Lindawati
Ketua
: Astuti Nadapdap
(1212030)
(1212041)
(1212001) (1212024) (1212012) (1212029) (1212006) (1212005)
Marline Wiraatmaja
Yosefa Velinsiana Jois
(1212023)
(1212011)
Skenario
Ny. Ambar, seorang ibu rumah tangga memiliki kondisi tubuh yang cukup sehat, namun karena temantemannya banyak mengeluhkan tentang kondisi kesehatan yang mereka rasakan makin hari makin turun menyebabkan Ny. Ambar ingin melakukan general check up di sebuah rumah sakit. Saat melakukan medical check up, kesan awal dr. Santo yang akan memeriksa Ny. Ambar, memperkirakan usia biologis Ny. Ambar sekitar 70 tahun. Namun, pada medical record tercantum usia kronologis Ny. Ambar 60 tahun.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan di berbagai bagian, sekarang giliran Ny. Ambar melakukan pemeriksaan di bagian gigi dan mulut. Kepada dokter gigi Benyamin, Ny. Ambar mengeluhkan bahwa beliau merasa agak sulit menelan makanan dan makanan yang beliau makan agak kurang berasa. Berdasarkan anamnesis diketahui Ny. Ambar mengalami xerostomia, burning mouth, dan halitosis. Beliau juga menceritakan bahwa terakhir melakukan skeling 2 tahun yang lalu.
Ny. Ambar bertanya kepada dokter gigi Benyamin apakah ketidakteraturan beliau melakukan skeling-lah yang menyebabkan timbulnya keluhan tersebut? Keadaan ini mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, namun belakangan ini baru menimbulkan keluhan yang cukup berarti. Apakah yang dapt dokter gigi Benyamin jelaskan dan sarankan keoda Ny. Ambar berkaitan dengan keluhan yang dialaminya itu.
Terminologi
Aging
Perubahan berangsur-angsur dari struktur organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu, yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan lain, dan akhirnya sampai pada peningkatan kemungkinan kematian karena individu itu bertambah tua.
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine) adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
General check up
Merupakan tindakan pencegahan berfungsi untuk mengetahui dan mengukur kesehatan fisik tubuh secara laboratoris, khususnya dengan kinerja faal organ dalam tubuh (Jantung, Paru-paru, Hati , Ginjal dan Organ tubuh yang lain) dan untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan produk kimia klinik dalam darah (kadar gula, lemak, asam urat dan produk kimia dalam darah yang lain)
merupakan pemeriksaan / tes kesehatan secara menyeluruh, termasuk didalamnya pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain, untuk mengetahui apakah terdapat kelainan atau penyakit yang potensial membahayakan.
Medical check up
Medical record
Suatu sistem pencatatan riwayat kesehatan yang sangat berguna dalam dunia kesehatan.
Xerostomia
Kekeringan mulut karena berkurangnya saliva bisa disebabkan oleh berkurangnya fungsi kelenjar saliva, penyumbatan saluran keluar kelenjar saliva / pengaruh obat-obatan
Burning mouth
Luka pada jaringan yang terjadi pada rongga mulut.
Halitosis
Nafas bau bisa bersifat sementara misalnya setelah makan makanan yang berbau keras atau minum obat seperti paraldehidye. Bisa juga bersifat lama yang biasa nya disebabkan oleh penyakit gingiva ,gigi, tenggorokan, sinus nasalis, paru paru dan perut /hati.
Usia biologis
penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan orang yang seusianya. (Goldman dan Klatz, 2007; Pangkahila, 2007).
Usia kronologis
Perhitungan usia yang dimulai saat kelahiran seseorang. Usia berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran.
Scaling
Pengangkatan plak, kalkulus dari permukaan gigi menggunakan scaler.
1. Definisi Penuaan
Definisi Penuaan
Penuaan adalah proses alamiah dan normal bukan merupakan suatu penyakit dan akan dialami oleh setiap manusia. Merupakan proses multidimensional yang tidak hanya terkait pada faktor jasmani tapi juga psikologis dan sosial. Melibatkan setiap molekul sel dan organ dalam tubuh
Sebelum memiliki pasangan radikal bebas akan terus menerus menghantarkan sel-sel tubuh guna mendapatkan pasangannya termasuk menyerang selsel tubuh yang sudah stabil normal. Akibatnya sel-sel kan menjadi cepat rusak.
Faktor internal : stress, depresi, cemas, radang dan luka, lelah yang berlebihan, dll Sumber Radikal Bebas Faktor eksternal : polusi asap pabrik atau rokok, obat-obatan, kemoterapi, pestisida, insektisida, dll
Kelenjar Parotis
Terletak pada sudut rahang di bawah arcus zygomaticus, posterior mandibula, inferior telinga. Bentuk irregular, meluas dari processus mastoideus os temporale melewati permukaan terluar dari musculus masseter. Menghasilkan sekresi serosa yang mengandung sejumlah besar amilase saliva, enzim yang memecah pati (karbohidrat kompleks). Hasil sekresi dikeluarkan melalui duktus parotideus (Stensens duct) ke vestibularis setinggi gigi molar atas ke dua.
Kelenjar Submandibularis
Sel-sel dari Ductus kelenjar submandibularis/ submandibula Terletak di dasar Whartons duct mengeluarkan mulut sepanjang terbuka ke dalam campuran buffer, permukaan mulut pada sisi glikoprotein yang dalam mandibula frenulum linguae disebut mucins, tepat di bagian dan amilase posterior gigi. saliva
Kelenjar Sublingualis
Menghasilkan sekresi mukus untuk buffer dan lubrikasi
Glandulae lingualis
Glandulae buccales
Glandulae palatinae
Glandulae molars
HISTOLOGI SALIVA
KELENJAR
Merupakan kelenjar tubulo alveolar complex, memiliki kapsul jaringan yang membentuk septa sehingga terbagi dalam lobus dan lobululus. Setiap kelenjar mempunyai bagian sekretori/ acinus dan ductus. Semua kelenjar saliva bersifat merokin
Bagian Sekretoris
Diatur dalam tubulus dan acinus (alveoli), terdiri dari 3 tipe sel, yaitu: 1.Sel Serosa 2. sel mukosa 3. Sel myoepithelial
1. Sel serosa
bentuk sel piramida, relative lebih kecil dari sel mukosa, inti bulat dan tunggal, letak di basal, sitoplasma terdapat granula sekretoris kaya ptyalin, bersifat basofilik.
2. Sel mukosa
bentuk kuboid sampai silindris / pyramid, sel lebih besar daripada sel serosa, inti oval atau gepeng, tertekan di basal, sitoplasma bagian apical banyak granula sekretoris Sitoplasma asidofilik tampak berbusa (frothy).
3. Sel myoepithelial
bentuk sel seperti kumparan dan stellate (acinus). Banyak tonjolan sitoplasma, kaya aktin dan myosin seperti sel otot polos.
Bagian Duktus Duktus kelenjar salivatorius mayor bercabang mulai dari duktus intercalates sampai duktus terminalis, terdiri dari: 1. Duktus intra lobularis 2. Duktus Interlobularis dan duktus interlobaris (duktus ekskretorius) 3. Duktus terminal/principal
yang termasuk duktus intra lobularis : 1.Duktus intercalatus : selapis gepeng, memiliki sel myoepitheal dan lumen yang sempit 2. Duktus sekretorius/ striated ducts/ pars striata : selapis sel kuboid sampai silindris rendah, tampak garis-garis radial pada basal sel epitel
epitel selapis kuboid tinggi,selapis silindris hingga epitel berlapis silindris, di sekitar duktus banyak jaringan pengikat dan pembuluh darah.
3. Duktus terminal/principal
Mengeluarkan hasil sekresi ke rongga mulut. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tak berkeratin
Kelenjar Parotis kelenjar saliva terbesar Berat : 20-30 gram. Sifat yang disekresikan serosa. merupakan kelenjar serosa murni. Dilapisi kapsul jaringan ikat yang membentuk septa, sehingga kelenjar terbagi kedalam lobus dan lobules.
Kelenjar submandibularis / kelenjar submaksilaris Berat : 12-15 gram. Produksi saliva bersifat serosa 90% dan sisanya mukosa kelenjar campur seromukosa. Tampak demilunagianuzzi dalam jumlah sedikit. Dilapisi kapsul jaringan ikat yang membentuk septa, sehingga kelenjar terbagi ke dalam lobus dan lobules
Kelenjar Sublingualis paling kecil dari ketiga kelenjar salivatorius mayor berat 2-3 gram. Merupakan kelenjar campur seromukosa
Fungsi Saliva
Membersihkan permukaan gigi Memiki efek buffer Menjaga jaringan oral tetap basah (lubrikasi) dan mencegah terjadinya iritasi
Memcahkan zat kimia sehingga dapat merangsang taste bud dan memberikan informasi sensoris
Komponen Saliva
Komponen Organik 1.Amylase 2.Imunnoglobulin 3.Musin 4.Lisosom 5.Laktoferin 6.Protein kaya prolin
Komponen Inorganik 1.Natrium (Na+) 2.Kalium (K+) 3.Klorida (Cl) 4.Kalsium (Ca2+) 5.Posfat (HPO4) 6.Bikarbonat (HCO3) 7.Flourida (F) 8.Tiosianat (CNS)
Rangsangan saraf parasimpatis menimbulkan sekresi yang berlimpah karena terjadi vasodilatasi
700-1100 ml/hari
Sekresi Saliva
Fase kedua Perubahan komponen saliva yang terjadi pada duktus striata
3. XEROSTOMIA
PENGERTIAN XEROSTOMIA
Perasaan subjektif dari kekeringan mulut disebut xerostomia. Xerostomia adalah gejala, bukan diagnosis atau penyakit
Kekeringan mulut karena berkurangnya saliva. Bisa disebabkan oleh berkurangnya fungsi kelenjar saliva, penyumbatan saluran keluar kelenjar saliva, atau pengaruh obat-obatan
- Gangguan kelenjar saliva - Radiasi di daerah kepala dan leher - Obat- obatan - Gangguan emosional - Dehidrasi
Akibat Xerostomia
1. Karies gigi meningkat 2. Mukosa mulut kering dan mudah teriritasi 3. Sukar mengunyah dan menelan
4. Perubahan yang dapat Terjadi Akibat Penuaan pada Jar. Keras, Jar. Lunak, dan Fungsi Oral
A. Jaringan Keras
1. Email
Permukaannya dapat termodifikasi oleh abrasi, atrisi,erosi ,karies gigi, dan pada level kristal dengan pertukaran ion, demineralisasi dan remineralisasi.
Pada orang tua warna email lebih gelap dan lebih mudah retak.
2. Dentin
Dentin dapat terbentuk terus-menerus sepanjang hidup. Seiring bertambahnya usia, terjadi deposisi material lebih tinggi kalsifikasinya pada dinding tubulus / dentin peritubular.
Pada penuaan, dentin sklerotik pada tubulus mengalami penyempitan oleh deposisi bahan kalsifikasi.
3. Sementum
sementum terus mengambil fluoride sehingga ketebalan akan meningkat perlahan-lahan sepanjang hidup, dan konsentrasi yang relatif tinggi sehingga dapat berada pada permukaan yang berdekatan dengan ligamen periodontal. Berhubungan dengan usia hal yang sering terjadi adalah hipersementosis
4. Tulang Rahang
Perubahan pada tulang rahang sangat cepat terjadi pada wanita yang telah menoupause. Diantara usia 45 - 90 tahun baik pria atau wanita, kepadatan tulang mandibula menurun dari sekitar 1,9 1,5 %. Tulang menjadi lebih rapuh.
2. Dental pulp
Berkurangnya ukuran pulpa dengan terbentuknya dentin sekunder pada ruang pulpa suplai darah dan syaraf menurun.
3. Periodontal ligament
Lebar berkurang seiring bertambahnya usia. normal = 0.15 dan 0.35mm pertahankan dalam merespon tekanan mastikasi. Lebar meningkat terdapat beban mastikasi yang besar dan menurun ketika gigi sedang tidak digunakan untuk fungsi mastikasi. Lebih sempit pada usia lanjut
Fungsi Oral
Beberapa sel ductus dan sel acinar berubah sel fungsional (oncocytes yang membesar). Banyak terdapat mitokondria dan organel lainnya. flow saliva berkurang seiring bertambahnya usia, kecuali pada kel parotis insidensi xerostomia (dry mouth syndrome) pada pasien dengan usia lanjut. Perubahan pada komposisi saliva tidak terlalu besar.
Rasa (Taste)
Batas rasa asin dan pahit pada individu dengan usia lanjut lebih tinggi, tapi batas rasa manis dan asam tidak berubah. Subjek biasanya mengeluhkan sensasi rasa yang hilang.
Pengunyahan deglutition)
&
Penelanan
(Mastication
and
Penurunan fungsi motorik pada usia lanjut tidak mempengaruhi fungsi mastikasi, namun bergantung pada pemeliharaan kes. gigi geligi. Karena fungsi motorik yang menurun, pada usia lanjut didapatkan kurangnya lip seal, swallowing time yang berkurang sebanyak 25-50% pada usia lebih dari 55 tahun, serta bitting force berkurang sebanyak 16% dari normal.
Berbicara (Speech)
Artikulasi & fonasi berbicara tidak dipengaruhi oleh usia, namun oleh berkurangnya keelastisan jaringan.
Memperlambat Penuaan
Penuaan dapat dicegah dan diperlambat dengan memiliki gaya hidup yang baik dan sehat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Rekomendasi untuk olahraga teratur. Asupan gizi optimal / makanan yang sehat Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala Pengelolaan stress dengan selalu berpikir positif
Daftar Pustaka
Nanci. A. 2008. Tens Oral Histology Development, Structure, and Function. Canada : Elsevier. Greenberg. M & Michael. G. 2005. Burkets Oral Medicide Diagnosis and Treatment. 10 ed. India : Elsevier. Martini. F, dkk. 2006. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7 ed. Philadelphia : Pearson. Pocock. G & Christopher. D. Human Physiology The Basis of Medicine. 3 ed. Oxford University Press Kardos. T & Jules. K 2000. Clinical Oral Biology. 2 ed, New zeland : Otago University
Wong. D. T. 2008. Salivary Diagnostics. India : Wiley Blackwell. Ferguson. D. B. 1999. Oral Bioscience. China : Churchill Livingstone. Judith. E. B. 2008. Nutrition Throught the Life Cycle. USA : Thomson Wadsworth. Junquiera. L. C. et al. 2003. Basic Histology. 10 ed. Lange, New York Gartner L. P. et al. 2001. Color Textbook of Histology. 2 ed. Saunders, Philadelphia.
Thank you