Nama Praktikan NPM Fakultas/Program Studi Kelompok Praktikum Kode Praktikum Minggu Praktikum Tanggal Praktikum Koordinator Asistan
: Santi Mariana : 1206262241 : Teknik/Teknik Industri : 03 : KR02 : Ke-8 : 25 April 2013 : Hinu Pramuji
LABORATORIUM FISIKA DASAR UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR UNIVERSITAS INDONESIA 2013
I.
Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. II. Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor (bermassa 2 gram) 3. Termometer 4. Voltmeter dan amperemeter 5. Adjustable power supply 6. Camrecorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis III. Teori Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi yang dinyatakan dengan persamaan: W = v i t .........( 1 ) keterangan: W : energi listrik (joule) v : tegangan listrik (volt) i : arus listrik (ampere) t : waktu/lama aliran listrik (sekon)
Energi kalor yang dihasilkan kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan: Q = m c (TA Keterangan: Q m c TA T = Jumlah kalor yang diperlukan (kalori) = Massa zat (gram) = Kalor jenis zat (kal/gr0C) = Suhu akhir (K) = Suhu mula-mula (K) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perubahan temperatur dapat bervariasi sesuai tegangan yang diberikan. IV. Prosedur Percobaan 1. Aktifkan webcam! (Click icon video pada halaman web r-Lab) 2. Berikan tegangan V0 ke kawat konduktor! 3. Hidupkan power supply dengan mengklik radio button di sebelahnya 4. Ambil data perubahan temperatur, tegangan, dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 3 detik selama 30 detik dengan cara mengklik icon ukur 5. Perhatikan temperatur kawat yang terlihat di webcam, tunggulah hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 6. Ulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3 T) . (2)
V.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84 23.84
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20.8 20.8 20.8 20.8 20.8 20.8 20.8 20.8 20.8 20.8
20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1
0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
25 20 Temperatur (0C) 15 10 5 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)
Grafik 8.1 Hubungan antara Waktu dan Temperatur pada saat Tegangan 0 V
2. Pada tegangan V1 No 1 2 3 4 Waktu 3 6 9 12 I 35.59 35.59 35.48 35.48 V 0.67 0.67 0.67 0.67 Temperatur TO 20.4 20.4 20.7 20.9 20.1 20.1 20.1 20.1 T 0.3 0.3 0.6 0.8
5 6 7 8 9 10
15 18 21 24 27 30
Waktu (s)
Grafik 8.2 Hubungan antara Waktu dan Temperatur pada saat Tegangan 0.67 V
3. Pada tegangan V2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 I 51.9 51.9 51.9 52.02 52.02 52.02 52.02 52.02 V 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 1.63 Temperatur TO 20.6 21.1 22.1 23.3 24.3 25.2 26.1 26.8 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 T 0.5 1 2 3.2 4.2 5.1 6 6.7
9 10
27 30
52.02 52.02
1.63 1.63
27.4 27.9
20.1 20.1
7.3 7.8
30 25 Temperatur (0C) 20 15 10 5 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Waktu (s)
Grafik 8.3 Hubungan antara Waktu dan Temperatur pada saat Tegangan 1.63 V
4. Pada tegangan V3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 I 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 42.66 V 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 Temp 20.6 20.8 21.3 21.7 22.1 22.5 22.9 23.3 23.5 23.8 TO 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 20.1 T 0.5 0.7 1.2 1.6 2 2.4 2.8 3.2 3.4 3.7
2.0592 2.059 2.0588 Tegangan (v) 2.0586 2.0584 2.0582 2.058 2.0578 2.0576 2.0574 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
Grafik 8.4 Hubungan antara Waktu dan Temperatur pada saat Tegangan 1.09 V VI. Pengolahan Data dan Evaluasi Berdasarkan data-data tersebut diperoleh grafik gabungan:
60 50 Arus listrik (Ampere) 40 30 20 10 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 V0 V1 V2 V3
Waktu (s)
Grafik 8.5 Hubungan arus listrik terhadap waktu pada setiap tegangan Pada percobaan calory work ini, praktikan menggunakan peralatan yang sudah disediakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Adapun tujuan praktikan melakukan
praktikum ini adalah untuk menghitung kapasitas kalor (H) suatu benda (kawat konduktor). Rumus yang digunakan adalah: W = Q (1) V.i.t = H.(t1-t0) (2) Namun permasalahan dalam praktikum ini adalah data yang bervariasi, sehingga harus dicari kapasitas rata-rata dari semua data tersebut (). Untuk dapat membuat grafik dengan menggunakan data-data yang ada pada keterangan sebelumnya, maka terlebih dahulu harus dibuat persamaan garis untuk semua pengoperasian variabel-variabel yang ada untuk kemudian digunakan dalam membuat grafik. Y = bX a W=Q v.i.t = m.c. H = m.c Dengan H adalah kapasitas kalor; c adalah kalor jenis (J/gC). Maka diperoleh persamaan: = . ( 3 ) Y = b X a
.
Untuk mencari nilai kapasitas kalor, praktikan menggunakan metode least square untuk memperoleh nilai b dan dengan x adalah waktu (s), y adalah perubahan temperature (K) dan b adalah .. Kemudian praktikan melakukan perhitungan secara manual dengan persamaan H= A. Percobaan pada tegangan 0 Pada percobaan ini, nilai kalor jenis (c) dan kapasitas kalor (H) dari kawat tidak dapat ditentukan.
. . .
..........( 4 )
B. Percobaan pada tegangan 0.67 volt 1. Metode Least Square Pengolahan data menggunakan metode least square untuk menentukan persamaan garis dari grafik diatas. X2 9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465 Y2 0.09 0.09 0.36 0.64 1 1.44 1.69 2.25 2.56 2.89 13.01
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165 = = = =
Y 0.3 0.3 0.6 0.8 1 1.2 1.3 1.5 1.6 1.7 10.3
XY X Y X (X)
Jadi, persamaan perubahan suhu sebagai fungsi waktu adalah y =0.056x + 0.099; dengan x adalah waktu dan y adalah perubahan suhu
2. Menghitung nilai kapasitas kalor (H) Berdasarkan nilai a dan b yang telah diperoleh, maka dapat dihitung nilai kalor jenis (c) dengan persamaan berikut: = . . . = . = diperoleh melalui persamaan:
Dengan mengetahui nilai kalor jenis dari kawat, maka nilai kapasitas kalor dapat = .
J J = 0.4252 gr. C C
1 X Y 2 X Y XY + N (XY) Y X (X) 2
= 0.072613 =
(3465 13.01) (2 165 10.3 211.8) + (10 44859.24) (10 3465) 27225 X (X)
1 13.01 10 2
= 0.072613
= 95.27%
Pengolahan data menggunakan metode least square untuk menentukan persamaan garis dari grafik diatas. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165 = = = = X Y 0.5 1 2 3.2 4.2 5.1 6 6.7 7.3 7.8 43.8 9 36 81 144 225 324 441 576 729 900 3465 X2 Y2 0.25 1 4 10.24 17.64 26.01 36 44.89 53.29 60.84 254.16 XY 1.5 6 18 38.4 63 91.8 126 160.8 197.1 234 936.6
XY X Y X (X)
Jadi, persamaan perubahan suhu sebagai fungsi waktu adalah y =0.288 -0.373; dengan x adalah waktu dan y adalah perubahan suhu 2. Menghitung nilai kapasitas kalor (H)
Berdasarkan nilai a dan b yang telah diperoleh, maka dapat dihitung nilai kalor jenis (c) dengan persamaan berikut:
. . . = . =
Dengan mengetahui nilai kalor jenis dari kawat, maka nilai kapasitas kalor dapat diperoleh melalui persamaan: = . = 0.2942 3. Kesalahan Relatif = =
= 2 0.1471 J C
J gr. C
1 X Y 2 X Y XY + N (XY) Y 2 X (X)
= 0.295 =
(3465 254.16) (2 165 43.8 936.6) + (10 877219.56) (10 3465) 27225 X (X)
1 254.16 10 2
= 96.24%
D. Percobaan pada tegangan 1.09 volt 1. Metode Least Square Pengolahan data menggunakan metode least square untuk menentukan persamaan garis dari grafik diatas.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = = = =
X 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165
Y 0.5 0.7 1.2 1.6 2 2.4 2.8 3.2 3.4 3.7 21.5
Y2 0.25 0.49 1.44 2.56 4 5.76 7.84 10.24 11.56 13.69 57.83
XY 1.5 4.2 10.8 19.2 30 43.2 58.8 76.8 91.8 111 447.3
XY X Y X (X)
Jadi, persamaan perubahan suhu sebagai fungsi waktu adalah y =0.125 +0.093; dengan x adalah waktu dan y adalah perubahan suhu 2. Menghitung nilai kapasitas kalor (H) Berdasarkan nilai a dan b yang telah diperoleh, maka dapat dihitung nilai kalor jenis (c) dengan persamaan berikut: = . . . = .
Dengan mengetahui nilai kalor jenis dari kawat, maka nilai kapasitas kalor dapat diperoleh melalui persamaan: = . = 0.556 3. Kesalahan Relatif
= 2 0.278 J C
J gr. C
= 0.093 =
(3465 462.25) (2 165 21.5 447.3) + (10 200077.29) (10 3465) 27225 X (X)
= 97.27%
Berdasarkan nilai kalor jenis (c) yang diperoleh dari setiap pengolahan data percobaan di atas, dipeoleh kalor jenis rata-rata yaitu: = = + + 3
= 0.2126 .
Sehingga dapat diketahui pula kapasitas kalor dari kawat konduktor tersebut adalah = 2 0.2126 J J = 0.4252 g. C C
Zat
Kapasitas kalor molar (kal/moloC) 5.82 1.46 5.85 6.32 6.09 5.92
Kapasitas kalor molar (J/moloC) 24.4 6.11 24.5 26.5 25.5 24.8
Tabel 8.5 Nilai c untuk beberapa zat padat (pada Tkamar dan p = 1,0 atm) Kalor jenis rata-rata dari percobaan di atas adalah 0.2126.. Dengan mencocokkan hasil pengolahan data dengan tabel nilai c di atas, praktikan menyimpulkan bahwa kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan adalah perak karena perak memilki kalor jenis terdekat dengan kalor jenis rata-rata yang diperoleh dari percobaan ini.
VII.
Analisis Data
A. Analisis Percobaan Percobaan ini dilakukan secara remote yang dapat diakses oleh praktikan melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Sehingga praktikan tidak dapat mengamati
kondisi yang terjadi di lingkungan percobaan. Mengenali dan mengetahui lingkungan percobaan sesungguhnya adalah penting karena perbedaan suhu, waktu, dan kondisi pada lingkungan amat memengaruhi hasil percobaan. Namun dalam praktikum ini, hal tersebut diabaikan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besar dari nilai kapasitas kalor dari kawat konduktor. Besaran ini didapatkan dengan mengkonversikan energi listrik menjadi energi panas. Sehingga yang dapat diukur adalah perubahan temperaturnya. Percobaan dimulai dengan mengakses situs sitrampil. Jaringan internet sangat penting dalam hal ini, karena jika sekali saja jaringan internetnya putus, data percobaan dapat berbeda dan bahkan percobaan dihentikan oleh server. Dalam percobaan ini, praktikan mengalami kegagalan sebanyak tiga kali akibat putusnya koneksi internet. Kemudian, praktikan mencoba mengaktifkan web cam, dimana webcam berfungsi untuk menampilkan video suhu dan tegangan pada kawat. Kondisi awal suhu tersebut adalah 20,1C. Praktikan melakukan percobaan ini dengan variasi tegangan yakni V0, V1, V2 dan V3. Hal ini dilakukan agar diperoleh data yang bervariasi sehingga hasil perhitungan menjadi lebih akurat. Variasi ini dapat dlakukan dengan memilih tegangan, menghidupkan power supply dengan mengklik radio button dan menekan icon ukur. Percobaan ini, dilakukan dengan pengambilan data yang dilakukan setiap 3 detik sekali selama 30 detik. Setelah masuk percobaan pertama dengan tegangan V0, praktikan memperoleh hasil berupa waktu (s), tegangan (volt), kuat arus (i), dan temperatur (T). Untuk percobaan selanjutnya praktikan mengalibrasi ulang ke suhu awal yaitu 20.1C. Karena apabila suhu awal tidak disamakan, akan memperoleh hasil yang menyimpang jauh sehingga perlu dikalibrasi ulang agar sistem kembali seperti semula. Dalam percobaan menggunakan kawat konduktor bermassa 2 g = 0,002 Kg. Data yang diperoleh berupa tegangan, waktu, kuat arus kemudian digunakan untuk menghitung kalor jenis dan menentukan material dari kawat yang digunakan dalam percobaan.
B. Analisis Hasil Percobaan pertama yaitu pada tegangan V0 (tidak diberikan tegangan pada kawat) sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir pada kawat. Namun, ternyata dalam hasil pengamatan terdapat besar kuat arus yang menyebabkan adanya sedikit perubahan suhu. Hal ini dapat terjadi karena adanya tegangan yang sebenarnya mengalir namun tidak terukur karena nilainya yang sangat kecil.
Pada perobaan kedua, kawat diberikan tegangan sebesar 0.67 Volt yang menyebabkan adanya arus yang mengalir dan mengubah temperatur. Terjadi kenaikan suhu pada benda setelah diberi tegangan dibandingkan sebelum adanya tegangan yang dialirkan. Perubahan temperature yang terjadi pada kawat berubah relatif naik. Sedangkan pada percobaan ketiga (dengan menggunakan tegangan sebesar 1.63 volt) dan pada percobaan keempat (dengan menggunakan tegangan sebesar 1.09 volt), temperatur pun terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu Dengan menggunakan data hasil percobaan yang telah didapat, praktikan menggunakan persamaan-persamaan yang telah ada pada landasan teori untuk mendapatkan hasil kalor jenis. Setiap percobaan dengan variasi tegangannya itu kemudian diolah menggunakan metode least square untk mengetahui kalor jenis dari kawat konduktor tersebut. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, kalor jenis rata-rata dari kawat tersebut adalah 0.2126 J/KgC. Nilai kalor jenis rata-rata ini kemudian digunakan untuk memprediksi kawat konduktor yang digunakan. Berdasarkan Tabel 8.5 tentang Nilai c untuk beberapa zat padat (pada Tkamar dan p = 1,0 atm), dapat diketahui bahwa kawat konduktor yang digunakan adalah perak. Demikian halnya dengan kapasitas kalor, didapat nilai kapasitas kalor rata-rata sebesar 0,4252 J/C. Melalui metode least squre pada pengolahan data, praktikan memperoleh tingkat kesalahan relatif yang sangat besar yakni sebesar 95,27% pada percobaan dengan tegangan 0.67 volt, 96,24% pada percobaan dengan tegangan 1.63 volt. dan 97,27% pada percobaan dengan tegangan 1,09 volt. Hal ini dapat dilihat dengan mensubstitusikan besar kecepatan angin dan tegangan pada persamaan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil substisusi yang diperoleh pada persamaan tidak sesuai dengan hasil percobaan., padahal semua langkah kerja sudah dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan yang termuat pada strampil. Oleh karena percobaan ini dilakukan secara remote, dapat dikatakan bahwa kesalahan relatif yang sangat besar ini bukan disebabkan oleh human error melainkan dapat disebabkan oleh gangguan jaringan internet yang menyebabkan perubahan data yang dihasilkan. Praktikan tidak dapat menganalisis lebih banyak lagi faktor yang menyebabkan kesalahan ini, karena tidak diketahuinya kondisi lingkungan di sekitar percobaan. C. Analisis Grafik Pada grafik waktu terhadap tegangan baik pada tegangan 0.67 volt, 1.63 volt, dan 1.09 volt terlihat bahwa garis yang dibentuk oleh setiap data hasil pengamatan tidak membentuk garis
lurus seperti yang seharusnya. Pada saat V1, V2, dan V3, data-sata hasil pengamatan membentuk suatu grafik yang memiliki garis yang berbelok-belok, namun dengan pergeseran garis yang relative kecil. Hal ini dikarenakan adanya penyimpangan atau pembelokan garis dan nilai kesalahan yang cukup besar. Ada kesalahan-kesalahan yang terjadi saat praktikum berlangsung. Pada percobaan dengan tegangan 0 volt diperoleh grafik yang lurus sejajar dengan sumbu x, karena tidak adanya perubahan suhu selama interval waktu yang diberikan.
VIII. Kesimpulan 1. Tegangan yang dialirkan kepada sebuat kawat konduktor dapat menyebabkan kawat konduktor menjadi panas, yang membuktikan bahwa energi listrik dapat dikonversi menjadi energi kalor. 2. Kapasitas kalor bergantung pada massa bahan yang digunakan, besar tegangan, arus, perubahan suhu, dan waktu. 3. 4. Material kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini adalah perak. Kapasitas kalor ada pada kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebesar (0.42520.0756) J/C.
IX.
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Fourth Edition, Prentice Hall, NJ, 2008. 2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.