V Farmaetika Terakhir
V Farmaetika Terakhir
Emulgator
Terdisosiasi dalam larutan air. c/o alkonium bromida, benzalkonium bromida, setilpirimidiumbromida, sterimitri sebagai ion adalah Cl, Br Mempunyai aktivitas batas antar permukaan Mempunyai sifat desinfektan kuat dalam kondisi pH 9 (juga sbg pengawet) Emulgator M/A Keuntungan : dengan ion Ca2+, Mg2+ tidak menurun Kerugian: tidak dapat digunakan dengan sbaun lain karena perbedaaan muatan yang ada dapat menyebabkan terjadinya penghambatan aktivitas kerja
1. Alkohol lemak tiggi dan alkohol steril Contoh steril alkohol dan setil alkohol alk lemak tinggi rantai lurus. Umumnya hanya digunakan sbg stabilisator 2. Alkohol lemak tinggi rantai bercabang. c/o fealan . Emulgator A/M alkohol lemak tinggi valensi 2 sebagai emulgator lemak lebih kuat dari valensi 1
3. Alkohol Sterin (Sterol) c/o kolesterol. Ditemukan di kacang dan kuning telur. Emulgator A/M
Span 40
Span 60 Span 65 Span 80
6,7
4,7 2,1 4,3
Span dan tween adalah emulgator, namun dalam pemakaian, kita selalu pakai pasangan, c/o span dan tween dengan nomor yang sama Span sebagai emulgator A/M
Emulgator amfoter
1. protein c/o putih telur, kuning telur, gelatin, casein. Dalam larutan alkali bersifat sebagai emulgator anionik, dalam larutan asam bersifat sebagai emulgator kationik umumnya degunakan pada emulsi M/A. Bergumpal pada titik iso elektrik (pH 4,5-5). 2. lesitin Telur, kacang kedelai, berdasarkan karakteristik dapat digunakan pd emulsi A/M atau M/A. Faktor yang menentukan adalah perbandingan fase. Fase air labih banyak emulsi M/A sabaliknya bila jumlahnya diubah dapat menyebabkan perubahan dapat menjadi A/M. Penggunaan umumnya dalam injeksi. Kerugian : stabilitas emulsi terbatas Lecitin hidrolisa dalam lingkungan air
Gom arab yang diperlukan : 3/8 minyak ikan Karena minyak ikan lebih encer dari ol ricini
Gom arab yang diperlukan : ol oliv Karena ol oliv lebih encer dari minyak ikan Gom arab yang diperlukan : sama dengan paraff liq Karena paraff liquid encer sekali
Peraturan umumnya : bila tidak ditentukan lain, maka untuk 100 bagian emulsi, 10 bagian minyak dan gom dari minyak
Cara pembuatan
Dalam mortir kasar dan kering campur minyak dan gom gerus hingga homogen tambah air 3/2 berat gom arab tambah sekaligus, gerus kuat kuat maka terbentuk cairan kental warna putih (corpus emulsi), baru diencerkan dengan air sedikit demi sediki sambil diaduk. Bila jumlah minyak sedikit dibawah 10% gom arab yang digunakan 2 1/2 % berat total larutan berat relatif
II.
5 24 10 qs 150
Cara mencampur I. 1. buat emulsi dengan semua PGA (terbentuk corpus emulsi) 2. tambah gliserin, encerkan dengan air 3. tannin larutkan dalam air 4. campurkan semuanya hingga homogen II. 1. buat c.emulsi oleh Ricini dengan semua PGA 2. tambah sedikit balsam peru 3. tambah sir simpleks 4. encerkan larutkan dan tambahkan air dikit dikit sambil diaduk homogen
Emulgator cmc
Ada 3 jenis : 1.High viscosity 2. medium viscosity =sering digunakan sehingga membentuk partikel kasar ukuran 10-100mikro 3.Low viscosity Sebagai emulgator -1% dapat dicampur dengan asam atau basa 1% PH 6,8 - 8 , stabil pada penambahan sampai 40% Cara mencampur Buat campuran homogen CMC dalam air dingin dengan cara menaburkan dan didiamkan kurang lebih setengah jam.tambahkan sedikit-sedikit lemak atau minyak. Tylose pemakaian - 1% dalam emulgator, tapi larutkan dalam air panas
Fase campuran minyak 35+1+1=37% Paraf.liquid : 35/37 x 12 =11,4 Lanolin = 1/37 x 10 = 0,3 Alk. Cetil kins = 1/37 x 15 = 0,4 Jumlah = 12,1 HLB yg diperlukan emulgator HLB butuh : Paraff liq 12 Lanolin 10 cetil alkohol 15 Emulgator yang biasanya digunakan 5-20% menghitung HLB campuran surfaktan yang digunakan : R/ Tween 80 70% Span 80 30% Tween 80 ,HLB 1,5 Span 80 .HLB 4,5 Tween 80 = 70% x 1,5=10,5 Span 80 = 30% x 4,5 = 1,3 HLB Campuran = 11,8
Contoh lain R/ parafin 20% Fase lemak = 25% Cetyl alcohol 5% Emulgator (tween 60 dan span 60 ) 5% Mf.potio 100 Rumus Alligasi :
fase lemak = 25% Paraff liq = 20/25 x 12 = 9,6 Cetil alk = 5/25 x 15 = 3 HLB yang diperlukan = 3 + 9,6 = 12,6