Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

Syok merupakan salah satu kondisi klinis paling kompleks yang terdapat pada pasien-pasien kritis. Walaupun mortalitas akibat syok masih cukup tinggi, fokus pada resusitasi agresif telah memperbaiki secara spesifik hasil akhir pasien dalam keadaan tersebut. Syok didefinisikan sebagai gangguan metabolik dan hemodinamik yang besar yang ditandai dengan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat pada organ-organ vital. Keadaan ini dapat disebabkan oleh volume darah yang tidak adekuat (syok hipovolemik), fungsi jantung tidak adekuat (syok kardiogenik) atau tonus vasomotor tidak adekuat (syok neurogenik dan syok septic).1 Pentingnya aliran darah regional kepada sistem organ individu adalah konsep tunggal utama dalam memahami syok. Pada tahun 1972, Hinshaw dan Cox membuat suatu klasifikasi dari syok, yang didasarkan kepada mekanisme terjadinya. Klasifikasi tersebut membagi syok ke dalam empat kelompok besar, yakni syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok obstruktif, dan syok distributif. Secara singkat syok hipovolemik disebabkan karena deplesi volume darah intravaskuler, syok kardiogenik akibat defek intrinsik pada fungsi jantung, syok distributif akibat dari dilatasi vaskular perifer yang menyebabkan jatuhnya SVR, dan syok obstruktif yang disebabkan obstruksi mekanis dari aliran darah melalui sirkulasi sentral. Klasifikasi ini menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh klinisi karena penanganan dari masing-masing jenis syok tersebut berbeda satu sama lain, tetapi tetap dengan tujuan mengembalikan perfusi jaringan dan oksigenasi yang adekuat.2,3,4 Lebih dari satu juta kasus syok diperkirakan terjadi di unit gawat darurat rumah sakit di Amerika Serikat. Walaupun dengan adanya tatalaksana yang agresif, mortalitas syok cukup tinggi yakni 20-45% pada pasien dengan syok

septik dan 60-90% pada pasien dengan syok kardiogenik, yang meninggal dalam 1 bulan.2 Penanganan pertama terhadap syok merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki semua dokter, termasuk dokter umum. Hal ini disebabkan bila syok terlambat untuk diatasi dengan terapi yang agresif, komplikasi-komplikasi akibat kurangnya perfusi dapat terjadi seperti gagal organ. Bahkan, bila terlambat dapat menyebabkan kematian pada pasien. Atas dasar tersebut, tinjauan ilmiah mengenai syok ini dibuat untuk memenuhi pengetahuan dalam diagnosis dan penatalaksanaan dari syok.

Anda mungkin juga menyukai