Anda di halaman 1dari 12

Alergi susu biasanya terjadi disaat sistem imun anak menyadari bahwa kandungan protein pada susu anak

sebagai zat yang berbahaya dan mencoba untuk melawannya. Dimulai dengan reaksi alergi yang menyebabkan anak-anak menjadi sangat rewel dan dapat menyebabkan iritasi, bisa juga menyebabkan rasa tidak enak pada perut dan gejala-gejala lainnya. Kebanyakan anak yang menderita alergi terhadap susu sapi ini, biasanya juga alergi terhadap susu kambing atau domba, dan beberapa juga bisa alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu kedelai. http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Kesehatan-Pengobatan/? kid=9144 Bakteri adalah mikroorganisme bersel tungal yang struktur tubuhnya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sel penyusun tubuh hewan dan tumbuhan. Bakteri dijumpai di hampir semua tempat. Mereka berkembang biak di tanah, di udara, bahkan di sistem pencernaan kita. Sebagian besar jenis bakteri tergolong organisme yang tidak membahayakan. Namun, beberapa jenis bakteri yang tergolong patogen dapat menimbulkan penyakit. Menurut bentuknya bakteri patogen terbagi menjadi tiga kelompok. Bakteri kokus berbentuk bulat dan dapat mengakibatkan tenggorokan serak, bisul dan pneumonia. Bakteri basilus berbentuk batang memanjang, dapat menyebabkan tifus dan salmonela. Bakteri spirokaeta berbentuk spiral dan mengakibatkan penyakit lyme dan sifilis. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara : percikan air yang di hirup udara, luka di kulit, air atau makanan yang di telan, dan sistem reproduksi saat berhubungan sex. Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, bakteri makan, membelah dan melepaskan zat-zat racun yang dapat membahayakan sel-sel manusia. Biasanya sistem kekebalan dapat mengenali bakteri dan segera mematikannya. Infeksi juga dapat diobati dengan antibiotik. Infeksi bakteri dapat dicegah dengan imunisasi, dan menjaga kebersihan. Virus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti herpes, flu. Virus adalah suatu unit kimiawi yang mengandung materi genetik berupa DNA atau RNA dan dilindungi oleh protein. Untuk berkembang biak, virus masuk ke sel inang dan menggandakan diri. Virus dapat menimbulkan penyakit ketika menghancurkan sel inang atau ketika sistem kekebalan menyerang balik sehingga mengakibatkan keletihan, demam, atau bahkan kerusakan jaringan yang parah. Sebagian jenis virus dapat di atasi oleh sistem kekebalan tanpa menimbulkan gejala sakit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus penurunan kekebalan tubuh atau HIV menyerang sistem kekebalan manusia. Pada saat yang tepat, infeksi menyerang tubuh yang tidak kebal, memicu sindrom penurunan kekebalan tubuh atau AIDS. Sampai saat ini obat yang dapat mengatasi HIV belum ditemukan. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1974932-bakteri-dan-virus/

Penyebab Diare dan Gejala Diare


Penyebab Diare Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu: 1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit. 2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu. 3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. 4. Pemanis buatan Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare. Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare. Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi. Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu

formula dengan botol dan dot. Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus. Gejala Diare Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:

Muntah Badan lesu atau lemah Panas Tidak nafsu makan Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya

menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubunubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

http://medicastore.com/diare/penyebab_diare.htm

Pencegahan Diare
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paruparu. Penyakit diare dapat ditularkan melalui:

Pemakaian botol susu yang tidak bersih Menggunakan sumber air yang tercemar Buang air besar disembarang tempat Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi. Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare, tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A. Penyebab utama diare pada orang dewasa adalah bakteri yang mengkontaminasi makan dan minuman, sehingga mencegah diare pada orang dewasa adalah dengan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman. Jadi pilihlah makanan yang tetap dalam keadaan baik, saran dr. Ari Fahrial Syam, SP.PD, KGEH, MMB.

Suntikan Vaksin Rotavirus Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus. Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan. Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan. Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di BPOM. Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus. Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus. http://medicastore.com/diare/pencegahan_diare.htm

.1 Latar Belakang Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang singkat. Biasanya masalah diare timbul karena kurang kebersihan terhadap makanan. Saat ini banyak anak yang terkena diare karena pada umumnya mereka sering tidak menghiraukan kebersihan makanan yang dimakan. Anak usia sekolah pada umumnya belum paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya (Sulianti Saroso, 2009) Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga. Oleh karenanya, sanitasi makanan juga perlu

di jaga karena bila tercemar akan menimbulkan gangguan gastrointestinal yang berakibat diare (Slamet, Juli Soemirat, 2004: 170). Cara penyiapan dan penyimpanan bahan makanan dapat menimbulkan akibat buruk, sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah penyimpanan air di rumah atau kantin atau warung sekolah, penggunaan atau juga kemungkinan kontaminasi silang dari makanan mentah ke makanan yang sudah di masak, atau dari tempat pembungkus atau penampung, makanan dan peralatan masak, atau status kesehatan dan perilaku hygiene para pengolah makanan. Konsumsi makanan yang tidak dimasak secara memadai, konsumsi ikan mentah, serta pendingin yang tidak memadai sewaktu penyimpanan. Dari kondisi ini makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang dapat berasal dari tanah, udara, manusia dan vector, sehingga bisa menimbulkan diare karena terdapat berbagai macam mikroba (Bres. P, 1955 : 76) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, angka kejadian diare tahun 2008 sebanyak 80 % di wilayah kabupaten Lamongan, di Puskesmas sebanyak 75 % kasus diare, di tingkat nasional pada tahun 2006 sebanyak 423 per seribu penduduk dan terjadi 1-2 kali per tahun, di tingkat propinsi pada tahun 2006 sebanyak 25 % kasus diare (Dep. Kes. RI). Kasus penyakit selain diare yang diderita pada anak usia sekolah antara lain pilek, batuk, demam, dan lain-lain. Dari data survey awal pada tanggal 14 Februari 2009 di MI Assadyah Kemlagi Gede dan selama bulan Januari-Februari 2009 ada 35 anak dari 154 siswa-siswi yang mengalami sakit,12 anak (34%) menderita diare, dan 23 anak (65 %) menderita sakit demam, batuk, pilek. Dari hasil observasi di MI Assadyah Kemlagi Gede semuanya mengatakan suka jajan. Jajanan yang mereka beli adalah makanan snack, kue basah, es sirop, permen. Dari 154 anak hanya ada 5 anak (5 %) yang membawa bekal dari rumah. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya, lingkungan, peran keluarga, dan ekonomi. Makanan atau jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran, yang bersumber dari bahan tambahan pangan berupa pewarna tekstil, zat pengawet, dan pemanis buatan. Demikian hasil penelitian Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) Makasar, yang menemukan lebih 90 persen makanan jajanan sekolah menggunakan pemanis buatan (sakarin/siklamat) dan pewarna tekstil (Arafah Madjid, 2004). Jangan dikira warna dan aroma yang menggugah selera pada jajanan anak sekolah hanya menawarkan kelezatan para murid sekolah. Pada umumnya murid sekolah tetap tergiur untuk membeli jajanan tanpa menyadari bahayanya diantaranya adalah diare (Arafah Madjid, 2004). Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat. Jelas ke semuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy. Nasrul, 1998 : 40). Semakin tinggi ekonomi keluarga maka kebutuhan hidup mereka terpenuhi dengan menjaga segala makanan yang akan dimakan, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam

menjaga kebersihan makanan. Sebaliknya jika ekonomi keluarga rendah maka, dalam memenuhi kebutuhannya terbatas dan mereka cenderung memenuhi kebutuhan dengan memakan makanan yang sudah dingin dan memakan makanan yang seadanya. Dan biasanya mereka membeli jajanan atau makanan yang relatif terjangkau tanpa menghiraukan kebersihan makanan yang di makan. Peran keluarga untuk menunjukkan kepada beberapa perilaku yang kurang lebih bersifat homogen yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang, kapan, dalam situasi tertentu (Friedman , 1998 : 286). Orang tua dalam peranan nya sebagai pelindung dan pemelihara yang harus mampu melindungi terhadap anaknya dari segala hal yang mengancam kesehatan. Termasuk dalam penyediaan makanan jika anak tidak dibekali makanan dari rumah, maka anak tersebut akan menjadi terbiasa jajanan yang ada di sekolah, tetapi pada anak yang nurut biasanya membawa bekal dari rumah. Lingkungan pemukiman dan rumah tangga, keluarga dan masyarakat merupakan lingkungan yang kompleks berkaitan dengan kesehatan (Wijono. Djoko, 1997 : 399). Sebagai manusia yang punya aktivitas banyak, mereka tak menghiraukan lingkungan baik di rumah, sekolah maupun di luar itu semua, semakin mereka tak menghiraukan maka banyak makanan yang termakan dan tercemar akibat polusi bakteri-bakteri yang menyebabkan diare, dan yang mudah sekali terkena juga anak-anak kecil Apalagi pada musim hujan yang menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban pada udara dan tanah. Memburuknya suhu dan kelembaban menyebabkan keadaan lingkungan menjadi buruk. Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang lembab dan sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak terpelihara kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi ini memiliki peranan sangat penting sebagai media penularan dan dominan dalam siklus penularan penyakit diare. Maka jajanan yang kurang bersih dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi terutama diare, batuk, pilek, kecacingan, mual, muntah, tifus. Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat menimbulkan kekurangan energi dan protein, sehingga akan berdampak pada tumbuh kembang anak yang tidak bisa optimal. Bahan Tambahan Pangan (BTP) ini juga dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan. Sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat (Soekidjo Notoatmodjo, 2005 : 362). Larangan jajan di sembarang tempat, yang dengan sendirinya perlu didukung dengan penyediaan kantin atau warung sekolah. Sebenarnya sudah banyak cara yang dilakukan pihak sekolah untuk mencegah jajanan sekolah berbahaya yang di beli oleh mereka, salah satunya dengan menyediakan beberapa kantin dan melarang penjual jajanan berjualan di depan sekolah (Kompas, 11/03/2009). Dengan tersedianya kantin

sekolah akan memudahkan guru atau petugas kesehatan untuk melakukan pengawasan baik dari segi gizinya, maupun dari segi kebersihan (hygiene) makanannya (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:372). Peran perawat dengan mengadakan dengan penyuluhan makanan jajanan untuk anak sekolah, ditekankan agar tidak mengonsumsi makanan yang menggunakan gula asli agar anak sekolah tidak cepat mengantuk dan lemas saat mengikuti pelajaran. Mengenai penggunaan pewarna makanan yang bersumber dari pewarna untuk tekstil, terutama Rodhamin B, itu sangat berbahaya, sebab zat pewarna tekstil yang terserap tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit kanker ( Arafah Madjid, 2004) http://www.gokkri.com/2010/07/makalah-hygiene-makanan-jajanan-anak.html

Penyebab diare :
Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam. GE ( flu perut) terbanyak karena virus. Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan. Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------perlu antiparasite Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :

Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

Pengobatan Diare

Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka TIDAK ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.

Diare akut dapat disembuhkan HANYA dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.

Yang perlu diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.

Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.

Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.

Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah:


Ingat menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik. Tetapi jangan menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari. Karena biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk. Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI) seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa). Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak GULA. Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini. Dan yang paling terpenting adalah Membuat anak kembali kemakanan padatnya ( dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati diarenya. Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.

Pencegahan Diare:

Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk sikecil. Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.

http://www.infoibu.com/tipsinfosehat/diare.htm

Cara penularan : Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan. Istilah diare : Diare akut = kurang dari 2 minggu Diare Persisten = lebih dari 2 minggu Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif : Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare. Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau : 1. buang air besar makin sering dan banyak sekali 2. muntah terus menerus 3. rasa haus yang nyata 4. tidak dapat minum atau makan 5. demam tinggi 6. ada darah dalam tinja Kriteria KLB/Diare : Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya. Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah. 1. Masa pra KLB Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh

lainnya : 1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik. 2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas. 3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat 4. Memperbaiki kerja laboratorium 5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11

Anda mungkin juga menyukai