Anda di halaman 1dari 8

KATA-KATA YANG TERCATAT Nadhillah Alkatiri - Darah keluar dari jantung melalui ventrikel kiri - Endokard pada atrium

tebal sedangkan ventrikel tipis -korda tendina menghubungkan M. Papilaris dengan katup. - darah dari paruparu masuk ke jantung melalui atrium Nur Awaliah Maharani -Serat di jantung sentromer memendek saat berkontraksi -Siklus jantung ialah menerima dan memompa darah (sistol) -Ventrikel berhubungan dengan suhu tubuh -Phonocardiogram (untuk melihat getaran bunyi detak jantung) -Tekanan atrium : darah masuk ke ventrikel tidak ada tekanan pada atrium -Lebih tinggi tekanan aorta maka darah akan kembali ke ventrikel -EKG akan menangkap depolarisasi atrium dan ventrikel -Otot jantung tidak memanjang tapi melingkar -banyak cairan yang masuk maka endospermnya akan semakin meningkat -tekanan darah tinggi maka arteri tinggi diastol akan rendah -vasokontraksi (menyempit) darah tidak bisa lewat Andi Wahyoeri Saputra Azizah Amani Alkatiri Muh. Farayaat Ruslan

-diskus interkalari adalah batas antara serat jantung - epikardium terbagi dua yaitu pembukuh darah dan potongan saraf.

- kavum perikardii ruang potensial antara perikardium dan epikardium - pericardium terbagi dua yaitu fibrosa dan serous. - serous merupakan bagian dari epicardium sekaligus pericardium

Otot skelet jantung terbagi : annulus fibrosus, trigonum fibrosa kanan , trigonum fibrosa kiri , dan pars membranasea septum interventrikulare.

-EDV = ESV + SV (darah yang masih dalam jantung ketika masih sistolik) -Fase pengisian dimulai pada akhir diastol dan pada saat tekanan atria lebih tinggi dari ventrikel, katup mitral dan trikuspidal terbuka, katup aorta tertutup dan pulmonal tertutup.

- Precapillary adalah batas kapiler dan arteriole. - bagian bagian kapiler : kapiler kontinu, kapiler fenestra dan kapiler sinusoid

MEMBUAT KALIMAT SEMPURNA DARI KATA-KATA DALAM CATATAN

Tekanan parsial oksigen berkurang saat bedara di ketinggian tetapi tidak mempengaruhi tekanan darah karena tekanan parsial oksigen adalah tekanan gas sedangkan tekanan darah adalah tekanan hidrostatik. Pada saat oksigen berkurang, tubuh akan cepat menggantikan oksigen tersebut, ini dinamakan homeostasis. Untuk mencapai homeostasis, tubuh menggunakan sistem saraf otonom untuk melakukan hal tersebut. Kerja dari sistem saraf otom adalah tidak disadari. O2 yang digunakan diubah menjadi CO2. Sel melakukan metabolisme yang menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2. Metabolisme ada 2 yaitu Katabolisme Anablisme

Tubuh yang kekurang oksigen akan mengkomunikasikan hal tersebut sehingga oksigen akan diantarkan oleh darah. Tubuh menggunakan sistem saraf otonom. sistem Saraf Otonom kerjanya tidak disadari, kurang oksigen meruapakan hal yang tidak disadari. Sistem saraf otonom ada 2 yaitu Simpatis Parasimpatis Simpatis untuk katabolisme, sedangkan parasimpatis untuk katabolisme.

Membentuk energi merupakan katabolisme karena membutuhkan oksigen. Sumber oksigen diluar tubuh. Makin tinggi katabolisme, makin banyak energi membutuhkan oksigen. Saraf yang berperan adalah simpatis yang mengontrol agar oksigen tetap cukup. Sistem Saraf Sensori membawa informasi ke pusat pengelolaan. Ada saraf yang membawa jawaban dari saraf pusat ke efektor. Saraf yang masuk ke tempat pengelolaan informasi adalah sistem saraf aferen, sedangkan saraf yang keluardari tempat pengelolaan informasi adalah sistem saraf eferen. Sistem saraf eferen keluar dari medulla spinalis Sistem saraf somatic merupakan saraf yang langsung ke efektor tanpa bersambungan dengan saraf yang lainnya. Sedangkan sistem Saraf Otonom adalah dua saraf yang bersambungan diganglion. Saraf sebelum ganglion dinamakan preganglionic, sedangkan saraf sesudah ganglion dinamakan postganglionic. Setiap sambungan saraf tersebut terdapat neurotransmiter. Neurotransmiter merupakan zat kimia agar terjadi aksi potesial neuron pertama yang disambung ke neuron kedua. Pada parasimpatis, neuron preganglionnya lebih panjang dan postganglion pendek. Pada simpatis ada dua kelompok yaitu ada yang sama panjang kedua neuronya dan ada pula yang tidak

memiliki postganglion (neuron kedua) sehingga informasi yang di bawa ke efektor butuh darah untuk mengalirkan informasi tersebut. Asetilkolin merupakan neurotransmiter. Asetilkolin menghubungkan preganglion dengan postganglion pada simpatis dan parasimpatis. Asetilkolin juga menghubungkan postganglion dengan efektor pada parasimpatis. Tetapi pada simpatis, norepinephrin yang menghubungkan postganglion dengan efektor. Neuron pertama merupakan preganglion, sedangkan neuron kedua yaitu postganglion. pada parasimpatis Neuron pertama keluar dari batang otak bersambung dengan neuron kedua di organ yang dipersarafi. Rongga dada & abdomen hanya satu saraf (nervus X). rangsangan satu neuron tidak merangsang neuron lain. Pada simpatis, neuronnya keluar dari torachal dan lumbal dan saling menyambung. Simpatis merupakan saraf toracholumbalis, sedangkan parasimpatis merupakan saraf craniosacralis. Saat organ anabolisme tubuh menggunakan parasimpatis. Saat organ katabolisme tubuh menggunakan simpatis. Neurotransmiter dan hormon butuh zat kimia untuk menyampaikan informasi ke efektor. Kerja hormon membutuhkan darah untuk menyampaikan informasi ke efektor. Neurotransmiter tidak membutuhkan darah untuk menyampaikan informasi ke efektor. Adrenalin merupakan produk suprarenalis. Adrenalin merupakan lanjutan neuron pertama yang tidak menjadi neuron kedua tetapi menjadi kelenjar. Adrenalin merupakan produksi hormon adrenalin dan noradrenalin. Sistem saraf ada 2 yitu somatosensorik dan otonom. pengangkut oksigen dilakukan oleh darah. Darah yang mengangkut oksigen maka jantung kontraksi. Peran simpatis jantung adalah katabolisme. Peran parasimpatis yaitu anabolisme (tidak butuh oksigen). Saat bronchus kontraksi saluran bronchus akan menyempit sehingga oksigen akan sulit masuk. otot polos bronchus harus malakukan dilatasi agar oksigen dapat masuk. Hampir semua simpatis menyebabkan kontraksi. Akan tetapi kontraksi otot yang terjadi tergantung pada reseptor yang dimiliki organ yang dipersarafi. Organ yang memiliki reseptor akan melakukan kontraksi sedangkan dengan reseptor akan melakukan dilatasi. Bronchus dilengkapi dengan reseptor sehingga kerja simpatis pada bronchus akan menyebabkan dilatasi yang memudahkan oksign masuk. Efek dari asetilkolin tergantung pada reseptor. Asetilkolin akan membuka pintu Natrium dan kalsium, reaksi ini bersifat exitasi, sedangkan asetilkolin yang membuka pintu kalium bersifat inhibisi. Neurotransmite pada simpatis merupakan norepinephrin, sedangkan parasimpatis, neurotransmiter merupakan asetilkolin. Saluran cerna meruapakan tempat masuk makanan, terjadi absorbsi & sekresi. Saat absorbsi bahan-bahan yang diserap darah selanjutnya di bawa ke hati. Saat kita meminum minuman dengan kandungan oksigen tinggi, banyak oksigen tersebut akan dibawa ke hati, dari hati dibawa ke atrium kanan, selanjutnya dibawa ke ventrikel kanan dan ke alveoli. Kekurangan O2 difusi akan meningkat

sedangkan kelebihan O2 maka difusi akan dihalangi. Fungsi saluran cerna yaitu menggerakan bolus makanan dari pangkal ke ujung , yang berperan yaitu parasimpatis. Pada lambung terdapat produksi zat pepsinogen yang akan stimulasi menjadi pepsin yang akan membantu pencernaan protein. Pada usus terjadi metabolisme. Metabolisme menghasilkan CO2 , CO2 akan membentuk asam bikarbonat. Bikarbonat berfungsi mengatur asam basa tubuh. Saraf otonom ada di serat-serat saluran cerna (otot polos). Asam empedu yang disimpan di kantung empedu digunakan di saluran cerna yang keluar menuju duodenum. Empedu yang telah digunakan unutk saluran cerna ini akan diserap kembali ke hepar melalui vena portae sehingga terbentuklah sirkulasi enterohepatica. Hati berfungsi sebagai detoksifikasi (menetralisir racun), metabolisme karbohidrat, lemak & protein, dan metabolisme intermediat. Selosis hepatis yaitu sel-sel hati hancur sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sel membentuk jaringan ikat sehingga bentuknya akan mengecil. Keadaan ini menyebabkan vena porta terjepit sehingga darah yang dialirkan akan masuk di sirkulasi buntu. Akibatnya darah akan meluap dan pembuluh darah abdomen akan melebar sehingga mudah terjadi muntah darah. Keadaan perut akan menjadi melar. kurang albumin akan menyebabkan mudah terjadinya edema karena albumin menyebabkan onkotik agar cairan tidak masuk pembuluh darah.

MEMBUAT PERTANYAAN KALIMAT PERTANYAAN Tekanan parsial oksigen Apakah pengaruh ketinggian berkurang saat berada di terhadap pernapasan.? ketinggian tetapi tidak mempengaruhi tekanan darah karena tekanan parsial oksigen adalah tekanan gas sedangkan tekanan darah adalah tekanan hidrostatik. JAWABAN Ditempat ketinggianpun CO2 akan terus diekskresi dari darah paru ke alveoli. Begitupun juga dengan air yang menguap kedalam udara inspirasi dari permukaan alat pernapasan. Kedua gas ini akan mengencerkan O2 di dalam alveoli, sehingga menurunkan kadar oksigen. Tekanan uap air pada alveoli akan tetap 47 mmHg selama suhu tubuh normal dan tidak bergantung pada ketinggian. Berbeda dengan CO2, selama berada di ketinggian PCO2 alveolus akan turun dari 40 mmHg (nilai di permukaan laut) ke nilai yang lebih rendah. Seseorang yang teraklimatisasi, ventilasinya meningkat lima kali lipat sehingga terjadi penurunan PCO2 sekitar 7 mmHg akibat peningkatan pernapasan tersebut. Dapat mengakibatkan stroke yang termasuk penyakit serebrovaskuler

Pada saat oksigen berkurang, tubuh akan cepat

Apa yang terjadi jika oksigen tidak diantarkan karena terjadi

menggantikan oksigen tersebut, ini dinamakan homeostasis. Untuk mencapai homeostasis, tubuh menggunakan sistem saraf otonom untuk melakukan hal tersebut. Kerja dari sistem saraf otom adalah tidak disadari. O2 yang digunakan diubah menjadi CO2. Sel melakukan metabolisme yang menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2. Membentuk energi merupakan katabolisme karena membutuhkan oksigen. Sumber oksigen diluar tubuh. Makin tinggi katabolisme, makin banyak energi membutuhkan oksigen. Saraf yang berperan adalah simpatis yang mengontrol agar oksigen tetap cukup. Sistem saraf somatic merupakan saraf yang langsung ke efektor tanpa bersambungan dengan saraf yang lainnya. Sedangkan sistem Saraf Otonom adalah dua saraf yang bersambungan diganglion. Saraf sebelum ganglion dinamakan preganglionic, sedangkan saraf sesudah ganglion dinamakan postganglionic. Setiap sambungan saraf tersebut terdapat neurotransmiter. Neurotransmiter merupakan zat kimia agar terjadi aksi potesial neuron pertama yang disambung ke neuron kedua. Neuron pertama merupakan preganglion, sedangkan neuron kedua yaitu postganglion. pada parasimpatis Neuron pertama keluar dari batang otak bersambung dengan neuron kedua di organ yang dipersarafi. Rongga dada &

penyempitan pembuluh darah ?

(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak atau infark serebral yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen karena sumbatan, Penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah

Apa yang terjadi jika proses metabolisme kekurangan oksigen

O2 diperlukan untuk metabolisme aerob untuk menghasilkan energi. Kekurangan O2 akan terjadi metabolisme anaerob, produksi energi berkurang dan akan terjadi asidosis metabolik dan laktat.

Apa yang terjadi jika saraf tidak sampai ke efektor ?

Tidak akan ada rangsangan untuk organ tersebut

Apa yang akan terjadi jika nervus X rusak ?

Seluruh organ yang dipersarafi oleh nervus X pada rongga torak dan abdomen akan mengalami gangguan karena nervus X menghubungkan seluruh nervus pada rongga torak dan abdomen.

abdomen hanya satu saraf (nervus X). rangsangan satu neuron tidak merangsang neuron lain. Pada simpatis, neuronnya keluar dari torachal dan lumbal dan saling menyambung.

MENAMBAHKAN DARI SUMBER LAIN Sistem simpatis mendorong rsepon-respon yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau penuh stres, misal ancaman fisik dari luar. Respon ini biasanya disebut sebagai respon lawan atau lari (fight or flight response). Sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan santai. Pada keadaan tanpa ancaman, tuuh berkonsentrasi melaksanakan aktivitas seperti pencernaan. Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe istrahat dan cerna (rest adn digest). Ini memperlambat aktivitas yang ditingkatkan oleh sistem simpatis. Contoh, jantung tidak perlu berdetak kencang dan kuat saat dalam keadaan tenang. Badan sel setiap neuron dari simpatis terletak di cornu intermediolateral medulla spinalis dan serabut-serabutnya berjalan mlewati radiks anterior medulla menuju saraf spinalis yang terkait. Setelah saraf spinalis meninggalkan kanalis spinalis dan berjalan melewati ramus putih ke salah satu ganglia dari rantai simpatis. Setelah itu serabut ini dapat mengalami salah satu dari ketiga hal berikut Serabut-serabut dapat bersinaps dengan neuron simpatis postganglion yang ada di dalam ganglion yang dimasukinya. Serabut-serabut dapat berjalan ke atas atau ke bawah dalam rantai dan bersinaps pada salah satu ganglia lain dalam rantai tersebut Serabut dapat berjalan melalui rantai ke berbagai arah dan selanjutnya melalui salah satu saraf simpatis memisahkan diri keluar dari rantai untuk bersinaps di dalam ganglion perifer simpatis

Pada sistem saraf parasimpatis, serabut parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat melalui saraf cranial III , VII, IX dan X. Serabut parasimpatis lainnya meninggalkan bagian paling bawah medulla spinalis melalui saraf sacral spinal kedua dan ketiga. Sekitar 75 % dari seluruh serabut saraf parasimpatis terdapat dalam nervus vagus (nervus cranial X) yang berjalan ke seluruh regio toraks dan abdomen tubuh. Serabut simpatis dan parasimpatis menyekresi salah satu dari kedua bahan trnasmiter sinaps, asetilkolin atau norepinephrin. Serabut-serabut yang menyekresi asetilkolin disebut serabut kolinergik. Serabut-serabut yang menyekresi norepinephrin disebut serabut adrenergik, istilah yang berasal dari kata adrenalin nama lain dari epinephrin.

Asetilkolin terutama mengaktifkan dua macam reseptor, yakni reseptor muskarinik dan reseptor nikotinik. reseptor nikotinik diaktifkan oleh turunan tanaman tembakau nikotin, sedangkan reseptor muskarinik diaktifkan oleh racun jamur muskarin. Reseptor nikotinik di temukan di badan sel pascaganglion di semua ganglion otonom. Reseptor ini berespon terhadap asetilkolin yang di bebaskan dari serat preganglion simpatis dan parasimpatis. pengikatan asetilkolin ke reseptor ini menyebabkan pembukaan saluran kation di sel pascaganglion yang memungkinkan mengalirnya Na+ dan K+. Gradien elektrokimia untuk Na+ lebih besar daripada K+ sehingga lebih banyak Na+ masuk kedalam sel daripada K+ yang keluar, menyebabkan depolarisasi yang memicu pembentukan potensial aksi di sel pascaganglion. Reseptor muskarinik ditemukan di membran sel efektor (otot polos, otot jantung, dan kelenjar). Reseptor ini berikatan dengan aseilkolin yang dikeluarkan dari serat pascaganglion parasimpatis. Terdapat lima subtipe reseptor muskarinik yang berikatan dengan protein G yang mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua dan memicu respon sel sasaran. Terdapat dua reseptor adrenergik utama untuk norepinephrin dan epinephrin, yaitu reseptor alfa () dan beta (), yang dibagi lebih lanjut menjadi reseptor 1 dan 2 serta 1 dan 2. Respon 2 berikatan dengan epinephrin sementara 1 mengikat norepinephrin dan epinephrin samak kuat, dan kedua subtipe reseptor lebih sensitiv terhadap norepinephrin daripada epinephrin. Reseptor 1 merespon eksitatorik di organ efektor. Reseptor 2 merespon inhibitorik di organ efektor, misalnya berkurangnya kontraksi otot polos di saluran cerna. Stimulasi reseptor 1 terutama di jantung menyebabkan respon eksitatorik. Pengaktifan reseptor 2 bersifat inhibitorik, misalnya dilatasi arteriol atau bronchiolus. Terdapat obat-obat yang secara selektif mngubah respon otonom dimasing-masing tipe reseptor. Agonis, berikatan dengan reseptor yang sama seperti neuron transmiter dan memicu efek yang mirip dengan transmiter tersebut. Antagonis, sebaliknya berikatan dengan reseptor dan mengahmbat respon neurotransmitter, contohnya atropin yang menghambat efek asetilkolin di reseptor muskarinik tetapi tidak mempengaruhi reseptor nikotinik. Sistem saraf simpatis, yang berasal dari regio torakolumbalis medulla spinalis, memiliki serat preganglion kolinergik (mengeluarkan asetilkolin) yang pendek dan serat pascaganglion adrenergik (mengeluarkan norepinephrin) yang panjang. Sistem saraf parasimpatis, yang berasal dari otot dan regio sacrum medulla spinalis, memiliki serat preganglion kolinergik yang panjang dan serat pascaganglion kolinergik yang pendek. Pada umumnya, serat pascaganglion simpatis dan parasimpatis bersama-sama menyarafi organ efektor yang sama. Medulla adrenal adalah suatu ganglion simpatis yang mengalami modifikasi dan mengeluarkan epinephrin dan norepinephrin kedalam darah.

Anda mungkin juga menyukai