Anda di halaman 1dari 11

BAB IX.

PENGETAHUAN INTI
Pengetahuan tentang gaya inti belum sempurna sehingga teori struktur inti menjadi tidak memuaskan. Terdapat dua kelompok model inti, yang telah diajukan yaitu model perlakuan nukleon secara statistik (seperti model gas Fermi) serta model kulit atom (nukleon diperlakukan secara individual) kedua model tersebut sangat berbeda, bahkan bertentangan. Ada beberapa model inti yang telah diajukan -. model tetes zat cair -. model kulit -. model kolektif -. model gas Fermi -. model inti majemuk -. model interaksi langsung -. model optik Sifat serta perilaku atom tidak lepas dari apa-apa yang dimiliki oleh penyu sun atom tersebut. Ada banyak hal yang perlu dipelajari dalam inti. A. Inti Partikel Suatu Unsur Hamburan Rutherford merupakan bukti pertama bahwa inti mempunyai ukuran yang berhingga. Hamburan elektron menyediakan informasi tentang distribusi muatan dalam sebuah inti dan hamburan neutron menyediakan informasi distribusi materi nuklir. Elektron berinteraksi dengan gaya listrik, neutron berinteraksi dengan gaya nuklir khusus. Dalam kasus tersebut panjang gelombang de Broglie dari partikel harus lebih kecil dari inti yang diselidiki. 1. Ukuran dan Bentuk Nuklir Eksperimen untuk menentukan ukuran inti, telah menggunakan hamburan elektron berenergi beberapa ratus MeV sampai 1GeV dan neutron dengan energi > 20 MeV. Dalam setiap kasus didapatkan volume sebuah inti berbanding lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya yaitu nomor massanya atau A.

122

Hal ini menyarankan bahwa kerapatan nukleon hampir sama dalam bagian dalam inti. Jika jari-jari nuklir R volumenya
4 R3 sehingga R3 berbanding lurus 3

dengan A. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk balik sebagai R = Ro A1/3 Nilai Ro ditentukan dengan percobaan dan harga sekitar Ro 1,2 .10-15 m Contoh 1 Hitunglah nilai jari-jari inti karbon (A = 12) Penyelesaian menggunakan persamaan (1) Jari-jari nuklir
12 6

C , R 1,2 (12)1/3 .10-15 m = 2,7 .10-15 m = 2,7 fm

2. Energi Ikat dalam Inti Suatu reaksi, memberlakukan hukum kekekalan massa. Suatu argumentasi menyatakan bahwa massa atom ditentukan oleh jumlah nukleonnya. Namun demikian, pada umumnya massa atom mantap lebih kecil dari pada jumlah massa
2 H ) massanya nukleonnya dalam keadaan bebas. Misal atom deuterium ( 1

2,014102 , sedangkan massa atom hidrogin dan neutron 2,01649 , jadi terdapat selisih lebih. Selisih nilai tersebut berhubungan dengan tenaga ikat. Misal atom (misal
A z

X ) maka terdapat m = z (m h) + (A z) mn m,

m itulah yang berhubungan dengan tenaga ikat tersebut, serta m massa atom yang dimaksud. Perbedaan massa ini berdasarkan prinsip ekuivalensi massa dan energi dari Einstein E = m c2. Dengan demikian atom yang memiliki A nukleon z proton sehingga memiliki (A - z) neutron akibatnya akan memiliki energi ikat Ei = [ z mp + (A z) mn m] c2 pat digunakan untuk memisahkan proton dan neutron. Perbandingan energi ikat dengan nukleonnya ( kemantapan inti. Perbandingan harga untuk
Ei A Ei ) merupakan indikator A

Persamaan (2) Ei adalah energi ikat sekaligus merupakan energi terkecil yang da-

akan mencapai harga maksimum

123

inti dengan A = 60, jika A > 60 atom tidak stabil salah satunya adalah zat radioaktif. Contoh 2.
2 H ) jika dalam reaksi pemecahan Berapakah energi ikat atom deuterium ( 1 1 2 1 o n ? 1H 1H + Penyelesaian menggunakan persamaan (2).

Dalam masalah ini nilai z = 1 dan nilai A = 2 sehingga neutronya satu (yaitu 2 1) dengan demikian m = 1,007825 + 1,008665 - 2,014102 = 0,002388
Ei mpc2

Besarnya tenaga ikat Ei = (0,002388 ) c2 = 2,22 M eV. Grafik gambar (1) menunjukkan hubungan energi dalam hubungannya dengan prinsip Einstein md menunjukkan massa deuteron mn massa neutron mp mssa proton dan Ei tenaga ikatnya. Energi 1 (1 satuan massa atom = 1,660 .10-27 kg),

m nc 2

mdc2

dengan nilai kelajuan cahaya 3 .108 ms-1 akan menjadi 931 MeV Gambar 1 atau 1,49 .10-10 J. Contoh 3. Diketahui massa proton 1,007825 , massa neutron 1,008665 , sedangkan massa atom Berapa energi ikat tiap nukleonnya ? Penyelesaian menggunakan persamaan (2) Massa atom Sn mestinya m = 50 (1,007825 ) + 70 (1,0086625 ) = 120,99780 Jadi terdapat selisih massa m = 120,99780 119,902199 1,0096 Energi ikatnya menjadi E = 1,0096 (932 MeV -1) = 1021 MeV. Ei =
1021 MeV = 8,51 MeV(nukleon)-1 120
120 50

Sn 119,902199 . Berapakah energi ikat dari atom Sn ?

B. Reaksi Inti Dalam tahun 1919 Rutherford berhasil menemukan transmutasi inti (yaitu proses pengubahan suatu inti menjadi inti lain). Dengan menembaki inti nitrogen

124

dengan alpha (dari polonium) dihasilkan inti oksigen. Sejak penemuan ini, bermacam transmutasi inti (atau reaksi inti) baik yang menggunakan partikel alpha dari sumber radioaktif alam, maupun dengan partikel energi tinggi (hasil dari pemercepat accelerator). Bersumber pada pengetahuan tersebut, hampir seluruh reaksi inti terbuka (penemuan transmutasi reaksi-reaksi inti dengan energi relatif kecil terteliti). Reaksi inti biasanya dinyatakan dengan notasi yang memperlihatkan partikel sasaran yang ditembaki, partikel penembak, partikel yang dikeluarkan dan partikel hasil. Misal
1 o

27

Al (,n) 30P disebut reaksi (,n) artinya,

27 13

Al +

4 2

He

30 15

P +

Reaksi inti, mengikuti hukum kekekalan partikel. Di samping penembakan dapat terjadi dengan penangkapan. Misal
103 45

Rh

1 o

104 45

Rh

104 46

Pd

o 1

3 104 Reaksi tersebut setelah selesai, diteruskan dengan peruluhan 45 Rh mengeluarkan


o e ). sinar betha ( 1

Beberapa reaksi inti yang cukup penting antara lain penemuan neutron, pem buatan radio iostop, fisi dan fusi. Dengan reaksi inti tersebut, manusia memungkinkan untuk membuat zat-zat yang tidak terdapat di alam secara alami atau zatzat yang telah punah di alam karena waktu peluruhannya terlalu pendek. 1. Jenis-jenis Reaksi Inti Misal sebuah atom ditembak dengan suatu partikel (energi cukup tinggi), maka ia akan menembus atom dan menumbuk intinya. Ada dua hal yang mungkin terjadi, yaitu partikel tersebut dihamburkan atau ditangkap inti sehingga terjadi mutasi. Reaksi tersebut ditulis sebagai a + x y + b + Q atau x (a, b) y. a partikel datang (semacam peluru) x sasaran (partikel yang ditembak) y inti baru dan b partikel yang dipancarkan serta Q energi reaksi.

125

Penembakan partikel a terhadap x terjadi tiga kemungkinan hamburan, yaitu elestik, inelastik dan reaksi inti, ketiga reaksi tersebut dapat tergambar se-bagai berikut, a + x x + a a + x x* + a + Q a + x y + b + Q hamburan elastik hamburan inelastik reaksi inti

Reaksi pertama apabila partikel yang dipancarkan sama dengan partikel datang dan Q = 0 sehingga dinamakan hamburan. Tetapi jika Q 0 yang terjadi hamburan inelastik dan inti sasaran tereksitasi (x*). Reaksi inti hanya terjadi di bawah pengaruh gaya dalam (internal) antara pe luru dan sasaran. Reaksi diperkirakan mematuhi hukum kekekalan energi, momentum (linier) dan momentum sudut. Seraca garis besar reaksi inti dikelompokkan menjadi a. Transmutasi Apabila inti, yang terbentuk dan partikel yang dipancarkan berbeda dengan inti sasaran dan peluru (partikel penembak), maka proses tersebut dinamakan transmutasi. Peluru dapat berupa neutron, proton, deuteron, ion-ion berat (misal
16

0, 12C), alpha dan gamma. Apabila sinar gamma ditembakkan reaksi dinamakan

photonuklir, sedangkan jika sinar gamma yang dipancarkan dinamakan tangkapan radiaktif (radiative capture) Contoh transmutasi
14 14 14 9

N (p, ) 12C atau 12C *

reaksi proton - alpha reaksi tangkapan radiaktif reaksi photonuklir

N (p, ) 150 atau 150 * N (, p) 13C atau 13C *

Be (6Li, n) 14N atau 14N * reaksi ion berat

b. Reaksi Stripping Apabila peluru, yang terdiri dari dua nukleon (misal deuteron) menumbuk inti sasaran salah satu nukleon peluru ditangkap inti dan yang lain dipancarkan (proses tersebut dinamakan stripping) 9 2 Be H + 4 Sebagai contoh 1
1 H + 1
10 5

B +

1 o

n atau,

2 1

H +

9 4

Be

10 4

Be

c. Reaksi Pick - up

126

Reaksi kebalikan dari stripping yaitu inti nukleon dari inti sasaran ditangkap oleh peluru dan membentuk partikel lain yang dipancarkan 1 10 9 2 H Sebagai contoh o n + 5 B 4 Be + 1 d. Reaksi Spallation Reaksi inti berenergi tinggi dan partikel yang dipancarkan berupa inti ringan disebut spallation. Sebagai contoh e. Reaksi Fusi Reaksi fusi, adalah reaksi penggabungan inti-inti ringan dan melepaskan (menghasilkan) energi. Reaksi fusi terjadi pada bintang-bintang dan matahari (karena melepaskan energi mestinya matahari suatu saat akan menjadi dingin). Reaksi fusi disebut juga reaksi thermonulkir (reaksi nuklir penghasil panas). Reak si fusi dikenal sejak tahun 1956. Reaksi penghasil panas salah satunya adalah, reaksi siklus karbon. Suatu reaksi sederetan langkah karbon menyerap proton berturut - turut sampai akhirnya inti memancarkan partikel alpha dan kembali menjadi inti karbon kembali, Reaksi karbon berlangsung dengan cara sebagai berikut,
12 6
1 o

14 7

9 4

Be +

6 3

Li

C +

1 1

H
13 7

13 7

N +Q
13 6

C + C

o 1

e
N + Q
15 8

1 1

H +

13 6

14 7
14 7

1 1

H +

N
15 8

0 + Q
15 7

0
1 1

N +

o 1

12 4 H + 15 7 N 6 C + 2 He 1 4 o H 2 He + 2 1 e + 24,7 M Hasil akhir dari reaksi di atas disusun menjadi 4 1

eV Pembentukan partikel alpha dan dua positron serta energi 24,7 MeV yang berasal dari empat proton. Untuk melebur inti di atas perlu suhu tinggi 15 .106 K. Beberapa reaksi fusi di bumi antara alain reaksi
2 1

H +

2 1

3 1

H +

1 1

H + 4,03 M eV

(reaksi penghasil

panas)

127

2 1

H +

2 1

3 2

He +

1 o

n + 3,27 M eV

(reaksi penghasil

panas)
2 1

H +

3 1

4 2

He +

1 o

n + 17,59 M eV

(reaksi penghasil

panas)
3 1
6

1 H + 1 H

4 2

He + + 19,8 M eV

Li (d,) 4 He + 22,3 M eV

Reaksi fusi, jika tidak terkendali dapat membahayakan manusia (generasi yang be lum halir dapat terkena akibatnya). Contoh 4. Hitung nilai Q dari reaksi fusi 2
2 1 2 1

H
1 o

3 2

He +

1 o

n . Diketahui massa

H adalah 2,014102 ;

3 2

He 3,016029 dan

n 1,008665

Penyelesaian menggunakan persamaan E = ( m) c2 Q = [2 (2,014102 ) (3,016029 + 1,008665 )] 931,5 MeV -1 = 3,27 MeV f. Reaksi Fisi Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan (inti berat A > 200) menjadi dua buah inti yang lebih ringan, serta hampir sama massanya. Pada tahun 1939 0tto Frisch dan Lisa meitner mengemukakan bahwa uranium dapat pecah menjadi
92 46 1 o 141 56

Ba dan

Kr . Bagan reaksi fisi dinyatakan sebagai

235 92

U +

1 o

236 92

U* x + y +

Contoh reaksi fisi,


235 92

U + U + U +

1 o
1 o

n n n

236 92
236 92

U* U* U*

140 54
144 56

Xe + Ba + Ba +

94 38
94 36

Sr + 2 Sr + 3 Kr + 2

1 o
1 o

n n n

235 92

235 92

1 o

236 92

144 54

90 38
235 92

1 o

Terdapat > 30 cara untuk membelah inti

U ! Setiap reaksi fisi melepas energi

cukup besar 200 M eV dan peluruhan radioaktif pecahannya melepaskan energi yang lebih kecil. Energi yang terlepas dimunculkan sebagai energi kinetik pecahanannya dan energi kinetik elektron, photon, neutron dan neutrino.

128

Pecahan fisi mengalami peluruhan betha untuk mencapai inti stabil misalnya
0 La + 1 e 140 58 Ce 235 Dari semua netron yang dipancarkan selama reaksi fisi 92 U 99 % dilepaskan
140 54

Xe

140 55

Cs +

0 1

140 56

Ba +

0 1

140 57

dalam selang waktu yang pendek serta disebut netron cepat. Kira-kira 1 % dipancarkan sebagai neutron lambat. Contoh 5. Hitung energi yang dilepaskan pada reaksi
235 92 1 U +o n 140 58 94 Ce + 40 Kr + 2 1 o

0 n + 6 1 e

Penyelesaian menggunakan persamaan E = ( m) c2 Dari tabel, diperoleh 235 92 U = 235,0439


1 o
140 58

Ce = 139,9054

1,0087

94 40

Kr =

93,9036 0,0033 2,0174

0 e = 6 1

2 nilai Q = (0,2229 )(931,5 MeV -1) = 208 MeV g. Reaksi Berantai

1 o

n =

dari dua kelompok tersebut terdapat selisih massa 0,2229 , dengan demikian

Reaksi fisi dapat menghasilkan dua atau tiga neutron sehingga merangsang terjadinya reaksi fisi dalam atom lain (terjadi reaksi berantai, terus menerus). Reaksi terjadi dalam waktu < 10-3 detik (cukup cepat). Dengan demikian jika tidak Xe Ba neutron Gambar 1 h. Penggunaan Reaksi Inti Penggunaan reaksi inti untuk membuat zat radioaktif, serta sebagai penghahasil panas (reaksi thermonuklir). Dengan cara menghendalikan neutron (diperlam bat neutron) untuk memastikan dapat menyebabkan terjadinya fisi. Salah satu caranya (memperlambat neutron) dipasang bahan pemerlambat (disebut moderator). U Kr U U Sr dikendalikan dapat me nimbulkan ledakan (ka rena banyaknya energi yang dihasilkan secara serentak)

129

2. Persamaan Massa -Energi Persamaan massa-energi merupakan kombinasi relativistik dua prinsip klasik kekekalan massa dan energi (hubungan E = mc 2 yang menyatakan kesetaran massa-energi). Ditinjau reaksi yang menyangkut partikel yang bergerak dan photon. Misal m1 dan m2 merupakan massa diam partikel awal dan Ek 1 dan Ek2 energi kinetiknya serta frekuensi photon awal fo, m3 dan m4 massa diam partikel akhir serta energi kinetiknya Ek3 dan Ek4 dan frekuensi photon akhir f. m1c2 + Ek1 + m2c2 + Ek2 + h fo = m3c2 + Ek3 + m4c2 + Ek4 + hf Persamaan (4) dapat juga ditulis dengan bentuk, [(m1 + m2) (m3 + m4)] c2 = [(Ek3 + Ek4) (Ek1 + Ek2)] + h (f fo) 5 Persamaan (5) bagian kanan adalah perubahan energi hasil dari reaksi. Energi yang dikeluarkan atau diserap dalam reaksi ini dinamakan harga Q atau energi peluruhan dari reaksi maka Q = [(m1 + m2) (m3 + m4)] c2 = [(Ek3 + Ek4) (Ek1 + Ek2)] + h (f fo) Persamaan (6) merupakan hukum kekekalan energi. Contoh 6. Hitunglah nilai Q reaksi dari
7 3

Bila harga Q > 0 reaksi eksoergik sebaliknya jika Q < 0 reaksi eksotermik.

4 Li (p, ) 2 He atau

7 3

Li +

1 1

H 2

4 2

He

Penyelesaian menggunakan persamaan (6) Dari tabel massa unsur di atas diketahui nilainya, dengan demikian menjadi Massa
7 3

Li = 7,016004

1 H = 1,007825 Massa 1

Massa 2

4 2

He = 2 (4,002603

) Jumlah massa Q = (8,023829 - 4,005206 ) 931,5 MeV -1 = 17,35 MeV. Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm (mengelurkan panas atau energi) sebesar 17,35 MeV atau energi kinetik dua partikel 17,35 MeV lebih besar dari energi proton yang datang. Dalam eksperimen Cockcroft-Walton
7 3

Li dan

1 1

H = 8,023829

4 He = 4,005206 Jumlah massa 2 2

130

proton datang berenergi 0,5 MeV, sehingga energi total yang dibawa dua partikel di-perkirakan (17,35 + 0,5) MeV. Dengan demikian setiap partikel akan memiliki energi 8,925 MeV (energi partikel tersebut terukur sesuai dengan yang diharap-kan). Hukum kekekalan energi dan momentum dapat dijadikan dasar penyelesaian reaksi inti dengan memasukkan sistem kerangka acuan. Reaksi kimia dapat dia nalisis sebagai peristiwa tumbukkan. Peristiwa tumbukan dengan menganggap par V=0 m v C vc M Sebelum tumbukan (L) Sesudah tumbukan tikel penembak yang bergerak dan partikel sasaran diam acuannya dianggap dalam kerangka acuan L (laboratorum). Peristiwa tumbukan (tidak lenting) dengan menggunakan acuan

Gambar 2 (L) pusat massa disebut dengan kerangka C. Peristiwa sebelum tumbukan zat bergerak mendekati pusat massa, setelah tumbuk an zat menjauhi pusat massa. but ? Kecepatan pusat massa (L) sebelum tumbukan dinyatakan sebagai, vc = ( Dalam sistem pusat massa kedua partikel bergerak sehingga memberikan sumbangan pada energi totalnya yaitu Ekc = m (v V)2 + MV2 = m v2 - m v V + (m + M)V2
M m2 m2 m2 v2 + v2 = EkL - v2 = EkL m+M m+M m+M m+M M Ekc = EkL 7 m+M M Persamaan di atas menunjukkan bahwa sebagian energi hilang yaitu ( + M) m m 2 ) v serta inergi kinetik totalnya EkL = m v m+M

Bagaimana hubungan kedua kerangka acuan terse-

Ekc = EkL -

bagiannya. m v C. v M Harga Q dalam reaksi A + B C + D. Jika Q merupakan kuantitas positif, maka energi yang dilepas oleh reaksi itu. Jika Q Sebelum tumbukan (C) Sesudah tumbukan Gambar 3 (C)

kuantitas negatif energi pusat massa, cukup besar harus diberikan oleh partikel-partikel yang berreaksi sehingga Kcm + Q 0 Contoh 7. 8

131

Reaksi 14N(, p)170 atau

14

N + 4He 1H + 170 massa

14

N = 14,00307

= 4,00260 , p = 1,00783 dan 170 = 16,99913 . Carilah energi kinetik minimum dalam sistem laboratorium yang diperlukan oleh pertikel alpha untuk menimbulkan reaksi tersebut ? Penyelesaian menggunakan persamaan (6 dan 7) Q = [(14,00307 + 4,00260 ) (1,00783 + 16,99913 )] 931,48 MeV -1. = - 1,20 MeV Ek pusat massa harus sebesar 1,2 MeV supaya reaksi dapat berlangsug. Persamaan (7) dengan partikel sebagai partikel penembak EkL = Contoh 8. Hitung energi maksimum elektron yang terpancar dalam peluruhan , ! Penyelesaian menggunakan persamaan (6) Reaksi peluruhan dari 12 5 B adalah Selisih massa m = (m, 0,0144 Energi kinetik maksimum elektron menjadi m c2 = (0,0144 ) 931,5 MeV -1 = 0,34 MeV 3. Perubahan Massa Dalam Reaksi Dengan adanya kesetaraan massa dan energi (E = m c 2) suatu rekasi inti akan terjadi jumlah massa total tidak persis sama (terdapat selisih). Contoh reaksi
9 4 12 5

4,00260 + 14,00307 m+M Ekc = 1,20 MeV = 1,54 MeV 14,00307 M


12 5

12 6

C +

o 1

e + v

12 5

B ) - (m, 12 6 C ) = 12,0144 - 12,0000 =

Be +

4 2

He

12 6

C +

1 o

n bentuk kekekalan massa menjadi

9,012186 + 4,002603 12,000000 + 1,008665 dalam sma Massa sebelum reaksi dan sesudah reaksi terdapat selisih 0,0066124 sma akan setara dengan energi 9.15 .10-19 J atau 5,7 MeV [persamaan E = (m) c2]. Perubahan massa (energi) dalam reaksi tersebut relatif cukup besar perhatikan reaksi CH4 + 3 02 C02 + 2 H20 + energi 9,3 eV (reaksi pembakaran). Jika dibandingkan dalam reaksi inti dan reaksi pembakaran energi yang dihasilkan cukup besar (salah satu alasan pemilihan PLTN dibandingkan dengan PLTU).

Anda mungkin juga menyukai