Anda di halaman 1dari 18

RESUME

PERKEMBANGAN TEORI TATA SURYA DAN ASAL USUL TEORI TATA SURYA

Disusun sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Astrofisika Dosen Pengampu : Pak Masturi

Kelompok 1: Ai Nuraisyahi (4201411089) Endah Sriyati Ningsih (4201411105) Fitriyah Utami (4201411088)

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

A. Tata Surya

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian

dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta

km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus(2.880 pertengahan 2008, juta ada km), lima dan Neptunus (4.500 objek angkasa juta km). Sejak

yang

diklasifikasikan

sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan),

Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain. B. Sejarah Perkembangan Tata Surya Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka. Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton. 1. Permulaan Perhitungan Ilmiah Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-BumiMatahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan BumiBulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut. Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini. 2. Ptolemy dan Teori Geosentrik

Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi,

sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent. 3. Teori Heliosentrik dan Gereja Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus

memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan disampaikan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori yang heliosentrik berjudul De

Copernicus

dalam

publikasinya

Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.

Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing

memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta. 4. Lahirnya Hukum Kepler Hukum gerak planet kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek tata surya di kelilingi matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak anatar objek dengan matahari beravriasi sepanjang tahun. Hampir semua orbit planet berbentuk lingkaran, tetapi komet, asteroid dan objek sabuk kuiper sebagian besar bentuknya elips. Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di

laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596. Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik. Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ; a. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem. b. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama. c. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari. Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku,

diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium. 5. Awal Mula dipakainya Teleskop Lima planet terdekat ke matahari selain bumi (Merkurius,Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 5 abad membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei(1564- 1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia lebih tajam dalam mengamati benda-benda langit yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Karena teleskop galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan venus, seperti venus sabit atau

venus purnama sebagai akibat perubahan posisi venus terhadap matahari. Penalaran venus mengintari matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan bumi yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah matahari dikelilingi oleh merkurius hingga saturnus. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum kepler. Puncaknya Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah, pencarian dan perhitungan benda-benda langit dapat dilakukan. Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus. Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit. Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.

6. Dasar yang diletakkan Newton Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan

dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun. Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda. Pada tahun 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan uranus. Perhitungan orbit uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang menggangu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846, setelah itu ditemukan pluto pada tahun 1930. ketika ditemukan,pluto diketahui satusatunya objek angkasa yang berada setelah neptunus. Akan tetapi pada 1978 charon, satelit yang mengelilingi pluto ditemukan dan dianggap planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan pluto. Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit atau bulan. Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit berpaling kearah planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memiliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang mengorbitkan secara serempak.

C. Teori Pembentukan Tata Surya Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah: 1. Teori Nebulae atau Nebular Hyphothesis (Kant-Laplace) Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel

Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Dikatakannya bahwa di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi Matahari. Bagian kabut sekitarnya kemudian berubah menjadi planet-planet dan satelitnya.

Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Pada waktu yang hampir bersamaan , tanpa ada komunikasi, seorang ahli Fisika Prancis bernama Pierre Simon de Laplace, mengemukakan teori yang hampir sama. Dikatakannya bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena pilinan itu maka kabut tersebut membentuk bentukan yang bulat seperti bola raksasa . Semakin kecil bola tersebut maka semakin cepatlah pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu kemudian memepat di bagian kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas di ekuatornya menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelanggelang.Lama kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan

padat. Gumpalan padat itulah yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut itun tetap berbentuk gas pijar yang kemudian kita sebut matahari sekarang ini. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

a. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. b. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. c. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

Kelebihan teori kabut/Teori Nebula: Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet mengelilingi matahari hampir datar.

Kelemahan teori kabut/Teori Nebula: a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet. b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar. Berbagai Modifikasi Teori Nebula Astronom Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis nebulanya pada tahun 1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan materi bersifat gas pernah muncul dan keluar sampai jauh sekali dari garis khatulistiwa matahari di jaman purba. Sebagian besar lapisan ini terdiri dari unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya, tekanan panas dan radiasi matahari menghilangkan sebagian besar hidrogen dan helium serta meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih berat itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan lain yang terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet. 2. Teori Planetisimal ( Moulton dan Chamberlin )

Hipotesis pertama kali

planetisimal dikemukakan oleh

ThomasC. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari.

Teori ini menyatakan bahwa matahari yang kita lihat sekarang memang sudah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang lain yang berpapasan dengan matahari tersebut pada jarak yang tidak terlalu jauh. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil. Bagian yang terhambur ke ruang angkasa inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya kemudian beredar pada orbitnya dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid. 3. Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali oleh James tahun 1917. Pasang-Surut hampir sama dikemukakan Jeans pada Teori yang dengan

teori Planetisimal. Jeans dan Jeffreys mengemukakan bahwa sebuah bintang mendekati matahari dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada tubuh mataharinpada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Kerja pasang surut yang kita kenal di bumi berukuran sangat kecil, disebabkan karena kecilnya massa bulan yang jauhnya jarak bulan dari bumi (60 kali radius orbit bumi). Akan tetapi jikalau misalnya sebuah bintang yang mempunyai massa yang hampir sama besarnya dengan

matahar, mendekati matahari , makan akan terbentuk semacam gununggunung gelombang raksasa pada tubuh matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali dari massa matahari tadidan merentang ke arah bintang besar itu. Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda tersendiri yang merupakan planet-planet. Bintang besar yang tadi

menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari

melanjutkan perjalanan di alam raya, sehingga lambat laun aka hilang pengeruhnyaterhadap planet-planet tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini pada planet-planet besar seperti Yupiter dan Saturnus berjalan dengan lambat, sedangkan planet-planet kecil seperti bumi kita pendinginan ini berjalan relatif cepat. 4. Teori Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Teori ini menyatakan bahwa dahulu memang sudah ada dua buah bintang kembar. Salah satu dari bintang kembar itu kemudian meledak dan menjadi berkeping keping. Karena pengaruh gravitasi bintang yang tidak meledak maka kepingan-kepingan itu berputar mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak itu kemudian menjadi matahari yang kita lihat sekarang. Kepingan-kepingan yang berputar mengelilinginya kemudian menjadi planet-planet dan satelit-satelit.

5. Teori Awan Debu atau Proto Planet (von Weizsaecker)

Teori

ini

menyatakan

bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Sampai sekarang ini di alam semesta gumpalan masih awan bertebaran seperti itu.

Kurang lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu kemudian membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lamakelamaan gumpalan gas itu memipih sehingga menyerupai bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah cakram ini berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Parttikel-partikel dibagian tengah ini saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Bagian paling luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan ini berpilin juga seperti gumpalan bola semula. Gumpalan-gumpalan ini kemudian menjadi dingin lalu membeku. Gumpalan-gumpalan yang membeku inilah yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya dan beredar pada garis edarnya. 6. Teori Ledakan (Big Bang)

George

Gamow,

Alpher

dan Herman. Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan

tekanannya besar, karena adanya

reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya. Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang seharusnya ada ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka. Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogenhelium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Sementera pendinginan ini berlaku, planet-planet itu masih mengikuti orbit yang berbentuk elips mengelilingi matahari, sehingga besar kemungkinan bahwa pada suatu ketika mereka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Oleh kekuatan pebarikan matahari makan akan terjadi pengerjaan pasang ssurut padatubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planetplanet dan dengan jalan seperti ini lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet planet. Peranan yangdipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang yang telah dibicarakan di atas dalam membentuk planet-planet. D. Daftar Pertanyaan 1. Eko Prasetyo: Teori Nebula memiliki kelemahan yang tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita. Apa kelemahan dari teori Nebula? Jawaban: a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet. b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang

memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar. 2. Ainun Najib : Kenapa Pluto tidak dimasukkan lagi ke dalam sembilan planet? Jawaban: Berikut beberapa alasan kenapa Pluto bukan sebagai planet lagi: a. Pluto lebih kecil dari planet lain, bahkan lebih kecil dari bulan. b. Pluto padat dan berbatu, seperti planet-planet terestrial (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars). Namun, tetangganya terdekat adalah planet Jovian gas (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus). Hal inilah yang membuat banyak ilmuwan percaya bahwa Pluto berasal di tempat lain dalam ruang dan terjebak dalam gravitasi Matahari. Beberapa astronom pernah berteori bahwa Pluto merupakan bulan planet Neptunus. c. Orbit Pluto tidak menentu. Planet-planet di tata surya kita semua mengorbit Matahari dengan bentuk yang relatif datar. Namun, pluto mengorbit matahari pada sudut 17-derajat. Selain itu, orbitnya sangat elips dan melintasi orbit Neptunus. d. Salah satu bulan pluto adalah Charon yang berukuran setengah Pluto. Beberapa astronom berpendapat bahwa dua benda diperlakukan sebagai sistem biner bukan sebuah planet dan satelit. 3. Anis Ardyani : Pada teori Nebula, zat atau energi apa yang dapat menimbulkan kabut berputar dan kemudian memapat? Jawaban: Menurut teori nebula, tata surya terbentuk dari putaran awan, debu dan gas yang disebut nebula matahari. Dan secara kebetulan nebula mulai runtuh karena gaya gravitasinya sendiri. Beberapa ilmuwan percaya bahwa runtuhnya awan gas raksasa ini dipicu oleh supernova di dekatnya. Hal ini membuat hawa panas meningkat dan menyebabkan partikel debu menguap dan mengakibatkan tekanan yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

http://artikel1.coffemix.com/7089/proses-terbentuknya-tata-surya/ http://arulastro.blogspot.com/2012/07/teori-nebula-teori-kabut.html#.UjGVijZ7IfI http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya http://ririnyp.wordpress.com/2011/03/31/sejarah-penemuan-tata-surya/ http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya/ http://sonysikumbang.wordpress.com/2010/10/08/sejarah-pembentukan-bumidan-perkembangannya-teori-terjadinya-bumi-dan-tata-surya/ http://www.tipsmu-tipsku.com/2012/02/alasan-pluto-bukan-planet-lagi.html Sriyono. 2008. Geologi Umum. Semarang: UNNES.

Anda mungkin juga menyukai