
kekayaan perusahaan;
3) Perumus dan yang menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan serta pengendali
atas pelaksanaannya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
Pemegang Saham;
4) Penyiapan rencana kerja dan anggaran perusahaan, penyampaian laporan
pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha perusahaan menurut ketentuan
serta waktu yang telah ditetapkan oleh Pemegang Saham.
49

b. Direksi mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1) Mengelola kegiatan perusahaan secara terpadu;
2) Mengembangkan organisasi dan manajemen perusahaan;
3) Mengusahakan serta mengembangkan pelayanan jasa angkutan laut, jasa
penunjangnya dan jasa-jasa lain yang dibolehkan menurut ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pembagian tugas Direksi perusahaan diatur sebagai berikut:
a. Direktur Utama:
1) Menjalankan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku
bagi perusahaan dan melakukan tugas lain sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Pemegang Saham;
2) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang diselenggarakan oleh para
Direktur, mengendalikan pelaksanaan tugas pengawasan intern perusahaan dan
bersama dengan para Direktur dalam kedudukannya selaku Direksi perusahaan
mengendalikan pelaksanaan fungsi staf Kantor Pusat;
3) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang diselenggarakan oleh unit
kerja Kapal, Kantor Cabang serta Unit Bisnis Strategis (SBU) perusahaan
secara menyeluruh.
b. Para Direktur:
1) Memberikan masukan, pertimbangan serta saran-saran dalam penetapan
kebijaksanaan serta keputusan Direksi;
2) Bertindak atas nama Direksi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan Direktorat
yang dipimpinnya;
50

3) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tata laksana Direktorat
yang dipimpinnya pada seluruh unit kerja perusahaan termasuk unit kerja
Kantor Pusat, Kapal, Kantor Cabang serta Unit Bisnis Strategis (SBU) dan unit
kerja lainnya, yaitu:
a) Direktorat Usaha, membina pengelolaan kegiatan pemasaran,
pengembangan usaha dan pelayanan jasa-jasa perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku agar dicapai jumlah produksi, pangsa pasar,
pendapatan usaha, jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut dan usaha
jasa penunjangnya yang optimal;
b) Direktorat Armada, membina pengelolaan kegiatan penyiapan pakai kapal,
fasilitas penunjang, peralatan bantu penyelenggaraan usaha pokok
angkutan laut dan usaha penunjangnya serta pelayanan dan perbekalan
kapal sesuai dengan kebutuhan pengusahaan perusahaan dan ketentuan
yang berlaku agar dicapai kelaikan laut (sea worthiness), kesiapan pakai
alat produksi, keselamatan pelayaran, kesiapan pelayanan dan perbekalan
kapal serta kepuasan pengguna jasa angkutan laut yang optimal;
c) Direktorat Keuangan, membina pengelolaan keuangan perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja keuangan perusahaan
yang optimal;
d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum, membina pengelolaan
sumber daya manusia, organisasi, administrasi perkantoran dan pelayanan
umum kerumahtanggaan kantor perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku agar dicapai kinerja produktivitas sumber daya manusia, organisasi
dan ketertiban serta kelancaran penyelenggaraan sistem administrasi dan
51

layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan
pendayagunaan asset umum perusahaan yang optimal.
4) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan serta tata laksana Direktorat
yang dipimpinnya.
Pembagian fungsi dan tugas pokok para direktorat
a) Direktorat Usaha
Direktorat Usaha memiliki fungsi penyelenggaraan usaha jasa angkutan
laut yang meliputi kegiatan pemasaran, pengembangan usaha, penyiapan dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa angkutan laut, emplooi, jasa-jasa
penunjang dan usaha-usaha lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai pangsa pasar, produksi, pendapatan
dan jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut serta jasa-jasa penunjang.
Direktorat Usaha mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek dan program kerja perusahaan di bidang pemasaran,
pengembangan usaha, pelayanan jasa angkutan laut, emplooi dan usaha-
usaha penunjang lainnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan;
b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang
pemasaran, pengembangan usaha, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian operasi dan jaminan kualitas pelayanan jasa angkutan laut,
emplooi dan jasa-jasa penunjang lainnya yang dapat dilakukan oleh
perusahaan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku;
52

c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan
usaha-usaha pokok perusahaan meliputi kegiatan pemasaran,
pengembangan usaha, operasi dan jaminan kualitas pelayanan jasa
angkutan laut, emplooi dan usaha-usaha penunjang lainnya yang dapat
dilakukan oleh perusahaan;
d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengusahaan jasa-jasa
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b) Direktorat Armada
Direktorat Armada memiliki fungsi penyelenggaraan penyiapan pakai
alat produksi jasa-jasa perusahaan yang meliputi kegiatan perencanaan,
penyediaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan kapal atau alat produksi
jasa angkutan laut dan fasilitas penunjangnya serta penyelenggaraan pelayanan
dan perbekalan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja
kelaikan laut (sea worthiness), kesiapan pakai alat produksi dan fasilitas
penunjangnya, keselamatan pelayaran serta kepuasan pengguna jasa yang
optimal.
Direktorat Armada mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek dan program kerja perusahaan di bidang pemeliharaan, perawatan,
perbaikan alat produksi jasa angkutan laut dan fasilitas penunjang usaha-
usaha perusahaan serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal
(pre/post on board services);
53

b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang
perencanaan, penyediaan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan alat
produksi jasa angkutan laut dan fasilitas penunjangnya serta
penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board
services) yang menjamin kelaikan laut (sea worthiness), keselamatan
pelayaran dan kesiapan pakai kapal beserta alat penunjangnya serta
kepuasan pengguna jasa (customer satisfaction) angkutan laut atas
pelayanan di kapal (pre/post on board services) perusahaan;
c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan
kegiatan penyiapan pakai alat produksi angkutan laut melalui kegiatan
pemeliharaan, perawatan dan perbaikan kapal dan fasilitas penunjangnya
agar kapal laik laut (sea worthiness), siap pakai serta kesiapan
penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan di kapal (pre/post on board
services) agar dicapai keselamatan pelayaran dan kepuasan pengguna jasa
(customer satisfaction) yang optimal;
d. menyiapkan laporan berkala kondisi kelaikan laut (sea worthiness) dan
penyiapan pakai kapal sebagai alat produksi dan fasilitas penunjang usaha
angkutan laut perusahaan serta penyelenggaraan pelayanan dan perbekalan
di kapal (pre/post on board services) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.


54

c) Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan memiliki fungsi penyelenggaraan pengelolaan
keuangan perusahaan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan,
program kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
agar dicapai kinerja pengelolaan keuangan perusahaan yang optimal.
Direktorat Keuangan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek dan program kerja perusahaan di bidang pengelolaan keuangan
yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan, program kemitraan
dan bina lingkungan;
b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang
pengelolaan keuangan yang meliputi anggaran, akuntansi, perbendaharaan,
program kemitraan dan bina lingkungan perusahaan;
c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan
kegiatan pengelolaan keuangan yang meliputi anggaran, akuntansi,
perbendaharaan, program kemitraan dan bina lingkungan perusahaan;
d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengelolaan keuangan
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d) Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum

Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum memiliki fungsi penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan, penelaahan, pengendalian dan pelaporan kegiatan
pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan
sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan
55

personalia, pengelolaan administrasi kantor, pelayanan umum kerumahtanggaan kantor,
pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku agar dicapai kinerja produktivitas sumber daya manusia, organisasi serta
kelancaran penyelenggaraan administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor
serta pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan yang optimal.
Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas-tugas pokok
sebagai berikut:
a. menyiapkan rencana kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan
program kerja perusahaan di bidang pengelolaan sumber daya manusia yang
meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan
organisasi, administrasi dan kesejahteraan personalia, administrasi dan layanan
umum kerumahtanggaan kantor, pengamanan dan pengelolaan asset umum
perusahaan;
b. menyiapkan pengaturan kebijaksanaan berskala korporat di bidang pengelolaan
sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan sumber daya
manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan personalia,
administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor serta pengamanan dan
pengelolaan asset umum perusahaan;
c. mengkoordinir, mengorganisasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan
pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan dan pengembangan
sumber daya manusia, pengelolaan organisasi, administrasi dan kesejahteraan
personalia, administrasi dan layanan umum kerumahtanggaan kantor serta
pengamanan dan pengelolaan asset umum perusahaan;
56

d. menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dan
layanan umum perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

III.3 Kegiatan Usaha
III.3.1 kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan PT. PELNI
Usaha pokok PT.PELNI adalah menyediakan jasa angkutan transportasi
laut yang meliputi jasa angkutan penumpang dan jasa angkutan muatan barang
antar pulau. Saat ini perusahaan mengoperasikan 28 unit armada kapal
penumpang yang di klasifikasi berdasarkan kapsitas jumlah penumpang,
diantaranya : kapal type 3000 pax, type 2000 pas, type 1000 pax, type 500 pax,
type Ro-Ro (Roll on Roll Off) dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas
seluruhnya berjumlah 36.913 penumpang.
Di samping itu PT. PELNI juga mengoperasikan 4 unit armada kapal
barang dengan total bobot mati berjumlah 1200 ton. Wilayah Indonesia yang
terdiri dari 17.503 pulau, sangat membutuhkan sarana transportasi laut untunk
menghubungkan pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sesuai misinya mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna
menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan
nusantara PT. PELNI melaksanakan tanggung jawabnya dengan tidak hanya
terbatas melayani route komersial, tetapi juga melayani pelayaran dengan route
pulau-pulau kecil terluar (Pepres No 78 Tahun 2005 tentang pengelolaan Pulau-
pulau Kecil Terluar). Disamping itu, pemanfaatan sumber daya alam dalam
rangka pembangunan yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka peningkatan kesejahteraan dapat tercapai sesuai target sasaran.
57

III.3.2 Usaha Terkait Lainnya
Usaha sampingan Rumah Sakit PT. PELNI, Wisma Bahtera Cipayung,
Usaha Penunjang Angkutan, Bandar Keagenan Kapal Dock Perbengkelan Kapal
Anak Perusahaan, PT. SBN : Bongkar Muat dan EMKLPT. PIDC: Freight
Forwarding, Pengelolaan Over Bagasi Reservasi Tiket.
III.4 Sistem Perpajakan Perusahaan
Seperti halnya perusahaan lain, PT. PELNI juga melakukan pembukuan
untuk mencatat transaksi-transaksi usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan juga memiliki kebijakan dalam perpajakan yang sesuai dengan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dari UU PPh No 17. Tahun 2000, maka perusahaan
diwajibkan memotong pajak penghasilan atas gaji yang dibayarkan perusahaan
kepada karyawannya. Kebijakan perpajakan yang ditetapkan oleh PT. PELNI
untuk dapat melaksanakan penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan
PPh Pasal 21 meliputi :
1. Penghasilan pegawai yang merupakan PPh Pasal 21 yang
terhutang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
2. Atas iuran premi asuransi kecelakaan kerja dan asuransi
kematian dibayar oleh perusahaan masing-masing sebesar
0.3% dan 0.5% melalui program kerja J AMSOSTEK.
3. Setiap pegawai PT PELNI yang telah pensiun mendapatkan
pelayanan kesehatan bagi karyawannya yang dikelola oleh
Yayasan Kesehatan Pensiun Pelni (YKPP), dimana bagi
pegawai organik perusahaan membayar iuran sebesar 2% dari
gaji pokok terakhir setiap bulannya,dan perusahaan membayar
58

iuran sebesar 3% dari gaji pokok seluruh pegawai organik
terakhir setiap bulannya..
4. Setiap tahun sekali semua pegawai akan mendapat bonus/THR
yang akan menambah penghasilan bruto pegawai.
5. Setiap pegawai yang bekerja di PT. PELNI harus
menyerahkan bukti-bukti mengenai statusnya (kawin/tidak
kawin) berupa surat pernyataan dan menyerahkan fotocopy
kartu keluarga sebagai bukti keberadaan anggota keluarga
yang menjadi tanggungan pegawai tersebut.
Dalam melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan
PPh Pasal 21,PT. PELNI menetapkan kebijakan tepat waktu sesuai UU PPh No.
17 Tahun 2000 yang telah dirubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 dan
senantiasa mengikuti perkembangan perpajakan apabila terdapat peraturan-
peraturan yang terbaru (update).
Walaupun PPh Pasal 21 dihitung, dipotong, disetor dan dilaporkan
perbulan, namun pada akhir tahun pajak harus dihitung kembali untuk
mengetahui jumlah PPh Pasal 21 dalam setahun. Apabila terjadi PPh Pasal 21
kurang bayar, maka perusahaan harus membayar sisa kekurangan tersebut.
Perusahaan selalu berusaha menghitung setepat mungkin agar tidak terjadi lebih
bayar.
Pada umumnya PT. PELNI dalam menangani dan menerapkan kebijakan
perpajakannya, telah mengikuti tata cara perundang-undangan yang berlaku saat
ini, dimana masalah perpajakan serta perkembangannya diikuti secara terus-
menerus dengan mempelajari surat edaran dari Direktorat J enderal Pajak, surat
59

keputusan dari Menteri Keuangan, Peraturan Pemerintah dan melakukan
konsultasi dengan pihak yang berkompeten di bidang perpajakan.
III.5 Proses Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang akurat, maka dalam proses
pengumpulan data, penulis menetapkan metode studi lapangan (field research)
yaitu dengan mengunjungi langsung perusahaan yang dijadikan objek penelitian
untuk mengetahui secara jelas cara perusahaan menghitung pajak terutang, hal
tersebut dilakukan dengan cara :
1. Wawancara
Dengan melakukan tanya-jawab kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung
dengan permasalahan guna memperoleh data yang diperlukan untuk mendukung
penelitian.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen yang berkaitan dengan pajak
penghasilan pegawai.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses penelusuran bukti-bukti baik bukti ekstern maupun
bukti intern atas transaksi atau kegiatan yang diteliti. Penulis mengemukakan
dokumen apa yang diteliti, isi informasi yang dikandungnya, dan kegunaannya.
Selain itu, penulis harus pula menguraikan hasil dari proses dokumentasi tersebut.




60

4. Reperformance (Pengujian Perhitungan)
Reperformance merupakan proses pengujian perhitungan atas suatu perhitungan
yang telah dilakukan oleh pegawai perpajakan perusahaan. Penulis menguraikan data
apa yang dihitung ulang, cara perhitungan yang dilakukannya, serta hasil dari
perhitungan tersebut.
Dalam melakukan penelitian diperlukan data yang akurat dan relevan,
oleh karena itu data amat menentukan kualitas suatu penelitian. Dalam
pengumpulan data yang dibutuhkan, penulis meminta dokumen-dokumen yang
dibutuhkan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Dokumen-
dokumen tersebut antara lain Surat Setoran Pajak (SSP), SPT Tahunan PPh Pasal
21 (Form 1721), Daftar nama karyawan beserta status, jabatan, alamat dan
penghasilan yang diterima karyawan selama tahun pajak.
Pada penelitian ini, penulis mengolah data yang diperoleh mengenai
penghasilan karyawan beserta tunjangan-tunjangan agar dapat dilakukan
perbandingan antara perhitungan perusahaan dengan hasil perhitungan
berdasarkan peraturan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai