Anda di halaman 1dari 20

Lanjutan Emulsi

Farmasetika, 10 desember 2010

Gom arab (lanjutan)


Gom arab jarang digunakan di industri, lebih banyak di apotik. Gom arab dalam industri tidak stabil karena ikatan dapat terputus dan mengoksidasi zat di dalam emulsi.

Emulgator
Terdisosiasi dalam larutan air. c/o alkonium bromida, benzalkonium bromida, setilpirimidiumbromida, sterimitri sebagai ion adalah Cl, Br Mempunyai aktivitas batas antar permukaan Mempunyai sifat desinfektan kuat dalam kondisi pH 9 (juga sbg pengawet) Emulgator M/A Keuntungan : dengan ion Ca2+, Mg2+ tidak menurun Kerugian: tidak dapat digunakan dengan sbaun lain karena perbedaaan muatan yang ada dapat menyebabkan terjadinya penghambatan aktivitas kerja

Emulgator bukan ionik


Berbeda dengan emulgator ionik, tidak terdisosiasi dalam air. Bereaksi netral, sedikit terpengaruh oleh elektrolik. Aktivitas relatif tidak tergantung suhu. c/o ester mirisil asam palmitat dan seroat bebas. Emulgator M/A

1. Alkohol lemak tiggi dan alkohol steril Contoh steril alkohol dan setil alkohol alk lemak tinggi rantai lurus. Umumnya hanya digunakan sbg stabilisator 2. Alkohol lemak tinggi rantai bercabang. c/o fealan . Emulgator A/M alkohol lemak tinggi valensi 2 sebagai emulgator lemak lebih kuat dari valensi 1
3. Alkohol Sterin (Sterol) c/o kolesterol. Ditemukan di kacang dan kuning telur. Emulgator A/M

4. Ester parsial asam lemak dari alkohol bervalensi banyak


Glikol efek emulgator rendah (karena encer) Glikol bereaksi dengna asam lemak tinggi stabilisator ester mono stearat CH2OH CH2 O CO (CH2)16 CH3 Glicerol + asam lemak tinggi efek lebih kuat Yang dipengaruhi oleh : panjang rantai asam lemak. Asam lemak jenuh daya kerjanya lebih lemah dari yang tidak jenuh. c/o : gliserol mono stearat , gliserol mono oleat

5. Ester parsial asam lemak dari sorbitan


Ester asam lemak tinggi dengan alkohol bervalensi banyak, sorbitol, membentuk cincin tertutup dengan struktur tetrahidropiran dan tetrahidrofuran dengan membebaskan H2O dikenal sebagai sorbitan, bila berikatan dengan asam laurat, palmitat, stearat dan oleat dikenal sebagai Span
Nama Dagang Span 20 Nama Kimia Sorbitan mono laurat Nilai HLB 8,6

Span 40
Span 60 Span 65 Span 80

Sobitan mono palmitat


Sorbitan mono stearat Sorbitan tri stearat Sorbitan mono oleat

6,7
4,7 2,1 4,3

Span dan tween adalah emulgator, namun dalam pemakaian, kita selalu pakai pasangan, c/o span dan tween dengan nomor yang sama Span sebagai emulgator A/M

6. Ester parsial asam lemak dari polioksi etilen sorbitan


Karakter lipofil dari span bertanggung jawab untuk pembentukan emulsi A/M. Bila gugus hidroksil bebas dari ester sorbitan diesterifikasi dengan polietilenglikol maka membentuk emulgator M/A. R = asam lemak tween juga surfaktan, punya nomer seperti span.
Dikenal dengan nama dagang tween 20, 21, 40, 60, 61, 65, 80, dan 85. seperti span tween dibedakan berdasarkan jenis dan jumlah asam lemak yang menyusunnya.

Emulgator amfoter
1. protein c/o putih telur, kuning telur, gelatin, casein. Dalam larutan alkali bersifat sebagai emulgator anionik, dalam larutan asam bersifat sebagai emulgator kationik umumnya degunakan pada emulsi M/A. Bergumpal pada titik iso elektrik (pH 4,5-5). 2. lesitin Telur, kacang kedelai, berdasarkan karakteristik dapat digunakan pd emulsi A/M atau M/A. Faktor yang menentukan adalah perbandingan fase. Fase air labih banyak emulsi M/A sabaliknya bila jumlahnya diubah dapat menyebabkan perubahan dapat menjadi A/M. Penggunaan umumnya dalam injeksi. Kerugian : stabilitas emulsi terbatas Lecitin hidrolisa dalam lingkungan air

Emulgator tidak larut


Serbuk yang menyelimuti bola bola kecil emulsi menghindari penggabungan c/o bentonit, serbuk karbon, al hidroksida dan magnesium hidroksida Bila dibasahi oleh fase lipofil / hidrofil

Contoh contoh emulsi :


R/ ol. Ricini gom arab mf emuls R/ m. Ikan gom arab mf emuls R/ ol. Oliv gom arab mf emuls R/ paraff liq gom arab mf emuls 10 qs 10 qs 10 qs 10 qs
Gom arab yang diperlukan : 1/3 ol ricini Karena ol ricini kental

Gom arab yang diperlukan : 3/8 minyak ikan Karena minyak ikan lebih encer dari ol ricini

Gom arab yang diperlukan : ol oliv Karena ol oliv lebih encer dari minyak ikan Gom arab yang diperlukan : sama dengan paraff liq Karena paraff liquid encer sekali

Peraturan umumnya : bila tidak ditentukan lain, maka untuk 100 bagian emulsi, 10 bagian minyak dan gom dari minyak

Cara pembuatan
Dalam mortir kasar dan kering campur minyak dan gom gerus hingga homogen tambah air 3/2 berat gom arab tambah sekaligus, gerus kuat kuat maka terbentuk cairan kental warna putih (corpus emulsi), baru diencerkan dengan air sedikit demi sediki sambil diaduk. Bila jumlah minyak sedikit dibawah 10% gom arab yang digunakan 2 1/2 % berat total larutan berat relatif

Emulsi dengan benzylis benzoas


R/ trietanolamin 1 Acid stearic 4 Benzylis benzoas 45 Aqua 150 S. Ad. Us. Ext. Tidak bercampur dengan air, maka dari itu campur acid stearic buat cream lebih dulu. Cara: Cawan 1 lumerkan acid stearic Cawan 2 trietanol amin tambah airpanas Setelah cawan 1 lumer kira kira 70-80 c, cawan 2 masuk cawan 1, masukkan ke mortir hangat, gerus sampai dingin. Tambahkan benzyl benzoat sedikit sedikit, selang seling dengan air. Hingga semua habis Maka terbentuk emulsi Harus seperti ini karena benzyl benzoas seperti minyak, jika langsung dicampur tidak bisa terdispersi dalam cream.

Emulsi dengan bahan lain


I. R/ Bals Peru Glycerin Tannin PGA Aqua mf SUE R/ Bals Peru ol ricini sir simplex PGA mf emuls s ohc II 4 40 3 qs 45
PGA = 2 x Bals = 8

II.

5 24 10 qs 150

PGA = 1 x bals + 1/3 ol ricini = 5+8 = 13

Cara mencampur I. 1. buat emulsi dengan semua PGA (terbentuk corpus emulsi) 2. tambah gliserin, encerkan dengan air 3. tannin larutkan dalam air 4. campurkan semuanya hingga homogen II. 1. buat c.emulsi oleh Ricini dengan semua PGA 2. tambah sedikit balsam peru 3. tambah sir simpleks 4. encerkan larutkan dan tambahkan air dikit dikit sambil diaduk homogen

Emulsi dengan bahan dengan BJ > 1


Ubah BJ menjadi 1 seperti air c/o : bromoform, chloroform & CCl4 R/ Bromoform 1,5 Sir simpleks 10 Aq Manth pip 30 Mf emuls s1ddI Cara: Untuk membuat bj campuran seluruhnya 1 tambah minyak/lemak 10x bromoform/HCL3, CCl4, PGA yang digunakan x lemak + 1x berat Bromoform. Campuran lemak / minyak + Bromoform aduk homogen dengan PGA tambah air sekaligus 1 x gom (PGA) CE sir aq m pip Lemak yang digunakan : oleum amygdalarum Bila ada zat yang larut dalam minyak camfora, menthol, salol -> gom extra 1x berat zat tersebut

Emulgator cmc
Ada 3 jenis : 1.High viscosity 2. medium viscosity =sering digunakan sehingga membentuk partikel kasar ukuran 10-100mikro 3.Low viscosity Sebagai emulgator -1% dapat dicampur dengan asam atau basa 1% PH 6,8 - 8 , stabil pada penambahan sampai 40% Cara mencampur Buat campuran homogen CMC dalam air dingin dengan cara menaburkan dan didiamkan kurang lebih setengah jam.tambahkan sedikit-sedikit lemak atau minyak. Tylose pemakaian - 1% dalam emulgator, tapi larutkan dalam air panas

Hydrofil Lypofil Balance (HLB)


HLB hidrofil, lipofil balance : keseimbangan antar gugus lipofil dengan hidrofil, tetapi tidak semua punya HLB, yang punya span, tween, parafin liquid, setil alkohol, dan beberapa minyak tertentu. Tabel ada HLB dalam buku farmasi fisik. Makin rendah nilai HLB makin lipofil,surfaktan makin tinggi nilai HLB makin hidrofil . Nilai HLB 1,8 - 8,6 seperti span dianggap lipofil membentuk emulsi A/M Tween dalam HLB nilainya 9,6 - 16,7 dianggap hidrofil membentuk emulsi minyak dalam air. cara menghitung HLB M/A R/ Parafin liquid 35 Lanolin 1 Setil alkohol 1 Emulgator 7 mf emulsi 100

Fase campuran minyak 35+1+1=37% Paraf.liquid : 35/37 x 12 =11,4 Lanolin = 1/37 x 10 = 0,3 Alk. Cetil kins = 1/37 x 15 = 0,4 Jumlah = 12,1 HLB yg diperlukan emulgator HLB butuh : Paraff liq 12 Lanolin 10 cetil alkohol 15 Emulgator yang biasanya digunakan 5-20% menghitung HLB campuran surfaktan yang digunakan : R/ Tween 80 70% Span 80 30% Tween 80 ,HLB 1,5 Span 80 .HLB 4,5 Tween 80 = 70% x 1,5=10,5 Span 80 = 30% x 4,5 = 1,3 HLB Campuran = 11,8

Contoh lain R/ parafin 20% Fase lemak = 25% Cetyl alcohol 5% Emulgator (tween 60 dan span 60 ) 5% Mf.potio 100 Rumus Alligasi :

fase lemak = 25% Paraff liq = 20/25 x 12 = 9,6 Cetil alk = 5/25 x 15 = 3 HLB yang diperlukan = 3 + 9,6 = 12,6

Tween 60= 7,9/10,2 x 5 = 3,87 Span 60 = 2,3/ 10,2 x 5 = 1,12 gr

Anda mungkin juga menyukai